Anda di halaman 1dari 37

TEKNIK PEMBORAN

PERALATAN PEMBORAN

TUGAS KULIAH

Diajukan kepada Dosen Pembimbing


Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teknik Pemboran

oleh:
Genti Emel Fernanda
1308145.2013

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN D-III


JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayahNya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Teknik
Pemboran tentang peralatan pemboran.
Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mulya
Gusman selaku dosen mata kuliah Teknik Pemboran atas dedikasinya kepada saya
untuk menyelesaikan makalah.
Saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Amin..

Padang, 28 Oktober 2014

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata pengantar..........................................................................................................2

Daftar isi...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..............................................................................................4
B. Rumusan masalah.........................................................................................5
C. Manfaat penulisan makalah......................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengenalan Pemboran.................................................................................. 7
B. Sistem Klasifikasi Metode Pengeboran........................................................7
C. Peralatan Pemboran....................................................................................12
D. Rangkaian Pelengkap.................................................................................31

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................37
B. Saran...........................................................................................................37
C. Daftar Pustaka............................................................................................37

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pengeboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah


industri pertambangan. Kegiatan pengeboran ini mempunyai tujuan yang
bermacam-macam dan tidak hanya dilakukan dalam industri pertambangan saja
namun juga untuk bidang-bidang yang lain. Pengeboran sebagai salah satu
kegiatan dalam industri telah ada semenjak Cina mempergunakan bor tumbuk
(cable tool) sekitar 4.000 tahun yang lalu. Dengan adanya berbagai
pengembangan hingga saat ini baik dari segi teknis maupun aplikasi,
pengeboran telah berkembang ke dalam delapan sektor industri berikut ini:

1. Geoteknik
Pengeboran geoteknik bertujuan untuk menentukan karakteristik tanah
dan batuan, dalam beberapa hal digunakan untuk memperoleh informasi
tentang kondisi alami dan posisi muka air tanah.
2. Konstruksi
Pengeboran konstruksi secara umum bertujuan untuk menentukan batas
antara batuan dasar (basement) dan batuan di atasnya yang umumnya sudah
mengalami deformasi pelapukan.
3. Eksplorasi mineral
Eksplorasi adalah proses pencarian terhadap suatu cebakan mineral
untuk menentukan kuantitas mineral secara ekonomis. Pengeboran
eksplorasi bertujuan untuk:
a. Eksplorasi tubuh bijih
b. Informasi stratigrafi
c. Survei seismik
d. Verifikasi interpretasi geofisika dan geokimia
e. Kontrol kadar bijih
f. Perhitungan cadangan bijih

4
g. Deskripsi tubuh bijih (penyebaran, bentuk, butir penyusun, dll.)
4. Seismik
Pengeboran dalam kegiatan survei seismik berguna untuk menempatkan
bahan peledak sebagai sumber getaran dalam seismik refraksi maupun
refleksi.
5. Peledakan
Pengeboran untuk keperluan peledakan berguna untuk menempatkan
bahan peledak sebagai salah satu proses untuk memberaikan material yang
kompak.
6. Sumur air

Pengeboran dalam pembuatan sumur air bertujuan untuk membuat


lubang untuk menentukan posisi akuifer dan memproduksi air. Disamping
itu pengeboran air juga digunakan untuk:

a. Mengetahui level air


b. Memonitor sumur produksi
c. Sumur injeksi
d. Sumur dewatering dalam pertambangan atau konstruksi
7. Lingkungan
Pengeboran dalam lingkup lingkungan terdiri dari pengeboran
geoteknik dan sumur air untuk memonitor kualitas air tanah dan membantu
dalam kontrol/remediasi polusi air tanah.
8. Minyak dan gas
Pengeboran dalam industri minyak dan gas bertujuan untuk eksplorasi
baik onshore maupun offshore, injeksi, dan produksi sumur minyak dan gas.

Tujuan kegiatan yang banyak atau bermacam-macam ini membawa


konsekuensi perlengkapan, tipe, dan kapasitas mesin yang berbeda. Arah
pengeboran pun bisa vertikal ke bawah, vertikal ke atas, horizontal atau
miring dengan sudut tertentu. Dalam pegangan kuliah ini hanya dibatasi

5
pada pengeboran untuk mineral/batubara dan pengeboran air. Ada pun
bahasannya mencakup:
a. Peralatan pengeboran; meliputi jenis mesin bor, pompa atau kompresor,
stang bor (drill rod), casing, core barrel, mata bor (bit), dan
perlengkapan lainnya.
b. Lumpur pengeboran
c. Logging (hanya sebatas aplikasinya)
d. Teknis pengeboran; meliputi metode/klasifikasi pengeboran (dengan
sirkulasi dan tanpa sirkulasi) dan tahapan-tahapan pengeboran.
e. Masalah-masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan pengeboran baik
masalah teknis maupun non teknis.
f. Organisasi divisi pengeboran; membahas struktur organisasi
pengeboran umumnya dan tugas dari masing-masing personil.
g. Analisa biaya pengeboran; membahas faktor yang mempengaruhi dan
menentukan biaya pengeboran, program untuk mengontrol biaya dan
beberapa contoh rencana anggaran biaya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pemboran?
2. Apa saja peralatan pemboran?
3. Bagaimana peralatan pemboran itu berfungsi?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu pemboran.
2. Untuk mengetahui peralatan pemboran.
3. Untuk mengetahui fungsi peralatan pemboran.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGENALAN PEMBORAN

Sebelum dipaparkan lebih jauh tentang metode dan peralatan


pengeboran, akan diperkenalkan beberapa istilah yang dijumpai dalam
operasi pengeboran:

