Anda di halaman 1dari 4

DASTER

Dancing Ball
a. Naftalen
Naftalena adalah hidrokarbon kristalin aromatik berbentuk padatan berwarna putih
dengan rumus molekul C10H8 dan berbentuk dua cincin benzena yang bersatu. Senyawa
ini bersifat volatil, mudah menguap walau dalam bentuk padatan. Uap yang dihasilkan
bersifat mudah terbakar. (Hart, 2003 :145)
Naftalena adalah salah satu komponen yang termasuk benzena aromatik hidrokarbon,
tetapi tidak termasuk polisiklik. Sifat-sifat tersebut antara lain: sifat pembakaran yang
baik, mudah menguap sehingga tidak meninggalkan getah padat pada bagian-bagian
mesin. Sesuai dengan ikatan valensinya, napthalena mempunyai tiga struktur resonansi
yaitu :Seperti benzena, naftalena dapat mengalami substitusi aromatik elektrofilik . Pada
sebagian besar reaksi substitusi aromatik elektrofilik, naftalena bereaksi dalam kondisi
lebih ringan daripada benzena. (Hart, 2003 :146)
Naftalena digunakan sebagai reaksi intermediet dari berbagai reaksi kimia industri,
seperti reaksi sulfonasi, polimerisasi, dan neutralisasi. Selain itu, naftalena juga berfungsi
sebagai fumigan (kamper, dsb), surfaktan, dsb
b. Soda Kue
Senyawa ini disebut juga baking soda (soda kue), Sodium bikarbonat, natrium
hidrogen karbonat, dan lain-lain. Senyawa ini merupakan kristal yang sering terdapat
dalam bentuk serbuk. Natrium bikarbonat larut dalam air. Soda kue diklasifikasikan
sebagai garam asam, yang dibentuk dengan menggabungkan asam (karbonat) dan dasar
(natrium hidroksida), dan bereaksi dengan bahan kimia lain sebagai alkali ringan. Pada
suhu di atas 300 derajat Fahrenheit (149 derajat Celcius), soda kue terurai menjadi
natrium karbonat (zat lebih stabil), air, dan karbon dioksida. (Svehla, 1990)
c. Cuka atau Asam Asetat

Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik
yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki
rumus empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis dalam bentuk CH3-COOH,
CH3COOH, atau CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam asetat glasial) adalah
cairan higroskopis tak berwarna, dan memiliki titik beku 16.7°C. (Anna, 2009)

Asam asetat merupakan salah satu asam karboksilat paling sederhana, setelah
asam format. Larutan asam asetat dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam asetat merupakan
pereaksi kimia dan bahan baku industri yang penting. Asam asetat digunakan dalam
produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat,
maupun berbagai macam serat dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan
sebagai pengatur keasaman. Di rumah tangga, asam asetat encer juga sering digunakan
sebagai pelunak air. (Anna, 2009)

Asam asetat dapat dikenali dengan baunya yang khas. Selain itu, garam-garam
dari asam asetat bereaksi dengan larutan besi(III) klorida, yang menghasilkan warna
merah pekat yang hilang bila larutan diasamkan.

Asam asetat digunakan sebagai pereaksi kimia untuk menghasilkan berbagai


senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%) dari asam asetat dunia digunakan sebagai bahan
untuk memproduksi monomer vinil asetat (vinyl acetate monomer, VAM). Selain itu
asam asetat juga digunakan dalam produksi anhidrida asetat dan juga ester.

Soda kue atau sodium bikarbonat (NaHCO3) adalah basa, sedangkan cuka atau
asam asetat (CH3COOH) adalah asam. Rekasi antara asam dan basa ini disebut
netralisasi. Dalam prosesnya reaksi ini menghasilkan karbon dioksida dan air , karbon
dioksida yang dihasilkan akan membuat kapur barus bergelembung dan tampak seperti
berlompatan. (Sudarmanto, 2000 : 6)
PEMBAHASAN
Praktikum Kimia Dancing Ball adalah salah satu jenis Kimia Rekreasi. Dimana hasil
praktikum ini berupa gerakan kapur barus yang naik turun di dalam larutan seperti layaknya
orang menari. Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini menggunakan gelas ukur
dan pengaduk, sedangkan bahannya menggunakan naftalena (kapur barus), soda kue
(NaHCO3), dan asam cuka. Langkah dalam praktikum yang pertama adalah memasukkan
pecahan kapur barus dalam gelas ukur, lalu menambahkan soda kue ke dalam gelas ukur.
Selanjutnya menuangkan asam cuka ke dalam gelas ukur secukupnya. Pada saat asam cuka
dan soda kue bereaksi, timbul gelembung-gelembung dan arus yang menuju ke atas dan
kebawah.

Berikut adalah gambar percobaan yang praktikan lakukan:

Sumber : Dokumen Pribadi

Reaksi antara asam cuka dan soda kue dapat dituliskan sebagai berikut :

CH3COOH + NaHCO3 => CH3COONa + CO2 + H2O

Pada reaksi tersebut nantinya CO2 akan terserap oleh kapur barus karena CO2 lebih
ringan di udara sehingga nantinya dapat mengangkat kapur barus ke atas. Setelah tiba di
permukaan, seluruh atau sebagian gas akan terlepas ke udara, sehingga kapur barus akan lebih
berat dan turun ke dasar larutan asam cuka kembali. Setelah tiba di dasar larutan, kapur barus
menyerap gas lagi, kapur barus naik ke permukaan kembali, dan seterusnya sampai seluruh
gas CO2 habis dan kapur barus akan berhenti bergerak. Jika ingin kapur barus bergerak
kembali, perlu ditambahkan soda kue lagi. (Sudarmanto, 2000 : 6)

DAFTAR PUSTAKA

Anna Poedjiadi. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Hart, D.J. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga.

Sudarmanto, S.,dkk., 2000. Kimia Hasil Pertanian. Yogyakarta: FTP UGM

Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT.
Kalman MediaPustaka

Anda mungkin juga menyukai