Anda di halaman 1dari 15

IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN Rhoeo discolor Pada

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

LAPORAN PENELITIAN
Disusun untuk memenuhi tugas Matakuliah Morfologi Tumbuhan yang diampu
oleh Dra. Eko Sri Sulasmi, M. S.

Oleh:
Nama : Ratna Dwi Ramadani
NIM : 100342400924
Offering : G 2010

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Desember 2011
Topik : Identifikasi Morfologi Tumbuhan Rhoeo discolor

Nama Tumbuhan : Rhoeo discolor

Lokasi : Universitas Negeri Malang, Malang Jawa-Timur

Rhoeo discolor merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak


ditemukan di Universtitas Negeri Malang. Rhoeo discolor memiliki beberapa
karakteristik yang tidak banyak ditemukan pada tanaman lain, seperti warna pada
sisi adaksial dan sisi abaksial daun (folium)-nya yang berbeda warna, yakni
berwarna hijau tua pada sisi adaksial daunnya dan berwarna ungu pada sisi
abaksial daunnya.

Menurut pengamatan saya, tanaman Rhoeo discolor termasuk dalam


tanaman herba berdasarkan beberapa karakteristik, antara lain:

1. Ketinggian tanaman dari permukaan tanah yang cenderung tidak


terlalu tinggi.
2. Batang tanaman Rhoeo discolor yang basah dan lunak.

Gambar 1.1 Tanaman Rhoeo discolor.


Klasifikasi tanaman Rhoeo discolor:

Kingdom : Plantae Sub kelas : Commelinidae


Subkingdom : Tracheobionta Ordo : Commelinales
Super divisi : Spermatophyta Famili : Commelinaceae
Divisi : Magnoliophyta Genus : Rhoeo
Kelas : Liliopsida Spesies : Rhoeo discolor

Analisis Data Pengamatan

a. Akar (Radix) Rhoeo discolor


Sistem perakaran pada tumbuhan Rhoeo discolor merupakan
sistem perakaran adventif atau yang biasa dikenal dengan sistem akar
serabut. Dapat dilihat pada Rhoeo discolor ini bahwa dari titik atau tempat
tumbuhnya akar primer kemudian titik tumbuh akar-akar lain (akar liar)
yang berasal dari satu titik pada bagian meristem akar yang sama. Bentuk
dan ukuran akar primer dengan akar adventif juga sama atau tidak dapat
dibedakan satu sama lain.
Akar adventif ini berfungsi untuk menggantikan fungsi akar primer
yang dalam perkembangannya tidak berkembang atau bahkan mati. Akar
adventif pada Rhoeo discolor berbentuk seperti benang dengan akar-akar
yang tebal dan menyebar.

Gambar 1.2. Gambar Akar Tanaman Rhoeo discolor


b. Batang (Caulis) Rhoeo discolor
Batang sesungguhnya dari tanaman Rhoeo discolor tidak langsung
nampak, yang terlihat dari kenampakan morfologi batang Rhoeo discolor
adalah bukan batang sesungguhnya yang merupakan perlekatan helaian
daun Rhoeo discolor yang memeluk batang. Batang sesungguhnya akan
nampak ketika daun-daun pada batang tersebut dilepaskan satu persatu.
Karakteristik batang Rhoeo discolor antara lain adalah:
 Batang tumbuh diatas tanah mendukung daun dan bunga.
 Bentuk penampang melintang batang Rhoeo discolor
setelah dipotong secara melintang adalah berbentuk bulat
(teres) .
 Pada batang Rhoeo discolor terdapar buku-buku dan ruas-
ruas yang tampak jelas sebagai tempat perlekatan daun.
 Warna batang Rhoeo discolor adalah putih.
 Batang Rhoeo discolor lunak dan berair.
 Merupakan percabangan monopodial,
Karena perbungaan pada kuncup axilar tidak
mempengaruhi atau menghambat pertumbuhan pada
kuncup axilar lain serta kuncup terminal tetap tumbuh.
 Perbungaan tumbuh dari Kuncup axilar.
 Termasuk tumbuhan berbunga lebih dari satu kali (plantae
polikarpa).
 Percabangan tanaman Rhoeo discolor mendatar lalu
tumbuh lurus keatas.
 Model Arsitektur tanaman Rhoeo discolor adalah Model
Tomlinson.
Gambar 1.3 Percabangan Axilar pada Rhoeo discolor
c. Daun
1. Letak Daun Pada Batang Rhoeo discolor
Letak daun pada batang Rhoeo discolor terletak pada buku dengan
helaian daun memeluk batang dan masing-masing buku terdiri atas 1
daun saja.