1. Tipe pengeboran, adalah jenis-jenis proses pengeboran dimana masing-


masing tipe pengeboran bisa menerapkan berbagai macam metode
pembuatan lubang dan pembersihan lubang.
2. Teknik pengeboran, adalah segala sesuatu yang berhubungan pada
sebuah tipe pengeboran sehingga proses pengeboran menjadi lebih
efektif dan efisien. Sebagai contoh seorang ahli bor jika menggunakan
metode pengeboran putar dengan fluida lumpur, maka harus selalu
mengatur berat jenis lumpur untuk mengontrol keseimbangan terhadap
tekanan formasi.
3. Metode pembuatan lubang, adalah prosedur untuk memberaikan
material terkonsolidasi maupun tak terkonsolidasi dalam proses
pengeboran.
4. Metode pembersihan lubang, adalah prosedur untuk membersihkan
cutting dari lubang bor.
5. Metode penyetabilan lubang, adalah prosedur untuk menjaga lubang bor
tetap terbuka, mencegah terjadinya gua-gua, atau terjadinya runtuhan
dinding lubang bor.

B. SISTEM KLASIFIKASI METODE PENGEBORAN

Klasifikasi pengeboran dapat didasarkan pada beberapa bagian proses


pengeboran, diantaranya berdasarkan:

1. Metode pembuatan lubang

7
Proses pembuatan lubang meliputi pemberaian batuan dari batuan
yang tak terkonsolidasi. Pembuatan lubang juga termasuk pembersihan
pecahan dan material tak terkonsolidasi dari bawah mata bor sehingga
pemberaian dapat terus berlangsung. Pembuatan lubang dapat berupa
proses mekanik atau pun proses- proses yang lain. Metode-metode
pembuatan lubang berdasarkan pemberaian mekanik adalah:

a. Pengeboran cable tool


b. Pengeboran putar auger
c. Pengeboran putar
d. Pengeboran top hole hammer
e. Pengeboran putar down hole hammer
f. Pengeboran putar slim hole

Gambar 1. Contoh tipe pengeboran berdasarkan pembuatan lubang.

2. Metode pembersihan dan penyetabilan lubang

Karena lubang bor telah dibuat dan cutting dibersihkan dari muka
mata bor, maka cutting harus dibersihkan semuanya dari lubang bor dan
dilakukan penyetabilan dinding lubang bor. Jika lubang bor tidak
terbuka dan bersih maka proses pengeboran tidak bisa terus

8
berlangsung. Penyetabilan lubang bisa dilakukan dengan casing,
tekanan hidrostatik, atau dengan pembuatan dinding. Metode-metode
pembersihan lubang dapat diklasifikasikan:

a. Pembersihan mekanik, pada metode ini peralatan pengeboran dalam


lubang akan melakukan pembersihan dengan sendirinya. Metode
pembersihan mekanik di antaranya:
1) Bailing, dimana proses penyetabilan dengan casing atau tekanan
hidrostatik
2) Bucket auger, dimana proses penyetabilan dengan casing atau
tekanan hidrostatik
3) Plate auger
4) Continuous flight auger, Plate dan continuous flight auger lebih
cocok digunakan untuk formasi yang stabil.
b. Pembersihan dengan fluida (sirkulasi langsung atau normal), pada
metode ini digunakan fluida untuk membersihkan lubang bor.
Sirkulasi normal adalah dimana fluida (udara, air, atau lumpur)
dipompa dengan tekanan ke bawah melalui stang bor, mata bor, dan
kemudian membawa cutting ke permukaan di antara dinding lubang
bor dan stang bor.
c. Pembersihan dengan fluida (sirkulasi terbalik), pada metode ini
fluida dipompa ke bawah melalui lubang di antara dinding lubang
bor dan stang bor, kemudian melewati mata bor, dan naik ke atas
melalui lubang di dalam stang bor.

Gambar 2. Contoh tipe pengeboran berdasarkan pembersihan lubang.

9
3. Kedalaman dan ukuran lubang
Tipe pengeboran harus sesuai dengan kedalaman dan ukuran lubang
bor yang diinginkan. Sebagai contoh bor auger tangan hanya dapat
melakukan pengeboran pada beberapa meter kedalaman dan ukuran
lubang yang kecil. Beberapa tipe pengeboran dapat diaplikasikan pada
rentang ukuran lubang bor tertentu,
a. Cable tool, ukuran lubang 100 mm s/d 400 mm (4-16 in) dan sampai
kedalaman 1.500 m (5.000 ft)
b. Slim rotary (diamond), ukuran lubang 30 mm s/d 100 mm (1-4 in)
dan sampai kedalaman 1.500 m (5.000 ft)

Gambar 3. Contoh tipe pengeboran berdasarkan kedalaman dan ukuran lubang.

4. Aplikasi
Tipe pengeboran juga dapat diklasifikasikan berdasarkan
aplikasinya seperti cable tool untuk pengeboran air, rotary untuk
pengeboran minyak, hammer untuk pengeboran pada kuari, dll. Dalam
hal ini klasifikasi lebih banyak ditentukan oleh sifat formasi seperti
ditunjukkan dalam daftar berikut:
a. Pengeboran pada formasi yang terkonsolidasi
Cable - Sampel bagus
Rotary mud - Tingkat penetrasi cepat

10
Rotary air - Sangat cepat pada formasi yang kering dan
kohesif
Rotary mud reverse - Sampel bagus, penetrasi cepat, menjaga
kondisi dinding
Auger - Murah dan cepat pada formasi kering
Jetting - Murah pada kondisi air yang melimpah

b. Pengeboran pada formasi yang stabil (high drillability)


