Anda di halaman 1dari 20

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Giardia lamblia merupakan penyebab utama penyakit giardiasis yaitu


penyakit yang menyerang bagian usus manusia, dimana penderitanya akan
mengalami semacam diare yang walaupun tidak terlalu parah namun lamanya
penyakit ini bisa sampai berbulan-bulan. Sejatinya penyakit ini sangat jarang
dijumpai di Indonesia terutama pada orang dewasa, karena sebagian besar orang
telah kebal oleh parasit Giardia lamblia ini. Penyakit ini lebih banyak menyerang
anak kecil terutama dalam masa pembentukan kekebalan tubuh.

Tidak seperti bakteri penyebab diare yang lain, diare yang disebabkan
Giardia lamblia dapat bertahan selama berbulan-bulan. Penularan penularan
penyakit ini yaitu melalui fecal-oral sesuai siklus hidup dari Giardia lamblia sendiri,
dimana Giardia lamblia dapat hidup dan bertahan pada media air dalam waktu yang
cukup lama, maka dari itulah sebagian besar penyakit ini disebabkan akibat
konsumsi air yang kurang bersih, namun tidak dipungkiri juga penyakit ini menular
melalui debu-debu kotoran yang sudah kering.

Parasit ini di temukan oleh Anatomi Van Ieuwenhoek (1681), sebagai mikro
organisme yang bergerak-gerak didalam tinja, dan flegellata ini pertama kali dikenal
serta dibahas oleh lambl (1859), dan diberi nama intestinalis. Stiles (1915)
memberikan nama baru, Giardia lambia, untuk menghormati Prof. A. Giard dari
paris dan Dr. Lambl dari Prague. Giardia lamblia (identik dengan Lamblia
intestinalis dan Giardia duodenalis) adalah protozoa parasit yang membentuk koloni
dan bereproduksi di usus kecil, menyebabkan giardiasis (infeksi usus kecil). Parasit
giardia ini menambatkan dirinya ke epithelium melalui cakram berperekat
diperutnya dan bereproduksi melalui pembelahan biner. Giardiasis tidak tersebar
melalui darah, dan tidak menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap

1
berada di usus kecil. Mereka menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil
dan tidak memerlukan oksigen untuk hidupnya (anaerob).

Manusia adalah hospen alamiah Giardia lamblia, selanjutnya spesies dan


morfologi yang sama ditemukan pada berbagai hewan, penyakit yang
disebabkannya disebut Giardiasis, Lamblias, dengan distribusi geografik bersifat
kosmolit dan lebih sering ditemukan di daerah beriklim panas dari pada di daerah
beriklim dingin, dan parasite ini juga ditemukan di Indonesia. Dalam silkus
hidupnya, G. Lamblia mengalami 2 stadium, yaitu stadium trofozoit yang dapat
hidup bebas di dalam usus halus manusia dan kista stadium infektif yang keluar ke
lingkungan melalui feses manusia. Tertelannya kista dari air minum dan makanan
yang terkontaminasi atau dapat juga melalui kontak individu merupakan awal dari
infeksi. Setelah melewati gaster, kista menuju usus halus. Ekskistasi terjadi di
duodenum, setelah itu multiplikasi terjadi melalui pembelahan biner dengan interval
kurang lebih 8 jam. Trofozoit menempel pada mukosa duodenum dengan
menggunakan sucking disc yang dimilikinya. Enkistasi terjadi saat trofozoit masuk
ke usus besar. Stadium trofozoit dan kista dapat ditemukan pada feses penderita
giardiasis. Kedua hal tersebur dapat dijadikan alat untuk mendiagnosis penyakit
giardiasis. Di luar tubuh manusia, G. Lamblia lebih tahan dalam bentuk kista dan
dalam lingkungan lembab dapat bertahan sampai 3 bulan. Giardia lamblia adalah
salah satu protozoa penyebab infeksi pada saluran pencernaan manusia. Protozoa ini
ditemukan pertama kali oleh Leuwenhoek tahun 1681 pada fesesnya sendiri. Nama
lain dari Giardia lamblia adalah Lamblia intestinalis atau Giardia doudenalis. Selain
menyerang saluran pencernaan manusia, protozoa flagellata ini dapat pula
menyerang kucing, anjing, burung, sapi, berang-berang, rusa dan domba

2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah Bagaimana gambaran umum tentang
Giardia lamblia?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui klasifikasi dari Giardia lamblia.


2. Untuk mengetahui morfologi Giardia lamblia.
3. Untuk mengetahui siklus hidup Giardia lamblia.
4. Untuk mengetahui patologi klinik jika terinfeksi Giardia lamblia.
5. Untuk mengetahui diagnosis Giardia lamblia.
6. Untuk mengetahui pencegahan Giardia lamblia jika terinfeksi pada manusia.

D. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat menjadi bahan belajar tambahan dan agar
lebih mengetahui tentang Giardia lamblia.

