Anda di halaman 1dari 11

FRAKTUR DISTAL RADIUS INTRA-ARTIKULAR:

PENGANGKATAN IMPLAN DISTRACTION METHOD DENGAN HASIL


FUNGSIONAL SENDI PERGELANGAN TANGAN

INTRA-ARTICULAR DISTAL RADIAL FRACTURE DISTRACTION


METHOD IMPLANT REMOVAL TIMING ON WRIST JOINT FUNCTIONAL
OUTCOME

Helmiyadi Kuswardhana1, M. Ruksal Saleh2, Idrus. A. Paturusi3,


1
Bagian Ortopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin,
Makassar(Helmiyadi.Kuswardhana@yahoo.com)
²Bagian Ortopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin,
Makassar (Ruksal.Saleh@yahoo.com)
³Bagian Ortopedi dan Traumatologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin,
Makassar (Idrus.Paturusi@yahoo.com)

Alamat Korespondensi:
Helmiyadi Kuswardhana dr
Bagian Ortopedi dan Traumatologi
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
Makassar, 90245
Email: (Helmiyadi.Kuswardhana@yahoo.com)
ABSTRAK:
Fraktur distal radius intra-artikular dengan komunitif luas dari permukaan sendi yang memanjang hingga
diafisis sebagai akibat dari trauma energi tinggi merupakan tantangan besar bagi pengobatan. Penelitian ini
bertujuan menganalisis perbandingan hasil fungsi klinis sendi pergelangan tangan pada pasien fraktur distal
radius intra-artikular berdasarkan durasi pemasangan distraksi. Penelitian ini menggunakan metode potong
lintang dengan dua belas pasien yang diterapi dengan metode distraksi untuk fraktur distal radius. Kepada empat
dari dua belas pasien, dilakukan pengangkatan implant kurang dari 124 hari dan terhadap kedelapan pasien yang
tersisa, dilakukan pengangkatan implant lebih dari 124 hari. Semua pasien diikuti secara retrospektif dengan
menggunakan pemeriksaan fisik (ROM dan kekuatan genggaman tangan) dan skor patient rated wrist
evaluation(PRWE). Hasil penilitian menunjukan bahwa Persentase range of motion (pergelangan tangan yang
cedera / sehat) pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari rata-rata fleksi 84,8%, 89,5% ekstensi, deviasi
radial 62,4%, deviasi ulnar 82,9 %, supinasi 83,9%, pronasi 95,8%. Kisaran persentase range of motion pasien
dengan durasi fiksasi lebih dari 124 hari rata-rata fleksi 88,4%, ekstensi 85,2%, deviasi radial 78,8%, deviasi
ulnar 76,2%, supinasi 92,3%, pronasi 92,8%. Persentase kekuatan genggaman tangan dan PRWE pasien dengan
durasi fiksasi kurang dari 124 hari rata-rata di 88,1 dan 13,75. Persentase kekuatan genggaman tangan dan
PRWE pasien dengan durasi fiksasi lebih dari 124 hari rata-rata 84,8 dan 18,4.Tidak ada perbedaan yang
signifikan dalam fleksi (p = 0.679), ekstensi (0557), deviasi radial (p = 0.331 ), deviasi ulnar (p = 0,004),
supinasi (p = 0.015), pronasi (p = 0.688), kekuatan genggaman tangan (p = 0.679), dan PRWE (p = 0.459)
antara pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari dengan dengan durasi fiksasi lebih dari 124 hari, tidak
ada perbedaan yang signifikan dalam hasil fungsional (ROM dan kekuatan genggaman tangan) dan PRWE
antara pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari dan pasien dengan durasi fiksasi lebih dari 124 hari.

Kata Kunci : fraktur distal radius, intra-artikular, distraction method.