Rotary - Semua fluida memberikan hasil yang bagus
Cable tool - Bagus tetapi lebih lambat
Hammer - Sampling chip dan air, penetrasi cepat
Diamond coring - Lebih lambat dari hammer, sampel lebih
sempurna

c. Pengeboran pada formasi yang stabil (low drillability)


Hammer - Penetrasi cepat
(Top hole untuk pengeboran dangkal dan down hole untuk
pengeboran dalam)
Diamond drills - Informasi lengkap dan inti lebih bagus
Heavy rotary drills - Murah dan cepat

d. Pengeboran pada formasi boulder dan breksi keras Beberapa tipe


pengeboran dapat dilakukan dalam berbagai teknik pengeboran,
dalam hal ini aplikasi akan menentukan teknik pengeboran yang
digunakan. Dalam hal aplikasi untuk mendapatkan informasi bawah
permukaan maka sistem kontrol yang cermat dan interpretasi semua
indikator pengeboran adalah parameter yang diutamakan.
Dalam aplikasi untuk lingkungan maka metode pengeboran harus
tidak memberikan dampak terhadap kualitas sampel kimia maupun
biologi. Kondisi seperti ini memerlukan modifikasi dalam teknik
pengeboran.

11
Dalam aplikasi yang membutuhkan sampel inti maka metode
pengeboran dipilih terhadap proses penetrasi yang stabil sehingga akan
memberikan inti yang lebih sempurna yang tertampung dalam core
barrel.
Untuk aplikasi yang hanya menginginkan lubang bor maka
digunakan metode dengan penetrasi yang cepat dimana cutting dan
proses pembersihannya dilakukan secara cepat tetapi efektif sehingga
tetap dapat menjaga stabilitas dinding lubang bor.

C. PERALATAN PEMBORAN
1. Mesin Bor

Mesin bor merupakan peralatan penting dalam operasi pengeboran


sebagai tenaga penggerak dari rangkaian bor. Dalam setiap metode
pengeboran maka akan digunakan jenis mesin bor yang berbeda pula
tergantung dari mekanisme metode pengeboran.

Pada pengeboran cable tool, mesin bor berperan sebagai sumber tenaga
yang menggerakkan rangkaian bor naik dan turun secara terus-menerus.
Pada pengeboran putar, mesin bor berperan sebagai sumber tenaga yang
memutar rangkaian bor. Pada sistem pengeboran putar hidrolik maka mesin
bor sekaligus akan menjadi sumber tenaga sehingga pompa hidrolik akan
bekerja memberikan tekanan pada rangkaian bor.

Seorang ahli bor harus mampu memilih mesin bor sesuai dengan
kebutuhan dari kegiatan pengeboran yang akan dilakukan. Beberapa hal
penting yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam pemilihan
mesin bor yang akan digunakan antara lain:

a. Tipe dan model mesin bor, aspek ini berhubungan dengan jenis metode
pengeboran yang akan dilakukan.
b. Kemampuan rotasi (rpm) atau tumbuk per satuan waktu

12
c. Momen puntir (torque) maksimum, yaitu kekuatan maksimum mesin
untuk bisa memutar stang bor, (kg.m)
d. Rentang diameter lubang bor yang bisa dibuat, (mm)
e. Total kedalaman yang bisa dicapai, (m)
f. Hoisting capacity, yaitu kapasitas pengerekan terhadap rangkaian bor
dari mata bor sampai ke hoisting swivel, termasuk di sini adalah
sirkulasi fluida bor yang berada di dalamnya, (kg).
g. Sliding stroke, yaitu mobilisasi mesin bor tanpa memindahkan bantalan
mesin atau tanpa kehilangan posisi titik lubang bor. Ada kalanya unit
pemutar pada mesin bor harus digeser misalnya untuk melakukan
pengangkatan rangkaian bor, (mm).
h. Dimensi (panjang x lebar x tinggi), (mm)
i. Berat mesin bor, (kg)
j. Power unit, yaitu tenaga yang diperlukan untuk mengoperasikan mesin
bor, (kW.P)

Ketepatan dalam pemilihan mesin bor sangat berpengaruh terhadap


efektivitas operasi pengeboran. Sebagai contoh pemilihan mesin yang
kurang tepat, misalnya akan melakukan pengeboran dengan kedalaman 200
m, jika memilih mesin bor dengan kapasitas kedalaman yang kurang dari
200 m maka pengeboran tidak akan bisa mencapai target kedalaman yang
diinginkan. Jika memilih mesin bor dengan kapasitas kedalaman yang lebih
tinggi misalnya 1.000 m maka penetrasi pengeboran akan cepat tetapi tidak
efisien karena biaya mobilisasi alat yang tinggi, biaya depresiasi yang besar,
dll.

Didalam pemboran ada beberapa jenis mesin bor diantaranya adalah


sebagai berikut:

a. Mesin Bor Tumbuk


Mesin bor tumbuk yang biasanya disebut cable tool atau spudder rig
yang diopersikan dengan cara mengangkat dan menjatuhkan alat bor
berat secara berulang- berulang ke dalam lubang bor.