3
BAB II
Tinjauan Pustaka

A. Klasifikasi Giardia lamblia

Giardia lamblia ini sudah diidentifikasi oleh Leewenhoek pada tahun 1681, dengan
menggunakan mikroskop konvensional; dia menemukannya saat memeriksa tinja
encer dari seorang penderita diare. Parasit ini ditemukan di semua negara di dunia.
Adapun klasifikasi dari Giardia lamblia adalah sebagai berikut:

Domain: Eukaryota
Filum: Metamonada
Ordo: Diplomonadida
Famili: Hexamitidae
Genus: Giardia
Spesies: Giardia lamblia

B. Distribusi Geografis
G.lamblia adalah parasit yang tersebar di kosmopolit dan lebih sering di
temukan di daerah yang beriklim panas daripada di daerah yang beriklim
dingin.parasit ini juga ditemukan di indonesia banyak terjadi di uni soviet, meksiko,
asia tenggara, dan barat amerika selatan.organisme ini tetap parasit usus yang paling
sering diidentifikasi. dari 1964-1984,G. lamblia menyebabkan sedikitnya 90 wabah
yang terbawa air diare, mempengaruhi lebih dari 23.000 orang. . kelompok paling
berisiko infeksi termasuk wisatawan, anak-anak, pria homoseksual, dan individu
dengan negara-negara defisiensi imunoglobulin (diwariskan atau diperoleh). Sebuah
studi oleh Yoder et al melaporkan bahwa, meskipun giardiasis terjadi di seluruh
Amerika Serikat, kejadian ini terbesar di negara bagian utara dengan serangan
puncak dari awal musim panas sampai awal fall.10 Namun, hal ini mungkin terkait
dengan perbedaan dalam sistem surveillance negara masing-masing dan mungkin
tidak selalu mencerminkan peningkatan insiden sejati dalam states.

4
C. Hospes dan nama penyakit
Giardiasis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh protozoa patogen
yaitu Giardia lamblia atau dikenal juga sebagai Giardia intestinalis atau Giardia
duodenalis atau Lamblia intestinalis. Giardia lamblia berasal dari famili
Hexamitidae, subfilum Mastigophora, filum Sarcomastigophora. Patogen ini hidup
berkoloni di lumen usus halus manusia dan lebih sering menyerang anak usia balita
dan sekolah dibandingkan orang dewasa. Manusia adalah hospes alamiah giardia
lamblia.spesies giardia dengan morfologi yang sama ditemukan pada berbagai
hewan .penyakit yang disebabkan parasit ini disebut giardiasis. Giardiasis adalah
penyakit yang disebabkan oleh mikroba parasit yang disebut Giardia intestinalis.
Gejala penyakit ini adalah diare, muntah, kram perut, kembung dan kentut berbau
busuk. Giardiasis biasanya tidak menimbulkan ancaman serius bagi kesehatan dan
dapat dengan mudah diobati. Penularan giardiasis adalah jalur fekal-oral. Protozoa
ini ketika di dalam usus membentuk cangkang pelindung keras yang dikenal sebagai
kista Giardia. Kista dapat keluar dari tubuh penderita melalui feses (tinja). Setelah
di luar tubuh, giardia biasanya ditularkan melalui air minum yang telah
terkontaminasi oleh tinja yang terinfeksi.

D. Morfologi
Giardia intestinalis (sinonim dengan Lamblia intestinalis dan Giardia
duodenalis) adalah protozoa parasit flagellata yang menyebabkan Giardiasis atau
Lambliasis. Parasit ini pertama kali dilihat oleh Van Leeuwenhoek pada tahun 1681.
Flagelata ini pertama kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang memberikan
nama intestinalis. Kemudian Stiles (1915) memberikan nama baru, Giardia
lamblia. Parasit ini mempunyai 2 stadium yaitu:

a. Stadium trofozoit: Ukuran 12-15 mikron; berbentuk simetris bilateral seperti


buah jambu monyet yang bagian anteriornya membulat dan bagian posteriornya

5
meruncing. Permukaan dorsal cembung (konveks) dan pipih di sebelah ventral
dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung
dan menempati setengah bagian anterior badan parasit. Ia mempunyai sepasang
inti yang letaknya di bagian anterior, bentuknya oval dengan kariosom di tengah
atau butir-butir kromatin tersebar di plasma inti. Trofozoit ini mempunyai 4
pasang flagel yang berasal dari 4 pasang blefaroplas. Terdapat 2 pasang yang
lengkung dianggap sebagai benda parabasal, letaknya melintang di posterior dari
batil isap.

b. Stadium kista: Berbentuk oval berukuran 8-12 mikron, mempunyai dinding yang
tipis dan kuat. Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari
dinding kista. Kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti; yang matang
mempunyai 4 inti, letaknya pada satu kutub.

gambar Tropozoit Giardia lamblia


Kista berukuran lebih kecil daripada trofozoit yaitu panjang 8-18 m dan lebar

6
7-10 m. Letak kariosom lebih eksentrik bila dibandingkan dengan trofozoit. Pada
kista yang telah matur terdapat 4 buah median bodies, 4 buah nuclei, dan dapat pula
ditemukan longitudinal fibers.

