LAPORAN PELAKSANAAN
DISUSUN OLEH
NO TEST…. : 1610/SBY/UM/S1-ELE/67374
TAHUN 2017
Yogyakarta, 18 Juli 2017
Siswa OJT
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena telah melimpahkan berkah rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Telahaan Staf dengan judul “Optimalisasi Monitoring
Pengadaan MTU (Material Transmisi Utama) Tower Transmisi 500 kV Proyek
Tanjung Jati – TX, TX – Batang, Batang – Mandirancan Seksi I dan II
Menggunakan Visual Basic” sebagai evaluasi akhir dalam Program On the Job
Training (OJT) berbasis penempatan Diklat Prajabatan Angkatan 57 PT. PLN
(Persero).
iii
Penulis menyadari bahwa Laporan Telahaan Staf ini masih banyak
kekurangan, sehingga penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran dari
para pembaca. Semoga Laporan Telahaan Staf ini dapat bermanfaat dalam
proses pembelajaran bagi kita semua.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..........................................................................................iii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ...............................................................................................vii
ABSTRAK........................................................................................................ viii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………. ................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................. 1
1.2 PERMASALAHAN .................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 4
2.1 IDENTIFIKASI MASALAH ........................................................................ 4
2.2 TOOLS ANALYSIS .................................................................................. 6
2.3 PRA-ANGGAPAN .................................................................................... 7
2.4 SKALA PRIORITAS ................................................................................. 8
2.5 FAKTA YANG MEMPENGARUHI ............................................................ 9
2.6 PEMBAHASAN ...................................................................................... 10
2.6.1 ALUR PESANAN BARANG DAN PENGENDALIAN TOWER.......... 10
2.6.2 PEMBUATAN APLIKASI VISUAL BASIC ........................................ 12
2.6.3 MONITORING PENILAIAN PERFORMA PABRIKAN ...................... 15
2.6.4 MONITORING PENGADAAN MTU TOWER TRANSMISI ............... 18
2.6.5 SAVING, GAIN, AND BENEFIT ....................................................... 20
BAB III PENUTUP ........................................................................................... 21
3.1 KESIMPULAN ........................................................................................ 21
3.2 SARAN TINDAK LANJUT ...................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 23
LAMPIRAN
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Data Pabrikan Pada Proyek PT. PLN UIP JBT II................................ 5
Tabel 2.2 Alokasi Tower Transmisi Bulan Mei 2017 .......................................... 9
vii
ABSTRAK
PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II (UIP
JBT II), merupakan salah satu unit bisnis PT. PLN (Persero) yang bergerak
dibidang penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan khususnya dalam
pembangunan transmisi dan gardu induk 150 kV dan 500 kV diregional Jawa
Bagian Tengah yang berkualitas tinggi dan siap dioperasikan melalui proses
pelaksanaan pembangunan yang tepat biaya, mutu dan waktu. PT. PLN
(Persero) UIP JBT II memiliki target pekerjaan yang sangat besar pada tahun
2017 yakni penyelesaian proyek gardu induk 4280 MVA dan transmisi sepanjang
677.28 KMS.
Pada saat pelaksanaan proses pelaksanaan proyek dapat memungkinkan
terjadinya keterlambatan kedatangan material tower transmisi. Keterlambatan
kedatangan material tower transmisi dapat disebabkan oleh keterlambatan Surat
Pesanan Barang (SPB) maupun keterlambatan proses pabrikasi. Pengadaan
MTU tower transmisi pada PT. PLN (Persero) dilakukan secara terpusat, dalam
satu proyek yang dilakukan oleh PT. PLN (Persero) UIP JBT II melibatkan
beberapa pabrikan dalam proses pengadaan tower transmisi 500 kV. Dengan
banyaknya pabrikasi maka pengawasanpun menjadi tersebar.
Untuk itu perlu adanya monitoring pengadaan Material Transmisi Utama
(MTU) tower transmisi yang digunakan untuk memantau kedatangan tower
transmisi dan mengestimasi tanggal SPB dan estimasi barang on site. Dengan
adanya monitoring pengadaan MTU tower transmisi diharapkan dapat
mengurangi resiko keterlambatan kedatangan material pada suatu proyek.