2. Filotaksis Daun
Berdasarkan susunan daun-daun terhadap batang, filotaksis
tanaman Rhoeo discolor adalah tersusun spiral.
Rumus filotaksis daun Rhoeo discolor yang saya amati:

 Sebagai pembilang (1) adalah lingkaran yang diperlukan


untuk mencapai 2 daun sejajar terdekat.
 Sebagai penyebut (2) adalah banyaknya daun yang dihitung
dalam membentuk garis spiral genetik.

3. Jenis daun pada suatu tumbuhan


Pada Tanaman Rhoeo discolor terdapat 2 jenis daun, yakni daun
biasa atau daun hijau (folium) yang pada umumnya merupakan lokasi
atau tempat terjdinya fotosintesis. Folium pada Rhoeo discolor
merupakan bentukan panjang yang terlihat dominan pada tanaman ini
dan berwarna hijau tua pada sisi adaksial dan berwarna ungu pada sisi
abaksial dan bagian ini tebal berdaging.
Jenis daun yang juga ditemukan pada Rhoeo discolor adalah
Hipsofil (hypsophyllum) atau brachte yakni daun yang terletak pada
dasar perbungaan dengan ukuran dan bentuk yang berbeda dengan
folium tanaman tersebut. Pada tanaman Rhoeo discolor Hypsophyllum
berbentuk 2 helaian menguncup yang melindungi perbungaan Rhoeo
discolor dan berwarna ungu muda.
A B

Gambar 1.4. Gambar (A) Filodia dan (B) Hypsophyllum / brachte.

4. Kelengkapan Daun
Rhoeo discolor merupakan daun tidak lengkap, dimana daun
lengkap merupakan daun yang terdiri atas helaian daun (lamina),
tangkai daun (petiolus) dan upih daun (vagina). Tanaman Rhoeo
discolor hanya terdiri atas helaian daun (Lamina) saja yang duduk
memeluk batang pada bagian pangkal daunnya.

Gambar 1.5 Helaian folium Rhoeo discolor yang memeluk batang

5. Macam Daun
Rhoeo discolor termasuk dalam bunga tunggal (folium simplex).
6. Identifikasi Morfologi Helaian Daun
 Bentuk Umum ( Circumscriptio)
Berdasarkan pengamatan morfologi yang saya lakukan,
bentuk umum daun Rhoeo discolor ini adalah berbentuk
pedang (ensiformis) karena pada daun ini lebar daun hampir
sama pada seluruh bagian helaian daun dengan bentukan daun
seperti garis namun tebal di bagian tengah daun dan tipis pada
kedua tepian daun.

Gambar 1.6. Folium berbentuk pedang (ensiformis)

 Bentuk Ujung Daun (Apeks)


Berdasarkan pengamatan saya, Bentuk ujung helaian daun
Rhoeo discolor (apeks daun) berbentuk runcing (acutus),
karena kedua tepi daun sedikit demi sedikit menuju ke ujung
daun dan pertemuan antara kedua ujung tersebut membentuk
sudut runcing.