Gambar Kista Giardia lamblia

E. Siklus hidup

Siklus hidup Giardia lamblia dimulai dari penularan dimulai dari menelan parasit
dalam bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena asam lambung, dan
keluarlah bentuk tropozoit Bentuk tropozoit segera membelah dua, dan bergerombol
dengan parasit lain di daerah usus halus, yang kemudian mulai menimbulkan gejala
gangguan saluran cerna.

Bentuk tropozoit ini mirip buah pear yang dibelah dan mempunyai sepasang
cambuk (flagella) untuk membantu bergerak dan berenang bebas di dalam lumen
usus. Bentuk tropozoit ini kontak dengan cairan empedu, mengubah campuran
makanan dan enzim pencernaan, Kemudian mulai menembus lapisan selaput lendir
usus, sambil terus membelah memperbanyak diri sampai bertahun tahun. Bentuk
(Cermin Dunia Kedokteran No. 152, 2006,22) tropozoit ada yang mati karena enzim
pencernaan dan ada yang berubah menjadi bentuk kista berdinding tebal dan
keras.Yang ikut aliran cairan usus, akan ikut keluar bersama kotoran, mencemari air
sungai, air danau, air selokan, atau mata air di pegunungan. Parasit

7
G. lamblia mencemari air permukaan, bersama-sama, Virus Hepatitis A,
menyebabkan sakit kuning (hepatitis), Kuman Salmonella menyebabkan penyakit
demam tipus, kuman Campilobacter menyebabkan diare pada manusia yang tertular
melalui konsumsi daging babi, atau susu mentah. Sanitasi air minum perlu
diperhatikan untuk menghindari penularan parasit, virus dan kuman penyebab
penyakit tersebut.

Untuk lebih jelasnya mengenai siklus hidup Giardia lamblia bisa dilihat pada
gambar di bawah ini:

G.lamblia hidup di rongga usus kecil, yaitu duodenum dan bagian proksimal
yeyenum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu. Bila kista matang

8
tertelan oleh hospes, maka akan terjadi ekskistasi di duodenum, kemudian
sitoplasma membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuk 2
trofozoit. Dengan pergerakan flagel yang cepat trofozoit yang berada di antara villi
usus bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Bila berada pada villi, trofozoit
dengan batill isap akan melekatkan diri pada epitel usus. Trofozoit kemudian
berkembangbiak dengan cara belah pasang longitudinal. Bila jumlahnya banyak
sekali maka trofozoit yang melekat pada mukosa dapat menutupi permukaan
mukosa usus halus (Wolfe, 1992; Farthing, 1999; Hawrelak, 2003). Trofozoit yang
tidak melekat pada mukosa usus, akan mengikuti pergerakan peristaltik menuju ke
usus bagian distal yaitu usus besar. Enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila
tinja mulai menjadi padat, sehingga stadium kista dapat ditemukan dalam tinja yang
padat. Cara infeksi dengan menelan kista matang yang dapat terjadi secara tidak
langsung melalui air dan makanan yang terkontaminasi, atau secara langsung
melalui fecal-oral. Giardia lamblia mempunyai bentuk tropozoit dan kista, dan
hidup di duodenum dan di proksimal jejenum. Makan di ambil dari isi usus,
meskipun parasite ini mungkin mendapat makanan dengan mempergunkan batil
isapnya dari sel-sel epitel. Sedangkan cara berkembang biaknya dengan cara
pembelahan mitosis selama terbentuk kista.

Bentuk tropozoid simetris berukuran 15-20 x 5-15 mikron dan rata-rata


14x7 mikron. Mempunyai 2 inti/nucleus (Nu) dan kariosome (k) letaknya ditengah-
tengah, bagian dorsal bentuknya convex (cembung), bagian ventral bentuknya
mendatar dan terdapat 2 buah alat pengisap (AD = Adhesive Disc;sucking dise),
yang berfungsi sebagai alat melekatkan diri pada dinding mukosa, pada bagian
anteriornya terdapat blefaroplas, sitoplasma terdapa bintikbintik halus, ujung
posterior terdapat parabasal body (MB;Median Bodies). Mempunyai 4 pasang
flagella (fg), yang terdiri dari : 2 psang cros lateral flagel (bagian anterior), sepasang
uncross lateral flagel (tubuh bagian lateral), sepasang uncross flagella (terletak
bagian posterior).
Parasit ini mempunyai bentuk trofozoit dan bentuk kista bentuk trofozoit ini
bilateral simetris seperti buah buah jambu monyet dan begian anteriornya membulat
dan bagian posteriornya meruncing.permukaan dorsal cembung(konveks)dan pipih