13
Mata bor akan memecahkan batuan terkosolidasi menjadi kepingan
kecil,atau akan melepaskan butiran – butiran pada lapisan.Kepingan
atau hancuran tersebut merupakan campuran lumpur dan fragmen
batuan pada bagian dasar lubang, jika di dalam lubang tidak dijumpai
air, perlu ditambahkan air guna membentuk fragmen batuan
(slurry).Pertambahan volume slurry sejalan dengan kemajuan pemboran
yang pada jumlah terentu akan mengurangi daya tumbuk bor.
Bila kecepatan laju pemboran sudah menjadi sangat menjadi sangat
lambat, slurry diangkat ke permukaan dengan menggunakan timba
(bailer) atau sand pump. Beberapa factor yang mempengaruhi kecepatan
laju pemboran (penetrasi) dalam pemboran tumbuk diantaranya adalah:
1) Kekerasan lapisan batuan
2) Diameter kedalam lubang bor
3) Jenis mata bor
4) Kecepatan dan jarak tumbuk
5) Beban pada alat bor

Kapasitas mesin bor tunbuk sangat tergantung pada berat perangkat


penumbuk yang merupakan fungsi dari diameter mata bor, diameter dan
panjang drill-stemnya. Adapun beberapa kelebihan dan kekurangan
mesin bor tumbuk jika dibandingkan denngan mesin bor putar dapat
dijelaskan sebagai berikut:

Kelebihannya:

1) Ekonomis
2) Harga lebih murah sehingga depresiasi lebih kecil
3) Biaya transportasi lebih murah
4) Biaya operasi dan pemeliharaannya lebih rendah
5) Penyiapan rig untuk pemboran lebih cepat
6) Menghasilkaaan contoh pemboraan yang lebih baik
7) Tanpa sistem sirkulasi.
8) Lebih mempermudah pengenalan lokasi akifer

14
9) Kemungkinan kontaminasi karena pemboran relative lebih kecil

Kekurangannya:

1) Kecepatan laju pemboran rendah


2) Sering terjadi sling putusTidak bisa mendapatkan core
3) Tidak memiliki saran pengontrol kestabilan lubang bor
4) Terbatasnyaa personil yang berpengalaman
5) Pada formasi yang mengalami swelling clay akan menghadapi
banyak hambatan

b. Mesin Bor Putar


Mesin bor putar merupakan jenis mesin bor yang mempuyai mekanisme
yang paling sederhana, untuk memecahkan batuan menjadi kepingan kecil,
mata bor hanya mengandalkan putaran mesin dan beban rangkaian stang
bor. Jika pemboran dilakukan pada formasi batuan yang cukup keras, maka
rangkain stang bor dapat ditambah dengan stang pemberat. Kepingan batuan
yang hancur oleh gerusan mata bor akan terangkat ke permukaan karena
dorongan fluida. Contoh yang populer dari jenis ini adalah meja putar dan
elektro motor.Pada jenis meja putar, putaran vertical yang dihasilkan oleh
mesin penggerak dirubah menjadi putaran horizontal oleh sebuah meja bulat
yang ada pada bagian bawahnya terdapat alur – alur yang berpola
konsentris, sedangkan pada elektro motor, energi mekanik yang digunakan
untuk memutar rangkaian stang bor berasal dari generator listrik yang
dihubungkan pada sebuah elektro motor.
Komponen – komponen utama dari mesin bor putar adalah:
1) Swivel
2) Kelly bar
3) Stabilizer
4) Mata bor
5) Stang bor
6) Stang pemberat

15
c. Mesin Bor- Hidrolik

Pada mesin bor putar – hidrolik, pembebanan pada mata bor terutama
diatur oleh sistem hidrolik yang terdapat pada unit mesin bor, disamping
beban yang berasal dari berat stang bor dan mata bor. Cara kerja dari jenis
mesin bor ini adala mengombinasikan tekanan hidrolik, stang bo dan
putaran mata bor di atas formasi batuan.

Formasi batuan yang tergerus akan terbawa oleh fluida bor ke


permukaan melalui rongga anulus atau melalui rongga stang bor yang
bergantung pada sistem sirkulasi fluida bor yang digunakan.

Adapun contoh mesin bor putar – hidrolik adalah:

1) Top Drive
Unit pemutar pada jenis Top Drive bergerak turun naik pada menara,
tenaganya berasal dari unit transmisi hidrolik yang digerakkan oleh pompa.
Penetrasinya dapat langsung sepanjang stang bor yang dipakai (umumnya
sepanjang 3,6m – 9 m), sehingga jenis mempuyai kinerja yang paling baik.
2) Spindle

Pada jenis ini pemutarannya bersifat statis, kemajuan pemboran sangat


dipengaruhi oleh panjang spindle (umumnya antara 60 m – 100 m), dan
tekanan hidrolik yang dibutuhkan. Adapun spesifikasi mesin bor yang
digunakan adalah:

a) Merk
b) Kapasitas
c) Berat
d) Kemampuan rotasi
e) Dimensi
f) Diameter lubang
g) Tipe/ model

16
2. Pipa
Pipa banyak digunakan pada bagian-bagian alat pengeboran atau
aktivitas konstruksi sumur, penggunaan pipa di antaranya:
a. Sistem hidrolik
b. Media aliran fluida
c. Pipa bor putar dan collar
d. Stang bor diamond dan casing
e. Casing sumur air dan minyak
Tujuan dari rangkaian pipa pemboran (drillstring) adalah
meneruskan atau mentransmit tenaga mekanik (rotary table), hydrolic
power (pressure & flowrate), dan weight on bit (WOB).

