DESKRIPSI PROSES
Pada bab ini akan dijelaskan tentang deskripsi proses suatu fluida (minyak, air,
dan gas) menjadi minyak mentah yang ada di PT. Pertamina EP Asset 1 Field Jambi,
wilayah Stasiun Pengumpul I Ketaling Timur (SP I KTT).
2.1 Proses Produksi Minyak Mentah di Stasiun Pengumpul I Ketaling Timur (SP
I KTT)
10
11
Flowline
Manifold
FWKO
Emulsi Minyak
Minyak Produced
Scrubber
Water Tank
Pompaan
Water Tank
SPU KAS
2.2.1 Sumur
Sumur merupakan suatu perangkat pipa yang dipasang pada waktu
pengeboran, kemudian menjadi tempat laluan minyak, gas dan air dari sumur ke
permukaan. Pengangkutan crude oil dari dalam sumur ke atas permukaan dapat
dilakukan dengan cara natural lift dan artifical lift. Dalam pengertiannya, natural flow
merupakan proses pengangkatan minyak bumi tanpa adanya tenaga bantuan atau
dengan kata lain terangkat secara alami ke atas permukaan, hal ini disebabkan karena
tekanan sumur yang besar dari dalam sumur. Sedangkan metode artifical lift
merupakan pengangkatan yang dilakukan dengan bantuan peralatan sebagai sumber
tenaga, hal ini disebabkan karena rendahnya tekanan sumur dari dalam sumur
sehingga tidak mampu untuk mengangkat minyak bumi secara alami. Dalam metode
artifical lift terdapat berbagai macam jenis alat serta cara kerjanya masing-masing
seperti sucker rod pump, electrical submergible pump (ESP), jet pump, gas lift, dan
progressive cavity pump (PCP).
Di Lapangan Ketaling terdapat dua cara pengambilan minyak mentah dari
dalam sumur yang digunakan, yaitu Sucker Rod Pump dan Electric Submergible
Pump (ESP).
13
Pada saat down stroke, standing valve menutup karena tekanan cairan yang di
atasnya dan pengaruh berat bola-bola itu sendiri. Sedangkan traveling valve akan
membuka dan terdorong oleh cairan yang ada di dalam barrel, kemudian liquid
tersebut mengisi tubing. Proses ini akan berlanjut (kontinu) sesuai dengan gerakan
yang diberikan oleh unit pompa di permukaan (surface pumping unit) sampai pipa
terisi oleh fluida dan akan bergerak ke permukaan.
Sistem kerja dari ESP ini adalah dengan mengalirkan energi listrik dari
transformer (step down) melalui switch board. Pada switch board, semua kinerja dari
ESP dan kabel dikontrol atau dimonitor. Kemudian energi listrik akan diteruskan dari
switch board ke motor melalui kabel yang diletakan sepanjang tubing dari rangkaian
ESP. Selanjutnya melalui motor, energi listrik akan diubah menjadi energi mekanik
berupa tenaga putar. Putaran akan diteruskan ke protector dan pompa melalui shaft
yang dihubungkan dengan coupling. Pada saat shaft dari pompa berputar, impeller
15
akan ikut berputar dan mendorong fluida masuk melalui pump intake atau gas
separator ke permukaan. Fluida yang didorong secara perlahan akan memasuki
tubing dan terus menuju ke permukaan sampai Stasiun Pengumpul (SP).
2.2.2 Flowline
Flowline adalah pipa penyalur minyak dan gas bumi dari suatu sumur menuju
tempat pemisahan atau penyulingan.
2.2.4 Separator
Separator adalah suatu bejana atau tabung yang mempunyai tekanan dan
temperatur kerja yang difungsikan untuk memisahkan campuran fluida berdasarkan
perbedaan densitasnya, sehingga akan diperoleh cairan dan gas (dua fasa) atau
minyak, air dan gas. Separator merupakan peralatan yang sangat penting dari operasi
proses produksi, separator juga merupakan peralatan yang paling umum digunakan di
lapangan migas. Fluida yang dihasilkan dari sumur merupakan campuran senyawa
yang kompleks, di mana satu dengan yang lainnya mempunyai karakteristik yang
berbeda-beda, agar pemisahan pada separator lebih sempurna maka separator harus:
1. Memiliki residence time (waktu tinggal) yang optimum, sesuai kapasitas separator
dan laju fluida yang masuk separator.