Apeks folium

Gambar 1.7. Gambar apeks folium runcing (acutus)


 Bentuk Pangkal Daun (Basis)
Berdasarkan pengamatan saya, bentuk pangkal helaian
daun Rhoeo discolor adalah rompang atau rata.

Pangkal daun (basis)

Gambar 1.8. Gambar basis folium rata (rompang)

 Bentuk Tulang Daun (Nervus)


Berdasarkan pengamatan saya, bentuk tulang daun
(Nervus) pada Daun Rhoeo discolor adalah sejajar
(Rectinervis) karena pada lamina daun Rhoeo discolor hanya
terdapat satu tulag daun yang besar dan terletak ditengah
helaian daun, sedangkan tulang daun lainnya lebih kecil dan
tampak sejajar menuju ujung daun (apeks).

 Bentuk Tepi Daun (Margo)


Berdasarkan pengamatan saya, bentuk tepi daun Rhoeo
discolor adalah Rata atau Integer, karena pada tepi-tepi daun
tidak terbentuk torehan-torehan.

Tepi daun (margo)

Gambar 1.9. Tepi folium Rata (Integer)


 Daging Daun (Intervenium)
a. Permukaan Daun
Permukaan daun Rhoeo discolor termasuk dalam
penggolongan permukaan daun licin (laevis).

b. Tebal Tipisnya Daun


Daun Rhoeo discolor merupakan daun mendaging
(carnosus) hal ini dapat diamati dari struktur daun yang
tebal dan berair.

c. Warna daun
Daun Rhoeo discolor jika diamati memiliki 2 warna
daun yang berbeda. Pada sisi adaksial berwarna hijau tua
(atrovirens), sedangka pada sisi abaksial berwarna ungu.
Hal ini kemungkinan besar disebabkan adanya pigmen
antosianin pada epidermis bawah daun.

A B
Gambar 2.0. (A) sisi adaksial (B) sisi abaksial

 Pelipatan daun dalam kuncup (vernatio)


Menurut pengamatan saya, pelipatan kuncup daun
Rhoeo discolor adalah melengkung atau tergulung, daun
Rhoeo discolor tergulung masuk kearah sejajar dengan ibu
tulang daun (involuta).
Gambar 2.1. Gambar Kuncup pada Tanaman Rhoeo discolor

d. Bunga Rhoeo discolor


Bunga merupakan organ reproduktif pada tanaman Rhoeo discolor.
Bunga Rhoeo discolor berkumpul dalam suatu perbungaan axilar yang
dilindungi oleh brachte berwarna ungu yang melindungi perbungaan
ketika bunga masuh dalam keadaan kuncup, setelah bunga mekar maka
bunga akan menonjol dari brachte tersebut.
Rhoeo discolor termasuk dalam plantae polikarpa yang berbunga lebih
dari satu kali. Bunga Rhoeo discolor memiliki beberapa karakteristik
antara lain:
 Bagian-bagian bunga Rhoeo discolor tersusun dalam lingkaran
(cyclis).
 Tanaman Rhoeo discolor termasuk dalam Planta multiflora
dimana dalam satu tumbuhan ditemukan banyak atau lebih dari
satu bunga.
 Bunga atau perbungaan Rhoeo discolor tumbuh dari tunas
axilar sehingga disebut bunga di ketiak daun atau flos lateralis
atau flos axillaris.
 Perbungaan Rhoeo discolor merupakan bunga majemuk
berbatas (inflorescentia cymosa). Termasuk perbungaan yang
bersifat pleochasial.
 Bunga Rhoeo discolor termasuk dalam bunga lengkap atau
bunga sempurna (flos completus) , dimana bunga yang lengkap
tersusun atas perianthium dan organ generatif, perianthium
tersusun atas Calyx dan Corolla sedangkan organ generatif
tersusun tersusun atas Androecium dan Gynaecium.
 Bunga Rhoeo discolor termasuk ke dalam bunga banci
(Hermaphroditus) karena di dalam satu bunga terdapat alat
kelamin jantan (Androecium) dan alat kelamin betina
(Gynaecium).
 Bunga bersimetri banyak (Aktinomorf).