Monitoring penilaian performa pabrikan juga perlu dibuat agar dapat menilai dan
mencatat kinerja pabrikan, sehingga pabrikan yang dirasa kurang baik dapat
tidak digunakan dalam proses pabrikasi yang akan datang di PT. PLN (Persero)
Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II. Alur pengadaan MTU tower
transmisi juga harus dipahami agar dalam proses pengadaan hingga material
sampai di lapangan diharapkan tidak ada kendala.
viii
BAB I
PENDAHULUAN
PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II (UIP
JBT II), merupakan salah satu unit bisnis PT. PLN (Persero) yang bergerak
dibidang penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan khususnya dalam
pembangunan transmisi dan gardu induk 150 kV dan 500 kV diregional Jawa
Bagian Tengah yang berkualitas tinggi dan siap dioperasikan melalui proses
pelaksanaan pembangunan yang tepat biaya, mutu dan waktu.
PT. PLN (Persero) UIP JBT II memiliki target pekerjaan yang sangat
besar pada tahun 2017 yakni penyelesaian proyek gardu induk 4280 MVA dan
transmisi sepanjang 677.28 KMS. Sedangkan untuk sasaran strategis PT. PLN
(Persero) UIP JBT II yaitu Pembangunan sistem jaringan 500 kV (jalur utara),
penyelesaian proyek yang masih berjalan khususnya Konsumen Tegangan
Tinggi (KTT), dan pembangunan jaringan Transmisi dan Gardu Induk sesuai
RUPTL 2016-2025.
Dalam pelaksanaanya PT. PLN (Persero) UIP JBT II memiliki 4 Unit
Pelaksana Proyek (UPP) yang bertanggungjawab menangani pekerjaan baik
gardu induk maupun transmisi sesuai dengan wilayah kerja masing-masing.
Sehingga dalam pekerjaan target tersebut mudah untuk dikoordinir. Semua
pekerjaan akan dikontrol secara terpusat oleh PT. PLN (Persero) UIP JBT II
sebagai penanggung jawab utama.
Untuk mencapai target diatas tidak selalu berjalan dengan mulus. Banyak
kendala-kendala yang dihadapi dilapangan. Salah satunya yaitu resiko tidak
terkendalinya pemesanan material transmisi utama tower 500 kV untuk proyek
SUTET 500 kV Tanjung Jati – TX (Ungaran–Pedan) dengan banyak tower 342
tower dan panjang kurang lebih 145 KM, SUTET 500 kV TX (Ungaran–Pedan) –
1
Batang dengan banyak tower 209 tower dan panjang kurang lebih 87 KM serta
SUTET 500 kV Batang – Mandirancan seksi I dan seksi II dengan tower total
sebanyak 396 tower dan panjang total kurang lebih 167,5 KM.
Dengan menerapkan skema kontrak pengadaan tower terpusat yang baru
maka akan melibatkan beberapa vendor atau pabrikan pembuat tower dalam
satu proyek, hal ini dapat memungkinkan kesalahan koordinasi dan
keterlambatan kedatangan material tower apabila tidak dilakukan monitoring
secara ketat dan terjadwal. Keterlambatan material tower sampai di lapangan
tentunya dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya :
1. Keterlambatan Surat Pesanan Barang (SPB) / Purchase Order (PO)
yang mendeskripsikan tipe, jenis, spesifikasi, jumlah barang, jaminan
pelaksanaan SPB oleh PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Jawa Bagian Tengah II.
2. Performa pabrikan pembuat tower yang kurang baik. Penilaian
performa pabrikan dinilai dari beberapa kriteria yaitu ketepatan waktu
produksi, kemampuan koordinasi / komunikasi, kesesuaian jadwal
penagihan biaya, kualitas material.
Dengan melihat faktor-faktor penyebab keterlambatan material tower sampai
dilapangan maka perlu adanya monitoring yang ketat sehingga PT. PLN
(Persero) Unit Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II tidak terlambat
dalam memesan tower dan mengeluarkan dokumen SPB serta dapat melihat
kinerja dan performa pabrikan yang telah ditentukan oleh pusat agar surat
pesanan barang dapat direalisasikan dengan kualitas yang baik.
1.2 PERMASALAHAN
2
menjadi tersebar dan memungkinkan adanya resiko kinerja pabrikan
yang kurang baik dalam menyediakan tower transmisi 500 kV.
3. Adanya resiko kemungkinan keterlambatan penyediaan material
transmisi utama tower 500 kV sampai ke lapangan dengan beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi.
