Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MICROFINANCE

INFORMASI UMUM LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

Dosen Pengampu :

Heru Cahyono, M.E.Sy

Disusun Oleh :

Ana Uswatun Kh

EKONOMI SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON


LATAR BELAKANG

INFORMASI UMUM LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

Dalam upaya mendorong pemberdayaan masyarakat, khususnya masyarakat berpenghasilan


menengah ke bawah dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diperlukan dukungan
yang komprehensif dari lembaga keuangan. Selama ini UMKM terkendala akses pendanaan
ke lembaga keuangan formal. Untuk mengatasi kendala tersebut, di masyarakat telah tumbuh
dan berkembang banyak lembaga keuangan non-bank yang melakukan kegiatan usaha jasa
pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik yang didirikan pemerintah atau
masyarakat. Lembaga-lembaga tersebut dikenal dengan sebutan lembaga keuangan mikro
(LKM). Tetapi LKM tersebut banyak yang belum berbadan hukum dan memiliki izin usaha.
Dalam rangka memberikan landasan hukum yang kuat atas operasionalisasi LKM, pada 8
Januari 2013 telah diundangkan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga
Keuangan Mikro.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Yang Dimaksud LKM ?


2. Apa Tujuan LKM Didirikan ?

3. Bagaimana Prinsip utama Lembaga Keuangan Mikro ?


DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 Tentang Lembaga Keuangan Mikro (Undang-


Undang LKM).
2. Peraturan Pemerintah Nomor 89 Tahun 2014 tentang Suku Bunga Pinjaman Atau
Imbal Hasil Pembiayaan dan Luas Cakupan Wilayah Usaha Lembaga Keuangan
Mikro.

3. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK), SEOJK Nomor 29/SEOJK.05/2015


tentang Laporan Keuangan Lembaga Keuangan Mikro.

4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK):

a. POJK Nomor 12/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha dan Kelembagaan


Lembaga Keuangan Mikro.

b. POJK Nomor 13/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga


Keuangan Mikro.

c. POJK Nomor 14/POJK.05/2014 tentang Pembinaan dan Pengawasan Lembaga


Keuangan Mikro.

d. POJK Nomor 61/POJK.05/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas


Jasa Keuangan Nomor 12/POJK.05/2014 tentang Perizinan Usaha dan
Kelembagaan Lembaga Keuangan Mikro.

e. POJK Nomor 62/POJK.05/2015 tentang Perubahan atas Peraturan Otoritas


Jasa Keuangan Nomor 13/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha
Lembaga Keuangan Mikro.
PEMBAHASAN

A. Definisi Lkm

Lembaga Keuangan Mikro (LKM) adalah lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk
memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan masyarakat, baik melalui pinjaman
atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan masyarakat, pengelolaan
simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha yang tidak semata-mata
mencari keuntungan.

Kegiatan Usaha Lkm

1. Kegiatan usaha LKM meliputi jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan


masyarakat, baik melalui Pinjaman atau Pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada
anggota dan masyarakat, pengelolaan Simpanan, maupun pemberian jasa konsultasi
pengembangan usaha.
2. Kegiatan usaha yang dapat dilakukan secara konvensional atau berdasarkan Prinsip
Syariah.

3. LKM dapat melakukan kegiatan berbasis fee sepanjang tidak bertentangan dengan
ketentuan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

B. Tujuan LKM:

1. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat;

2. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat; dan

3. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama


masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah

Kewajiban Memperoleh Izin Usaha LKM


1. Lembaga yang akan menjalankan usaha LKM setelah berlakunya Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro, wajib memperoleh izin
usaha LKM.

2. Permohonan izin usaha sebagai LKM disampaikan kepada Kantor Regional/Kantor


OJK/Direktorat LKM sesuai tempat kedudukan LKM.