9
disebelah ventral dan terdapat batil isap berbentuk seperti cakram yang cekung
menempati setengah menempati anterior badan parasit.Ukuran parasit ini 12-15
mikron dan mempunyai sepasang inti yang letaknya di bagian anterior,bentuknya
oval dengan kromosom di tengah atau butir-butar kromatin yang tersebar di plasma
inti .Trofozoit mempunyai empat pasang flagel yang berasal dari 4 pasang
blefaroplas.sepasang flagel keluar dari 2 blefaroplas anteriol.sepasang flagel lateral
berasal dari 2 blefaroplas lateral di antara dua inti dan kedua aksonema berjalan ke
anteriol.lalu saling menyilang di garis tengah dan garis lengkung dipinggir batil
isap,kemudian masing-masing keluar dari sisi lateral kanan dan kiri .sepasang
aksonema yang agak tebal (disebut aksostil)berasal dari 2 blefaroplas median
berjalan ke posterior dan keduanya keluar dari ujung posterior .dari sepasang
blefaroplas yang leteknya di tengah-tengah dua batil isap ,keluar sepasang
aksonema pendek sebagai flagel sentral.dua batang yang agak melengkung
dianggap sebagai benda parabasal ,leteknya melintang di posterior dari batil isap.
Trofozoit berukuran panjang 9-20 m, lebar 5-15 m. Berbentuk oval hingga ada
yang berbentuk buah pear atau bentuk hati. Bentuk trofozoit spesies ini memiliki :
sucking disc pada ujung anteriornya, yaitu area konkaf yang menutupi setengah dari
permukaan ventral. Dua buah nuclei yang terletak simetris bilateral. Nuklei tersebut
mengandung sedikit kromatin perifer namun memiliki kariosom besar yang berada
di tengah. Sebuah axostyle, terdiri dari 2 axonema yang membagi dua tubuhnya.
Dua buah median bodies (parabasal bodies), diduga memiliki peranan dalam proses
metabolisme. Empat flagella yang terletak di lateral, 2 lateral di ventral, dan 2
terletak di kaudal.

Kista yang bentuknya oval berukuran 8-12 mikron,mempunyi dinding tipis


dan kuat .sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari dinding kista
kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti ;yang matang mempunyai 4
inti,letaknya pada satu kutub .waktu kista dibentuk ,trofozoit menarik kembali
flagel-flagel kedalam aksonema ,sehingga tampak sebagai 4 pasang benda sabit
yaitu sisa dari flag.G.lamblia hidup di rongga usus kecil,yaitu duodenum dan bagian
proksimal yeyenum dan kadang-kadang di saluran dan kandung empedu dengan

10
pergerakaqn flagel yang cepat trofozoit bergerak dari Satu tempat ke tempat yang
lain dengan batil isap ,melekatkan diri pada epitel usus.trofozoit berkembang biak
dengan belah pasang longitudinal dalam tinja cair biasanya hanya ditemukan
trofozoit.el.enkistasi terjadi dalam perjalanan ke kolon,bila tinja mulai padat.bila
kista matang tertelan oleh hospes maka terjadi eksistasi di duodenum ,kemudian
sitoplasmanya membelah dan flagel tumbuh dari aksonema sehingga terbentuklah 2
trofozoit.

F. Patologi dan gejala klinis


Adanya Giardia lamblia pada hospes dengan batil isapnya melekat pada
mukosa duodenum dan yeyenum tidak selalu menimbulkan gejala .bila timbul
kelainan ,hanya berupa iritasi yang disebabkan oleh melekstnya parasit pada mukosa
dengan batil isapnya.lesi berupa vilus menjadi pendek dan peradangan pada kripta
dan lamina propria,seperti terdapat pada sindroma malabsorbsi .tidak diketahui
apakah kelainan mukosa oleh giardia disebabkan oleh factor mekanik dan toksik
dan factor lainya. Infeksigiardia dapat menyebabkan diare,disertai steatore karena
gangguan absorbs karoten ,folat,dan vitamin B12. Produksi enzim mukosa juga
berkurang penyerapan bilirubin oleh giardia menghambat aktifitas lipase
pangkreatik ,kelainan fungsi usus kecil ini disebut sindrom malaabsorbsi,yang
menimbulkan gejala kembung, abdomen membesar dan tegang
,mual,anoreksia,feses banyak dan berbau busuk dan mungkin penurunan beratbadan
.setelah pengobatan kelainan usus kecil revesibel. Gejala klinis yang disebabkan
oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda di antara penderitanya. Hal ini
tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista yang tertelan, lamanya infeksi, faktor
hospes dan parasitnya sendiri (Faubert, 2000). Giardia lamblia dapat ditemukan
pada saluran gastrointestinal berbagai macam mamalia termasuk manusia. Protozoa
ini dapat ditularkan melalui cara fecal-oral maupun oral-anal. Banyak sumber air
seperti danau dan sungai mengandung kista protozoa ini sebagai akibat dari
kontaminasi oleh feses manusia dan hewan. Transmisi G.lamblia umum terjadi pada
orang yang memiliki risiko tinggi seperti anak-anak yang berada di tempat penitipan
anak, wisatawan yg mengunjungi beberapa area, homoseksual, dan orang yg sering