Terdapat beberapa permasalahan yang harus segera diselesaikan demi
kelancaran proyek pembangunan di PT. PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan
Jawa Bagian Tengah II.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Tabel 2.1 Data Pabrikan Pada Proyek PT. PLN UIP JBT II
PROYEK PABRIKAN
PT. DUTA CIPTA PAKAR PERKASA
SUTET 500 kV
PT. TWINK INDONESIA
Tanjung Jati – TX (Ungaran–Pedan)
PT. KARUNIA BERCA INDONESIA
PT. BANGUN SARANA BAJA
SUTET 500 kV
PT. KURNIA ADIJAYA MANDIRI
TX (Ungaran–Pedan) – Batang
PT. DUTA HITA JAYA
PT. BUKAKA TEKNIK UTAMA
SUTET 500 kV PT. ARMINDO CATUR PRATAMA
Batang – Mandirancan seksi I PT. KOKOH SEMESTA
PT. KARYA LOGAM AGUNG
PT. WIKA INDUSTRI & KONSTRUKSI
SUTET 500 kV PT. DANUSARI MITRA SEJAHTERA
Batang – Mandirancan seksi II PT. GUNUNG STEEL
CONSTRUCTION
Tabel 2.1 menunjukkan data pabrikan yang digunakan untuk pengadaan tower
500 kV pada proyek yang telah ditentukan. Dengan adanya beberapa pabrikan
dalam satu proyek maka pengawasan akan menjadi tersebar. Komunikasi dan
koordinasi juga akan menjadi lebih sulit. Selain itu kinerja dan kualitas material
antar pabrikan juga berbeda hal tersebut dapat mempengaruhi kelancaran dan
mutu suatu proyek.
Keterlambatan kedatangan material tower dalam suatu proyek dapat
membuat kemunduran jadwal proyek secara keseluruhan hal ini dapat
dipengaruhi dari beberapa faktor, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Dari segi faktor internal dapat meliputi keterlambatan PT. PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II dalam mengajukan dokumen Surat
Pesanan Barang (SPB) / Purchase Order (PO) kepada pabrikan, hal ini dapat
dimungkinkan terjadi karena kurangnya koordinasi dengan UPP ataupun
kelalaian manusia yang biasa disebut dengan human error. Dari segi faktor
eksternal dapat dimungkinkan karena kinerja pabrikan yang terlambat dalam
pembuatan tower 500 kV, kualitas tower yang tidak sesuai dengan kontrak saat
dilakukan inspeksi, dan kurangnya komunikasi dengan PT. PLN (Persero) Unit
Induk Pembangunan Jawa Bagian Tengah II.
5
2.2 TOOLS ANALYSIS (RCPS)
Keterangan :
Pengawasan Adanya kinerja Membuat
= Permasalahan menjadi pabrikan yang penilaian terhadap
tersebar kurang baik kinerja pabrikan
yang dapat karena
melibatkan
diselesaikan banyak
pabrikan tower
= Solusi
permasalahan
6
Hasil identifikasi RCPS dapat dilihat pada Gambar 2.1 dengan
keterangan balok berwarna kuning merupakan permasalahan yang dapat
diselesaikan dan balok berwarna hijau merupakan solusi dari permasalahan
tersebut. Terlihat dengan membuat optimalisasi monitoring pengadaan MTU
tower transmisi 500 kV dan penilaian terhadap kinerja pabrikan yang dilihat dari
beberapa kriteria dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi
dalam proses pengadaan tower transmisi SUTET 500 kV jalur Tanjung Jati – TX,
TX – Batang, Batang – Mandirancan seksi I dan Batang – Mandirancan seksi II.
2.3 PRA-ANGGAPAN
Dilihat dari akar permasalahan melalui diagram RCPS pada gambar 2.1
dapat diolah di dalam pra-anggapan. Pra-anggapan merupakan suatu metode
yang digunakan untuk menentukan langkah-langkah yang dapat dilakukan terkait
masalah-masalah yang timbul. Berikut merupakan ide perbaikan atau jawaban
sementara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir resiko keterlambatan
material tower transmisi.
Mempelajari alur mekanisme pengendalian Material Transmisi Utama
(MTU) tower transmisi dan alur proses pesanan barang / Purchase Order (PO)
dapat membuat pegawai memahami prosedur yang berlaku sehingga
memperlancar komunikasi dan diharapkan tidak ada kesalahan dalam
komunikasi akibat ketidaktahuan prosedur yang berlaku.