Bentuk Badan Hukum LKM

1. Koperasi; atau
2. Perseroan Terbatas (sahamnya paling sedikit 60 persen dimiliki oleh pemerintah
daerah kabupaten/kota atau badan usaha milik desa/kelurahan, sisa kepemilikan saham
PT dapat dimiliki oleh WNI atau koperasi dengan kepemilikan WNI paling banyak
sebesar 20 persen).

Kepemilikan LKM

LKM hanya dapat dimiliki oleh:

1. Warga Negara Indonesia;


2. Badan usaha milik desa/kelurahan;

3. Pemerintah daerah kabupaten/kota; atau

4. Koperasi.

LKM dilarang dimiliki, baik langsung maupun tidak langsung, oleh warga negara asing atau
badan usaha yang sebagian atau seluruhnya dimiliki oleh warga negara asing atau badan
usaha asing.

Luas Cakupan Wilayah Usaha dan Permodalan LKM


1. Luas Cakupan wilayah usaha suatu LKM berada dalam satu wilayah desa/kelurahan,
kecamatan, atau kabupaten/kota sesuai dengan skala usaha masing-masing LKM.
2. Skala usaha LKM yang dimaksud ditetapkan berdasarkan distribusi nasabah peminjam
atau Pembiayaan sebagai berikut:

a. LKM memiliki skala usaha desa/kelurahan apabila memberikan Pinjaman atau


Pembiayaan kepada penduduk di 1 (satu) desa/kelurahan;

b. LKM memiliki skala usaha kecamatan apabila memberikan Pinjaman atau


Pembiayaan kepada penduduk di 2 (dua) desa/kelurahan atau lebih dalam 1
(satu) wilayah kecamatan yang sama;
c. LKM memiliki skala usaha kabupaten/kota apabila memberikan Pinjaman atau
Pembiayaan kepada penduduk di 2 (dua) kecamatan atau lebih dalam 1 (satu)
wilayah kabupaten/kota yang sama.

3. Modal LKM terdiri dari modal disetor untuk LKM yang berbadan hukum PT atau
simpanan pokok, simpanan wajib, dan hibah untuk LKM yang berbadan hukum
Koperasi dengan besaran:

a. Wilayah usaha desa/kelurahan : Rp 50.000.000

b. Wilayah usaha kecamatan : Rp 100.000.000

c. Wilayah usaha kabupaten/kota : Rp 500.000.000

Transformasi LKM

LKM wajib bertransformasi menjadi bank perkreditan rakyat atau bank pembiayaan rakyat
syariah jika:

1. Melakukan kegiatan usaha melebihi 1 (satu) wilayah kabupaten/kota tempat


kedudukan LKM; atau
2. LKM telah memiliki:
a. Ekuitas paling kurang 5 (lima) kali dari persyaratan modal disetor minimum
bank perkreditan rakyat atau bank pembiayaan rakyat syariah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

b. Jumlah dana pihak ketiga dalam bentuk simpanan yang dihimpun dalam 1
(satu) tahun terakhir paling kurang 25 (dua puluh lima) kali dari persyaratan
modal disetor minimum bank perkreditan rakyat atau bank pembiayaan rakyat
syariah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Laporan Keuangan LKM

1. LKM wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala setiap 4 (empat) bulan
untuk periode yang berakhir pada 30 April, 31 Agustus, dan 31 Desember kepada
OJK.

2. Penyampaian laporan keuangan dilakukan paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
3. Ketentuan mengenai laporan keuangan LKM diatur dalam surat edaran OJK.

Larangan Bagi LKM

Dalam melakukan kegiatan usaha, LKM dilarang:

1. Menerima Simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran;
2. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing;

3. Melakukan usaha perasuransian sebagai penanggung;

4. Bertindak sebagai penjamin;

5. Memberi pinjaman atau pembiayaan kepada LKM lain, kecuali dalam rangka
mengatasi kesulitan likuiditas bagi LKM lain dalam wilayah kabupaten/kota yang
sama;

6. Melakukan penyaluran pinjaman atau pembiayaan di luar cakupan wilayah usaha; atau
7. Melakukan usaha di luar kegiatan usaha seperti yang dimaksud dalam Pasal 2
Peraturan OJK Nomor 13/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Lembaga
Keuangan Mikro.