Gambar 4. Rangkaian pipa pemboran

Komponen utama dari drillstring adalah sebagai berikut:

a. Drill Pipe
Rangkaian drillpipe diletakan setelah (dibawah) kelly, bentuk
drillpipe hampir sama dengan bentuk pipa pada umumnya dengan

17
diameter luar (Outside Diameter) berkisar antara 2.375 Inch – 6.625
Inch. Rangkaian drillpipe harus lebih ringan namun kuat, dibuat dengan
menggunakan besi baja dengan kualitas tinggi. API membuat grade
untuk kualitas baja untuk pipa pemboran menjadi empat kelas yaitu: E–
75,X–95, G–105, dan S–135. sedangkan untuk panjang tiap drillpipe
dibagi menjadi 3 range yaitu: Range I (18ft – 22 ft), Range II (27ft –
30ft) paling banyak digunakan saat ini, Range III (38ft – 45ft).
b. Drill Collar
Drill collar ditempatkan diatas mata bor (bit) dan setelah heavy
drillpipe. Bentuk drillcolar hampir mirip dengan drillpipe hanya saja
memiliki ketebalan dinding pipa yang lebih besar dan diameter dalam
(Inside Diameter) yang lebih kecil. Tujuan pemasangan drillcollar
adalah untuk memberikan tenaga axial (beban) kepada bit. Selain
memiliki bentuk yang mirip pipa drill collar juga ada yang bentuknya
spiral seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

c. Heave Drill Pipe


Merupakan rangkaian pipa yang terletak diantara drillpipe dengan
drill collar. HWDP memiliki bentuk yang mirip dengan drillpipe tapi
dengan tool joint yang lebih panjang.
d. Beberapa peralatan khusus.
Beberapa peralatan khusus yang digunakan pada rangkaian pipa
pemboran adalah stabillizer, reamer dan hole openers. Stabillizer pada
pemboran vertikal berfungsi untuk mencegah getaran (vibrasi) pada
rangkaian pipa selama melakukan pemboran.
Reamer berfungsi untuk menjaga diameter lubang bor sesuai dengan
hasil penggalian oleh mata bor (bit). Hal ini dikarenakan selama
kegiatan pemboran kemungkinan akan terjadi penyempitan lubang bor

18
akibat swelling formation dan juga berkurangnya ukuran mata bor (bit)
akibat formasi yang keras.
hole-openers digunakan untuk memperbesar lubang bor dikarenakan
menggunakan bit yang lebih kecil sedangkan ukuran lubang akhir yang
direncanakan lebih besar.
Berikut ini gambar dari peralatan khusus tersebut:

3. Stang Bor

Stang bor merupakan pipa yang terbuat dari baja dimana bagian pada
ujung-ujungnya terdapat ulir. Sebagai penghubung antara dua buah stang
bor digunakan double nepple (Gambar 2.5).

Gambar 5. Double nepple sebagai penghubung dua buah stang bor.

19
Dalam suatu kegiatan pengeboran stang bor berfungsi sebagai:

a. Rangkaian untuk mentransmisikan putaran, tekanan, dan tumbukan


yang dihasilkan oleh mesin bor menuju mata bor
b. Jalan keluar-masuknya fluida bor pada pengeboran putar

Stang bor harus bisa mengimbangi gaya/tekanan yang tidak hanya besar
tetapi juga gaya/tekanan yang selalu berubah setiap saat dengan cepat. Stang
bor harus tahan terhadap material abrasif dan lingkungan yang korosif.
Stang yang mempunyai tebal dinding yang seragam akan berpotensi
terjadinya pembengkokan pada titik-titik sambungan pipa (lihat Gambar
6a). Untuk mengatasi permasalahan seperti ini maka harus digunakan
sambungan yang khusus (double nepple) untuk memperkuat ujung- ujung
stang bor. Selain itu cara lain untuk memperkuat ujung stang bor adalah
dengan menambah ketebalan dinding pipa pada ujungnya, metode ini
disebut dengan upsetting (lihat Gambar 6b).

Gambar 6. Pembengkokan pada sambungan stang bor (a),


salah satu cara mengatasinya dengan upsetting (b).

Secara umum pemilihan ukuran dan jenis stang bor harus


memperhatikan hal-hal berikut ini:

a. Tujuan pengeboran
b. Tipe pengeboran
c. Kedalaman pengeboran
d. Diameter lubang bor

20
e. Kekerasan batuan formasi
f. Metode sirkulasi fluida

Adapun rangkaian stang bor dan ukurannya yang digunakan dalam


operasi pengeboran tergantung dari tipe pengeboran yang diterapkan.
Rangkaian stang bor dan ukurannya secara detil akan dibahas pada masing-
masing tipe pengeboran.

4. Casing

Casing adalah pipa yang digunakan untuk mempertahankan lubang bor


tetap terbuka (tidak runtuh/collapse) setelah tahap pengeboran atau pada
konstruksi sumur air/minyak. Disamping itu casing juga digunakan untuk
melindungi peralatan pengeboran dari gangguan-gangguan. Casing tidak
diperuntukkan pada beban yang lebih berat lagi. Contoh rangkaian casing
dapat dilihat di Gambar 7.

Gambar 7. Rangkaian pipa casing

Terdapat dua tipe untuk menghubungkan pipa casing, yaitu:

a. Tipe flush joint, Dimana penghubung antara pipa satu dengan pipa
lainnya dilakukan secara langsung.
b. Tipe flush coupled, Dimana penghubung antara pipa satu dengan pipa
lainnya menggunakan sebuah coupling.

21
Beberapa komponen yang terdapat dalam casing di antaranya meliputi:

a. Casing Swivel, Alat ini digunakan untuk menghubungkan antara pipa


casing dan stang bor.
b. Casing Head, Alat ini dipasang di bagian atas casing untuk melindungi
drat casing bagian atas.
c. Casing Shoe, Alat ini digunakan untuk melindungi casing bagian bawah
dari kerusakan.
d. Casing Cutter, Adakalanya di dalam suatu lubang casing terjadi suatu
masalah. Pada kasus-kasus semacam ini maka casing cutter digunakan
untuk memotong casing pada titik yang kita inginkan.
e. Casing Band, Alat ini digunakan untuk menjepit pipa casing selama
operasi pengangkatan dan penurunan.

