Anda di halaman 1dari 21

PENDIDIKAN MATEMATIKA DI KELAS RENDAH

(Bilangan Bulat dan Pembelajarannya)

Oleh:

Nama Kelompok:

1. I Pt Rian Nugraha Wiraharta NIM. 1611031226


2. Ni Made Rosita Dewi NIM. 1611031229
3. Ni Luh Ardhia Octaviyantari NIM. 1611031234
4. Putu Ayu Windha KrismayoniNIM. 1611031235
5. Ni Kadek Ayu Mita Wulansari NIM. 1611031236

Kelas : D/III

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNDIKSHA
SINGARAJA
2017

Bilangan Bulat dan Pembelajarannya


A. Pengenalan Bilangan Bulat
Himpunan bilangan bulat terdiri atas bilangan bulat negative, nol, dan bilangan bulat
positif. Pembelajaran operasi bilangan bulat erring menyulitkan karena sering tercampur
tanda positif dan negative bilangan bulat dan tanda operasi penjumlahan atau pengurangan.
Hal ini mengakibatkan konsep operasi penjumlahan atau pengurangan bilangan bulat tidak
dipahami dengan baik.

Pada waktu kita melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah,
misalnya 6 + a = 3, berapakah nilai a yang memenuhi persamaan tersebut ?

a = 3 6 = ....

Pada garis bilangan tersebut jika kita melangkah dari posisi 0 ke arah kanan sebanyak
3 langkah maka kita dikatakan akan sampai pada posisi angka 3. Hal ini berarti 0 + 3 = 3

Bagaimanakah hasilnya jika kita melangkah dari posisi 0 ke arah kiri sebanyak 3 langkah?
Hal ini terkait dengan operasi 0-3 = ....

Untuk melengkapi biangan-bilangan dari kiri 0 pada garis bilangan tersebut. Para ahli
matematika menetapkan sebagai berikut;

0-1 sebagai bilangan negative satu, ditulis -1

0-2 sebagai bilangan negative satu, ditulis -2 dan seterusnya


Jadi, bilangan bulat terdiri dari:

1. Bilangan-bilangan yang bertanda positif yang disebut sebagai bilangan bulat positif,
yaitu 1, 2, 3, 4, 5 ....
2. Bilangan nol, yaitu 0
3. Bilangan-bilangan yang bertanda negative yang disebut sebagai bilangan bulat
negative, yaitu -1, -2, -3,-4, -5 ....
Jika berjalan kearah timur disebut kearah positif, maka berjalan kearah barat disebut
kearah negative. Jika berbuat baik diartikan sebagai perbuatan positif, maka berbuat buat
buruk diartikan sebagai negative.
B. Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan
Pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat perlu mendapat
perhatian dari guru karena pada operasi ini siswa baru berkenalan dengan bilangan negative.
1. Garis Bilangan
a. Mendefinisikan bilangan bulat menggunakan garis bilangan
Setelah garis bilangan dibuat, kita dapat mendefinisikan bilangan bulat dengan
membuat anak panah di atas garis bilangan. Bilangan positif a didefinisikan dengan anak
panah yang panjangnyaa satuan dn arah panahnya menghadap arah positif (kanan),
sedangkan bilangan negative b didefinisikan dengan anak panah dengan panjang b dan
arahnya menghadap arah negative (kiri).
Contoh mendefinisikan bilangan positif 4

Contoh mendefinisikan bilangan -5


b. Aturan Operasi Penjumlahan
Penjumlahan dua bilangan bulat adalah sebagai berikut :
- Gambar anak panah bilangan bulat pertama dengan pangkal di nol
- Gambar anak panah bilangan kedua dengan pangkal diujung anak panah bilangan
pertama
- Hasil penjumlahan kedua bilangan ditunjukkan oleh anak panah dengan pangkal nol
dan berujung di ujung anak panah bilangan kedua.
Contoh 1 :
3 + (-7) = ....
3

-7

-4

-7

Hasilnya 3 + (-7) = -4

c. Aturan Operasi Pengurangan


Aturan operasi pengurangan dua bilangan bulat :
- Gambar anak panah bilangan pertama dengan pangkal nol
- Gambar anak panah bilangan kedua diujung anak panah bilangan pertama denan arah
yang berlawanan.
- Hasil pengurangan kedua bilangan ditunjukkan dengan anak panah dengan pangkal
nol dan berujung dipangkal bilangan kedua.
Contoh 2 :
4 (-2) = ....

