Anda di halaman 1dari 24

Metoda2 Artificial Lift Yang Utama

Oleh: Arwansyah Johan


Metoda2 Artificial Lift Yang Utama
Metoda artificial lift yg utama atau banyak digunakan adalah:

 Gas lift (continue and Intermittent)


 Electric submersible pump
 Progressive cavity pumps (PCP)
 Sucker-rod (beam) pump
 Plunger lift
 Piston (reciprocating) pump
 Jet hydraulic pump

Ada beberapa metoda lainnya, seperti electrical submersible progressive cavity pump (ESPCP)
untuk lingkungan berpasir dan sangat kental (solids and viscous oils), atau di sumur miring.
Sistem ini memiliki PCP dengan motor dan bbrp komponenya ESP. Metoda lainnya ada juga:
 Modifications of beam pump systems
 Various intermittent gas lift methods
 Various combination systems.
 Continuous Belt Transportation
Gas Lift
Memiliki sangat sedikit alat2 di permukaan, gas lift merupakan pilihan yg
tepat untuk aplikasi di offshore. Terjadi di dalam sumur, gas terkompresi Production casing
diinjeksikan ke bawah di annulus antara casing dengan tubing, memasuki
tubing melalui beberapa titik masuk yg disebut gas-lift valves. Saat masuk Production tubing
ke tubing, gas ini membentuk gelembung2 (bubbles), membuat ringat
fluida sumur sehingga menurunkan tekanan.
Gas lift valve
 Hampir 90% komplesi artificial lift di offshore adalah gas lift. installed
 System nya didesain cocok untuk kebanyakan sumur. inside pocket
 Bisa di service dng wire line. mandrel
 Tidak banyak memiliki bagian mekanis.
 Toleran terhadap pasir dan kotoran lainnya. Retrievable packer

Gas yg diinjeksikan mengurangi tekanan di dasar sumur dng No-go seating nipple
Wire line entry guide
mengurangi viskositas fluida. Hal ini menyebabkan fluida mengalir
lebih mudah ke permukaan. Biasanya gas yg diinjeksikan adalah
gas yg diproduksikan dari dalam sumur itu sendiri, jadi di recycle.
3
Electric Submersible Pump
Sistem Electric submersible pump memiliki pompa
centrifugal yg bekerja di bawah permukaan fluida sumur.
Dihubungkan dengan motor listrik, pompa centrifugal ini
memiliki beberapa impeller atau blade, yg memutar untuk
menggerakkan fluida di dlm sumur. Kabel listrik sepanjang
kedalaman motor dipasang, menghubungkan pompa ke
sumber listrik di permukaan

ESP bekerja dng memutar impellers di pump shaft,


menimbulkan tekanan di sekitar fluida dan memaksa nya
bergerak ke permukaan. ESP ini mampu mengangkat lebih
dari 25,000 barrel fluida per harinya.

Ciri khas ESP ini adalah:


1. Memiliki kemampuan memproduksi fluida yg banyak.
2. Menelan beaya pemasangan dan beaya operasi yg besar.
3. Hanya cocok untuk lingkungan dng GOR rendah.
4. Komponen2 listriknya mudah rusak.
Progressive Cavity Pump (PCP)
• Down-hole pump components:
– Rotor.
– Stator.

• Sucker rod string.

• Surface drive head.

• Accessories:
– Torque anchor.
– Rod protectors / centralizers.
– Etc.

https://www.youtube.com/watch?v=YCT8M3d9qcI
Rod Pump - Surface Equipment
Di permukaan, sistem beam pump ini bergerak
naik dan turun. Alat2 di permukaan ini
dihubungkan ke rangkaian rod yg disebut sucker
rods yg masuk ke dalam sumur. Rangkaian
sucker rods dihubungkan ke pompa sucker rod,
yg dipasang sebagai bagian dari tubing string
dekat dari dasar sumur. Sistem beam pump ini
mempekerjakan rangkaian rod dan pompa
sucker rod mirip seperti bekerjanya piston di
dalam silinder. Pompa sucker rod mengangkat
oil dari dasar sumur ke permukaan.

Normalnya pemompaan sebanyak 20 kali setiap


menitnya, unit pompa ini diberi tenaga bisa
secara elektronik atau dng mesin pembakaran
gas, yg disebut dng prime mover. Agar system
beam ini bekerja dng mantap dan stabil,
digunakan alat untuk mengurangi kecepatan
prime mover yg disebut speed reducer, diperoleh
sekitar 600 putaran per menit.
Equipment di Dalam Sumur dari Beam atau Rod Pump

Sistem pompa sucker-rod adalah system tertua dan


paling banyak digunakan sebagai artificial lift untuk
mengangkat minyak..