11
berhubungan dengan hewan-hewan tertentu. Gejala giardiasis bervariasi dari yang
asimtomatik hingga diare dan malabsorbsi. Diagnosis dengan ditemukannya kista
dan trofozoit dalam feses. Metode immunofluorescece dan enzyme immuoassay
sudah mulai dikembangkan untuk mendeteksi G. Lamblia dalam feses. Di dalam
tubuh yang sehat, biasanya tubuh dapat membatasi infeksi secara alami. Sedangkan
pada pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi
dapat berlangsung lama. Orang yamg mengalami giardiasis berulang umumnya
memiliki kekurangan IgA, dan dapat berkembang menjadi penyakit kronis.
Kekurangan lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi giardia, namun ini
biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu dan pemulihan penuh akan
terjadi kemudian. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa Giardiasis harus
dianggap sebagai penyakit kekurangan vitamin B12, ini akibat dari masalahmasalah
yang disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus.

Giardiasis bisa muncul sebagai (1) infeksi asimptomatis; (2) diare akut; (3)
diare kronik. Selain diare, terdap juga simptom seperti steatore, kram perut, perut
kembung karena ada gas di dalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja
akan berwarna pucat, berminyak, atau berbau (Hall, 1994). Giardiasis juga
menyebabkan komplikasi yaitu, malnutrisi yang akan menyebabkan gangguan
perkembangan dan pertumbuhan pada infant dan anak usia muda (Farthing, 1996).
Malabsorpsi zat besi juga terdapat pada infeksi simptomatis (Filer, 1996) dan alergi
ditemukan pada infeksi giardiasis (Di Prisco et al., 1998). Penyakit pankreas dan
hati terjadi pada orang dewasa yang terinfeksi Giardia sp. (Carroccio et al., 1997;
Nakano et al., 1995; Roberts et al., 1998). Walaupun sangat jarang giardiasis juga
dilaporkan berhubungan dengan arthritis (Letts et al., 1998), arteritis retina dan
iridosiklitis (Corsi et al., 1998). Metode diagnostik yang standar untuk Giardiasis
adalah pemeriksaan tinja dengan menggunakan teknik SAFC untuk mendeteksi kista
dan trofozoit. Trofozoit juga dapat dijumpai dalam cairan dari duodeno-jejunal
junction dengan endoskopi atau dengan enterotest. Deteksi antigen G.intestinalis
dalam tinja segar dengan teknik IFAT dan ELISA mempunyai sensitivitasa dan
spesifisitas yang tinggi dibandingkan dengan pemeriksaan mikroskopik.

12
G. Manifestasi dan gejala infeksi

Kolonisasi Giardia menyebabkan radang usus dan villous atrophia ( mengurangi


kemampuan absorpsi dari usus). Gejala infeksi meliputi:

Diare,
rasa tidak nyaman pada perut,
buang gas yang berlebihan (kentut yang berbau busuk)
bersendawa dengan bau seperti belerang yang menyebabkan seseorang ingin
muak dan muntah,

steatorrhoea (feses berwarna pucat, berbau busuk, dan licin),


nyeri pada daerah epigastric (antara dada dan perut),
perut sering kembung,
mual,
kurang nafsu makan,
mungkin (tapi jarang) muntah-muntah yang banyak,
kehilangan berat badan,
Pus,
lendir dan darah yang tidak biasa di feses.

Dalam individu yang sehat, tubuh biasanya dapat membatasi infeksi. Sedangkan
pada pasien yang immunocompromised (kekurangan kekebalan tubuh), infeksi
dapat berlangsung lama. Orang yang mengalami infeksi Giardia berulang umumnya
adalah mereka yang memiliki kekurangan IgA, dan dapat mengembangkan penyakit
kronis. Kekurangan Lactase juga dapat mengembangkan suatu infeksi Giardia,
namun ini biasanya tidak berlangsung lebih dari beberapa minggu, dan pemulihan
penuh akan terjadi kemudian. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
giardiasis harus dianggap sebagai penyebab kekurangan vitamin B12, ini akibat dari
masalah-masalah yang disebabkannya di dalam sistem penyerapan usus.

