PENDAHULUAN
Adenomyosis berasal dari kata adeno (kelenjar), mio(otot) dan osis (suatu
Diperkirakan juga sekitar 80% wanita dengan kelainan ini tidak mempunyai anak.
dan myoma uteri sulit dibedakan dari gejala klinis karena memiliki gejala yang
serupa. Data epidemiologi pada kasus adenomyosis sangat terbatas, karena hanya
deteksi dini dan penundaan terapi yang berhubungan dengan diagnosis. Namun
belakangan ini penggunaan MRI dan USG transvaginal serta biopsi uteri telah
1
meningkatkan tingkat deteksi awal dari adenomyosis, namun penentuan derajat
dan lokalisasi dari penyakit masih sulit, walaupun dengan MRI. Melihat
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dengan fokus adenomiotik tidak lebih dari 25% total ketebalan myometrium
(Campo, 2012).
berdasarkan kedalaman lokasi lesi yaitu lesi terbatas pada lapisan basal, lapisan
3
miometrium <, < atau >. Dan ketiga, adenomioma, massa miometrial
berbatas tidak jelas dengan intensitas sinyal rendah pada semua sekuens MRI.
2.2 Epidemiologi
diagnostik yang dipakai . Diagnosis preoperatif sendiri masih kurang dari 10%
.Studi di Nepal oleh Shrestha et al. (2012) melaporkan insidens 23,4% pada 256
al. (2011) melaporkan insidens serupa sekitar 21,2% pada 707 wanita yang
insidens 54% hiperplasia JZ pada wanita subfertil dengan keluhan menoragi dan
adenomiosis dengan agen GnRH agonis. Penelitian terbaru oleh Maubon et al.
(2010) melibatkan 152 pasien in vitro fertilisation (IVF) untuk menilai pengaruh
kegagalan implantasi pada IVF. Kegagalan implantasi terjadi pada 95,8% pasien
4
2.3 Faktor Resiko
lain usia antara 40-50 tahun, multipara, riwayat hiperplasia endometrium, riwayat
abortus spontan, dan polimenore.10 Sedangkan usia menarke, usia saat partus
obesitas, menopause, panjang siklus dan lama haid, penggunaan kontrasepsi oral
2.4 Histologi
Junctional zone (JZ) pada lapisan terdalam miometrium atau disebut juga
menunjukkan tiga lapisan berbeda pada uterus wanita usia produktif : (1) lapisan
dalam, mukosa endometrium, intensitas tinggi (2) lapisan intermediet, JZ (3) dan
lapisan serosa.
kabur pada MRI akibat supresi aktivitas ovarium atau pemberian analog
GnRH(Campo, 2012).
5
2.5 Patofisiologi
Muller(Campo, 2012).
saat menstruasi. Pada saat proses regenerasi, sel-sel epitel dari kelenjar basalis
6
pseudopodia. Beberapa perubahan morfologi pada epitel kelenjar endometrium
sel-sel endometrium memiliki potensial invasif dimana potensial invasif ini bisa
(Chopra, 2012).
koriokarsinoma(Campo, 2012).
baik reseptor estrogen dan progesteron pada lapisan basalis endometrium maupun
adenomiosis(Campo, 2012).
7
Reseptor estrogen merupakan syarat untuk pertumbuhan endometrium
dismenorea(Campo, 2012).
dikonversi oleh aromatase menjadi Estrone. Sumber estrogen yang lain yaitu
8
2.6 Diagnosis
pembesaran uterus yang difus seperti hamil dengan usia kehamilan 12 minggu
ini disebabkan gejala adenomiosis yang tidak khas, dimana gejala tersebut juga
tinggi(Campo, 2012).
diagnosis diferensial adenomiosis dari keadaan lain yang mirip seperti leiomioma.