 Sekitar 60% komplesi artificial lift di onshore adalah


Rod pumps

 Banyak dipakai oleh industry karena,


●Economis
●Tidak tergantung kepada gas

 Efficiency nya terbatas karena,


●Sering memerlukan Maintenance
●Hanya untuk sumur vertical
Plunger Lift System
 Cocok untuk sumur dng GLR tinggi
(memproduksi liquid yang sedikit)
 Efficiency berkurang dng bertambahnya
kedalaman dan PI
 Efficiency bertambah pada ukuran tubing yg
lebih besar (dimana slippage liquid lebih
sering terjadi)

 Siystem yg lain:

● Screw pump
- bekerja dng prinsip yg sama dng PDM

● Turbine pump
- similar to ESP installations
Sistem Hydraulic Pumping
• Sistem Hydraulic pumping terdiri dari dua kategori utama:

• Piston pump: fluida produksi dipaksa berlawanan arah dng pistons, menimbukan
tekanan dan membuat pistons mengangkat fluida ke permukaan. Energi alamiah
dari dalam sumur dipakai untuk menaikan fluida produksi ke permukaan.
Biasanya terdiri dari dua piston, satu lebih tinggi dari yg lain, dihubungkan dng
sebuah rod yg bergerak ke atas dan ke bawah di dalam pompa. Baik pompa
hydraulic di permukaan maupun pompa hydraulic di dalam sumur digerakkan oleh
power oil, atau oleh clean oil yg sebelumnya diangkat dri dalam sumur. Pompa di
permukaan mengirim power oil melalui tubing ke pompa di dalam sumur yg di
install di tubing bagian paling bawah, fluida reservoar kemudian dikirim ke
permukaan melalui tubing kedua yg pararel dng tubing pertama.
- close coupled engine/pump assembly with positive displacement pump
- performance ditentukan oleh ukuran pump/ engine

• Hydraulic jet pump


- memberi energy ke production fluid
- relatively tolerant of lower quality power fluid or produced fluids
Piston pump system Jet pump system
9
Tiap2 jenis pompa atau metoda artificial lift memiliki kriteria desain dan persyaratannya sendiri2,
tetapi mereka memiliki metodologi desain yang mirip, misalnya:

 Perlunya pengumpulan data yg benar dan akurasi yg tinggi


 Perkiraan yg akurat ttg laju produksi yg diharapkan
 Volume fluida di dalam sumur
 Penentuan total dynamic head (TDH)
 Pemilihan equipment untuk di permukaan dan di dalam sumur

https://www.youtube.com/watch?v=BB3vGlOjOjU ----- all AL, 7 minutes


Metoda AL dengan produksi tinggi yg berproduksi
Rendah
Well naturally flowing
Pump filled up
Low water cut
Annulus fluid level rises
Good PI
Pump works well Down-hole pressure increases
Good reservoir energy
Annulus fluid level rises Opportunity Costs
Down-hole pressure increases Gas-lock?
Well time to time Opportunity Costs
cease to flow Gas-lock? Not enough fluids
Will reach critical Annulus fluid level will Pump not filled up
water cut descend Will wear prematurely
Pr decease Pump will heat up Gas-lock?
Pump burns off

Pe

Depletion stage
EOR methods application
Pb  Thermal (steam)
 Chemical (CO2)
 Other (microbial)

NF ESP or GL SRP or Int.


GL EOR

qb Economical Limit
qo
Design Seberapa Besar Peralatan Artificial
Lift
Ada dua pendekatan yang sering dipakai untuk reservoir berperformance jangka Panjang:
- Desain yg didasarkan kepada kinerja (performance) yang diharapkan paa masa yg akan datang, dan
- desain yg didasarkan kondisi saat ini.

Jika performance reservoar bisa diprediksi, dapat dipasang equipment artificial lift yg diantisipasi untuk laju produksi
terbesar dalam hidup sumur tersebut. Philosophy ini mengarahkan kita untuk memasang equipment AL yg oversize,
mungkin juga termasuk antisipasi untuk memproduksi sejumlah besar air. Hal ini karena kebanyakan metoda AL
memiliki efisiensi yg rendah jika dioperasikan dibawah kapasitas produksinya, sedangkan equipment yg oversized
dipasang karena untuk mengantisipasi produksi yg tinggi dalam waktu yg singkat akan menyebabkan beaya tinggi.

Contoh lain yg ekstrim adalah mendesain hanya untuk kondisi produksi saat ini. Prinsip ini akan menyebabkan
seringnya ganti ukuran atau tipe equipment yg dipasang. Efisiensi operasinya selama short term ini mungkin dapat
diterima, tetapi sejumlah besar beaya untuk penggantian equipment baru dirasakan kemudian hari. Contohnya,
harus dipertimbangkan secara hati-hati berubahnya kondisi reservoar terhadap waktu didalam penentuan size
equipment masa kini atau masa yg akan datang.