ABSTRACT

Intraartikuler fracture of distal radius wide in the joint surface extend until diaphysis as a result of high trauma
represent challenge for treatment.The aim of this study is to evalute and compared the functional outcome of
clinical joint of the wrist on patient with Intra-Articular distal radial fracture based on installation period of
distraction method.The research method was cross sectional with 12 patients treated with a Distraction Method
for a comminuted distal radial fracture included in the study. Four of twelve patients were removed the
hardware less than 124 days and eight of twelve patients were removed more than 124 days. All patients were
observed retrospectively with physical examination (ROM and grip strength) and PRWE (Patient Rated Wrist
Evaliation) scores. The results indicated averaged range of motion percentage (injured wrist/healthy wrist) of
patients with duration of fixation less than 124 days were at flexion 84,8%, extension 89,5%, radial deviation
62,4%, ulnar deviation 82,9%, supination 83,9%, pronation 95,8%. Patients with duration of fixation more than
124 days were at flexion 88,4%, extension 85,2%, radial deviation 78,8%, ulnar deviation 76,2%, supination
92,3%, pronation 92,8%. Average of grip strength percentage and PRWE of patients with duration of fixation
less than 124 days were at 88,1 and 13,75 respectively. Average of grip strength percentage and PRWE of
patients with duration of fixation more than 124 days were at 84,8 and 18,4 respectively.There were no
significant difference in flexion (p=0,679), extension (0,557), radial deviation (p=0,331), ulnar deviation
(p=0,004), supination (p=0,015), pronation (p=0,688), grip strength (p=0,679), and PRWE (p= 0,459) between
patient with duration of fixation less than 124 days and patients with duration of fixation more than 124 days.
There were no significant difference in functional outcome (ROM and grip strength) and PRWE between patient
with duration of fixation less than 124 days and patients with duration of fixation more than 124 days.

Keywords : Distal Radial Fracture, Intra-Articular, Distraction Method

PENDAHULUAN
Fraktur distal radius intra-artikular dengan komunitif luas dari permukaan sendi yang
memanjang hingga diafisis sebagai akibat dari trauma energi tinggi merupakan tantangan
besar bagi pengobatan. Plat standar mungkin tidak memadai jika digunakan untuk jenis
fraktur seperti ini. Banyak metode dan jenis implant yang dapat digunakan antara lain volar
plating, dorsal plating dengan menggunakan locked screw-plate construct, dan fiksasi
external. Fraktur komunitif pada distal radius intra-artikular sering membutuhkan fiksasi
untuk jangka waktu yang lama agar bisa union. Immobilisasi yang lama dengan eksternal
fiksasi sering tidak memungkinkan karena infeksi pin-track atau kekenduran yang
menyebabkan hilangnya reduksi (Ruch et al., 2005)
Distraction method dapat digunakan untuk penanganan fraktur komunitif distal radius
intra-artikular terutama pada pasien usia lanjut. Teknik ini dapat menggunakan 3.5 mm; 2,7
mm; atau 2,5 mm plat dinamik kompressi. Instrumentasi tersebut dipasangkan di bagian
dorsal dari diafisis radius, melewati segmen fraktur, dan difiksasi di bagian distal dari
metakarpal jari tengah (Ruch et al., 2005).
Garcia et al,.menunjukkan bahwa meskipun dengan immobilisasi yang
berkepanjangan dari distraction method, tetap dapat menghasilkan range of motion yang
memuaskan. Dengan penanganan dan follow-up yang tepat dapat menghasilkan hasil
fungsional yang baik dan komplikasi yang minimal (Ruch et al., 2005).
Pelepasan implan dijadwalkan secara elektif sekitar dua sampai tiga minggu setelah
union dikonfirmasi dari gambaran radiologi. Rata-rata waktu pelepasan implan sekitar 124
hari (rentang 68 sampai 240 hari) (Ruch et al., 2005).
Kadangkala pasien datang lebih dari waktu yang ditentukan untuk pelepasan implan,
disebabkan oleh banyak faktor seperti informasi yang kurang atau tidak dimengerti oleh
pasien, atau faktor jarak tempat tinggal pasien dengan rumah sakit yang jauh mengakibatkan
pasien tidak datang kontrol di poliklinik.Salah satu komplikasi setelah dilakukan operasi
ORIF pada distal radius yang dapat terjadi adalah kekakuan pada sendi dan menurunnya
fungsi klinis (Range of Motion dan kekuatan genggaman tangan) dari sendi pergelangan
tangan (Chen et al., 2007).
Data yang mendukung terhadap hasil fungsi klinis pada pasien fraktur distal radius
intra-artikular yang diterapi menggunakan distraction method di beberapa negara telah
dilakukan tetapi tidak ada data dari Indonesia terhadap penelitian ini.Di Indonesia secara
umum hanya beberapa Institusi Ortopedi dan Traumatologi yang menggunakan distraction
method sebagai penanganan definitif untuk fraktur distal radius intra-artikular. Di Makassar,
distraction methode telah lama digunakan sebagai salah satu pilihan penanganan definitif
fraktur distal radius intra-artikular. Hal inilah yang memberikan perhatian khusus kepada
penulis untuk membandingkan hasil fungsional klinis pasien setelah pemasangan distraction
method dan mencari hubungan antara durasi pemasangan distraction methode dengan hasil
fungsi klinis sendi pergelangan tangan sebagai evidence base data di Indonesia secara umum
dan di Makassar secara khusus (Chen et al., 2007)
Tujuan Penilitian ini untuk menganalisa perbandingan hasil fungsi klinis sendi
pergelangan tangan pada pasien fraktur distal radius intra-artikularberdasarkan
durasipemasangan distraction method.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan dua belas pasien yang
diterapi dengan Distraction method untuk fraktur distal radius. Empat dari dua belas pasien
dilakukan pengangkatan implant kurang dari 124 hari dan delapan dari dua belas pasien
dilakukan pengangkatan implant lebih dari 124 hari. Semua pasien diikuti secara retrospektif
dengan menggunakan pemeriksaan fisik (ROM dan kekuatan genggaman tangan) dan PRWE
(Pasien Rated Wrist Evaluation) skor.

HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menunjukan bahwa Persentase range of motion (pergelangan
tangan yang cedera /sehat) pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari rata-rata fleksi
84,8%, 89,5% ekstensi, deviasi radial 62,4%, deviasi ulnar 82,9 %, supinasi 83,9%, pronasi
95,8% (Dapat di lihat pada Grafik 1).
Kisaran persentase range of motion pasien dengan durasi fiksasi lebih dari 124 hari
rata-rata fleksi 88,4%, ekstensi 85,2%, deviasi radial 78,8%, deviasi ulnar 76,2%, supinasi
92,3%, pronasi 92,8%. Persentase kekuatan genggaman tangan dan PRWE pasien dengan
durasi fiksasi kurang dari 124 hari rata-rata di 88,1 dan 13,75. Persentase kekuatan
genggaman tangan dan PRWE pasien dengan durasi fiksasi lebih dari 124 hari rata-rata 84,8
dan 18,4 (Dapat di lihat pada Grafik 2,3,4).
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam fleksi (p = 0.679), ekstensi (0557),
deviasi radial (p = 0.331 ), deviasi ulnar (p = 0,004), supinasi (p = 0.015), pronasi (p =
0.688), kekuatan genggaman tangan (p = 0.679), dan PRWE (p = 0.459) antara pasien dengan
durasi fiksasi kurang dari 124 hari dengan dengan durasi fiksasi lebih dari 124 hari.tidak ada
perbedaan yang signifikan dalam hasil fungsional (ROM dan kekuatan genggaman tangan)
dan PRWE antara pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari dan pasien dengan durasi
fiksasi lebih dari 124 hari (Dapat di lihat pada Grafik 5).

PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa stabilisasi fraktur komunutif metafisis-diafisis dari
bagian distal radius merupakan tantangan yang besar di bidang orthopedi dengan
mempertimbangkan faktor biologis dan biomekanik (Bucholz et al., 2010). Weber dan Szabo
menyimpulkan bahwa fraktur ini sulit untuk ditangani, harus ada antisipasi terhadap
komplikasi, dan perlu dipikirkan tatalaksana alternative (Ruch et al., 2005). Salah satu alasan
utama mengapa fraktur ini sulit ditangani terletak pada perbedaan pertimbangan biologis dan
mekanikal yang perlu dipertimbangkan ketika melakukan tatalaksana pada fraktur intra-
artikular dengan ekstensi proksimal (Koval et al., 2010).
Fraktur komunitif distal radius intra-artikular dapat ditangani dengan fiksasi eksternal
maupun internal dengan pelat (plate) yang tipis dan sederhana (Bucholz et al., 2010).T.A
Clyburn melaporkan penggunaan dynamic external fixation, dimana selama pemasangan alat
tersebut pasien dapat melakukan gerakan fleksi maupun ekstensi dan dapat mempertahankan
reduksi pada fragmen fraktur sehingga pasien dapat segera melakukan functional range of
motion pada pergelangan tangan (Ruch et al., 2005). Kekurangan dynamic external fixation
dilaporkan terjadi loss of volar tilt sehingga memerlukan operasi reduksi berikutnya, dan
terjadi infeksi pada pin-tract (Koval et al., 2010). Teknik lain dapat menggunakan teknik
distraction method dimana dapat memberikan kompresi sepanjang permukaan kortikal,
mempertahankan panjang axial, dan mampu memberikan mobilisasi dengan segera (Koval et
al., 2010). Distraction method ini sifatnya rigid, dan mampu mencegah implant failure (Ruch
et al., 2005). Kelebihan lain dari distraction method adalah pasien dapat menggunakan
ekstremitas atas untuk aktifitas sedang atau ringan ketika penyembuhan segmen fraktur
komunitif distal radius intra-artikular terjadi. Kekurangan dari distraction method salah
satunya adalah terjadinya kekakuan gerak dari sendi pergelangan tangan (Bucholz et al.,
2010).
Hal yang menjadi perhatian utama dengan penggunaan distraction method ini adalah
terdapat potensi kekakuan pada pergelangan tangan ( Trumble et al., 1998). Pasien-pasien
pada penelitian kami mengalami fraktur kominutif yang cukup parah dan memerlukan
proteksi terlepas dari teknik fiksasi yang dilakukan (Trumble et al., 1998). Jika
dibandingankan fungsional klinis ROM antara tangan yang cidera dan tangan yang sehat
didapatkan hasil dari 12 kasus, didapatkan rata-rata range of motion sisi yang cidera adalah
flexi 70,42o, ekstensi 70,08o, radial deviasi 17,50o, ulnar deviasi 27,42o, supinasi 78,08o,
pronasi 82,0o, sedangkan ROM sisi yang sehat adalah flexi 83,25o, ekstensi 81,25o, radial
deviasi 25,08o, ulnar deviasi 35,83o, supinasi 87,50o, pronasi 87,50o. Kekuatan genggaman
tangan sisi yang cidera rata-rata adalah 31,65 N dan kekuatan genggaman sisi yang sehat
adalah 36.60 N. Dari data tersebut didapatkan kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan dari kekuatan genggaman, ekstensi dan supinasi antara tangan yang sehat dengan
tangan yang cidera, namun terdapat perbedaan yang signifikan dari fleksi, ekstensi, radial
deviasi, dan supinasi antara tangan yang sehat dengan tangan yang cidera setelah dioperasi
dengan distraction method (Knirk et al., 1986).
Pengangkatan implan dijadwalkan secara elektif sekitar dua sampai tiga minggu
setelah union dikonfirmasi dari gambaran radiologi (Knirk et al,. 1986). Rata-rata waktu
pelepasan implan sekitar 124 hari (rentang 68 sampai 240 hari) (Angst et al., 2005). Rerata
waktu dimana pelat tetap berada di tempatnya adalah 124 hari dalam studi kami (Angst et al.,
2005). Empat dari dua belas pasien dilakukan pengangkatan implan distraction method < 124
hari dan delapan dari dua belas pasien dilakukan pengangkatan implan > 124 hari. Dari 12
kasus yang termasuk dalam kriteria inklusi ini, didapatkan rata-rata persentase kekuatan
genggaman pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari adalah 84,80% (30,5 N) dan
kekuatan genggaman pasien dengan durasi fiksasi lebih dari 124 hari adalah 88,11% (32,2
N). Nilai Patient Rated Wrist Evaluation (PRWE) pasien dengan durasi fiksasi kurang dari
124 hari adalah 18,375 (baik) dan kekuatan genggaman pasien dengan durasi fiksasi lebih
dari 124 hari adalah 13,750 (baik) (Wheeles & Clifford., 2013). Range of motion motion
pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari adalah flexi 76,8% (65,3°), ekstensi 89,48%
(73,75°), radial deviasi 62,43% (12,5°), ulnar deviasi 82,88% (30,25°), supinasi 83,98%
(73°), pronasi 95,78% (81,5°), sedangkan range of motion pasien dengan durasi fiksasi lebih
dari 124 hari adalah flexi 88,39 % (73°), ekstensi 85,25% (68,25°), radial deviasi 78,84%
(18,25°), ulnar deviasi 76,21% (26°), supinasi 92,3% (80,625°), pronasi 92,79%(82,25°).
Studi kami memberi kesan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari kekuatan
genggaman, nilai Patient Rated Wrist Evaluation (PRWE), dan ROM antara pasien dengan
durasi fiksasi kurang dari 124 hari maupun lebih dari 124 hari (Wheeles & Clifford, 2013).
Analisis secara regresif menunjukkan tidak ada hubungan antara durasi fiksasi dan rentang
gerak sendi. Tidak ada pasien yang mengeluh adanya gangguan fungsi (Department of
Orthopaedic Surgery, 2005).
Tidak adanya perbedaan hasil fungsi klinis berdasarkan waktu pengangkatan implan
terjadi karena distraction method membuat sendi radiokarpal dan radioulnar menjadi
seimbang (Department of Orthopaedic Surgery, 2005)
Dengan fiksasi pelat pada metacarpal jari tengah, waktu distraksi dipusatkan dengan
manfaat tambahan dari kestabilan fossa lunatum dari bagian distal radius sehingga implan
tersebur berfungsi sebagai alat distraksi dan dinding penopang bagian dorsal pada fraktur
sehingga tidak mempengaruhi ROM pada sendi pergelangan tangan (Neal & Jupiter, 2007)
Sebagai kesimpulan, pelat distraksi dorsal pergelangan tangan-lengan bawah berguna
untuk penatalaksanaan fraktur distal radius kominutif intra-artikular yang parah. (Angst et al.,
2005). Meskipun terdapat distraction plate dalam jangka waktu (durasi) yang lama pada
sendi pergelangan tangan, rentang gerak sendi (range of motion), kekuatan genggaman
tangan (grip strength) dan skor PRWE memberikan hasil yang dapat diterima saat evaluasi
akhir. Studi tambahan harus dilakukan untuk membandingkan teknik ini dengan nonbridging
internal fixation dan fiksasi eksternal (Angst et al., 2005).