-2

-2

Hasilnya 4 (-2) = 6

2. Permainan Baris Berbaris


Permainan ini diilhami dari aturan-aturan pada garis bilangan. Pada permainan ini
diperlukan sarana lantai bertegel atau halaman tanah yang diberi tanda seperti lantai bertegel
disesuaikan dengan keadaan sekitar. Sedangkan aturan permainan baris berbaris adalah :
Sumbu garis bilangan positif menghadap ke kanan, negatif ke kiri.
Seorang peraga (demonstrator/pemain) awalnya berdiri pada angka 0 dan
menghadap ke kanan.
Bilangan positif A didefinisikan dengan bergerak maju A langkah.
Bilangan negatif B (-B) didefinisikan dengan bergerak mundur B langkah.
Operasi penjumlahan diartikan tidak mengubah arah.
Operasi pengurangan diartikan balik kanan ( membalikkan badan).
Hasil penjumlahan atau pengurangan ditunjukkan tempat terakhir berdiri.

Kiri Kanan

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Contoh 1 : 3 + 4 = .

(i) Seorang peraga awalnya berdiri pada angka 0 dan menghadap ke kanan.

-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

(ii) Bergerak maju tiga langkah ( karena bilangan pertama positif 3 ). Langkah ini ditunjukkan
oleh anak panah yang tipis dan berada dibawah.

-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

(iii) Arah tetap ke kanan karena operasi penjumlahan.


(iv) Maju 4 langkah karena bilangan ke dua adalah positif empat (4). Langkah ini
ditunjukkan oleh panah yang tebal dan berada diatas.
-2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

(v) Hasilnya adalah tempat peraga berdiri terakhir dibilangan 7, jadi 3 + 4 = 7

Contoh 2 : 4+ (-6)

(i) Seorang peraga awalnya berdiri pda angka 0 menghadap ke kanan.

-2 -1 0 1 2 3 4 5

(ii) Bergerak maju 4 langkah (karena bilangan pertama positif 4).


Langkah ini ditunjukkan oleh langkah yang tipis dan berada di bawah.

-2 -1 0 1 2 3 4 5

(iii) Arah tetap ke kanan karena operasi penjumlahan.


(iv) Mundur 6 langkah karena bilangan kedua adalah negatif 6 (-6). Langkah ini
ditunjukkan oleh panah yang tebal dan berada di atas.

-2 -1 0 1 2 3 4 5

(v) Hasilnya adalah peraga pada posisi negatif 2, jadi 4 + (-6)= -2

Contoh 3 : (-4) + 5

(i) Seorang peraga ( demonstrator/pemanin) awalnya berdiri pada angka 0 dan menghadap
ke kanan.
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

(ii) Bergerak mundur empat langkah ( karena bilangan pertama negatif 4 ). Lamgkah
ini ditunjukkan oleh panah yang tipis dan berada di bawah.

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

(iii) Arah tetap ke kanan karena operasi penjumlahan.


(iv) Maju lima langkah karena bilangan kedua adalah positif (5). Langkah ini
ditunjukkan oleh panah yang tebal dan berada diatas.

-4 -3 -2 -1 0 1 2 3

(v) Hasilnya adalah peraga berada pada posisi satu langkah (tegel) di kanan posisi
awal. Jadi (-4) + 5 = 1

Contoh 4 : (-3) 4 untuk operasi pengurangan.

(i) Seorang peraga awalnya berdiri pada angka 0 dan menghadp ke kanan.

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

(ii) Bergerak mundur tiga langkah (karena bilangan peertama negatif 3). Langkah ini
ditunjukkan oleh panah yang tipis dan berada di bawah.
-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7

(iii) Arah berbalik (kearah kiri) karena operasi pengurangan.


(iv) Maju empat langkah karena bilangan ke dua adalah positif (4).langkah ini
ditunjukkan oleh panah yang tebal dan berada di atas.

-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3

(v) Hasilnya adalah peraga pada posisi 7 langkah (tegel) di kiri posisi awal (0). Jadi (-
3) 4 = -7

Contoh 5 : (-3) (-4)

(i) Seorang peraga awalnya berdiri pada angka 0 dan menghadap ke kanan.

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

(ii) Bergerak mundur 3 langkah (karena bilangan pertama negatif tiga). Langkah ini
ditunjukkan oleh panah yang tipis dan berada di bawah.