13
Melekatnya Giardia lamblia pada sel epitel usus halus tidak selalu menimbulkan
gejala / asimtomatik dan sebagian besar dari mereka menjadi pembawa (carier).
Parasit Giardia lamblia ini menambatkan dirinya ke epithelium usus halus hospes
melalui cakram berperekat di perutnya dan berreproduksi melalui pembelahan biner.
Protozoa tidak merusak sel hospes, tetapi memakan / menyerap nutrisi dari lumen
(dinding dalam) usus kecil dan hidup secara anaerob (tidak memerlukan oksigen).
Karena penyerapan nutrisi oleh protozoa ini, maka terjadi penghambatan absorpsi
lemak dan unsur nutrisi lain oleh tubuh hospes (villous atrophia), sehingga dapat
menyebabkan penurunan berat badan penderita serta menyebabkan radang usus.
Tetapi ada beberapa kasus orang yang peka terhadap infeksi ini dimana sekresi
mukosa menjadi berlebihan sehingga menyebabkan diare, dehidrasi, sakit perut dan
penurunan berat badan. Feses terlihat berlemak tetapi tidak ditemukan darah.
Giardiasis biasanya tidak tersebar melalui darah dan tidak menyebar ke bagian
sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil. Tetapi dalam kondisi
tertentu tropozoit dapat menginvasi jaringan seperti kandung empedu dan saluran
kemih. Jika empedu terserang protozoa dapat menyebabkan jaundice(penyakit
kuning/ekterus) dan sakit perut/colic. Penyakit ini tidak berakibat fatal, tetapi sangat
mengganggu.

H. Penularan
Infeksi Giardia dapat terjadi melalui proses menelan yaitu bisa melalui air
minum, makanan, atau oleh rute faecal-oral (bisa melalui tangan yang
terkontaminasi maupun melalui praktek seks yang melibatkan lidah dan anus).Kista
Giardia dapat bertahan di air hangat dalam hitungan minggu sampai bulanan dan
karena itu dapat hadir dalam air sumur, sumber air tergenang seperti kolam alami,
dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan jernih di
gunung/pegunungan.Karenanya protozoa ini dapat ditemukan di air sumur, sumber
air tergenang seperti kolam alami dan bahkan sumber air yang terlihat bersih dan
jernih di gunung/pegunungan. Giardia lamblia hidup dalam usus halus manusia,
yaitu bagian doudenum, jejenum dan bagian atas dari ileum, dan kadang-kadang

14
disaluran dan kandung empedu. Protozoa ini melekatkan dirinya pada permukaan
epithel usus. Protozoa dapat berenang dengan cepat menggunakan flagellanya.

Infeksi dimulai ketika seorang teringesti bentuk kista. Ekskistasi terjadi setelah kista
secara terpajan oleh HCL dan enzym pankreas saat melewati lambung dan usus
halus. Ekskistasi merupakan aktivasi kista berinti empat untuk mengeluarkan parasit
motil yang kemudian membelah menjadi dua tropozoit. Tropozoit motil tersebut
menempel di permukaan sel epitel usus dengan menggunakan batil isap. Setelah
melekat pada sel epitel, organisma tsb akan berkembang dengan cara belah pasang
longitudinal. Sebagian tropozoit akan mengalami enkistasi saat menuju kolon.
Kondisi yang dapat menstimulasi proses ini tidak diketahui secara pasti, tetapi
secara invitro enkistasi dapat diinduksi oleh pajanan terhadap empedu dan
peningkatan pH setelah enkistasi. Parasit tersebut akan keluar bersama feses. Kista
resisten terhadap penggunaan kimia ringan seperti barklorin dan pendidihan air serta
tahan dalam air dingin sampai berbulan-bulan. Kista dapat dimusnahkan dengan
pembekuan dan pengeringan. Pada seorang yang menderita berat, dapat ditemukan
14 milyard parasit dalam fesesnya, sedangkan pada infeksi sedang ditemukan sekitar
300 juta kista. Dalam usus halus dimana isi usus berbentuk cairan, parasit ditemukan
dalam bentuk tropozoit, tetapi setelah masuk ke dalam colon parasit akan berubah
jadi kista. Pertama-tama flagella memendek, cytoplasma mengental dan dinding
menebal, kemudian kista keluar melalui feses. Pada awal terbentuknya kista
ditemukan dua neukloi, setelah satu jam kemudian ditemukan 4 nukleoli. Bila kista
tertelan hospes maka kista tersebut langsung masuk ke doudenum, flagella tumbuk
dan terbentuk tropozoit kembali.

I. Diagnosis
Diagnosa terhadap giardia lamblia ditegakkan melalui pemeriksaan
mikroskopik dengan menemukan bentuk tropozoit dalam tinja encer dan cairan
doudenum atau bentuk kista dalam tinja padat. Bentuk tropozoit hanya dapat
ditemukan dalam tinja segar. Dalam sediaan basah dengan larutan iodine atau dalam

15
sediaan yang dipulas dengan trikrom, morfologi giardia lamblia dapat dibedakan
dengan jelas dari protozoa lainnya

Infeksi Giardia lamblia sering tidak dapat didiagnosa(misdiagnosed).