2. Meminimalkan terjadinya turbulency.
3. Memiliki pressure control yang dapat bekerja dengan baik.
4. Memiliki level control yang dapat bekerja dengan baik.
5. Memiliki alat visual untuk pemeriksaan level atau batas cairan antara minyak dan
air (sight glass).
17
b. Separator Horizontal
Separator horizontal (Gambar 2.7) sangat baik untuk memisahkan fluida
produksi yang mempunyai GLR tinggi dan cairan berbusa. Separator ini dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu single tube horizontal separator dan double tube horizontal
separator. Karena bentuknya yang panjang, seperator ini banyak memakan tempat dan
sulit dibersihkan, namun demikian kebanyakan fasilitas pemisahan minyak
menggunakan separator ini dan untuk fluida produksi yang banyak mengandung pasir,
separator ini tidak menguntungkan. PT Pertamina EP Asset 1 Field Jambi
menggunakan separator horizontal (FWKO).
Kelebihannya:
Lebih murah dari separator vertikal.
Lebih mudah pengiriman bagian-bagiannya.
Baik untuk minyak berbuih (foaming).
Lebih ekonomis dan efisien untuk mengolah volume gas yang lebih besar.
Lebih luas untuk settling bila terdapat dua fasa cair.
Kekurangannya :
Pengontrolan level cairan lebih rumit daripada separator vertikal.
Sukar dalam membersihkan lumpur, pasir, dan parafin.
Diameter lebih kecil untuk kapasitas gas tertentu.
c. Separator bulat
Separator bulat (Gambar 2.8) ini mempunyai kapasitas gas dan surge
terbatas sehingga umumnya digunakan untuk memisahakn fluida produksi
dengan GLR kecil sampai sedang, namun separator ini dapat bekerja pada
tekanan tinggi.
Kelebihannya :
Termurah dari kedua tipe di atas.
Lebih mudah mengeringkan dan membersihkannya.
Kekurangannya :
Pengontrolan cairan rumit.
Mempunyai ruang pemisah dan kapasitas surge yang lebih kecil.
dikarenakan adanya perbedaan berat densitas dan waktu tinggal di dalam FWKO.
Ketinggian permukaan antara minyak dan air diatur oleh rangkaian liqiud level
conroller yaitu dengan mengatur aliran keluar dari minyak dan air melalui control
valve dan dialirkan keluar mealuli outlet minyak dan air.
1. Fasa gas, di mana gas ini dialirkan ke scrubber lalu dibakar menuju flare.
2. Fasa minyak, dimana minyak ini ditampung di oil storage tank dan dipompakan
ke heater treater.
3. Fasa air, dimana air dialirkan menuju water treatment dan kemudian diinjeksikan
lagi ke dalam sumur sebagai air injeksi (water injection).
23
d. Level Controller
Alat ini sebagai pengontrol permukaan cairan (liquid level controller),
tinggi permukaan cairan di dalam FWKO diatur sedemikian rupa agar FWKO
dapat berkerja dengan optimum. Alat pengatur permukaan cairan yang
dipasang pada liquid outlet dan dihubungkan dengan pelampung (float) dan
control valve sehingga dapat mengatur tinggi rendahnya permukaan cairan
dalam FWKO.
e. Pressure Controller
Alat ini dihubungkan dengan control valve yang berfungsi untuk menjaga
atau mengontrol tekanan di dalam FWKO agar bisa bertahan sesuai dengan
tekanan yang sudah ditentukan. Pada gas outlet FWKO dipasang alat untuk
mengontrol tekanan gas yang keluar dari FWKO.
f. Relief Valve (Pressure Safety Valve)
Alat ini akan bekerja apabila pada FWKO terjadi kenaikan tekanan secara
tiba-tiba dan tidak terkontrol, maka relief valve ini akan bekerja dengan cara
membuang tekanan berlebih yang ada di dalam FWKO secara otomatis. Jika
tekanan di dalam FWKO kembali normal, yaitu lebih rendah dari setting
pressure pada relief valve, maka relief valve akan menutup kembali secara
otomatis.
g. Refture Disc
Untuk melindungi FWKO jika tekanan terlalu tinggi dan relief valve tidak
berfungsi atau gagal dalam bekerja, tekanan FWKO akan memecah plate di
dalam repture disc.
h. Man Hole
Bagian ini akan berguna bila suatu saat FWKO perlu dibersihkan atau
akan dilakukan perbaikan peralatan di dalam FWKO, maka orang yang akan
membersihkan atau melakukan perbaikan bagian dalam FWKO akan masuk
melalui man hole.
