Anda di halaman 1dari 7

BAB 3

PEMBAHASAN
3.1 Lokasi Penelitian 1

Gambar 3.3 Lokasi Penelitian 1


3.1.1 Ketercapaian Lokasi dan Kondisi Daerah Telitian
Lokasi pengamatan pertama ini terletak di Air Batu dan kelanjutan dari lokasi
pengamatan sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada pukul 08.56 WIB dengan kondisi
cuaca cerah dengan arah azimuth N 196oE. Umumnya kondisi batuan pada daerah telitian
telah mengalami pelapukan serta terdapat vegetasi yang disebut floodplain dan gundukan
atau longsoran. Daerah ini dulunya di interpretasikan sebagai lingkungan braded dan
channels.

3.1.2 Observasi Jenis Batuan dan Struktur Sedimen


Di lokasi pengamatan pertama ini termasuk dalam kelompok interbed dan intrabed,
terdapat struktur laminar-lamination, cross lamination, dan channel. Pada lokasi
pengamatan pertama terdapat beberapa jenis batuan sedimen yaitu batuan sedimen dengan
jenis tekstur klastik. Batuannya berupa batulempung, batupasir, breksi dengan sisipan
oksida besi dan kuarsit. Ukuran butir medium sand memiliki warna orange, fine sand
berwarna kuning, mud berwarna abu-abu gelap hingga terang serta lapisan carbonaceous
shale berwarna hitam.
Di interpretasikan bahwa daerah ini dulunya merupakan daerah berada di hilir sungai
yang arusnya cukup tenang dan berada didekat daerah floodplain dengan vegetasi yang
tidak terlalu banyak sehingga membentuk lapisan carbonaceous shale yang tipis. Lapisan
carbonaceous shale dan lapisan lainnya terbentuk secara bersamaan dan pada arus yang
tenang sehingga membentuk struktur laminasi, selain itu juga terdapat struktur channel
akibat pembebanan dan penggerusan material sedimen yang mengendap diatasnya.
3.2 Lokasi Penelitian 2

Gambar 3.4 Lokasi Penelitian 2


3.2.1 Ketercapaian Lokasi dan Kondisi Daerah Telitian
Lokasi pengamatan kedua ini merupakan kelanjutan dari lokasi pengamatan
sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada pukul 09.35 WIB dengan kondisi cuaca cerah.
dengan arah azimuth N 45o E. Diinterpretasikan lokasi ini dahulu nya merupakan channel
yang terlah tererosi.
Lokasi pengamatan kedua termasuk dalam kelompok intrabed, terdapat tekstur
planar-cross bedding, laminasi, dan scouring. Memiliki teksturnya klastik dengan dua
ukuran butir yang berbeda yaitu gravelly sand yang berwarna kemerahan dan krem untuk
medium sand.

3.2.2 Observasi Jenis Batuan dan Struktur Sedimen


Pada lokasi pengamatan kedua terdapat beberapa jenis batuan sedimen yaitu batuan
sedimen dengan jenis tekstur klastik. Batuannya berupa batulempung, batupasir dan
kuarsit ketiga batuan tersebut tidak bereaksi saat diteteskan HCL
Di interpretasikan bahwa daerah ini dulunya adalah daerah tinggian yang masih
kelanjutan dari lokasi pengamatan sebelumnya, memiliki fragmen kasar, dan merupakan
endapan channel. Pada awalnya lapisan medium sand terbentuk di daerah tersebut
kemudian dating arus yang deras membawa butiran sedimen gravelly sand yang lebih
besar sehingga menggerus lapisan medium sand yang lebih halus lalu membentuk struktur
scouring (gerusan). Butiran gravelly sand yang membentuk struktur planar-cross bedding
dan laminasi menginterpretasikan bahwa material sedimen tersebut tertransport dari
daerah tinggian menuju dataran yang lebih rendah.
3.3. Lokasi penelitian 3

3.3.1. Ketercapaian lokasi dan kondisi daerah telitian

Pada lokasi pengamatan ketiga di amati pada pukul 10:34 WIB . Cuaca di lokasi
pengamatan ketiga cerah. Lokasi ini merupan daerah floodplain.