5. Corebarrel

Core barrel adalah pipa yang digunakan untuk membungkus inti (core)
dari kegiatan pengeboran putar. Dengan core barrel maka inti bor akan dapat
dibawa ke permukaan sehingga bisa dilakukan pengamatan dan analisis
yang jauh lebih baik daripada cutting. Pembahasan mengenai core barrel
selanjutnya akan diberikan secara detil pada bagian tipe pengeboran putar.

6. Mata Bor

Mata bor merupakan salah satu komponen dalam pengeboran yang


digunakan khususnya sebagai alat pembuat lubang (hole making tool). Gaya
yang bekerja pada bit agar bit dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan
secara garis besar terbagi atas dua macam yaitu gaya dorong (tekan) dan
gaya putar. Keefektifan penetrasi yang dilakukan pada pengeboran
tergantung pada kedua gaya jenis ini.

Gaya dorong dapat dihasilkan melalui tumbukan yang dilakukan pada


pengeboran tumbuk (percussive drilling), pemuatan bit (bit loading), dan
tekanan di bawah permukaan (down pressure). Gaya putar dapat dihasilkan

22
pada mekanisme pengeboran putar (rotary drilling) dengan bantuan mesin
putar mekanik yang dapat memutar bit (setelah ditransmisikan oleh stang
bor) dan dengan bantuan gaya dorong statik mengabrasi batuan yang akan
ditembus. Gaya dorong yang bersifat statik yang secara tidak langsung turut
menunjang gaya-gaya tersebut di atas misalnya berat dari stang bor dan
berat rig.

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan bit yaitu :

a. Ukuran dan bentuk mata bor


b. Ukuran gigi mata bor
c. Berat mata bor
d. Kekerasan matriks
e. Konfigurasi pelulusan air

Kelima faktor ini merupakan veriabel yang harus disesuaikan dengan


beberapa kondisidi lapangan, diantaranya struktur geologi, kualitas bantuan,
model pengeboran, dan kedalaman. Beberapa jenis mata bor diantaranya
meliputi :

a. Mata bor rotasi


1) Mata bor pisau (blade bit)
2) Air coring bit
3) Roller bit
b. Mata bor tumbuk
1) Chisel bit
2) Cross bit
3) Button bit
c. Mata bor auger, yang terbagi atas 2 variasi :
1) Tipe auger
2) Tipe kelly
d. Mata bor pada pengeboran cable (Cable drill bits)
1) Mata bor chisel

23
2) Mata bor tabung
e. Mata Bor Intan
1) Impregnated bit
2) Surface set bit
3) Mata bor formasi lunak

7. POMPA BOR

Fluida bor akan mengalir dari atas ke bawah lubang bor dengan adanya
gaya gravitasi dan tekanan atmosfer. Untuk membuat fluida bor ini dapat
bersirkulasi yaitu mengalir ke bawah lubang bor dan kemudian mengalir ke
atas dengan membawa material yang terberaikan (cutting) maka harus
digunakan pompa untuk fluida cair atau kompresor untuk fluida udara.
Pompa bor yang dipakai dalam operasi pengeboran sangat bervariasi baik
jenisnya maupun ukuran tenaganya. Jenis pompa yang dipakai umumnya
menggunakan gerak putaran, resiprokal, atau gerak lainnya untuk
menghasilkan tenaga.

Tipe-tipe pompa bor dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Pompa Jet Pump

Gambar 8. Prinsip kerja pompa jet pump.

24
Udara atau air dapat digunakan untuk mendorong lumpur bor sepanjang
stang bor ke permukaan. Tenaga jet mempunyai fungsi untuk mengurangi
tekanan pada sekitar jet (menghisap udara) dan kemudian mendorongnya
sehingga terbentuk gelembung-gelembung udara untuk mengangkat lumpur
bor ke atas (Gambar 8).

Jet pump juga menggunakan sistem venturi untuk mengangkat lumpur


bor seperti pada Gambar 9. Pada gambar tersebut lumpur bor didorong oleh
aliran air pada pipa venturi ke atas, disamping itu lumpur bor juga dihisap
dari atas oleh pompa sentrifugal.

Gambar 9. Sistem venturi pada pompa jet pump


b. Pompa Sentrifugal

Pada pompa sentrifugal, fluida dipompa dengan kipas penghisap yang


digerakkan oleh gaya sentrifugal ke arah casing pompa. Tekanan yang
tinggi dikondisikan dalam casing pompa sehingga fluida akan terdorong ke
saluran keluar (outlet), lihat Gambar 10.

25
Pompa sentrifugal satu step mempunyai kelebihan dalam hal harga yang
murah dan mudah dalam pemeliharaan, tetapi mempunyai kapasitas
pemompaan yang rendah. Pompa sentrifugal satu step akan berkurang
efisiensinya jika menghisap fluida ke atas dengan jarak lebih dari 3 atau 4
meter (10 – 13 ft).

Pompa sentrifugal multi step mempunyai kapasitas pemompaan yang


kuat, diameter kipas yang lebih besar akan menambah aliran fluida dan
jumlah step akan memperbesar tekanan. Contoh dari jenis pompa ini adalah
pompa submercible dan pompa turbin, lihat Gambar 11. Baik pada pompa
submercible maupun turbin, perangkat pompa bekerja di dalam lubang bor
dimana fluida yang dipompa berada

Gambar 10. Skema pompa sentrifugal dari samping (a) dan dari depan (b).

