MASTOIDITIS
PEMBIMBING:
dr. Faida S, Sp.Rad
Disusun Oleh:
Sherly Malini 030.12.257
Verna Vitriani 030.12.273
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan Penulisan
Metode penulisan referat ini adalah tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Otitis media (OM) khususnya yang kronik (otitis media supurasi kronik) adalah
infeksi telinga tengah yang ditandai oleh sekret telinga aktif atau berulang di telinga
tengah yang keluar melalui perforasi membran timpani yang kronik. OMSK yang sukar
disembuhkan dapat menyebabkan komplikasi luas. Umumnya penyebaran bakteri
merusak struktur di sekitar telinga atau telinga tengah itu sendiri. Komplikasi ini bisa
hanya otore yang menetap, mastoiditis, labirintitis, paralisis saraf fasialis sampai
komplikasi serius seperti abses intrakranial atau trombosis. Walau dalam praktek
kejadian komplikasi ini rendah, pengobatan harus secepat dan seefektif mungkin untuk
menghindari komplikasi. 1
Mastoiditis adalah inflamasi mastoid yang diakibatkan oleh suatu infeksi pada
telinga tengah, dan jika tak diobati dapat terjadi osteomielitis. Mastoiditis adalah segala
proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Mastoiditis
akut (MA) merupakan perluasan infeksi telinga tengah ke dalam pneumatic system
selulae mastoid melalui antrum mastoid. 1,2
2.2. Anatomi System Pendengaran5
3
Gambar 2. Anatomi Tulang Temporal
Mastoid dikelilingi oleh fossa cranial posterior, fossa kranial tengah, saluran
nervus fasialis, sinus sigmoid dan lateral, dan ujung petrosus tulang temporal.
Mastoiditis bisa mengikis seluruh antrum dan meluas ke salah satu daerah yang
bersebelahan tersebut, menyebabkan morbiditas yang signifikan secara klinis dan
penyakit yang mengancam jiwa.
4
Coalescence /Pergabungan
Infeksi akut yang menetap dalam rongga mastoid dapat menyebabkan osteitis,
yang menghancurkan trabekula tulang yang membentuk sel-sel mastoid; oleh karena itu,
istilah mastoiditis coalescent digunakan. Coalescent mastoiditis pada dasarnya
merupakan empiema tulang temporal yang akan menyebabkan komplikasi lebih lanjut,
kecuali bila progresifitasnya dihambat, baik dengan mengalir melalui antrum secara
alami yang akan menyebabkan resolusi spontan atau mengalir ke permukaan
mastoideus secara tidak wajar, apeks petrosus, atau ruang intracranial. Tulang temporal
lain atau struktur di dekatnya, seperti nervus fasialis, labirin, atau sinus venosus, dapat
terlibat. Mastoiditis dapat berhenti pada tahap manapun.
2.3. Epidemiologi
Masih belum diketahui secara pasti, tetapi biasanya terjadi pada pasien-pasien muda
dan pasien dengan gangguan sistem imun.2
a. Di Amerika Serikat5
5
Yang menjadi perhatian besar adalah dilaporkannya peningkatan tajam insiden
mastoiditis akut pada dekade terakhir di beberapa lokasi. Peningkatan ini mungkin
karena meningkatnya tingkat infeksi yang disebabkan oleh organisme yang tahan
antibiotic, virulensi patogen yang meningkat dan penurunan penggunaan antibiotika
untuk mengobati otitis media akut. Kejadian ini kemungkinan besar menurun dengan
ketersediaan dan pemberian vaksin pneumokokus terkonjugasi, yang telah diizinkan
untuk penggunaan klinis pada tahun 2000.
b. Internasional5
Mastoiditis adalah hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah, bakteri yang
didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang didapat pada infeksi telinga
tengah. Bakteri gram negatif dan St. aureus adalah beberapa bakteri yang paling sering
didapatkan pada infeksi ini. Seperti telah disebutkan diatas, bahwa keadaan-keadaan
yang menyebabkan penurunan dari sistem imun dari seseorang juga dapat menjadi
faktor predisposisi mastoiditis. Pada beberapa penelitian terakhir, hampir sebagian dari
anak-anak yang menderita mastoiditis, tidak memiliki penyakit infeksi telinga tengah
sebelumnya. Bakteri yang berperan pada penderita anak-anak ini adalah S. Pnemonieae.