-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

(iii) Arah berbalik (kearah kiri) karena operasi pengurangan.


(iv) Mundur 4 langkah karena bilangan ke dua adalah negatif empat (-4). Langkah ini
ditunjukkan oleh panah yang tebal dan berada di atas.
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2

(v) Hasilnya adalah peraga berada pada posisi 1 langkah (tegel) di kanan posisi awal
(0). Jadi (-3) (-4) = 1

Permainan ini dapat diganti dengan menggunakan boneka dengan terlebih dahulu
menentukan muka dan belakangnya dan papan permainan yang diberi nomor bilangan bulat
(seperti garis bilangan). Sehingga yang berjalan adalah boneka yang digerakkan oleh siswa
yang belajar melalui permainannya. Dengan permainan ini siswa akan lebih bersemangat dan
bergembira dalam belajar. Pembelajaran juga lebih bermakna dan konsep lebih cepat
dipahami. Hanya saja permainan ini membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional.

3. Kartu Bilangan

Kartu bilangan terdiri dari dua set kartu berbentuk persegi yang kongruen dengan dua
warna berbeda, misalnya merah dan biru. Masing-masing set terdiri dari 20 kartu
(secukupnya). Kartu-kartu ini disusun secara berpasangan atas bawah (misalnya atas biru
bawah merah) seperti dalam gambar berikut. Gambar 5.3 kartu Positif dan Negatif .

Seperti halnya pada pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang
menggunakan garis bilangan maupun permainan baris-berbaris, pembelajaran operasi dengan
menggunakan kartu bilangan juga membutuhkan aturan mengoperasikannya. Aturannya
adalah :

Buat kesepakatan untuk menetapkan kartu positif ( untuk bilangan bulat positif ) dan
kartu negatif ( untuk bilangan bulat negatif ). Misalnya tetapkan kartu biru sebagai
kartu positif, dan kartu merah sebagai kartu negatif. Kartu-kartu tersebut diletakkan
berbaris dalam dua susunan misalnya baris atas kartu biru dan baris bawah kartu
merah ( atau sesuai kesepakatan) seperti dalam gambar diatas.
Definisikan bilangan 0 bila semua kartu berpasangan, artinya banyaknya kartu biru
sama dengan banyaknya kartu merah. ( lihat gambar sususan kartu berikut yang
mnunjukkan salah satu susunan yang mendefinisikan bilangan 0).

Definisikan suatu bilangan bulat positif sebagai banyaknya kartu biru yang tidak
berpasangan, artinya jika ada 2 kartu biru yang tidak berpasangan, maka ini
menunjukkan bilangan positif dua (2).

Definisikan suatu bilangan bulat negatif sebagai banyaknya kartu merah yang tidak
berpasangan, artinya jika ada 3 kartu merah yang tidak berpasangan, maka ini
menunjukkan bilangan negatif tiga (-3).

d. Aturan operasi penjumlahan

Penjumlahan dapat diartikan sebagai penambahan kartu, menjumlahkan bilangan


positif artinya menambah dengan kartu biru (positif), sedangkan menjumlahkan dengan
bilangan negative artinya menambahkan dengan kartu merah (negative)

adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh dalam pengerjaan operasi penjumlahan yaitu :
a) Mendefinisikan bilangan pertama menggunakan kartu positif dan negative
b) Menambahkan kartu sesuai dengan bilangan yang kedua, jika bilangan positif maka
tambahkan kartu biru. Jika bilangan negative tambahkan kartu merah.
c) Susunan terakhir menunjukkan bilangan hasil penjumlahan.

Contoh 1 : 3 + 4 = ....

Definisikan bilangan pertama (3), yaitu susunan kartu dengan tiga kartu biru tidak
berpasangan, salah satu susunannya adalah

Tambahkan 4 kartu biru pada susunan bagian atas sehingga dapat berbentuk susunan
baru

Hasilnya 7 kartu biru tidak berpasangan, artinya 3 + 4 = 7

Cara lain untuk menyelesaikannya, mendefinisikan bilangan 3 adalah

Tambahkan 4 kartu biru pada susunan bagian atas sehingga terbentuk susunan baru

Dengan demikian juga diperoleh hasil 3 + 4 = 7, karena ada 7 kartu biru yang tidak
mempunyai pasangan.
Contoh 2 : - 3 + 5 = ...