Gambar 11. Skema pompa submercible (a) dan turbin (b)

26
c. Pompa Gir

Pada pompa ini fluida akan masuk pada lubang hisap dan kemudian
terperangkap di antara gigi-gigi gir sehingga akan sampai pada lubang
discharge. Pada sistem pompa ini tidak terdapat katup pengontrol aliran.

Gambar 12. Skema pompa gir.


d. Pompa Putar

Pompa putar mendorong fluida dengan menggunakan tenaga dari


baling-baling yang berputar. Poros baling-baling dibuat tidak terpusat
sehingga fluida akan terhisap dari pipa masuk dan terdorong ke pipa
keluar, lihat Gambar 13

Gambar 13. Skema pompa putar baling-baling.

e. Pompa Aliran Poros (Axial Flow)

Umumnya jenis pompa ini didesain untuk aplikasi yang ringan


seperti keperluan irigasi. Terdiri dari satu rangkaian bilah pendorong
(blade propeller) yang dapat beroperasi dalam casing dengan diameter
besar. Untuk keperluan uji pemompaan maka jenis pompa ini

27
dimodifikasi menjadi multi rangkaian bilah pendorong sehingga
tenaganya menjadi lebih besar.

Gambar 14. Skema pompa axial flow.


f. pompa Helik

Pada pompa jenis ini terdiri dari rotor yang berupa ulir sekrup (helik)
dan stator yang berupa karet fleksibel. Dengan perputaran rotor maka fluida
akan terdorong di dalam ruang-ruang yang kontinu sepanjang ulir, lihat
Gambar 15.

Gambar 15.. Skema pompa helik.


g. Pompa Piston

Pompa piston adalah pompa yang paling umum digunakan dalam


operasi pengeboran. Prinsip kerjanya adalah gerakan bolak-balik piston
dalam silinder yang akan menghisap dan kemudian mendorong fluida.
Gerakan bolak-balik ini dihasilkan oleh eksentrik yang terhubung ke piston,
lihat Gambar 16

28
Pada pompa piston dengan satu silinder maka proses menghisap dan
mendorong fluida adalah proses yang berurutan (tidak bersamaan).
Sehingga pada pompa satu silinder maka akan terjadi fluktuasi tekanan yang
akan memberikan dampak pada peralatan pengeboran misalnya kejutan-
kejutan pada pipa, stang bor, titik sambungan, dan pada selang pompa, serta
akan mengeluarkan cutting secara tidak sempurna.

Gambar 16. Skema gerakan bolak-balik piston.

Pompa piston duplex (2 silinder) atau triplex (3 silinder) adalah jenis


pompa piston yang paling sering dijumpai. Pada pompa ini pada saat satu
silinder menghisap maka silinder yang lain akan mendorong fluida sehingga
penambahan jumlah silinder berguna untuk mengurangi fluktuasi tekanan.

Pada pengembangan selanjutnya, pada setiap silinder dibuat sedemikian


rupa sehingga pada saat gerakan piston mendorong fluida ke muka maka
secara otomatis fluida akan terhisap dari katup lain di belakang piston dan
demikian pula pada gerakan sebaliknya. Apabila sistem ini diterapkan pada
pompa dengan dua silinder maka disebut dengan pompa piston duplex aksi
ganda atau pompa thorax.

Gambar 17.Skema pompa piston aksi ganda

29
8. KOMPRESOR

Pompa bor digunakan untuk membuat sirkulasi fluida berupa cairan


seperti air dan lumpur. Pada pengeboran dengan sirkulasi udara maka
digunakan kompressor untuk menggerakkan udara. Berikut pada Gambar
18 ditunjukkan bagian-bagian dari sebuah kompresor yang digunakan
dalam operasi pengeboran.

Gambar 18. Skema kompresor.

Keterangan gambar:

a. Nonreturn valve, mencegah udara mengalir terbalik pada saat kompresor


dimatikan.
b. Heat sensing solenoid, mematikan mesin kompresor secara otomatis apabila
temperatur mencapai batas atas.
c. Receiver, menampung udara.
d. Safety relief valve, membuka katup secara otomatis apabila tekanan pada
sistem terlalu berlebihan.
e. Water drain, mengalirkan air yang terkondensasi.
f. Service outlet valve, mengontrol output.
g. Manual unloading valve, memungkinkan receiver dikosongkan sacara
manual.
h. Automatic unloading valve, melepaskan udara yang tertekan secara
otomatis pada saat mesin kompresor dimatikan.

30
i. Pressure gauge, menunjukkan tekanan udara pada receiver. 10. Pressure
regulator, mengatur tekanan udara yang diinginkan.
j. Unloading device, memungkinkan kompresor tetap beroperasi pada saat
sistem dengan tekanan maksimum dan udara tidak dipergunakan.

Kompresor dengan kapasitas tekanan yang rendah (kurang dari 1.000 kPa
atau 150 psi digunakan untuk pengeboran dangkal. Kompresor kapasitas
menengah antara 1.000 sampai 1.500 kPa atau 150 sampai 220 psi biasanya
berupa kompresor dua tahap sementara untuk kapasitas tinggi (lebih dari 1.500
kPa atau 220 psi) biasanya berupa kompresor dua tahap dengan ditambah
booster.