2
6
Seperti semua penyakit infeksi, beberapa hal yang mempengaruhi berat dan
ringannya penyakit adalah faktor tubuh penderita dan faktor dari bakteri itu sendiri.
Dapat dilihat dari angka kejadian anak-anak yang biasanya berumur di bawah dua
tahun, pada usia inilah imunitas belum baik. Beberapa faktor lainnya seperti bentuk
tulang, dan jarak antar organ juga dapat menyebabkan timbulnya penyakit. Faktor-
faktor dari bakteri sendiri adalah, lapisan pelindung pada dinding bakteri, pertahanan
terhadap antibiotik dan kekuatan penetrasi bakteri terhadap jaringan keras dan lunak
dapat berperan pada berat dan ringannya penyakit.2
Pasien mungkin memiliki gejala unik dari mastoiditis akut dan kronis. Mastoiditis akut
umumnya timbul setelah episode baru atau terjadi bersamaan dengan otitis media akut
(AOM) dan sering menyebabkan demam.
Penyakit kronis, yang dapat subklinis, sering terjadi sekunder pada pengobatan
sebagian AOM dengan antibiotik.
Otorrhea yang berlangsung lebih dari 3 minggu adalah tanda yang paling
konsisten yang menunjukkan bahwa proses kronis yang melibatkan mastoideus
telah terjadi.
7
Demam bisa ditemukan. Suhu pasien dapat tinggi.
o Demam dapat tak henti-hentinya pada mastoiditis akut dan mungkin
berhubungan dengan AOM terkait.
o Demam yang menetap, terutama jika pasien mendapatkan antimikroba
yang memadai dan tepat, adalah umum pada mastoiditis akut.
Nyeri dapat dilaporkan.
o Nyeri terlokalisir jauh di dalam atau di belakang telinga dan biasanya
lebih buruk pada malam hari.
o Nyeri yang menetap adalah tanda peringatan penyakit mastoideus.
Temuan ini mungkin sulit untuk mengevaluasi pada pasien muda.
Kehilangan pendengaran dapat terjadi.
o Hal ini biasa terjadi dengan semua proses melibatkan celah-tengah telinga.
o Lebih dari 80% pasien tidak memiliki riwayat otitis media yang berulang.
Gejala nonspesifik (paling umum diamati pada bayi) termasuk kehilangan nafsu
makan dan iritabilitas. 5
Pemeriksaan Fisik
Temuan pada mastoiditis akut dan kronis termasuk penebalan periosteal, abses
subperiosteal, otitis media, dan tonjolan nipplelike (seperti puting) dari membran
timpani pusat. Menentukan adanya penebalan periosteal memerlukan perbandingan
dengan bagian telinga yang lain. Perubahan posisi dari daun telinga ke arah bawah dan
ke luar (terutama pada anak-anak <2 tahun) atau ke atas dan ke luar (pada anak-anak <2
tahun) dapat ditemukan. Abses subperiosteal merubah posisi aurikel ke lateral dan
melenyapkan lipatan kulit postauricular. Jika lipatan tetap ada, proses ini terjadi di
lateral periosteum. Otitis media terlihat pada pemeriksaan dengan otoskop.
Tonjolan nipplelike dari membran timpani sentral mungkin ada, ini biasanya
disertai rembesan nanah. Infeksi ringan persisten ( mastoiditis tersembunyi) dapat
terjadi pada pasien dengan otitis media rekuren atau efusi telinga persisten. Kondisi ini
dapat menyebabkan demam, sakit telinga, dan komplikasi lain.