9
Gambaran karakteristik utama pada HSG berupa daerah yang sakit dengan
membesar berbentuk globuler, uterus normal tanpa adanya fibroid, daerah kistik
tidak tegas, stria linier miometrium dan kista miometrium. Bazot dkk melaporkan
sensitivitas 65%, spesifisitas 97,5% dan tingkat akurasi 86,6% dengan USG
& spesifik untuk adenomiosis adalah adanya kista miometrium. MRI merupakan
melihat anatomi internal uterus yang normal dan monitoring berbagai perubahan
adenomiosis yaitu adanya daerah miometrium dengan intensitas yang tinggi dan
10
Beberapa studi telah membandingkan akurasi pemeriksaan MRI dengan
menunjukkan tingkat akurasi yang lebih tinggi pada MRI dibandingkan USG
studi dimana telah ditegakkan diagnosis patologis adenomiosis yang dibuat dari
Gejala seperti ini juga umum terjadi pada kelainan ginekologis yang lain. Gejala
lain yang jarang terjadi yaitu dispareunia & nyeri pelvis yang kronis atau terus-
menerus.
1. Asimtomatis
atau MRI;
11
adenomiosis
Perdarahan ireguler relatif jarang, hanya terjadi pada 10% wanita dengan
adenomiosis
4. Gejala penekanan pada vesica urinaria & usus dari uterus bulky (jarang)
Sedangkan pada kasus adenomiosis yang lebih dalam atau dengan perdarahan
12
2.8 Penatalaksanaan
dapat diatasi dengan tindakan histerektomi, akan tetapi perlu dilakukan intervensi
a. Terapi Hormonal
hormonal hanya mengurangi gejala dan efeknya akan hilang setelah pemberian
b. Terapi Operatif
Indikasi operasi antara lain ukuran adenomioma lebih dari 8 cm, gejala yang
progresif seperti perdarahan yang semakin banyak dan infertilitas lebih dari 1
13
tahun walaupun telah mendapat terapi hormonal konvensional. Suatu teknik
operasi baru telah dipublikasikan oleh Osada pada tahun 2011.Dengan teknik
adenomiomektomi yang baru ini, jaringan adenomiotik dieksisi secara radikal dan
dinding uterus direkonstruksi dengan teknik triple flap.Teknik ini diklaim dapat
mencegah ruptur uterus apabila pasien hamil. Dalam penelitian tersebut, dari 26
selama kehamilan. Akan tetapi teknik ini belum diterima secara luas karena masih
14
BAB 3
LAPORAN KASUS
Usia : 47 tahun
Agama : Islam
3.2 Anamnesis
haid berkepanjangan sejak 2 bulan sebelum masuk RS, Pasien juga mengeluh
nyeri perut yang dirasa sangat. Pasien mengeluh menstruasi bulan ini memanjang
15 hari dan sering ganti pembalut sebanyak 5 kali sehari. Riwayat menstruasi
seblumnya 1 kali per bulan selama 6 hari dan ganti pembalut sebanyak 2-3 kali
15
keputihan lama disangkal. Riwayat trauma disangkal. BAB dan BAK dalam batas
normal.
Riwayat sosial
Riwayat kehamilan
- Memiliki 3 anak
Riwayat haid
16
- Disminorrea kadang-kadang
GCS: 456
Vital Sign
- Nadi : 89x/menit
- TD : 120/83 mmHg
- Temp : 36,20C
- RR : 20x/menit
Kepala/Leher
Thorax Paru
Ronchi - Ronchi -
Wheezing - Wheezing -
17
Cardiovaskular
- Palpasi: Iktus kordis teraba pada ICS V sebelah lateral midclavicula sinistra
- Perkusi: Batas kiri jantung terletak pada ICS V satu jari sebelah lateral
midclavicula sinistra. Batas atas terletak pada ICS III parasternal sinistra.