Dalam satu proyek melibatkan beberapa pabrikan dalam pembuatan
tower transmisi 500 kV yang dapat membuat pengawasan menjadi tersebar, jika
hal ini terjadi maka kinerja pabrikan tidak bisa dipantau secara optimal dan
memungkinkan kinerja pabrikan yang dirasa buruk. Membuat penilaian terhadap
kinerja pabrikan dapat meningkatkan pengawasan dan dapat menjadi catatan
jika kinerja pabrikan kurang baik.
Membuat monitoring pengadaan MTU tower transmisi dapat
memudahkan dalam pengajuan Surat Pesanan Barang (SPB) / Purchase Order
(PO). Saat ini masih belum adanya monitoring pengadaan MTU tower transmisi
yang dapat mengestimasi tanggal pengajuan SPB sehingga akan dibuatkan
pengambangan monitoring yang dapat memantau jadwal SPB dan estimasi serta
realisasi jadwal kedatangan tower transmisi 500 kV demi kelancaran suatu
proyek.
7
2.4 SKALA PRIORITAS
Ide perbaikan :
High
1 1. Membuat monitoring
pengadaan MTU tower
transmisi.
2
Medium
IMPACT
2. Membuat monitoring
3 kinerja pabrikan tower
transmisi.
3. Menerapkan alur
Low
mekanisme
pengendalian MTU
Difficult Medium Easy tower transmisi dan alur
IMPLEMENTATION proses pesanan barang.
Terlihat pada gambar 2.2 bahwa kegiatan membuat monitoring pengadaan MTU
tower transmisi mempunyai impact yang tinggi dan mudah diimplementasikan,
sedangkan kegiatan membuat monitoring kinerja pabrikan tower transmisi dan
menerapkan alur mekanisme pengendalian Material Transmisi Utama (MTU)
tower transmisi serta alur proses pesanan barang mempunyai impact yang
medium dan mudah diimplementasikan. Sehingga berdasarkan kemudahan
implementasi maka dalam hal ini penulis memilih ketiga ide perbaikan tersebut
untuk diimplementasikan, dengan ide perbaikan nomor 1 sebagai judul dari
telahaan staf ini karena mempunyai impact yang sangat tinggi serta ide
perbaikan nomor 2 dan 3 sebagai pendukung penyelesaian masalah yang
terjadi.
8
2.5 FAKTA YANG MEMPENGARUHI
9
2.6 PEMBAHASAN
Start
Recheck Survey
Approval
Order Tower
Tahap Pondasi
Referensi Appoved
Drawing
10
Schedule dan dilanjutkan dengan kegiatan Approval, jika disetujui / Approved
maka dilanjutkan dengan Order Tower namun jika masih belum disetujui maka
kembali lagi ke tahap Design for Approval Tower Schedule untuk dilakukan
perbaikan.
DIVISI KONSTRUKSI KONTRAKTOR
PLN UIP PLN PUSMANKON DIVISI SCM PABRIKAN TOWER
REGIONAL LOKAL
Start
Evaluasi
Buat dan rekap Permintaan
permintaan data PLN UIP
untuk ditembuskan
diterbitkan ke DIV SCM
alokasi
N Y Tembusan
Setuju
Penerbitan
alokasi alokasi
pabrikan
Menerima
alokasi
Membuat Produksi
SPB ke pabrikan &
pabrikan mengajukan
Pemeriksaan kesiapan
tower
& membuat BAP
BAP
bersama
PLN UIP dan
pabrikan
tower
Membuat
TUG 3 & Y N
Setuju
TUG 4
Membuat
BAST
bersama
pabrikan Menyiapkan Pengambilan
invoice 95% dari gudang
(BAP), 5% pabrikan,
(BAST) pengiriman
dan
pemasangan
Pembayaran tower
tagihan
Selesai
11
Gambar 2.4 merupakan flowchart mekanisme pengendalian MTU tower
transmisi yang mana pengadaan material tower transmisi dilakukan secara
terpusat dengan PLN UIP membuat material permintaan untuk diterbitkan alokasi
kepada Divisi Konstruksi Regional dan diteruskan ke Divisi Supply Chain
Management (SCM), jika Divisi Konstruksi Regional menyetujui permintaan surat
alokasi maka Divisi SCM akan membuatkan alokasi dan dikirimkan ke PLN UIP
serta pabrikan tower, kemudian PLN UIP membuat dapat mengajukan SPB / PO
kepada pabrikan tower yang selanjutnya pabrikan akan membuat tower sesuai
pesanan dan mengajukan kesiapan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) kepada
PLN PUSMANKON setelah selesainya pabrikasi. PLN PUSMANKON memeriksa
material dengan standart yang telah ditentukan dan membuat BAP bersama PLN
UIP serta pabrikan tower, jika standart kualitas material saat pemeriksaan dinilai
kurang maka akan dikembalikan kepada pabrikan dan pabrikan akan
menyiapkan BAP kembali, namun jika standart kualitas material saat
pemeriksaan dinilai baik maka PLN UIP akan membuat bon penerimaan barang
(TUG-03) dan formulir berita acara pemeriksaan (TUG-04) yang dilanjutkan
dengan membuat Berita Acara Serah Terima (BAST) bersama dengan pabrikan
tower, setelah itu pabrikan tower dapat melakukan penagihan pembayaran
kepada PLN UIP dengan catatan 95% pembayaran dibayarkan saat BAP telah
dilakukan dan 5% pembayaran dibayarkan saat BAST telah dilakukan.