Pembinaan, Pengaturan, dan Pengawasan LKM

1. Pembinaan, pengaturan, dan pengawasan LKM dilakukan oleh OJK.


2. Dalam melakukan pembinaan LKM, OJK berkoordinasi dengan kementerian yang
menyelenggarakan urusan koperasi dan Kementerian Dalam Negeri.

3. Pembinaan dan pengawasan LKM didelegasikan kepada pemerintah daerah


kabupaten/kota atau pihak lain yang ditunjuk.

C. Prinsip Utama Lembaga Keuangan Mikro

1. Masyarakat berpenghasilan rendah membutuhkan berbagai macam layanan keuangan,


bukan hanya kredit saja.

2. Keuangan mikro sangat powerful untuk memerangi kemiskinan.

3. Keuangan mikro berarti membangun sistem keuangan untuk melayani masyarakat


berpenghasilan rendah.

4. Keuangan mikro harus dapat menghidupi dirinya sendiri, hal itu dapat terwujud apabila
lembaga keuangan mikro menjangkau / melayani banyak masyarakat berpenghasilan rendah.

5. Keuangan mikro berarti membangun lembaga keuangan lokal yang permanen, dimana
lembaga keuangan lokal tersebut diharapkan mampu menarik simpanan bagi masyarakat
sekitar dan selanjutnya disalurkan kembali dalam bentuk kredit atau layanan finansial lainnya.
6. Kredit mikro tidak selalu menjadi jawaban. Dukungan / bantuan dalam bentuk lain
mungkin akan lebih tepat bagi masyarakat miskin yang tidak memiliki kecukupan penghasilan
dan atau kemampuan untuk membayar hutang.

7. Pembatasan suku bunga kredit akan menyakiti masyarakat berpenghasilan rendah karena
mereka akan kesulitan dalam mengakses kredit. Biaya untuk pemberian kredit mikro memang
lebih mahal dibandingkan kredit besar.

8. Peran pemerintah seharusnya mendorong tumbuh dan berkembangnya layanan keuangan


mikro, bukan menyediakan layanan mikro sendiri secara langsung.

9. Dana dari donor dan pemerintah seharusnya menjadi pelengkap pelaku keuangan mikro
dari sektor swasta, bukan malah menjadi pesaing.

10. Kekurangan lembaga keuangan mikro yang kuat dan pengelola keuangan mikro yang
professional menjadi bottleneck. Peran nonor dan pemerintah seharusnya fokus pada
pengembangan kapasitas kelembagaan (capacity building).

11. Keuangan mikro dapat bekerja secara efektif ketika kinerjanya dapat diukur dan
kinerjanya terbuka bagi publik umumnya, dan stakeholders khususnya.

PENUTUP

Kesimpulan

LKM merupakan lembaga keuangan yang berorientasi pada upaya peningkatan kesejahteraan
anggota dan masyarakat. untuk memberikan jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan
baik melalui pinjaman atau pembiayaan dalam usaha skala mikro kepada anggota dan
masyarakat.

Tujuan LKM :

1. Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat


2. Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat

3. Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat

Prinsip utama LKM :


1. Keuangan mikro sangat powerful untuk memerangi kemiskinan.
2. Keuangan mikro berarti membangun sistem keuangan untuk melayani masyarakat
berpenghasilan rendah.

DAFTAR PUSTAKA

http://islamicmicrofinance.blogspot.co.id/2012/01/resensi-buku-keuangan-mikro-islam.html

http://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Lembaga-Keuangan-Micro.aspx

http://keuanganmikro.blogspot.co.id/2014/04/11-prinsip-utama-keuangan-mikro.html

Anda mungkin juga menyukai