Abdomen
- Palpasi: soefl
Ekstremitas: anemis (-/-), ikterik (-/-), edema (+/+), eritema palmaris(-), spider
Pemeriksaan Dalam
Inspekulo :
Vulva/uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio utuh, OUE
VT:
Vulva/uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio licin, OUE
tertutup, uterus sebesar telur bebek, adnexa kanankiri dalam batas normal, darah
18
3.4 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab
Pemeriksaan
HEMATOLOGI
2/2/90/5/1 1-2/0-
Diff
1/49-
67/25-
33/3-7
29,7 (L 40-
Hct
54% P
35-47%)
14-18
mg/dl)
34/61
LED
8.800 (4000-
Lekosit
11000)
303.000 (150000-
Trombosit
450000)
19
KADAR GULA DARAH
75
GDA
HAEMOSTASIS
11.40 1-5
PT
menit
5-11
APTT 24.60
menit
20
BAB 4
PEMBAHASAN
keluhan haid berkepanjangan sejak 2 bulan sebelum masuk RS, Pasien juga
mengeluh nyeri perut yang dirasa sangat. Pasien mengeluh menstruasi bulan ini
memanjang 15 hari dan sering ganti pembalut sebanyak 5 kali sehari. Riwayat
menstruasi seblumnya 1 kali per bulan selama 6 hari dan ganti pembalut sebanyak
2-3 kali sehari. Benjolan di perut disangkal. Contact Bleeding disangkal. Riwayat
keputihan lama disangkal. Riwayat trauma disangkal. BAB dan BAK dalam batas
normal.
KGB, paru-paru, jantung, dan thorax tidak ditemukan kelainan. Pada pemeriksaan
Dalam Vulva/uretra tenang, dinding vagina dalam batas normal, portio utuh, OUE
tertutup, darah (+), discharge (-), sondasi 8.5 cm.VT : Vulva/uretra tenang, dinding
vagina dalam batas normal, portio licin, OUE tertutup, uterus sebesar telur bebek,
adnexa kanankiri dalam batas normal, darah (+), discharge (-). Dari hasil USG
21
berupa Inf. RL 1500 cc/hari. Setelah hemodinamik stabil, maka dapat dilakukan
tindakan dengan cara Supra Vaginal Histerektomi sehingga dapat diketahui secara
pasti.
22
BAB 5
KESIMPULAN
hiperplastik.
berintensitas sinyal tinggi, dan melibatkan komponen di luar miometrium <, <
atau >.
diagnostik yang dipakai .2,8,9,10 Diagnosis preoperatif sendiri masih kurang dari
10% .
23
Berbagai keadaan telah diteliti sebagai faktor resiko adenomiosis antara
lain :
- Usia antara 40-50 tahun, bukan perokok, multipara, tingkat pendidikan rendah (<7
- Sedangkan usia menarke, usia saat partus pertama kali, riwayat abortus
siklus dan lama haid, penggunaan kontrasepsi oral dan IUD dilaporkan tidak
miometrium masih belum jelas. Dalam studi yang menggunakan hibridisasi &
Beberapa menunjukkan tidak ada ekspresi reseptor progesteron pada 40% kasus
2012).
ini disebabkan gejala adenomiosis yang tidak khas, dimana gejala tersebut juga
endometriosis(Ferenczy, 2012).
24
Tidak ada gejala yang patognomonis untuk adenomiosis sehingga
a. Terapi Hormonal
b. Terapi Operatif
dari 90% kasus. Prognosis Adenomiosis tidak ada resiko yang mengarah ke
25
DAFTAR PUSTAKA
Banzott Pernol ML. Benson and Pernols Handbook of Obstetrics and Gynecology 10th
Berek, JS. Berek & Novak's Gynecology 14th Ed. 2011. Pennsylvania : Lippincott
Birds Benagiano G and Brosens I. History of adenomyosis (Abstract). Best Pract Res
Publishers Association
F.A. Taran, E.A. Stewart, S. Brucker. 2013. Adenomyosis: epidemiology, Risk Factors,
312-322.
Treatment 9th Ed. 2003. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.
26
Edmonds DK. Dewhursts Handbook of Obstetrics and Gynaecology 7 th Ed. 2007.
Parazzini F et al. 2011. Risk factors for adenomyosis. Human Reproduction vol.12 no.6
pp.12751279.
Prabowo, RP. Endometriosis. Ilmu Kandungan. Ed. 2 cet.6. p.314-316. PT Bina Pustaka
Science, Ltd.
2012). www.medscape.com.
27