Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN


KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA dan PELESTARIAN
BUDAYA BANGSA INDONESIA

DOSEN PENGAMPU : Drs Donatus Manang, M.S

Disusun Oleh :

1. Hendrick Rubbiantoro (1211700030)

2. Khanivah Fauzi (1211700011)

3. Mochammad Akbar (1211700019)

4. Muhammad Anas (1211700022)

5. Moh. Ashari (1211700132)

6. Hedy Prastiyan Ramadhan (1211700054)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945

2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
dengan judul Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumber Daya
Manusia dan Pelestarian Budaya Bangsa Indonesia.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya
Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pelestarian Budaya Bangsa Indonesia
untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Surabaya, Desember 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................................... 1


BAB I ................................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Makalah..................................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Makalah................................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 5
2.1 Pendidikan Pancasila ............................................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Pendidikan Pancasila .................................................................................. 5
2.1.2 Hakekat Pendidikan Pancasila ...................................................................................... 5
2.1.3 Landasan Pendidikan Pancasila .................................................................................... 6
2.1.4 Tujuan Pendidikan Pancasila ........................................................................................ 8
2.2 Pengertian Sumber Daya Manusia..................................................................................... 10
2.3 Pengertian Pelestarian Budaya ........................................................................................... 10
2.4 Pentingya Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas......................... 12
BAB III............................................................................................................................................ 14
PENUTUP....................................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 14
3.2 Saran ..................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka ................................................................................................................................. 15
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan IPTEK, manusia pun ikut berubah menyesuaikan diri
dengan perkembangan jaman. Masyarakat Indonesiapun ikut turut mengikutinya, ada yang
bisa menyaring apa yang terjadi dengan perkembangan zaman ada pula yang tidak bisa dan
hanya mengikuti tanpa memahami, akibat positif dan negatifnya dari perkembangan zaman
ini.

Oleh sebab itu, dibutuhkan suatu filter untuk memfilter semua ini, yaitu pancasila
sebagai dasar Negara. Dibutuhkan sekali manusia yang mengikuti perkembangan zaman,
Namun ia juga bisa memilih mana yang baik dan mana yang benar serta mana yang salah.
Maka, peningkatan kualitas sumber daya manusia yang merupakan hal yang menjamin
Indonesia sebagai tetap Indonesia yang sebenarnya. Haruslah berdasarkan pancasila.

Dan sebagaimana kita ketahui juga bahwa budaya yang ada di Indonesia bisa
dikatakan hampir punah dikarenakan kurangnya pelestarian dari masyarakatnya sendiri.
Maka daripada itu budtuhnya faktor pendorong untuk menumbuhkan rasa peduli terhadap
budayanya sendiri, faktor pendorong tersebut adalah Pancasila.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam penelitian ini adalah Apa
peran pendidikan Pancasila sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia dan
pelestarian budaya bangsa Indonesia?

1.3 Tujuan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah agar pembaca dan penulis dapat
mengetahui sebenarnya peranan pendidikan Pancasila sebagai upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia dan pelestarian budaya bangsa Indonesia.

1.4 Manfaat Makalah


Setelah pembaca makalah ini, maka setidaknya pembaca akan memahami peranan
pendidikan Pancasila sebagai upaya peningkatan sumber daya manusia dan pelestarian
budaya bangsa Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Pendidikan Pancasila
2.1.1 Pengertian Pendidikan Pancasila
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