KESIMPULAN & SARAN


Dari hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari
kekuatan genggaman antara tangan yang sehat dengan tangan yang cidera setelah dioperasi
dengan distraction method dan juga tidak ada perbedaan yang signifikan dari ekstensi dan
supinasi antara tangan yang sehat dengan tangan yang cidera setelah dioperasi dengan
distraction method, namun terdapat perbedaan yang signifikan dari fleksi, ekstensi, radial
deviasi, dan supinasi antara tangan yang sehat dengan tangan yang cidera setelah dioperasi
dengan distraction method. Tidak ada perbedaan yang signifikan dari kekuatan genggaman
antara pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari maupun lebih dari 124 hari. Tidak
ada perbedaan yang signifikan nilai Patient Rated Wrist Evaluation (PRWE) antara pasien
dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari maupun lebih dari 124 hari. Tidak ada perbedaan
yang signifikan dari range of motion antara pasien dengan durasi fiksasi kurang dari 124 hari
maupun lebih dari 124 hari. Distraction method merupakan salah satu pilihan yang tepat
dalam penanganan dari fraktur komunitif distal radius intra-artikular.
DAFTAR PUSTAKA

Angst F. et al. (2005). Comprehensive assessment of clinical outcome and quality of life
after resection interposition arthroplasty of the thumb saddle joint. Arthritis Rheum p :
53-213, June 2005
Bucholz RW. et al. (2010). Fractures in Adults 7th ed Distal Radius and Ulna Fractures. p.
222-354, May 2010
Chen NC. et al. (2007). Management of distal radial fractures. JBJS. p. 218-345, January
2007
Department of Orthopaedic Surgery. (2005). Techniques in Hand and Upper Extremity
Surgery. p.2-6 may 2005
Koval et al. (2010). Handbook of Fractures 4th ed. Distal radius. p. 269-280, June 2010
Knirk J.L. & Jupiter J.B. (1986). Intra-articular fractures of the distal end of the radius in
young adult. JBJS vol 68-A, No. 5, June 1986
Neal C. C & Jupiter J. B. (2007). Management of Distal Radial Fractures. JBJS. p.2051-2062,
May 2007
Ruch D.S. et al. (2005). Use of a Distraction Plate for Distal Radial Fractures with
Metaphyseal and Diaphyseal Comminution.Surgical technique. JBJS Vol. 87-A , pp.
945-954, May 2005
Ruch D.S. et al. (2007). Use of a Distraction Platefor Distal Radial Fractures with
Metaphyseal and Diaphyseal Comminution. JBJS. p. 2106-2164, May 2007
Trumble T.H. et al. (1998). Intra-articular fractures of the distal aspect of the radius. JBJS
vol. 80-A, no. 4, april 1998
Wheeles & Clifford. (2013). Complication of ORIF of Distal Radius Fractures. p. 1246-1564,
January 2013
Grip
40

35

30

25

20

15

10

Sakit Sehat

Grafik 1. Perbandingan kekuatan genggaman tangan yang cidera dan tangan yang
sehat

Range of Motion
100
90
80
70
60
Derajat

50
40
30
20
10

Fleksi Ekstensi Radial_dev Ulnar_dev Supinasi Pronasi

Sakit Sehat

Grafik 2. Perbandingan range of motion pergelangan tangan yang cidera dan tangan
yang sehat
Grip
100
90
80
70

Persen (%)
60
50
40
30
20
10

< 124 hari > 124 hari

Grafik 3. Perbandingan persentase kekuatan genggaman tangan berdasarkan durasi


fiksasi

PRWE
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10

< 124 hari > 124 hari

Grafik 4. Perbandingan nilai PRWE berdasarkan durasi fiksasi


Range of Motion
100
90
80
70
Persen (%)

60
50
40
30
20
10

Fleksi Ekstensi Radial_dev Ulnar_dev Supinasi Pronasi

< 124 hari > 124 hari

Grafik 5. Perbandingan persentase kekuatan genggaman tangan berdasarkan durasi


fiksasi

Anda mungkin juga menyukai