8
Tanda-tanda mastoiditis akut adalah sebagai berikut:
Tanda-tanda meliputi:
Tanda-tanda meliputi:
Pemeriksaan Laboratorium
Spesimen dari sel-sel mastoid yang diperoleh selama operasi dan cairan
myringotomy, ketika diperoleh, harus dikirim untuk kultur bakteri aerobik dan
anaerobik, jamur, mikobakteri dan basil tahan asam.
o Jika membran timpani sudah perforasi, saluran eksternal dapat
dibersihkan, dan sampel cairan drainase segar diambil.
o Ketelitian adalah penting untuk mendapatkan cairan dari telinga tengah
dan bukan saluran eksternal.
o Kultur dan pengujian kepekaan terhadap isolat dapat membantu dalam
memodifikasi terapi inisial antibiotik.
o Hasil kultur yang dikumpulkan dengan benar untuk bakteri aerobik dan
anaerobik sangat membantu untuk pilihan terapi definitif.
o Pewarnaan Gram dari spesimen awalnya dapat membimbing terapi
antimikroba empiris.
Kultur darah harus diperoleh.
Pemeriksaan darah rutin dan laju sedimentasi dihitung untuk mengevaluasi
efektivitas terapi seterusnya.
Pemeriksaan LCS untuk evaluasi jika dicurigai perluasan proses ke intrakranial. 5
10
2.7. Tatalaksana
Pengobatan berupa antibiotika sistemik dan operasi mastoidektomi. Meliputi dua hal
penting:1
1. Pembersihan telinga (menyedot/mengeluarkan debris telinga dan sekret)
2. Antibiotika baik peroral, sistemik ataupun topikal berdasarkan pengalaman
empirik dari hasil kultur mikrobiologi. Pemilihan antibiotika umumnya
berdasarkan efektifitas kemampuan mengeliminasi kuman (mujarab), resistensi,
keamanan, risiko toksisitas dan harga. Pengetahuan dasar tentang pola
mikroorganisme pada infeksi telinga dan uji kepekaan antibiotikanya sangat
penting
2.8. Komplikasi
13
Gambar 4. Gambaran Tengkorak
Ada tiga jenis proyeksi radiologik yang paling sering dan cukup bermanfaat
serta dapat mudah dibuat dengan memakai alat rontgen yang tidak terlalu besar untuk
menilai tulang temporal, yaitu:
1. Posisi Schuller
Posisi ini menggambarkan penampakan lateral dari mastoid. Proyeksi foto dibuat
dengan bidang sagital kepala terletak sejajar meja pemeriksaan dan berkas sinar
X ditujukan dengan sudut 30° cephalo-caudad.
Pada posisi ini perluasan pneumatisasi mastoid serta struktur trabekulasi dapat
tampak dengan lebih jelas. Posisi ini juga memberikan informasi dasar tentang
besarnya kanalis auditorius eksterna dan hubungannya dengan sinus lateralis. 8
Posisi Pasien
14
Kepala diposisikan lateral, dengan menempatkan :
o MSP kepala sejajar dengan bidang
film o IPL tegak lurus dengan bidang
film
o IOML sejajar dengan bidang film
Pastikan tidak terjadi pergerakan kepala dengan melakukan fiksasi
Letakkan CP agar terproyeksi dipertengahan film, pada daerah 2,5 cm posterior
MAE. Central Ray diarahkanmenyudut 25° caudally menembus pertengahan
film. 9
Kriteria Gambaran
Tampak bagian os mastoid dan sebagian os petrosum dipertengahan film
Mastoid air cells tampak di bagian posterior petrous
ridge TMJ tampak di bagian anterior petrous ridge
Bagian mastoid danpetrossum yang tidakdiperiksaterproyeksi di bagian
inferior Tampak marker R/L di tepi film. 9
15
Gambar 6 : Posisi Schuller
2. Posisi Owen
Posisi ini juga menggambarkan penampakan lateral mastoid dan proyeksi dibuat
dengan kepala terletak sejajar meja pemeriksaan atau film lalu wajah diputar 30°
menjauhi film dan berkas cahaya sinar X ditujukan dengan sudut 30° - 40°
cephalo-caudad. Umumnya posisi Owen dibuat untuk memperlihatkan kanalis
auditorius eksternus, epitimpanikum, bagian-bagian tulang pendengaran dan sel
udara mastoid. 8
16
Gambar 7. Posisi Owen
pemeriksaan, dagu ditekuk ke arah dada lalu kepala diputar 10°-15° ke arah sisi
mastoid. Posisi Chausse III ini merupakan posisi radiologik konvensional yang
paling baik untuk pemeriksaan telinga tengah terutama untuk pemeriksaan otitis
17
OTITIS MEDIA AKUT / MASTOIDITIS
Schuller atau Owen, sedangkan posisi Chausse III dipakai untuk melihat ruang telinga
tengah.