Sedangkan Pancasila Secara etimologi istilah Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta
yang memiliki arti Panca artinya lima Syila artinya batu sendi, alas/dasar Syiila artinya
peraturan tingkah laku yang baik Pancasila adalah dasar filsafat Negara Republik Indonesia
yang secara resmi disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 and tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia Tahun. II No. 7
tanggal 15 Februari 1946 bersama-sama dengan Batang Tubuh UUD 1945.
Jadi pendidikan pancasila sendiri merupakan sekumpulan materi didikan dan pengenalan
akan pancasila sebagai dasar negara, dan untuk menanamkan ideologi pancasila itu sendiri
kepada anak didik atau Pendidikan pancasila yaitu pendidikan nilai-nilai yang bertujuan
membentuk sikap dan perilaku positip manusia/mahasiswa sesuai dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
2.1.2 Hakekat Pendidikan Pancasila
Menurut Hamid Darmadi (2013), menyatakan bahwa Hakekat pendidikan Pancasila
adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara
dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan
kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan
negara. Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata
Negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka
takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia.
Menurut UU sisdiknas No.20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 bahwa pendidikan adalah usaha
sadar dan terencanna untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan
yang diperlukan dirinya ,masyarakat, bangsa dan Negara. Serta menurut Carter v. Good
(1997) bahwa pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk
sikap dan perilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa Pendidikan mengandung tujuan yang ingin dicapai dengan membentuk
kemampuan individu mengembangkan dirinya, serta kemampuan-kemampuan itu
berkembang sehingga bermanfaat untuk kepentingan hidupnya sebagai seorang individu,
maupun sebagai warga negara dan warga masyarakat.
Hakekat Pendidikan Pancasila di Indonesia adalah sebagai program pendidikan
yang berdasarkan nilai-nilai pancasila untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur
dan moral yang berakar pada budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang
diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari hari. Pelajaran yang dalam
pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosial, budaya, bahasa, usia, dan suku
bangsa memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter seperti yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.
2.1.3 Landasan Pendidikan Pancasila
Landasan didalam pendidikan pancasila terdiri dari beberapa landasan, diantaranya
yaitu sebagai berikut :
1. Landasan Historis
Suatu bangsa memiliki ideologi dan pandangan hidup sendiri yang diambil dari nilai-nilai
yang hidup dan berkembang dalam bangsa itu sendiri. Bangsa Indonesia harus memiliki visi
serta pandangan hidup yang kuat agar tidak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat
internasional. Bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan yang
kuat. Hal ini dapat terlaksana bukan melalui suatu kekuasaan atau hegemoni ideologi
melainkan suatu kesadaran berbangsa yang berakar pada sejarah bangsa. Oleh karena itu
secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara obyektif historis telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu nilai-nilai Pancasila tersebut tidak
lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena itu berdasarkan fakta obyektif secara
historic kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan nilai-nilai Pancasila.
Setelah itu melalui proses sejarah yang cukup panjang, nilai-nilai Pancasila itu telah melalui
pematangan, sehingga tokoh-tokoh bangsa Indonesia saat akan mendirikan Negara Republik
Indonesia menjadikan Pancasila sebagai dasar Negara. Dalam perjalanan ketatanegaraan
Indonesia telah terjadi perubahan dan pergantian Undang-Undang Dasar, seperti UUD45
digantikan kedudukannya oleh Konstitusi RIS, kemudian berubah menjadi UUD Sementara
tahun 1950 dan kembali lagi menjadi UUD 1945. Dalam pembukaan ketiga Undang-Undang
Dasar itu tetap tercantum nilai-nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan bahwa Pancasila telah
disepakati sebagai nilai yang dianggap paling tinggi keberadaannya. Oleh sebab itu secara
historis kehidupan bangsa Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan nilai-nilai Pancasila.
2. Landasan Kultural
Setiap bangsa di dunia dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara senantiasa
memiliki suatu pandangan hidup, filsafat hidup serta pegangan hidup agar tidak terombang-
ambing dalam kancah pergaulan masyarakat internasional. Pandangan hidup bagi suatu
bangsa adalah bangsa yang tidak memiliki kepribadian dan jati diri, sehingga bangsa itu
mudah terombang-ambing dari pergaulan, dari pengaruh yang berkembang di luar.
Kemudian Pancasila sebagai kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia merupakan
pencerminan nilai-nilai yang telah lama tumbuh dalam kehidupan bangsa
Indonesia. Sebagai hasil pemikiran dari tokoh-tokoh bangsa Indonesia yang digali dari
budaya bangsa sendiri, Pancasila tidak mengandung nilai-nilai yang kaku dan tertutup.
Pancasila mengandung nilai-nilai yang terbuka bagi masuknya nilai-nilai baru yang positif.
Dengan demikian generasi penerus bangsa dapat memperkaya nilai-nilai pancasila dengan
perkembangan zaman. Sehingga dari pemikiran tersebut, maka dapat dikatakan bahwa