Definisikan bilangan pertama (-3), yaitu susunan kartu yang memiliki 3 kartu merah
tidak berpasangan

Tambahkan 5 kartu biru, sehingga susunan menjadi

Hasilnya 2 kartu merah tidak berpasangan, artinya (-3) + 5 = 2

Contoh 3 : 3 + (-5) = ...

Definisikan bilangan 3, tiga kartu biru tidak berpasangan

Tambahkan 5 kartu merah

Hasilnya 2 kartu merah tidak berpasangan, artinya 3 + (-5) = -2


Contoh 4 : (-4) + (-3) = ...

Definisikan (-4), 4 kartu merah tidak berpasangan

Tambahkan 3 kartu merah

Hasilnya 7 kartu merah tidak berpasangan, artinya (-4) + (-3) = -7

e. Aturan operasi pengurangan

Pengurangan dapat diartikan sebagai mengambil kartu, mengurangkan dengan


bilanganpositif artinya mengambil kartu biru ( positif), sedangkan mengurangkan dengan
bilangan negative mengambil kartu merah (negative).

Adapun langkah dalam pengerjaan operasi pengurangan adalah :

a. Definisikan bilangan pertama menggunakan kartu


b. Ambil kartu sesuai dengan bilangan yang kedua, dan menaruh kartu di bawah
bilangan pertama
c. Susunan teralhir menunjukkan bilangan hasil pengurangan. Jika hasil bilangan
pertama lebih banyak itu berarti hasil bertanda positif, jika bilangan kedua lebih
banyak itu berarti hasil bertanda negative.
Contoh 1 : 4 5 = ...
Definisikan bilangn pertama, yaitu 4

Ambil 5 kartu merah

Hasilnya 1 kartu merah, yang berarti 4-5 = 1

Contoh 2 : 4 ( -5) = ...

Definisikan bilangan pertama

Ambil kartu 5 kartu merah

Hasilnya 9 kartu merah tidak berpasangan, artinya 4 (-5) = 9

Contoh 3 : pengurangan 4 (-5) = ..., menggunakan penjumlahan dengan


lawannya
Definisikan bilangan pertama (4)
Tambahkan 5 kartu biru (menggantikan proses ambil 5 kartu merah)

Hasilnya 9 kartu biru tidak berpasangan, artinya 4-(-5) = 9

Kartu positif dan negative dapat diganti dengan enda benda lain seperti botol
sprite, fanta, aqua maupun benda yang sejenis dengan dua warna yang berbeda. Cara
penggunaannya sama dengan kartu kartu di atas.

C. Operasi Perkalian

Pada operasi bilangan bulat, kesulitan yang sering terjadi adalah menentukan hasil perkalian
bilangan negative dengan bilangan positif dan perkalian bilangan negative dengan bilangan
negative.
1. Permainan Dosa Pahala
Permainan dosa pahala ini aturannya sesuai dengan nilai nilai yang berlaku di
masyarakat, yaitu:
Bilangan pertama :
Positif diartikan: melakukan
Negative diartikan: tidak melakukan
Bilangan kedua :
Positif diartikan: perbuatan baik
Negative diartikan: perbuatan buruk
Bilangan hasil :
Mendapatkan pahala : positif
Mendapatkan dosa : negative
Dengan demikian, pembelajaran perkalian bilangan bulat dengan menggunakan
aturan tersebut adalah sebagai berikut :
a. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif hasilnya adalah
bilangan bulat positif sesuai dengan melakukan (positif) perbuatan baik
(positif) mendapatkan pahala (positif)
b. Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative hasilnya
adalah bilangan bulat negative sesuai dengan melakukan (positif) perbuatan
buruk (negative) mendapatkan dosa (negative)
c. Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif hasilnya
adalah bilangan bulat negative sesuai dengan tidak melakukan (negative)
perbuatan baik (positif) mendapatkan dosa (negative)
d. Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat negative hasilnya
adalah bilangan bulat positif sesuai dengan tidak melakukan (negative)
perbuatan buruk negative) mendapatkan pahala (positif)
2. Menggunakan Pola
a) Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat positif menggunakan
penjumlahan berulang
Contoh : 4 x 5 = 5 + 5 + 5 + 5 = 20
b) Perkalian bilangan bulat positif dengan bilangan bulat negative menggunakan
penjumlahan berulang
Contoh : 4 x (-5) = (-5) + (-5) + (-5) + (-5) = -20
c) Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat positif menggunakan
pola
Contoh : untuk menjelaskan (-3) x 5 , perhatikan pola berikut :
4 x 5 = 20
3 x 5 = 15
2 x 5 = 10
1 x5=5
0 x5=0
Pengali turun satu (-1) x 5 = -5 Hasilnya turun lima
(-2) x 5 = -10
(-3) x 5 = -15
d) Perkalian bilangan bulat negative dengan bilangan bulat negative
menggunakan pola
Contoh : untuk menjelaskan (-3) x (-5) kita menggunakan pola sebagai berikut
;
4 x (-5) = -20
3 x (-5) = -15
2 x (-5) = -10
1 x (-5) = -5
0 x (-5) = -0
Pengali turun satu (-1) x (-5) = -5 Hasilnya naik lima -
(-2) x (-5) = -10 lima
(-3) x (-5) = -15
3. Gerak Maju Mundur
Operasi perkalian pada bilangan bulat dapat memanfaatkan garis bilangan atau
membuat model garis bilangan di halaman dalam bentuk petak petak (di lantai
bertehel) ketentuan ketentuan
(kesepakatan) dalam menggunakan model garis bilangan untuk operasi perkalian
bilangan bulat sebagai berikut.
Misalnya : untuk perkalian a x b (a bilangan pengali dan b bilangan yang dikalikan)
1) Posisi awal pada titik nol dan menghadap ke
Kanan jika a > 0
Kiri jika a < 0
2) Bergerak
Maju jika b > 0
Mundur jika b < 0