12
Tampilan awal merupakan tampilan program visual basic pertama kali
saat dijalankan, terdapat dua tombol yaitu tombol mulai dan tombol keluar.
Tombol mulai adalah tombol yang akan menampilkan tampilan selanjutnya.
Gambar 2.6 adalah daftar-daftar proyek SUTET Jalur Utara Jawa yang
merupakan tampilan setelah tombol mulai pada gambar 2.5 ditekan. Daftar-daftar
tersebut adalah Tanjung Jati – TX, TX – Batang, Batang – Mandirancan seksi I
dan II.
13
Setelah memilih proyek pada tampilan daftar proyek yang ditunjukkan
pada gambar 2.6 maka akan muncul tampilan pilihan monitoring. Terdapat dua
monitoring pada tampilan monitoring yaitu monitoring pengadaan MTU tower
transmisi dan monitoring penilaian performa pabrikan.
14
Gambar 2.9 adalah tampilan monitoring setelah tombol monitor ditekan.
Tampilan monitoring menampilkan data unit yang mempunyai proyek, lokasi
proyek, tipe tower transmisi yang digunakan, jumlah tower dalam proyek
tersebut, jumlah vendor pembuat tower transmisi dalam proyek tersebut dan
nama-nama list vendor seperti yang ditampilkan pada gambar 2.9.
15
Nilai 2 pada kriteria komunikasi dan koordinasi mengartikan bahwa
kemampuan pabrikan dalam berkomunikasi dirasa tidak pro aktif / lambat
dalam merespon koordinasi.
Nilai 3 pada kriteria komunikasi dan koordinasi mengartikan bahwa
kemampuan pabrikan dalam berkomunikasi dan koordinasi dirasa normal.
Nilai 4 pada kriteria komunikasi dan koordinasi mengartikan bahwa
kemampuan pabrikan dalam berkomunikasi dirasa pro aktif / cepat dalam
merespon koordinasi.
Nilai 5 pada kriteria komunikasi dan koordinasi mengartikan bahwa
kemampuan pabrikan dalam berkomunikasi dirasa pro aktif & cepat
dalam merespon koordinasi.
16
Nilai 3 pada kriteria kualitas material mengartikan bahwa kualitas material
kurang sesuai standart sehingga dilakukan inspeksi ulang sebanyak 1
kali.
Nilai 4 pada kriteria kualitas material mengartikan bahwa kualitas material
sudah sesuai standart inspeksi.
Nilai 5 pada kriteria kualitas material mengartikan bahwa kualitas material
melebihi standart inspeksi yang telah ditentukan.
17
Nilai 4 pada kriteria kesesuaian jadwal penagihan mengartikan bahwa
penagihan pembayaran lebih cepat lebih dari 1 hari sampai 3 hari dari
jadwal yang telah ditentukan (H-3 ≤ Penagihan < H-1).
Nilai 5 pada kriteria kesesuaian jadwal penagihan mengartikan bahwa
penagihan pembayaran lebih cepat lebih dari 3 hari dari jadwal yang telah
ditentukan ( Penagihan < H-3).
Setiap penilaian mempunyai arti dan definisi yang jelas sehingga diharapkan
tidak adanya perbedaan presepsi dan penilaian dapat dilakukan secara jujur apa
adanya. Penilaian ini dapat menjadi referensi untuk PT. PLN (Persero) UIP JBT II
dalam mendapatkan pabrikan tower.