Pancasila memiliki landasan cultural yang kuat bagi bangsa Indonesia.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis perkuliahan Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi tertuang dalam
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 39 telah
menetapkan bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur dan jenjang pendidikan, wajib memuat
Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Demikian juga berdasarkan SK Menteri Pendidikan Nasional RI No.232/U/2000, tentang
Pedoman Penyusun Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa,
pasal 10 ayat (1) dijelaskan bahwa kelompok Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan,
wajib diberikan dalam kurikulum setiap program studi, yang terdiri atas Pendidikan
Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan. Sebagai realisasi dari SK
tersebut Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi, mengeluarkan Surat Keputusan
No.38/DIKTI/Kep?2002, tentang Rambu-rambu Pelaksanaan Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian. Pada pasal 3 dijelaskan bahwa kompetensi kelompok mata kuliah MPK
bertujuan menguasai kemampuan berfikir, bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas
sebagai manusia intelektual. Adapun rambu-rambu mata kuliah MPK Pancasila tersebut
adalah terdiri atas selain segi historis, filosofis, ketatanegaraan, kehidupan berbangsa dan
bernegara juga dikembangkan etika politik. Pengembangan rambu-rambu kurikulum
tersebur diharapkan agar mahasiswa mampu mengambil sikap sesuai dengan hati nuraninya,
mengenali masalah hidup terutama kehidupan rakyat, mengenali perubahan serta mampu
memaknai peristiwa sejarah, nilai-nilai budaya demi persatuan bangsa.
4. Landasan Filosofis
Pancasila sebagai dasar filsafat negara dan filosofis bangsa Indonesia merupakan suatu
keharusan moral secara konsisten merealisasikannya dalam setiap aspek kehidupan dengan
mendasarkan pada nilai-nilai dalam sila-sila pancasila. Secara filosofis, bangsa Indonesia
sebelum mendirikan negara sebagai bangsa yang berketuhanan dan berperikemanusiaan
secara objektif, manusia Indonesia adalah berketuhanan, berperikemanusiaan yang adil dan
beradab serta berusaha mempertahankan persatuan untuk mewujudkan keadilan.
Nilai-nilai pancasila merupakan dasar filsafat negara, maka konsekuensinya, setiap aspek
penyelenggaraan negara harus bersumber pada nilai-nilai pancasila termasuk sistem
peraturan perundang-undangan. Pancasila sebagai falsafah negara, menjadi nilai
pembangunan nasional yang berkaitan dengan politik, ekonomi, hukum, sosial dan budaya
serta memprtahankan keamanan.
2.1.4 Tujuan Pendidikan Pancasila
Pendidikan pancasila yang mengajarkan masyarakat tentang pancasila sangat lah besar
manfaatnya karena pancasila memiliki beberapa tujuan. Adapun tujuan dari pendidikan
pendidikan pancasila itu sendiri menurut Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, adalah
mencakup :
Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai
hubungan antara warga negara dengan negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang
diandalkan oleh bangsa dan negara.
Tujuan Khusus
1. Agar siswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,
jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagawai WNI terdidik dan bertanggungjawab.
2. Agar siswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya dengan
pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan
Nusantara, dan Ketahanan Nasional
3. Agar siswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan,
cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
Adapun tujuan dalam mempelajari pendidikan pancasila adalah untuk menghasilkan peserta
didik yang memiliki sikap dan perilaku sebagai berikut :
a. Agar beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME.
b. Berprikemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Mendukung persatuan bangsa.
d. Mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan individu/golongan.
e. Mendukung upaya untuk mewujudkan suatu keadilan sosial dalam
masyarakat.
f. Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab
sesuai dengan hati nuraninya.
g. Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan
serta cara-cara pemecahannya.
h. Mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
Pendidikan diselenggarakan berdasarkan filsafat hidup serta berlandaskan sosiokultural
setiap masyarakat, termasuk di Indonesia. Kajian ketiga landasan itu (filsafat, sosiologis dan
kultural) akan membekali setiap tenaga kependidikan dengan wawasan dan pengetahuan
yang tepat tentang bidang tugasnya
2.2 Pengertian Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia merupakan potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk
mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu
mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya
kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan. Dalam pengertian
praktis sehari-hari, SDM lebih dimengerti sebagai bagian integral dari sistem yang
membentuk suatu organisasi yang mengelola sumberdaya alam (SDA).
2.3 Pengertian Pelestarian Budaya
Pelestarian, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI offline, QT Media ,
2014) berasal dari kata dasar lestari, yang artinya adalah tetap selama-lamanya tidak
berubah. Kemudian, dalam kaidah penggunaan Bahasa Indonesia, pengunaan awalan pe-
dan akhiran an artinya digunakan untuk menggambarkan sebuah proses atau upaya (kata
kerja). Jadi berdasarkan kata kunci lestari ditambah awalan pe- dan akhiran an, maka
yang dimaksud pelestarian adalah upaya atau proses untuk membuat sesuatu tetap
selama-lamanya tidak berubah. Bisa pula didefinisikan sebagai upaya untuk
mempertahankan sesuatu supaya tetap sebagaimana adanya.