3.3.2 Observasi Jenis Batuan dan Struktur Sedimen

Pada lokasi pengamatan ketiga terdapat beberapa jenis batuan sedimen yaitu batuan
sedimen dengan jenis tekstur klastik,dan bioklastik. Batuannya berupa Fine sand dan
Carbonaceous Shale. Pertama fine sand yang berwarna putih dan tidak bereaksi dengan
HCl.Kedua Carbonaceous Shale merupakan batuan yang berwarna hitam

3.a. Lokasi Pengamatan 3a

Gambar 3.5 Lokasi penelitian 3a

3.4.1. Ketercapaian lokasi dan kondisi daerah telitian

Lokasi pengamatan ini terletak di Air Batu dan kelanjutan dari lokasi pengamatan
sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada pukul 10.42 WIB dengan kondisi cuaca cerah
dan arah azimuth N 187o E
Di lokasi pengamatan pertama ini termasuk dalam kelompok interbed dan intrabed,
terdapat struktur laminar-lamination, cross lamination, dan channel. Memiliki teksturnya
klastik dengan ukuran butir beragam, mulai dari medium sand hingga mud dan terdapat
lapisan carbonaceous shale. Ukuran butir medium sand memiliki warna orange, fine sand
berwarna kuning, mud berwarna abu-abu gelap hingga terang serta lapisan carbonaceous
shale berwarna hitam.
Di interpretasikan bahwa daerah ini dulunya merupakan daerah berada di hilir
sungai yang arusnya cukup tenang dan berada didekat daerah floodplain dengan vegetasi
yang tidak terlalu banyak sehingga membentuk lapisan carbonaceous shale yang tipis.
Lapisan carbonaceous shale dan lapisan lainnya terbentuk secara bersamaan dan pada arus
yang tenang sehingga membentuk struktur laminasi, selain itu juga terdapat struktur
channel akibat pembebanan dan penggerusan material sedimen yang mengendap
diatasnya.

3.b. Lokasi Pengamatan 3b

Gambar 3.6 Lokasi penelitian 3b

3.4.1. Ketercapaian lokasi dan kondisi daerah telitian

Lokasi pengamatan ini terletak di Air Batu dan merupakan endapan channel.
Pengamatan dilakukan pada pukul 11.38 WIB dengan kondisi cuaca cerah.dan arah azimuth
N 262o E

3.3.2 Observasi Jenis Batuan dan Struktur Sedimen

Butiranpadalokasipengamataninidominanberbutirhalusberupa medium hingga fine sand


yang berwarnakrem. Terdapatstuktur cross laminasipadabutiran medium sand danstruktur
massif padalapisan fine sand.

Di interpretasikan bahwa daerah ini merupakan channel dari sungai purba yang sangat
besar, diperkuat dengan adanya struktur channel pada lokasi pengamatan sebelumnya. Pada
bagian bawah terdapat struktur cross laminasi pada butir medium sand menandakan bahwa
sebelumnya kekuatan arus sungai cukup deras lalu kemudian melamban atau hilang sehingga
dapat membentuk lapisan fine sand yang sangat tebal.

3.c Lokasi Pengamatan 3c

Gambar 3.7 Lokasi penelitian 3c

3.4.1. Ketercapaian lokasi dan kondisi daerah telitian

Lokasi pengamatan ini terletak di Air Batu dan merupakan endapan channel.
Pengamatan dilakukan pada pukul 11.58 WIB dengan kondisi cuaca cerah. Dan arah azimuth
N 340o E
Lokasi pengamatan ini sama seperti lokasi pengamatan 3A, namun hanya berbeda
elevasinya saja sehingga dapat melihat singkapan dengan lebih dekat dan jelas. Pada
kenampakan yang lebih dekat tampak struktur scouring pada butir silt terhadap butir clay
yang lebih halus.