Identifikasi bagian-bagian Bunga Rhoeo discolor :

1. Tangkai bunga (Pedicellus).


Tangkai bunga pada Bunga Rhoeo discolor sangat pendek
dan berwarna putih. Dapat diamati dengan menggunakan
mikroskop.

Tangkai bunga

Gambar 2.2. Gambar Tangkai Bunga Rhoeo discolor

2. Dasar bunga (Reseptacullum)


Dasar bunga pada Bunga Rhoeo discolor berbentuk rata
sehingga semua bagian bunga duduk sama tinggi di atas dasar
bunga.
Dasar bunga
(Receptacullum)

Gambar 2.3. Gambar Dasar Bunga Rhoeo discolor

3. Hiasan bunga (Perianthium)


Hiasan bunga pada Rhoeo discolor tertanam sama tinggi
dengan tempat duduknya putik, kemudian disebut sifat bunga
hipogin (hypogynus).
 Kelopak bunga (Calyx)
Kelopak bunga (Calyx) pada Bunga Rhoeo discolor
berjumlah 3 helaian daun kelopak yang berwarna
putih dan sangat tipis berbentuk segitiga kecil.
Aestivatio daun kelopak adalah berkatup (Valvata),
dimana daun-daun kelopak (Sepal) saling
bersentuhan namun tidak saling berlekatan.

 Mahkota bunga (Corolla)


Mahkota bunga (Corolla) pada Bunga Rhoeo
discolor berjumlah 3 helaian daun mahkota yang
berwarna putih dengan ukuran yang lebih besar dari
pada ukuran daun kelopak (Sepala). Aestivatio daun
Mahkota adalah berkatup (Valvata), dimana daun-
daun mahkota (Petal) saling bersentuhan namun
tidak saling berlekatan.
Mahkota Bunga

Kelopak Bunga

Gambar 2.4. Gambar Perianthium bunga Rhoeo discolor

4. Alat kelamin Bunga


 Benang sari (Androecium)
Benang sari pada Bungan Rhoeo discolor terdiri
atas 3 bagian, yaitu:
Tangkai sari (Filamentum).
Kepala sari (Anthera), yang terdiri atas 2
ruangan.
Penghubung ruang sari (Connectivum).

Jumlah benang sari (Stamen) pada bunga Rhoeo


discolor 2x lipat jumlah daun tajuk dan tersusun
manjadi 2 lingkaran, biasanya disebut diplostemon.

Duduknya kepala sari pada tangkai sari pada bunga


Rhoeo discolor adalah bergoyang (Versatilis),
dimana kepala sari melekat pada suatu titik pada
ujung tangkai sari, sehingga kepala sari dapat
bergerak-gerak atau bergoyang.
Anthera

Filamentum

Gambar 2.5. Gambar Stamen Bunga Rhoeo discolor

 Putik (Gynaecium)
Bakal buah menumpang (Superus).
Putik termasuk ke dalam putik majemuk yang
terdiri dari 3 daun buah (Carpellum) yang
saling berlekatan membentuk ginesiun Sinkarp.
Putik tersusun atas bagian-bagian: bakal buah
(Ovarium), tangkai kepala putik (Stylus),
Kepala putik (Stigma).
Bakal buah beruang 3 (Trilocularis).
Sekat pada bakal buah sempurna / asli.
Perlekatan tembuni (Plasenta) pada sudut
tengah (Axillaris).

Stigma

Stylus

Ovary

Gambar 2.6. Gambar Putik Pada Bunga Rhoeo discolor


Carpellum

Septum

Plasenta

Ruang Ovari

Gambar 2.7. Gambar Ginesium Sinkarp pada Rhoeo discolor

Anda mungkin juga menyukai