Sebanyak |a|tahap dengan setiap tahap menempuh |b| langkah/skala

3) Hasilnya adalah posisi peraga pada kedudukan akhir

Contoh 4 x 3 = ..
Dari soal diketahui a = 4 > 0, sehingga posisi awal model adalah pada
skala 0 menghadap ke kanan (arah bilangan positif)
Dari soal diketahui b = 3 > 0, sehingga peraga bergerak maju sebanyak |a|
= 4 tahap, dengan setiap tahap melangkah sebanyak |b| = 3 langkah (skala)
Hasilnya adalah posisi akhir peraga, yaitu pada skala 12, sehingga 4 x 3 =
12
Contoh 4 x (-3) = ..
Dari soal diketahui a = 4 > 0, sehingga posisi awal model adalah pada
skala 0 menghadap ke kanan (arah bilangan positif)
Dari soal diketahui b = -3 < 0, sehingga peraga bergerak mundur sebanyak
|a| = 4 tahap, dengan setiap tahap melangkah mundur sebanyak |b| = 3
langkah (skala)
Hasilnya adalah posisi akhir peraga, yaitu pada skala -12 dari nol,
sehingga 4 x (-)3 = 12
Contoh (-4) x 3 = ..
Dari soal diketahui a = -4 < 0, sehingga posisi awal model adalah pada
skala 0 menghadap ke kiri (arah bilangan negatif)
Dari soal diketahui b = 3 < 0, sehingga peraga bergerak maju sebanyak |a|
= 4 tahap, dengan setiap tahap melangkah sebanyak |b| = 3 langkah (skala)
Hasilnya adalah posisi akhir peraga, yaitu pada skala -12 di sebelah kiri
nol, sehingga (-4) x 3 = -12
Contoh (-4) x (-3) = ..
Dari soal diketahui a = -4 < 0, sehingga posisi awal model adalah pada
skala 0 menghadap ke kiri (arah bilangan negatif)
Dari soal diketahui b = -3 < 0, sehingga peraga bergerak mundur sebanyak
|a| = 4 tahap, dengan setiap tahap melangkah sebanyak |b| = 3 langkah
(skala)
Hasilnya adalah posisi akhir peraga, yaitu pada skala 12 disebelah kanan
nol, sehingga (-4) x (-3) = 12
D. Operasi Pembagian
Operasi pembagian didefinisikan sebagai lawan operasi perkalian. Sehingga secara simbolis
dapat ditulis 6:3 = n. Jadi bentuk a : b = c berarti c x b = a. Secara logika ditulis a : b = c c
x b = a (hasil pembagian adalah harus bilangan bulat).
Contoh operasi pembagian:
1) 6 : 3 =
Misalkan
6 : 3 = a, hal ini dapat dijawab dengan menuliskan kaitannya dengan perkalian yaitu
ax3=6, sehingga menghasilkan a = 2
2) 6 : (-3) =
Misalkan
6 : 3 = a, hal ini dapat dijawab dengan menuliskan kaitannya dengan perkalian yaitu
ax (-3)=6, sehingga menghasilkan a = -2
3) (-6) : 3 =
Misalkan
(-6) : 3 = a, hal ini dapat dijawab dengan menuliskan kaitannya dengan perkalian
yaitu ax3= (-6), sehingga menghasilkan a = -2
4) 6 : 3 =
Misalkan
(-6) : (-3) = a, hal ini dapat dijawab dengan menuliskan kaitannya dengan perkalian
yaitu ax(-3) = (-6), sehingga menghasilkan a = 2
Pembagian dengan nol
Pembagian dengan nol tidak didefinisikan karena pembagian dengan nol tidak memenuhi
hubungan pembagian dan perkalian. Misalnya, berapa hasil dari 6 : 0? Jika dikaitkan dengan
perkalian maka kita harus mencari suatu bilangan yang dikalikan dengan 0 hasilnya adalah 6.