Oleh karena itu, artificial lift umumnya dilakukan pada suatu waktu dimasa produksinya saja, perubahan metoda
artificial lift dianggap tidak menguntungkan, tetapi jika kondisinya berubah drsatis, metoda artificial lift yg lain
mungkin bisa dipertimbangkan.
Pemilihan Metoda Artificial Lift
Metoda AL yg paling ekonomis harus ditentukan. Selama ini cara pemilihan metoda AL sangat bervariasi,
termasuk juga pengalaman operator dengan metoda AL tsb.;
- Metoda apa yg tersedia;
- Metoda apa yg cocok untuk lapangan yg sejenis itu;
Menentukan metoda yang mana yg cocok untuk mengangkat fluida dng laju produksi yg diinginkan dari
kedalaman tersebut.

Daftar yg perlu dievaluasi meliputi: keuntungan dan kerugian dalam penggunaan metoda AL baik dengan cara
eliminasi atau pemilihan; beaya awal, beaya operasi, kemampuan untuk memproduksi dll dng menggunakan
perhitungan ekonomi sebagai alat pemilihan, seringnya sih dengan angka present-value.

Optimisasi produksi dan mengurangi beaya produksi pada penggunaan AL adalah dua hal yg tidak saling
bergantungan, dapat dicapai dengan perencanaan desain yg tepat yg didasarkan baik pada data2 karakteristik
individu sumur dan kemampuan mengangkat fluida dari system AL itu. Contohnya, alasan yg umum kenapa
suatu sumur berproduksi dibawah kapasitas produksinya adalah karena metoda AL yg tepat tidak dipasang dari
semula,

Pemilihan yg buruk akan mengakibatkan hasil yg mengecewakan, misalnya turunnya produksi dan atau naiknya
beaya produksi hingga down time untuk work overs atau pump maintenance.
Mengambil keputusan metoda artificial lift mana yg dipilih hrs didasarkan kepada keadaan permukaan,
reservoar, fluida, dan kondisi2 operasional. Ada banyak parameter sumur yg dapat dipakai untuk memilih AL yg
terbaik, misalnya :

• Tekanan di dasar sumur (IPR),


• tipe fluida produksi,
• Laju produksi yg ingin diproduksi,
• Bentuk (geometri) lubang sumur, komplesi sumur & profile,
• Well integrity,
• Geographical & Environmental condition (offshore or onshore, surface constraint),
• Kedalaman sumur,
• Kemudahan beroperasi,
• Service apa saja yg tersedia, dan
• Pertimbangan2 ekonomis (Capital cost, Operating cost, Maintenance cost).

Diperlukan data yg baik untuk analisa present-value yg komplit. Namun demikian, seringkali data2 ini tidak
tersedia, membuat proses pemilihan ini menjadi lebih menantang bahkan jadi tidak mungkin. Jika kita tidak bisa
memilih metoda “yang terbaik”, maka dipakai logika bijak konvensional untuk memilih metoda “yang terbaik” yg
akan memberikan nilai present value tertinggi selama project ini berjalan.
Table di bawah memperlihatkan kriteria2 tambahan dan keterbatasan2 dari desain sistem AL.

Tabel ini dpt digunakan sebagai alat


bantu dalam memilih tipe AL yg
tepat. Kebanyakam metoda artificial
lift memiliki aplikasi rentang
kedalaman dan temperature yg
lebar. Kedalamandn temperature
merupakan faktor pembatas bagi
PCP; tetapi PCP dapat mengangkat
fluida yg lebih berat,seperti yg
ditunjukkan dlm kolom “Fluid
Gravity” Tabel di samping.

Table ini juga memperlihatkan


bahwa pemilihan AL adalah relative
pada masing2 sumur.
Sayangnya, cara yg biasanya dilakukan dalam memilih system artificial lift adalah karena factor
keyakinan (opini) atau factor sudah kenal (familiar), daripada berdasarkan Analisa optimisasi
dan rencana strategis.

Perencanaan yg tepat mencakup pemilihan artificial lift berdasarkan parameter2 individu


sumur, berdasarkan analisa sumur per sumur, bukan berdasarkan lapangan. Faktor tambahan
dalam perencanaan yg tepat adalah “pemilihan yg mana metoda AL yg tepat harus dimulai
saat keputusan2 tentang reservoar, desain drilling, dan desain komplesi diambil.”

Dengan perencanaan dan analisa pemilihan yg tepat, dari sisi strategic vs pendekatan “metoda
itu yg biasa kita lakukan” akan sangat membantu menambah produksi dan mengurangi beaya
operasi.

