Jurnal
Jurnal
3. Identifikasi Personal
Secara umum terdapat sembilan metode identifikasi untuk
mengidentifikasi individu pada kasus-kasus forensik, yaitu metode visual, pakaian,
perhiasan, dokumen, medis, odontologi forensik, serologi, daktiloskopi (sidik jari),
dan eksklusi. Seluruh metode forensik tersebut dilakukan oleh berbagai pakar dari
berbagai disiplin ilmu-ilmu forensik di bawah koordinasi pihak kepolisian dimana
peran dokter adalah dalam identifikasi medis, serologi, dan odontologi.2
Salah satu jenis pemeriksaan serologi (serologi forensik) adalah
identifikasi golongan darah korban dan pelaku yang dapat dideteksi melalui suatu
trace evidence seperti bercak darah/darah kering pada kasus perlukaan, semen
pada kasus pemerkosaan, atau air liur/saliva pada kasus gigitan.4 Pada identifikasi
melalui saliva ini haruslah dibuat sediaan ulas dari air liur yang masih basah
maupun sudah kering yang terdapat di sekitar gigitan pada korban atau bekas
gigitan (bite mark) yang dapat menampakkan pola gigitan permukaan bukalis
yang berasal dari tersangka pelaku. Selanjutnya sediaan ulas tersebut harus
dikirim ke laboratorium serologis, apabila saliva berasal dari individu sekretor,
maka golongan darahnya dapat diketahui. Identifikasi ini disebut sebagai
pelacakan dari jejak air liur atau Salivary Trace Evidence.1
4. Saliva
Saliva merupakan sekresi campuran, 90% produknya dihasilkan oleh
kelenjar parotis, submandibular dan sublingual, dan sisanya dihasilkan oleh
kelenjar-kelenjar tambahan yang terdapat pada palatum lunak dan pada
permukaan internal bibir dan pipi. Tipe sekresi berbeda-beda tergantung kelenjar
penghasilnya. Kelenjar parotid menghasilkan saliva yang bersifat serosa (cair),
sublingual bersifat mukus (kental), sementara submandibular bersifat
12
seromukus.
Volume saliva per hari sulit ditentukan, tetapi nilai rata-ratanya adalah
antara 1 dan 1,5 liter. Pada kondisi istirahat, laju aliran saliva berkisar di angka
0,3 ml/menit (range : 0,05-1,8 ml/menit) dan akan meningkat antara 2,5-5
ml/menit jika distimulasi. Berdasarkan hal tersebut, dengan mengabaikan aliran
sewaktu tidur, maka dapat dihitung saliva yang dihasilkan per hari berkisar
antara 700-800 ml.12
Air 94,0-99,5 %
Benda padat 0,5 (terstimulasi) 6,0 % (tak terstimulasi)
Spesific gravity 1,002 1,008
pH (rata-rata) 6,7
pH (range) 6,2 7,6
a. Komponen-komponen Inorganik
Ca2+ 12 25
2+
Mg 0,2 0,5 1,0
2+
Na 6 26 140
+
K 14 32 4
+
NH4 17 0,03
- 2-
H2PO4 + HPO4 2- 23 2
-
Cl 17 29 103
HCO3- 2 30 27
-
F 0,001 0,005 0,01
-
SN 0,1 2,0 -
b. Komponen-komponen organik
Urea (dewasa) 26 5
Urea (anak) 12 -
Uric acid 0,2 3
Asam amino (bebas) 12 2
Glukosa (bebas) 0,05 5
Laktat 0,1 1
Asam lemak (mg/l) 10 3000
Makromolekul Saliva (mM) Plasma (mM)
Protein 1400 6400 70000
Glycoprotein sugars 110 300 1400
Amilase 380 -
Lisozim 109 -
Peroksidase 3 -
IgA 194 1300
IgG 14 13000
IgM 2 1000
Lipid 20 30 5500
Glikoprotein musin memiliki berat molekul yang tinggi dan sekitar 70%
dari berat molekul ini adalah karbohidrat, dimana bagian karbohidrat dari
molekul ini sangat bervariasi dan beberapa di antaranya membawa spesifitas
golongan darah berupa substansi golongan darah (aglutinogen A, B, dan O).14
Glikoprotein musin ini merupakan pembawa utama dari senyawa oligosakarida
yang merupakan kandungan dari substansi golongan darah pada saliva manusia.6,
14
Hal ini memiliki makna penting secara medikolegal dalam penentuan
golongan darah melalui penjejakan saliva dari individu sekretor.12
Jejak bukti
di TKP
Darah Cairan
tubuh
Semen
Keringat
Saliva
Individu
Sekretor
Pemeriksaan
Golongan
Darah
Identifikasi
individu