Diagnosa yang akurat memerlukan test antigen atau jika tidak tersedia dapat
dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa test pada feses diperlukan kista
dan tropozoit kadang tidak konsisten terlihat pada feses. Mengingat pengujian sulit
untuk menemukan infeksi termasuk banyak negatif palsu, beberapa pasien harus
dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu melakukan berdasarkan gejala

Trofozoit dapat ditemukan dalam tinja segar ,sebelum trofozoit mengalami


desintegrasi .teknik konsentrasi dapat meningkatkan penemuan kista.dengan
enterotest harus ditelan kapsul gfelatin kemudian mucus usus yang menempel pada
kapsul dapat diperiksa secara mikroskopik.tetapi ditemukan parasit ini belum
membuktikannya sebagai penyebab gejala duodenitis .tukak lambung
,karsinoma,strongiloidiasis dan gastroenteritis oleh sebab itu harus disingkirkan
dulu. Infeksi Giardia lamblia pada manusia sering tidak dapat didiagnosa
(misdiagnosed). Diagnosis akurat memerlukan tes antigen atau jika tidak tersedia,
dapat dilakukan pemeriksaan parasit dari feses. Beberapa tes pada feses diperlukan
karena cysts dan trophozoites kadang tidak konsisten terlihat pada feses. Mengingat
sifat pengujian sulit untuk menemukan infeksi, termasuk banyak negatif palsu,
beberapa pasien harus dirawat berdasarkan bukti empiris yaitu memperlakukan
berdasarkan gejala. Infeksi pada manusia secara konvensional diobati dengan
metronidazole, tinidazole atau nitazoxanide. Metronidazole, walaupun pada saat ini
merupakan obat terapi lini depan, namun bisa menyebabkan mutagenic (mutasi gen)
pada bakteri dan menyebabkan kanker pada tikus (putih) sehingga harus dihindari
selama kehamilan. Salah satu yang paling umum adalah pengobatan alternatif
berberine sulfate (ditemukan pada akar anggur Oregon, goldenseal, yellowroot, dan
berbagai tanaman lainnya). Berberine telah memiliki efek antimicrobial dan
antipyretic. Namun harus dihindari penggunaannya pada wanita hamil karena dapat
merangsang rahim (untuk berkontraksi). Pada dosis tinggi, berberine dapat
menyebabkan bradycardia dan hypotension (tekanan darah rendah).

16
J. Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
1. Mengkonsumsi air minum yang bersih yang telah menjalani pemanasan sampai
50 sehingga dapat menginaktifkan kista.

2. Pada umumnya G. Lamblia resisten terhadap klorin, sehingga penyaringan


sangat diperlukan untuk menghilangkan kontaminasi oleh protozoa patogen ini.

3. Melindungi tempat persediaan air dari hospes reservoir (berang-berang dan tikus
air).

4. Memasyarakatkan kebersihan individu (cuci tangan).


5. Penyediaan makanan yang bersih dan baik.
Pencegahan infeksi parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene
perorangan, keluarga, dan kelompok., dengan menghindari air minum yang
terkontaminasi. Sanitasi air minum untuk mencegah terjadinya epidemi giardiasis
dilakukan dengan metode coagulation-sedimentation-filtration. Klorinasi air minum
untuk mengeliminasi kista memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak
yang lebih lama pada biasanya. Proteksi individu dapat dilakukan dengan merebus
air sampai mendidih minimal 1 menit. Bila air tidak dapat direbus, dapat diberikan
2-4 tetes kaporit untuk setiap liter air dan tunggu selama 60 menit sebelum diminum.
Bila airnya dingin dibutuhkan waktu semalam untuk membunuh kista G.intestinalis.
Memanaskan makanan atau makanan yang matang dapat mencegah infeksi kista
G.intestinalis.

Pada daerah terbuka dimana jarang ditemukan air di permukaan tanah,


memerlukan penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran
mikrometer. Disarankan untuk menggunakan yodium atau klorin dioksida pada air
yang akan dikonsumsi. Parameter air seperti suhu, kekeruhan, dan kepekatan juga
dapat mempengaruhi efektivitas suatu perawatan terhadap infeksi.

Penyaringan dengan filter yang memiliki nominal 1-pori ukuran mikromiter


pada air permukaan tanah yang daerah terbuka

17
Menggunakan Yodium atau klorin dioksida pada air yang dikonsumsi
Parameter air seperti suhu, kekeruhan dan kepekatan juga dapat mempengaruhi
efektifitas suatu perwatan terhadap infeksi

Ingat, bahwa tidak semua orang terlihat bergejala walaupun di dalam tubuhnya
terdapat Giardia. Oleh sebab itu diperlukan kewaspadaan universal dalam prilaku
keseharian khususnya perhatian utama pada anak-anak yang bisa tertular penyakit
ini dari makanan-minuman yang kebersihannya diragukan.

