Aloksan Adalah Senyawa Kimia Tidak Stabil Dan Senyawa Hidrofili1
Aloksan Adalah Senyawa Kimia Tidak Stabil Dan Senyawa Hidrofili1
Waktu paruh
aloksan pada pH 7,4 dan suhu 370C adalah 1,5 menit. Aloksan 25 merupakan
pada jalur penginduksian, dosis, hewan percobaan dan stats gizinya (Amma,
2009). Mekanisme kerja aloksan diawali dengan ambilan aloksan ke dalam sel-sel
aloksan. Ambilan ini juga dapat terjadi pada hati atau jaringan lain, tetapi jaringan
tersebut relatif lebih resisten dibanding pada sel-sel β pankreas. Sifat inilah yang
pankreas. Aloksan meningkatkan pelepasan insulin dan protein dari sel beta
pankreas tetapi tidak berpengaruh pada sekresi glukagon. Efek ini spesifik untuk
sel beta pankreas sehingga aloksan dengan konsentrasi tinggi tidak berpengaruh
radikal bebas dari reaksi redoks. Radikal hidroksil inilah yang memiliki peran
penting pada kerusakan sel beta pankreas. Sel beta pankreas memiliki
kemampuan antioksidan yang sangat rendah dibanding hati, sehingga dengan
merupakan sensor adanya glukosa pada sel beta pankreas, melalui oksidasi thiol
pada enzim sehingga merusak metabolisme oksidatif dan fungsi sensor glukosa
Aloksan merupakan bahan kimia yang digunakan untuk menginduksi diabetes pada
binatang percobaan. Mekanisme aksi dalam menimbulkan perusakan yang selektif belum
diketahui dengan jelas. Beberapa hipotesis tentang mekanisme aksi yang telah diajukan
antara lain: pembentukan khelat terhadap Zn, interferensi dengan enzim-enzim sel serta
deaminasi dan dekarboksilasi asam amino. Penelitian terhadap mekanisme kerja aloksan
secara invitro menunjukkan bahwa aloksan menginduksi pengeluaran ion kalsium dari
mitokondria yang mengakibatkan proses oksidasi sel terganggu. Keluarnya ion kalsium
dari mitokhondria ini mengakibatkan gangguan homeostasis yang merupakan awal dari
Aloksan adalah suatu substrat yang secara struktural adalah derivate pirimidin sederhana.
aloksan adalah C4H2N2O4. Aloksan murni diperoleh dari oksidasi asam urat oleh asam
nitrat. Aloksan adalah senyawa kimia tidak stabil dan senyawa hidrofilik (Yuriska, 2009).