Dengan posisi-posisi ini dapat dilihat dengan jelas perselubungan sel udara
mastoid, destruksi trabekulae atau erosi sinus plate. Gambaran radiologik mastoiditis
akut bergantung pada lamanya proses inflamasi dan proses pneumatisasi tulang
temporal. Biasanya mastoid akut tak terjadi pada mastoid yang acellulair.
tengah dan sel udara mastoid, dan bila proses inflamasi terus berlangsung akan terjadi
perselubungan yang difus pada kedua daerah tersebut. Pada masa permulaan infeksi
biasanya struktur trabekulae dan sel udara mastoid masih utuh, tetapi kadang-kadang
dengan adanya edema mukosa dan penumpukan cairan seropurulen, maka terjadi
infeksi, maka akan terjadi demineralisasi diikuti dengan destruksi trabekulae dimana
pada proses mastoid yang hebat akan terjadi penyebaran ke arah posterior menyebabkan
Jika terjadi komplikasi intrakranial pada daerah fossa kranii posterior atau media,
untuk mendeteksi hal tersebut di mana pada pemeriksaan CT dapat ditemui defek tulang
tidak homogen pada daerah antrum mastoid dan sel udara mastoid, serta perubahan
yang bervariasi pada struktur trabekulasi mastoid. Proses inflamasi pada mastoid akan
saat ini yang tampak pada foto adalah perselubungan sel udara mastoid dan jumlah sel
udara yang berkurang serta struktur trabekulae yang tersisa tampak menebal.
Jika proses inflamasi terus berlangsung, maka akan terlihat obliterasi sel
udara mastoid dan biasanya mastoid akan terlihat sklerotik. Kadang-kadang lumen
antrum mastoidikum dan sisa sel udara mastoid akan terisi jaringan granulasi
19
Gambar 10. Mastoiditis kronik. Dengan posisi Schuller tampak perselubungan
Kronik :
Sclerosis dari mastoid air cell
Merupakan komplikasi dari abscess & sequester dgn sclerosis dari mastoid (
sulit membedakan dengan cholesteatoma ) . Abscess dinding batas tegas
Dapat menyebabkan extradural& intra cerebral
sepsis Komplikasi yang serius Cholesteatoma.
10
KOLESTEATOMA
Gambaran Radiologik
Pada kolesteatoma yang menyebar kea rah mastoid akan menyebabkan destruksi
struktur trabekulae mastoid dan pembentukan kavitas besar yang berselubung dengan
dinding yang licin. Kadang-kadang kolesteatoma dapat meluas ke sel udara mastoid
tanpa merusak trabekulasi tulang dan jenis ini sering dijumpai pada anak-anak, dimana
gambaran radiologiknya berupa perselubungan pada sel udara mastoid dan sulit
dibedakan dengan mastoiditis biasa. Untuk melihat lesi-lesi kolesteatoma yang kecil
atau ingin melihat lesi lebih jelas perlu dibuat tomografi tulang temporal. 8
20
Gambar 11. Kolesteatoma. Dengan posisi Owen tampak mastoid yang sklerotik
serta bayangan lusen daerah superior mastoid.
Cholesteatoma :
Secara Ro sulit dibedakan kecuali ada riwayat post op
Perubahan-perubahan post op mastoidectomi: pelebaran aditus parsial atau
complex, bergesernya air cell, mastoid system. 10
GAMBARAN CT SCAN
Gambar 12. Axial CT scan memperlihatkan kuantitas tulang pada telinga kanan
yang terbatas
Gambar 13. Acute mastoiditis - CT scan
22
Gambar 14. cholesteatoma dengan erosion pada cochlea
23
Gambar 17. Telinga tengah dan mastoid cholesteatoma – preoperative
24
GAMBARAN MRI
o MRI sering digunakan pada pasien dengan gejala klinis atau penemuan CT yang
mengarah ke komplikasi intracranial. Bagaimanapun, MRI tidak rutin digunakan
untuk evaluasi mastoid.