3.3.2 Observasi Jenis Batuan dan Struktur Sedimen

Memiliki batuan Carbonaceous Shale berwarna hitam. Jenis Tekstur pada LP 3


Bioklastik dan tidak berekasi saat di teteskan dengan HCl, Lokasi ini termasuk channel
purba, karena dulunya terdapat sungai purba. Selain itu, disampingnya terdapat floodplan
3.4. Lokasi penelitian 4

Gambar 3.8 Lokasi penelitian 4

3.4.1. Ketercapaian lokasi dan kondisi daerah telitian

Lokasi selanjutnya berada di daerah Sukomoro dengan kondisi cuaca cerah,


pengamatan dilakukan pada pukul 14.00 WIB. Dengan arah azimuth N 18o E. Lokasi ini
merupakan daerah yang mengalami aluvial dari runtuhan atau longsoran material, serta
floodplain dan diping strata

3.4.2 Observasi Jenis Batuan dan Struktur Sedimen

Pada lokasi pengamatan ini butiran sedimennya yang hamper sama dengan lokasi
pengamatan sebelumnya yaitu medium sand sampai clay dancoally shale. Memiliki warna
lapisan dari putih susu, orange hingga hitam.
Lapisan coally shale di daerah ini cukup tebal menginterpretasikan bahwa dahulu
daerah tersebut merupakan daerah floodplain yang kaya vegetasi, coally shale tersebut
terawetkan oleh lapisan lempung yang berada diatas dan bawah lapisannya, namun karbon
yang terendapkan tidak terlalu berkembang sehingga tidak dapat membentuk batubara. Pada
lokasi ini juga terdapat lapisan yang bereaksi dengan HCl yang mengindikasikan daerah ini
sudah masuk daerah transisi yang masuk dalam kelompok intrabed.

3.5. Lokasi penelitian 5


Gambar 3.9 Lokasi penelitian 5

3.5.1. Ketercapaian lokasi dan kondisi daerah telitian

Lokasi pengamatan ini berada di daerah Sukomoro, berjarak 200 meter dari lokasi
sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada pukul 14.45 WIB dengan kondisi cuaca cerah.
Lokasi ini merupan daerah yang mengalami lenticuar bedding, flaser, dan wavy struktur.

3.5.2 Observasi Jenis Batuan dan Struktur Sedimen

Lokasi ini didominasi dengan lapisan shale yang sangat tebal. Berdasarkan singkapan
yang ada di lokasi ini, maka dapat di interpretasikan bahwa lapisan di lokasi ini berada di
daerah transisi yang terkena pasangsurut air laut (zona tidal), sehingga membentuk tiga
litologi yang berbeda yaitu pasirserpihan yang berasal dari laut saat air pasang, silt serpihan
yang berasal dari aliran sungai saat surut, dan serpih yang merupakan endapan asli dari zona
tersebut.

Lokasi pengamatan pada LP 5 ini terdapat struktur lenticular bedding dimana material
yang dominan adalah mud serta termasuk ke dalam supratydal. Kedua struktur wavy bedding
dimana material yang dominan adalah pasir dan termasuk ke intertydal, terdapat material
yang berbentuk gelombang. Ketiga flaser, pada lapisan didaerah ini terjadi lapisan yang
menipis. Di LP 5 ini di indikasikan bahwa daerah ini merupakan daerah yang akan pasang
surut air laut, akibatnya materia sedimen didalam laut terangkat . daerah intertydal
merupakan daerah pasang surut air laut, tercampurnya material sedimen dari laut dan darat
menyebabkan adanya struktur wavy bedding. Ketiga daerah subtydal yang daerahnya
mengalami penurunan muka air laut.

Anda mungkin juga menyukai