(a)
18
(b)
Dalam kolom realisasi on site terdapat 2 jenis warna pada font, warna – warna
tersebut mempunyai keterangan sebagai berikut :
Font Merah : Tanggal realisasi on site terlambat dari jadwal estimasi on site.
Font Hitam :.Tanggal realisasi on site sesuai dengan jadwal estimasi on site
..atau lebih cepat dari jadwal realisasi on site.
Sedangakan dalam kolom keterangan terdapat 4 warna berbeda pada tiap cell.
Warna-warna tersebut adalah hijau, kuning, merah, dan orange, dengan
keterangan sebagai berikut :
: Tower telah di APPROVED dan telah dilakukan SPB.
: Tower telah di APPROVED namun SPB belum dilakukan.
:.Tower belum di APPROVED dengan konsisi tanggal estimasi
………………….SPB adalah hari ini atau telah lewat.
:.Tower belum di APPROVED dengan konsisi tanggal estimasi
………………….SPB belum terlewati
19
Terdapat beberapa fitur dalam monitoring pengadaan MTU tower
transmisi yang sangat berguna untuk memonitoring material tower sehingga
diharapkan tidak adanya kemungkinan keterlambatan barang sampai ke
lapangan agar proyek berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Monitoring ini
terhubung dengan program aplikasi visual basic yang telah dibuat jika menekan
tombol detail tower yang ditunjukkan pada gambar 2.8.
20
BAB III
PENUTUP
Pada bab 3 akan dibahas mengenai kesimpulan atas telaah staf dengan
judul “Optimalisasi Monitoring Pengadaan MTU (Material Transmisi Utama)
Tower Transmisi 500 kV Proyek Tanjung Jati – TX, TX – Batang, Batang –
Mandirancan Seksi I dan II Menggunakan Visual Basic” dan saran tindak lanjut
untuk kedepannya.
3.1 KESIMPULAN
Berikut ini adalah saran tindak lanjut terkait monitoring yang telah dibuat
dan pengurangan resiko keterlambatan kedatangan material :
1. Sistim monitoring pengadaan MTU tower transmisi perlu
dikembangkan lagi untuk tujuan kemudahan penggunaan oleh user.
2. Perlu dilakukan komunikasi yang baik antara pihak-pihak yang terkait
agar tidak terjadi keterlambatan kedatangan material.
21
3. Penilaian performa pabrikan perlu dikembangkan lagi agar semua
pabrikan yang perna bekerja sama dengan PT. PLN (Persero) UIP
JBT II dalam hal pabrikasi tower transmisi 500 kV dapat dengan
mudah terpantau.
4. Perlu pengembangan program visual basic yang telah dibuat agar
memperbagus tampilan, mempermudah penggunaan, dan
menambahkan fungsi-fungsi yang lainnya.
22
DAFTAR PUSTAKA
Alur proses pesanan barang / Purchase Order (PO) PT. PLN (Persero)
Surat Alokasi MTU Tower 500 kV Nomor 0338/DAN.02.03/DIVSCM/2017
Mekanisme pengendalian MTU tower transmisi PT. PLN (Persero)
Perjanjian kesepakatan harga satuan (KHS) pengadaan tower transmisi
tahun 2016 tanggal 17 oktober 2016
Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor
15/M.IND/PER/3/2016 tentang standar spesifikasi dan standar harga
tower transmisi dan konduktor produk dalam negeri
23
LAMPIRAN
Form2.Show
cboShowStyle.ListIndex = Form3.Hide
STYLE_NORMAL
Form7.Show
Case "find"
End Sub
txtFile.Text = app_path
Private Sub Command2_Click()
txtParameters.Text = ""
Dim show_style As Long
txtDirectory.Text = ""
Dim result As Long
cboShowStyle.ListIndex =
STYLE_NORMAL txtFile.Text = "E:\Excel\Pabrikan\1. TANJUNG
JATI-TX(UNGARAN-PEDAN).xlsx"
Case "print"
' Get the display style.
txtFile.Text = app_path & "test.html"
Select Case cboShowStyle.Text
txtParameters.Text = ""
Case "SW_HIDE"
txtDirectory.Text = ""
show_style = SW_HIDE
cboShowStyle.ListIndex =
STYLE_NORMAL Case "SW_MAXIMIZE"