MRI adalah standar untuk mengevaluasi jaringan lunak yang berdampingan,
lebih spesifik, intra cranial struktur dan untuk mendeteksi cairan yang
terkumpul extra axial dan yang berhubungan dengan masalah vascular.
MRI membantu dlaam merencanakan pengobatan operasi yang efektif. 5
Gambar 20. Tulang temporal, kolesteatoma didapat. MRI T1 weighted axial. Terdapat
massa jaringan lunak hipointense pada regio tegmen timpani kanan yang ekstensi ke
arah intracranial.
25
Gambar 21. Tulang temporal, kolesteatoma didapat. MRI T2 weighted axial. Terdapat
massa jaringan lunak hiperintense pada regio tegmen timpani kanan yang ekstensi ke
arah intracranial.
Tingkat Kepercayaan
MRI adalah lebih sensitive daripada radiografi konvensional, tetapi kurang sensitive
dibandingkan CT scan resolusi tinggi, karena keterbatasan untuk menggambarkan
tulang pada MRI. 5
26
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang
terletak pada tulang temporal. Mastoiditis akut (MA) merupakan perluasan
infeksi telinga tengah ke dalam pneumatic system selulae mastoid melalui
antrum mastoid.
Pembuatan foto radiologik untuk mastoiditis akut biasanya dipakai posisi
Schuller atau Owen, sedangkan posisi Chausse III dipakai untuk melihat ruang
telinga tengah.
Pada akut otitis media & mastoiditis akan ditemukan hilangnya radiolusen
dari tuba eustachi dan meatus acusticus media, gambaran radioopak antrum
mastoid dgn perkaburan batas luar dinding mastoid. Sedangkan pada proses
kronik ditemukan sclerosis dari mastoid air cell, merupakan komplikasi dari
abscess & sequester dgn sclerosis dari mastoid ( sulit membedakan dengan
cholesteatoma ), abscess dinding batas tegas, dapat menyebabkan extradural&
intra cerebral sepsis. Komplikasi yang serius diantaranya cholesteatoma.
Gambaran cholesteatoma secara Ro sulit dibedakan kecuali ada riwayat post
operasi, perubahan-perubahan post operasi mastoidectomi pelebaran aditus
parsial atau complex, bergesernya air cell, mastoid system.
Pemeriksaan CT Scan menggambarkan dimanapun di intracranial adanya
suspek komplikasi atau perluasan. Bukti dari mastoiditis adalah menggambarkan
destruksi mastoid dan kehilangan ketajaman sel udara mastoid. Pada kasus-kasus
tertentu, dengan menggunakan CT Scan gambaran air cells yang kabur dapat
diungkap, scan tulang dengan technetium-99 dapat menolong mendeteksi
perubahan osteolitic.
MRI tidak rutin digunakan untuk evaluasi mastoid. MRI adalah standar
untuk mengevaluasi jaringan lunak yang berdampingan, lebih spesifik, intra
cranial struktur dan untuk mendeteksi cairan yang terkumpul extra axial dan
yang berhubungan dengan masalah vascular. MRI membantu dlaam
merencanakan pengobatan operasi yang efektif.
MRI adalah lebih sensitive daripada radiografi konvensional, tetapi
kurang sensitive dibandingkan CT scan resolusi tinggi, karena keterbatasan
untuk menggambarkan tulang pada MRI.
27
DAFTAR PUSTAKA
1. Widodo P dkk. Pola Sebaran Kuman dan Uji Kepekaan Antibiotika Sekret
Telinga Tengah Penderita Mastoiditis Akutdi RS Dr Kariadi Semarang 2004
2005.diakses dari
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/155_08PolaSebaranKumanUjiKepekaan.p
df/155_08Pol aSebaranKumanUjiKepekaan.html