“Proper Planning Prevents Poor Performance”.


Parameter2 Sumur Dalam Pemilihan Metoda Artificial Lift Yang Tepat
Artificial Lift yang ada di Seluruh Dunia
Ada hampir 2 juta sumur minyak yg beroperasi saat ini di seluruh dunia. Lebih
dari 1 juta sumur menggunakan berbagai tipe artificial lift. Lebih dari 750,000
sumur menggunakan pompa sucker-rod. Di US, Pompa sucker-rod digunakan
pada sekitar 350,000 sumur.

Hampir 80% jumlah sumur minyak di US adalah tipe stripper wells yaitu yg
memproduksi kurang dari 10 B/D. Umumnya sumur stripper ini menggunakan
pompa sucker-rod pumps. Untuk sumur non-stripper atau sumur yg berproduksi
lebih tinggi, 27% menggunakan rod pumped, 52% dng gas lift, dan sisanya
dengan ESP, hydraulic pumps, dan ometoda lainnya. Angka2 statistic ini
memperlihatkan dominasinya rod pumping untuk operasi di daratan (onshore).
Untuk di offshore dan sumur dengan laju produksi lebih tinggi di seluruh dunia,
ESPs dan gas lift lebih banyak digunakan.
Pemakaian Artificial Lift

Di US, umumnya sumur, 82%,


menggunakan beam pump.
Sepuluh persen menggunakan
gas lift, 4% menggunakan ESP,
dan 2% menggunakan pompa
hidrolik.
Memilih Sistem Artificial Lift
Untuk merealisasikan perolehan yg maksimum dari pengemangan lapangan migas,
metoda artificial lift yg paling ekonomis harus dipilih. Selama ini cara untuk memilih
metoda AL untuk suatu lapangan sangat beragam cara, misalnya:
 Pengalaman dari Operator
 Metoda apa yg tersedia di daerah itu
 Metoda apa yg telah terbukti bekerja dng baik di lapangan yg sejenis
 Menentukan metoda apa yg akan mengangkat fluida dng laju yg
diinginkan dari suatu kedalaman.
 Mempelajari daftar keuntungan dan kerugan dari metoda2 AL
 Cara untuk mengeliminasi dan memilih sistem
 Analisa Modal awal yg diperlukan, beaya operasi, kemampuan produksi
dll dng menggunakan tool ekonomis yg biasanya berdasarkan present-value.
Metoda-metoda ini melingkupi:
 Lokasi Geographis
 Beaya Capital
 Beaya Operating
 Fleksibilitas Produksi
 Reliability
 “Mean time between failures”

Dalam banyak hal, apa yg sudah bekerja dng sangat baik atau metoda AL yg telah perform sangat bagus di
lapangan lain yg sejenis/mirip, akan menjadi kriteria dalam penyeleksian. Juga, equipment atau service yg
tersedia dari vendors akan sangat menentukan metoda lift mana yg akan dipilih. Namun demikian, jika beaya
service nya sangat besar dan laju produksi yg bisa diperoleh cukup tinggi, keduanya merupkan factor yg
paling perlu dipertimbangkan, bahkan factor pertimbangan yg paling penting.

Jika yg dipilih buka metodal lift yang “terbaik”, maka faktor2 seperti long-term servicing costs, deferred
production selama workovers, dan efficiency kerja yg buruk dapat mengurangi secara drastis harga net
present value (NPV) project. Umumnya cadangan perlu diproduksi dalam periode waktu yg cepat dng beaya
operasi yg rendah. Pemikiran konvensional yg bijak mengatakan bhw metoda AL yg terbaik adalah metoda yg
memberikan angkan net present value yg paling tinggi. Data yg baik sangat diperlukan untuk Analisa present-
value yg komplet, sayangnya data ini tidak selalu tersedia.
Pertimbangan Lingkungan dan geographis mungkin merupakan masalah yg utama.
Contohnya pompa sucker rod, selama ini merupakan metoda AL yg paling banyak
digunakan di operasi onshore US. Namun demikian, di kota yg padat penduduk atau di
platform offshore dengan 40 sumur, pompa sucker rod adalah pilihan yg buruk. Juga
sumur2 dalam yg bisa memproduksi ribuan barrel per hari tidak bisa diangkat oleh pompa
beam, metoda lain perlu dipertimbangkan.

Pertimbangan geographis, lingkungan, dan produksi dapat membatasi pemilihan hanya ke


satu metoda; penentuan mana metoda yg terbaik akan lebih sulit jika ada beberapa metoda
yang tersedia dan bisa dipakai.

Anda mungkin juga menyukai