3. Pengoperasian Rutin
a. Pengoperasian rutin adalah mengamati level cairan, tekanan, temperatur, dan
instrumen yang mengontrol aliran sehingga dapat dipastikan peralatan bekerja
sesuai fungsinya dengan baik.
b. Control valve kadang-kadang sebaiknya digerakkan agar dapat dilihat
posisinya dapat terbuka atau tertutup secara penuh tanpa ada gangguan.
c. Gelas penduga (Sight Glass) sebaiknya dibersihkan secara berkala untuk
mencegah penumpukan scale dan padatan yang akan mengganggu pembacaan
pada gelas penduga.
d. Apabila vessel memiliki saringan (filter), perubahan tekanan yang melaluinya
harus diamati untuk kenaikkan tekanan yang menunjukkan adanya partikel
padatan. Hal ini menandakan FWKO harus dibersihkan.
27
4. Pasir
Pasir dapat menjadi masalah pada FWKO karena dapat merusak katup,
menyumbat ruang dalam FWKO dan terkumpul di dasar FWKO. Penyumbatan
bagian dalam FWKO dan terkumpul di dasar FWKO. Penyumbatan dalam FWKO
harus dipertimbangkan dalam perencanaan FWKO karena harus tersedianya
ruangan tempat untuk pasir.
5. Emulsi
Emulsi dapat menimbulkan masalah pada FWKO. Dalam selang waktu
tertentu akumulasi emulsi dan pengotoran akan terbentuk di bidang batas minyak-
air. Akumulasi emulsi ini dapat mempengaruhi mekanisme kerja pengontrolan
tinggi permukaan cairan, juga bisa menurunkan retention time minyak dan air
berkurang. Masalah ini dapat ditanggulangi dengan penambahan zat kimia
(demulsifier) atau pemanasan.
Pastikan control valve bekerja dengan baik, tidak ada kebocoran dan apabila ada
kerusakan segera diperbaiki.
Lakukan pengoperasian sand jet untuk membersihkan endapan pasir dan padatan
lainnya dalam FWKO tanpa mengganggu operasi FWKO tersebut.
Inspeksi secara periodik, baik bejana maupun pipa – pipanya terhadap korosif,
scale, dan parafin.
Pemasangan peralatan keselamatan,semua peralatan dihubungkan secara langsung
dengan bejana.Dalam pemasangan safety valve harus diarahkan ke tempat penjaga
(yang mudah didengar).
Pemasangan safety head langsung pada bejana, lubang harus terbuka penuh dan
tidak boleh ada hambatan, untuk FWKO horizontal arahnya tegak lurus badan.
Benda-benda yang biasanya mengendap pada mist extractor (misalnya parafin dan
scale) harus dibersihkan karena dapat mengurangi efisiensi dari mist extractor.
Kalau cairan bersifat korosif, maka harus diadakan inspeksi visual secara periodik
yakni meneliti bagian-bagian dari luar pada sambungan-sambungan yang
memungkinkan terjadi kebocoran.
Setiap enam bulan sekali manhole harus dibuka agar dapat dibersihkan bagian
dalam FWKO dari pasir, scale dan parafin. Endapan pasir, lumpur atau padatan-
padatan padatan lainnya biasanya mengendap di bagian bawah, untuk itu bejana
harus di-drain.
2. Heater horizontal berfungsi sebagai media yang dilalui oleh minyak sehingga dapat
menurunkan viskositas minyak tersebut. Gambar 2.11 merupakan bentuk heater
treater di SP I KTT.
2.2.10 Scrubber
Scrubber dipakai untuk memisahkan cairan yang terikut bersama gas dari
outlet FWKO (oil carry over). Biasanya vertical dengan diameter yang besar agar
kecepatan alirannya pelan, sehingga banyak cairan yang tertangkap. Sama hal nya
dengan separator, Scrubber juga memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu pemisahan
berdasarkan perbedaan berat densitas dan gaya gravitasi.