Dalam pemilihan kompresor, hal yang perlu diperhatikan adalah tekanan


udara yang dihasilkan dan jumlah atau volume udara yang bisa dihasilkan setiap
satu satuan waktu

D. Komponen Pelengkap

Beberapa peralatan pelengkap yang sering dipakai dalam kegiatan


pengeboran diantaranya meliputi:

1. Alat untuk menaikan dan menurunkan


a. Water Swivel
Alat ini digunakan untuk melewatkan fluida seperti air, lumpur, dll. Dari
pompa menuju ke dalam stang bor yang berputar.
b. Hoisting Water Swivel
Alat yang didesain untuk melewatkan air ke dalam stang bor yang
sedang berputar selama proses pengangkatan dan penurunan.
c. Hoisting Plug (Hoisting Swivel)
Alat ini dihubungkan pada rope socket dan digunakan ketika proses
pengangkatan dan penurunan stang bor.
d. Hoisting Rope Socket

31
Bagian atas alat ini dihubungkan dengan hoisting wire rope yang di-las
menggunakan babbit metal. Bagian bawahnya dihubungkan dengan
hoisting plug.

Gambar 19. Peralatan pelengkap untuk menaikkan dan menurunkan


rangkaian bor

e. Rod Holder
Alat ini digunakan untuk menjepit stang bor pada saat pengangkatan
atau penurunan
f. Snatch Block
Alat ini diletakkan di puncak menara pengeboran dan digunakan untuk
mengangkat dan menurunkan stang bor, core barrel, dan mata bor. Pada
kenyataannya beban yang diangkat atau diturunkan itu terlalu berat, oleh
karena itu digunakan crown block atau traveling block untuk membantu
proses pengangkatan dan penurunan.
g. Travelling Block
Alat ini digunakan bersama dua/tiga buah kabel untuk mengangkat atau
menurunkan peralatan pengeboran.

32
h. Crown Block
Crown block diletakkan di bagian atas menara dan umumnya digunakan
untuk mengangkat dan menurunkan peralatan pengeboran
i. Lowering Iron
Alat ini digunakan pada pengeboran dangkal untuk menurunkan stang
bor secara cepat. Stang bor yang cocok ukurannya: 33,5 mm, 40,5 mm,
EW, AW.
j. Come Along
Alat ini digunakan untuk menurunkan stang bor dan digunakan pada
pengeboran dangkal.

Gambar 20. Peralatan pelengkap untuk memancing rangkaian bor


yang terlepas atau terjepit dalam lubang

33
2. Peralatan pancing
a. Rod Coupling tap
Alat ini digunakan untuk mengeluarkan batang bor yang rusak dan
dibiarkan tertinggal dalam lubang bor untuk satu alasan.
b. Rod Inside Tap – Rod Outside Tap
Alat ini berungsi hampir sama dengan rod coupling tap
c. Casing Tap – Core Barrel Tap
Alat ini digunakan untuk mendapatkan casing tubes/core barrel yang
tertinggal di lubang bor.
d. Rod Band
Alat ini digunakan untuk menjepit batang bor yang tertinggal di lubang
bor.
e. Knocking Block
Alat ini digunakan untuk menerima pengaruh pada saat hammering
untuk melindungi peralatan bor.
f. Drive Hammer with Chain
Alat ini digunakan untuk hammering ketika peralatan bor
mengalamikemacetan.
g. Pipe Pulling Jack
Alat ini digunakan untuk mengangkat peralatan bor, mempunyai dua
tipe, yaitu: hydraulic type dan screw type.

3. Menara
Terdapat dua tipe menara yang biasa digunakan dalam pengeboran yaitu :
a. Derrick, digunakan untuk pengeboran tegak.
b. Tripod, digunakan untuk pengeboran miring

34
Gambar 21. Tripod untuk pengeboran miring (a) dan derrick untuk pengeboran
tegak (b).

4. Peralatan Teknis
a. Parmalee Wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa-pipa yang
kecil, seperti kawat core barrel tanpa merusak tabung.
b. Pipe wrench
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa seperti stang
bor, core barrel, dan lain-lain.
c. Super Tong
Alat ini digunakan untuk mengunci dan melepaskan pipa-pipa dengan
ukuran besar dengan diameter berukuran di atas 100 mm

Gambar 22. Parmalee wrench (a) dan pipe wrench (b).

35
Gambar 23. Contoh susunan peralatan pengeboran pada rotary drilling.

36
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kegiatan pengeboran adalah salah satu kegiatan penting dalam sebuah
industri pertambangan. Kegiatan pengeboran ini mempunyai tujuan yang
bermacam-macam dan tidak hanya dilakukan dalam industri pertambangan
saja namun juga untuk bidang-bidang yang lain.
Dalam kegiatan pemboran, diperlukan banyak peralatan antara lain :
pipa pemboran, cssing, mata bor dan lain lain. Pemilihan peralatan
pemboran hasru menyesuaikan dengan sistem pemboran yang kita lakukan
agar kinerja dari rangkaian peralatan pemboran itu dapat berjalan dengan
maksimal.
B. SARAN
Setelah membaca makalah tentang peralatan pemboran, tentunya
penulis mengaharapkan agar pembaca dapat memahami apa itu pemboran,
apa saja peralatan yang diperlukan dalam pemboran dan bagaimana fungsi
dari peralatan tersebut. Selain itu, dalam penulisan makalah ini, penulis
menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan. Untuk itu penulis
mengaharapkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat
disempurnakan.
C. DAFTAR PUSTAKA
file:///E:/UNP/SEMESTER%20III/TEKNIK%20PEMBORAN/tugas%202
/Sistem%20Pemboran%20%20%20DebHarset's%20Blog.html
file:///E:/UNP/SEMESTER%20III/TEKNIK%20PEMBORAN/tugas%202
/Pemboran%20Tambang%20(Drilling)%20%20%20MINING%20ENGIN
EERING%20BLOG.html
file:///E:/UNP/SEMESTER%20III/TEKNIK%20PEMBORAN/tugas%202
/petroleum%20%20TEKNIK%20PEMBORAN.html

37

Anda mungkin juga menyukai