K. Prognosis
Prognosis giardiasis adalah baik bila pengobatannya tepat dan disertai
perbaikan lingkungan dan sanitasi

L. Epidemiologi
G.lamblia ditemukan kosmopolit ;prevalensinya 2-25% atau lebih
,tergantung dari golongan umur yang diperiksa dan sanitasi lingkungan .prevalensi
yang pernah ditemukan di Jakarta adalah 4,4%.prevalensi gradia lamblia di
Jakarta antara tahun 1983 dan 1990 adalah 2,9%(194 positif dari 6810 sampel tinja
yang dikirim ke bagian parasitologi FKUI dari penderita di Jakarta).,transmisi
G.lamblia terjadi dengan tertelannya kista matang .makanan dan minuman yang
terkontaminasi dengan tinja ,juga lalat atau dengan penjaga makanan merupakan
sumber infeksi ,tetapi kadang kadang transmisi terjadi karna kontak langsung
antara individu yang terinfeksi dengan individu yang tidak terinfeksi seperti pada
infeksi cacing kremi(hand-to-mounth). G. lamblia lebih sering ditemukan pada
anak anak daripada orang dewasa ,terutama pada umur 6-10 tahun dari keluarga
besar,di rumah yatim piatu dan di sekolah dasar .terjadinya epidemic giardiasis ini
dilaporkan di tempat perawatan anak (day care centres).pada orang dewasa
giardiasis ditemukan pada orang pada orang yang berpergian(travelrs
diarrhea),karena air minum yang terkontaminasi .karena infeksi G.lamblia
yangdapat menginfeksi manusia .G lamblia juga dianggap sebagai parasit yang
ditularkan melalui seks pada kaum homoseksual maupun heteroseksual yang

18
mempraktekan seks oral anal .infeksi giardia juga makin banyak ditemukan pada
penderita AIDS.selain daripada menyebabkan gangguan gastrointestinal ,infeksi
G.lamblia juga dihubungkan dengan sindrom alergi seperti urtikaria kronik ,arteritis
retinal dan iridosiklitis pada anak-anak dan dewasa .pencegahan infeksi dengan
parasit ini terutama dengan memperhatikan hygiene perorangan ,keluarga dan
kelompok dengan menghindari air minum yang terkontaminasi.

Giardiasis adalah infeksi protozoa usus yang common di seluruh dunia.


World Health Organization (WHO) mengestimasikan bahwa 200 juta orang akan
terinfeksi setiap tahun (Swarbrick et al., 1997). Infeksi Giardiasis lebih sering
ditemukan di daerah beriklim tropik dan subtropik daripada di daerah beriklim
dingin. Terutama ditemukan di Rusia, Asia Tenggara, Asia Selatan, Afrika, Meksiko
dan bagian barat Amerika Selatan. Kista Giardia sp. secara umum lebih stabil dan
bertahan lebih lama dalam lingkungan pada jangka masa panjang (bulan). Kista ini
lebih sesuai bertumbuh pada kondisi dingin, lembab, dan suhu rendah. Selain itu,
kista resisten terhadap klorin, ozon, dan radiasi ultraviolet (UV). Mendidihkan kista
pada suhu 60-70% selama 10 menit akan menurunkan viabilitasnya.

Penyakit yang disebabkan oleh Giardia lamblia dinamakan giardiasis.


Penyakit ini terdapat di negara berkembang yang beriklim panas. Giardiasis lebih
sering terjadi pada anak-anak dibanding dewasa. Hampir 100% anak mengalami
infeksi giardia lamblia saat 2 tahun pertama kehidupannya. Infeksi oleh parasit ini
kemungkinan terjadi dalam interval yang sering sehingga sebagian orang melihat
Giardia lamblia sebagai flora normal pada individu yang tinggal di negara
berkembang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Giardia intestinalis mempunyai 2 stadium yaitu tropozoit dan kista. Giardiasis
bisa muncul sebagai infeksi asimptomatis, diare akut, diare kronik. Selain diare,
terdapat juga simptom seperti steatore, kram perut, perut kembung karena ada gas

19
di dalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja akan berwarna pucat,
berminyak, atau berbau.

B. Saran
Kami sadar akan kekurangan dari isi makalah kami ini, maka dari itu kami
menerima kritik dan saran pembaca agar dapat lebih memperbaiki isi makalah ini
agar lebih baik lagi

DAFTAR PUSTAKA

1. HM,Muslim,M.kes, modul protozoologi medik.


2. Parasitologi kedokteran, protozologi, helmintologi, entomologi,. :Bandung:,
yrama widya.

3. Febriani,tugas-parasitologi-giardia-lamblia2010,
http://febrianilimonuyahoocoid.blogspot.com/2010/06/tugas-
parasitologigiardia-lamblia-di.html (diakses tanggal 29 oktober 2013)

4. Maksumprocedure giardia-lamblia ,2012,


http://maksumprocedure.blogspot.com/2012/05/giardia-lamblia.html (diakses
tanggal 29 oktober 2013)

5. http://blogaaknasional.blogspot.com/2011/11/giardia-lamblia.html
6. http://bana-deba.blogspot.com/2009/12/giardiasis.html
7. http://ninajuling.tripod.com/secondpage.htm

20

Anda mungkin juga menyukai