Tentu tidak ada bilangan yang memenuhi, sebab semua bilangan jika dikalikan dengan nol,
maka hasilnya adalah nol.
1. Penggunaan Garis Bilangan
Operasi pembagian pada garis bilangan bulat dapat memanfaatkan garis bilangan.
Ketentuan-ketentuan dalan menggunakan garis bilangan untuk operasi pembagian
bilangan bulat, yaitu:
1) Misalnya untuk pembagian a : b=
2) Posisi awal pada skala old an menghadap ke :
Kanan (arah bilangan positif) jika b>0
Kiri (arah bilangan negatif) jika b<0
3) Bergerak menuju bilangan a pada garis bilangan dengan setiap tahap melangkah
sebanyak |b| langkah (skala). Pergerakan ini bisa maju atau mundur tergantung dari
b (awalnya menghadap kemana) dan tergantung juga pada a (bilangan yang akan
dituju).
4) Hasilnya adalah banyaknya tahapan melangkah denga tanda:
Positif jika arah gerak pada langkah 2 adalah maju
Negatif jika arah pada gerak 2 adalah mundur
Contohnya 8 : 4 =
Penyelesaian :
Dari soal diketahui bahwa b = 4> 0. Maka posisi awal model adalah pada skala 0
menghadap kekanan (arah bilangan postif)
Dari skala 0 model menuju ke posisi a = 8 dengan bergerak maju. Hal ini
disebabkan posisi awal menghadap ke bilangan positif (kanan) dan bilangan yang
dituju jug adalah positif dengan panjang langkah adalah 4.
Ternyata untuk mencapai a = 8 dengan ketentua seperti diatas, maka perlu
melangkah maju sebanyak 2 tahap dengan tiap tahap melangkan sebanyak 4
langkah. Jadi 8 : 4= 2

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Contohnya -8 : 4 =
Penyelesaian :
Dari soal diketahui bahwa b = 4> 0. Maka posisi awal model adalah pada skala 0
menghadap kekanan (arah bilangan postif)
Dari skala 0 model menuju ke posisi a = -8 dengan bergerak mundur. Hal ini
disebabkan posisi awal menghadap ke bilangan positif (kanan) dan bilangan yang
dituju adalah negatif dengan panjang langkah adalah 4.
Ternyata untuk mencapai a = -8 dengan ketentua seperti diatas, maka perlu
melangkah mundur sebanyak 2 tahap dengan tiap tahap melangkan sebanyak 4
langkah. Jadi -8 : 4 = -2 (tanda negatif diberikan karena bergerak mundur).

Negatif jika arah pada gerak 2 adalah mundur

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Contohnya -8 : -4 =
Penyelesaian :
Dari soal diketahui bahwa b = -4 < 0. Maka posisi awal model adalah pada skala 0
menghadap kekiri (arah bilangan negatif)
Dari skala 0 model menuju ke posisi a = -8 dengan bergerak mundur. Hal ini
disebabkan posisi awal menghadap ke bilangan negatif (kiri) dan bilangan yang
dituju juga adalah negatif dengan panjang langkah adalah 4.
Ternyata untuk mencapai a = -8 dengan ketentua seperti diatas, maka perlu
melangkah mundur sebanyak 2 tahap dengan tiap tahap melangkan sebanyak 4
langkah. Jadi -8:-4 = 2 (hasilnya positif karena gerakannya maju

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

-8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8

Anda mungkin juga menyukai