Merujuk pada definisi pelestarian dalam Kamus Bahasa Indonesia diatas, maka
saya mendefinisikan bahwa yang dimaksud pelestarian budaya (ataupun budaya lokal)
adalah upaya untuk mempertahankan agar/supaya budaya tetap sebagaimana adanya.
Lebih rinci A.W. Widjaja (1986) mengartikan pelestarian sebagai kegiatan atau yang
dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu
yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan
selektif (Jacobus, 2006:115).

Mengenai pelestarian budaya lokal, Jacobus Ranjabar (2006:114) mengemukakan


bahwa pelestarian norma lama bangsa (budaya lokal) adalah mempertahankan nilai-nilai
seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis,
serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang.

Salah satu tujuan diadakannya pelestarian budaya adalah juga untuk melakukan
revitalisasi budaya (penguatan). Mengenai revitalisasi budaya Prof. A.Chaedar Alwasilah
mengatakan adanya tiga langkah, yaitu : (1) pemahaman untuk menimbulkan kesadaran,
(2) perencanaan secara kolektif, dan (2) pembangkitan kreatifitas kebudyaaan. pelestarian
adalah sebuah upaya yang berdasar, dan dasar ini disebut juga faktor-faktor yang
mendukungnya baik itu dari dalam maupun dari luar dari hal yang dilestarikan. Maka dari
itu, sebuah proses atau tindakan pelestarian mengenal strategi atapun teknik yang
didasarkan pada kebutuhan dan kondisinya masing-masing ( Chaedar, 2006: 18)

Kelestarian tidak mungkin berdiri sendiri, oleh karena senantiasa berpasangan dengan
perkembangan, dalam hal ini kelangsungan hidup. Kelestarian merupakan aspek
stabilisasi kehidupan manusia, sedangkan kelangsungan hidup merupakan percerminan
dinamika. (Soekanto, 2003: 432) Menjadi sebuah ketentuan dalam pelestarian budaya
akan adanya wujud budaya, dimana artinya bahwa budaya yang dilestarikan memang
masih ada dan diketahui, walaupun pada perkembangannya semakin terkisi atau
dilupakan. Pelestarian itu hanya bisa dilakukan secara efektif manakala benda yang
dilestarikan itu tetap digunakan dan tetap ada dijalankan. Kapan budaya itu tak lagi
digunakan maka budaya itu akan hilang. Kapan alat-alat itu tak lagi digunakan oleh
masyarakat, alat-alat itu dengan sendirinya akan hilang (Prof. Dr. I Gede Pitana, Bali
Post, 2003).

Mengenai proses kebudayaan dan strategi atau pola yang digunakannya, perlu
untuk merujuk pada pengertian kebudayaan yang diajukan oleh Prof. Dr. C.A. van
Peursen (1988:233), berikut ini : Kebudayaan sebetulnya bukan suatu kata benda,
melainkan suatu kata kerja. Atau dengan lain perkataan, kebudayaan adalah karya kita
sendiri, tanggung jawab kita sendiri. Demikian kebudayaan dilukiskan secara fungsionil,
yaitu sebagai suatu relasi terhadap rencana hidup kita sendiri. Kebudayaan lalu nampak
sebagai suatu proses belajar raksasa yang sedang dijalankan oleh umat manusia.
Kebudayaan tidak terlaksana diluar kita sendiri, maka kita (manusia) sendirilah yang
harus menemukan suatu strategi kebudayaan. Termasuk dalam proses melestarikan
kebudayaan. Karena, proses melestarikan kebudayaan itu adalah pada hakekatnya akan
mengarah kepada perilaku kebudayaan dengan sendirinya, jika dilakukan secara terus
menerus dan dalam kurun waktu tertentu.
2.4 Pentingya Pendidikan Pancasila Sebagai Upaya Peningkatan Kualitas Sumber
Daya Manusia dan Pelestarian Budaya
Ukuran kualitas sumber daya manusia sesungguhnya adalah muara dari proses
proses pembangunan dalam segala bidang. Konsepsi pembangunan terbaru adalah
meletakkan manusia sebagai pusat perhatian. Konsep ini memperhatikan bahwa manusia
perlu menyadari potensinya untuk meningkatkan pilihan pilihan untuk membawa
kehidupannya lebih bernilai (UNDP, 2009). Untuk itu setiap negara perlu menyusun
kebijakan yang menjamin kesejahteraan yang lebih baik dengan cara memperbaiki
lingkungan dan menjauhkan manusia dari konflik dan kerusakan lingkungan.

Berdasarkan World Development Report (WDR) tahun 2009, IPM Indonesia


masih berda pada tingkat ke-111, tertinggal dibanding Thailand (peringkat 87), Malaysia
(peringkat 66), Filipina (peringkat 105) atau Singapura (peringkat 23). Tidak jauh
berbeda, indeks kompetisi global atau IKG (Global Competitive Index) Indonesia
(peringkat 54) juga ketinggalan dibanding Singapura (3), Malaysia (24), dan Thailand
(36), namun lebih baik dibanding Filipina (75) dan Vietnam (87) (World Economic
Forum, 2009).

Data diatas menunjukan bahwa upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
di Indonesia masih menjadi tugas yang sangat berat. Rendahnya indeks kualitas dan
kompetisi manusia Indonesia menunjukkan rendahnya kemampuan survival dikaitkan
dengan tantangan dan dinamika global (Poespowardojo dan Hardjatno, 2010). Keadaan
tersebut sangat kondratiktif dengan semangat dan cita cita kebangsaan yang telah
dideklarasikan para pendiri bangsa. Para pendirrri bangsa mampu menggali nilai nilai
budaya luhur terutama nilai nilai filsafat, baik itu filsafat hidup (filsafat pancasila)
maupun filsafat keagamaan. Hal ini memberikan identitas dan martabat sebagai bangsa
yang beradab, sekaligus memiliki jiwa dan kepribadian yang religius.

Oleh karena itu dalam mewujudkan upaya peningkatan kualitas sumber daya
manusia dibutuhkan faktor pendorong yaitu sebuah pendidikan. Dalam hal ini,
pendidikan Pancasila memiliki peranan penting dalam pengembangan sumber daya
manusia dikarenakan Pancasila sendiri memiliki nilai nilai yang mengarahkan
masyarakat untuk untuk beretika dan bermoral. Sehingga ketika masyarakat mampu
beretika dan bermoral bisa dikatakan bahwa kualitas sumber dayanya bagus. Untuk
daripada itu pendidikan Pancasila memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dengan cara memperbaiki etika dan moral masyarakat.

Pentingnya mempertahankan budaya yang ada di Indonesia, karena mulai


masuknya budaya-budaya asing yang masuk ke Indonesia. Kurangnya filterisasi terhadap
budaya asing yang masuk ke Indonesia membuat budaya yang ada di Indonesia mulai
luntur. Sehingga butuh sosok pendidikan yang mampu membangkitkan rasa cinta budaya
bangsa indonesia sendiri. Pendidikan Pancasila memiliki peranan dalam pelestarian
budaya dikarenakan, Pancasila merupakan alat pemersatu keanegaraman budaya yang
ada di Indonesia. Oleh karena itu dalam pendidikan Pancasila kita diajarkan untuk
menjaga dan melestarikan budaya Indonesia agar tidak luntur.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah bagian dari proses dan tujuan
dalam pembangunan nasional indonesia. Oleh karena itu, pikiran pikiran pembangunan yang
berkembang di indonesia sangat dipengaruhi oleh kesadaran yang makin kuat akan tidak
terhindarnya keikutsertaan bangsa indonesia dalam proses global yang sedang berlangsung
saat ini.
Maka dari itu peningkatan kualitas sumber daya manusian sudah semestinya untuk
di kembangkan dalam pembangunan di indonesia. Dengan tersedianya sumber daya manusia
yang memadai dalam arti kuantitas dan kualitas maka tantangsn di masa yang akan
mendatang akan bisa di atasi dengan baik.
Dari berbagai definisi di atas, dapat di peroleh kesimpulan mengenai kebudayaan
yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide gagasan yang terdapat di dalam pikiran
manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujutan kebudayaan adalah benda-benda yang di ciptakan manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi seni dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat
3.2 Saran
Diharapkan makalah ini dapat mengingatkan pembaca bahwa pendidikan pancasila
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan pelestarian budaya, sehingga agar
Indonesia menjadi lebih baik.
Daftar Pustaka
Dessler, Garry. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Indeks.

Poespowardojo, S dan Hardjatno, N. J. M. T. (2010). Pancasila Sebagai Dasar Negara Dan


Pandangan Hidup Bangsa. Pokja Ideologi. Lemhannas, Jakarta

TIM. (2010). Pendidikan Pancasila. Tondano: Universitas Negeri Manado.

http://ul102.ilearning.me/2015/05/30/pentingnya-melestarikan-budaya-indonesia-4/

http://www.kaskus.co.id/thread/51c090a2621243da2c000004/pentingnya-melestarikan--
kebudayaan-indonesia/

Anda mungkin juga menyukai