PEMBAHASAN
3.1 Lokasi Penelitian 1
Pada lokasi pengamatan ketiga di amati pada pukul 10:34 WIB . Cuaca di lokasi
pengamatan ketiga cerah. Lokasi ini merupan daerah floodplain.
Pada lokasi pengamatan ketiga terdapat beberapa jenis batuan sedimen yaitu batuan
sedimen dengan jenis tekstur klastik,dan bioklastik. Batuannya berupa Fine sand dan
Carbonaceous Shale. Pertama fine sand yang berwarna putih dan tidak bereaksi dengan
HCl.Kedua Carbonaceous Shale merupakan batuan yang berwarna hitam
Lokasi pengamatan ini terletak di Air Batu dan kelanjutan dari lokasi pengamatan
sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada pukul 10.42 WIB dengan kondisi cuaca cerah
dan arah azimuth N 187o E
Di lokasi pengamatan pertama ini termasuk dalam kelompok interbed dan intrabed,
terdapat struktur laminar-lamination, cross lamination, dan channel. Memiliki teksturnya
klastik dengan ukuran butir beragam, mulai dari medium sand hingga mud dan terdapat
lapisan carbonaceous shale. Ukuran butir medium sand memiliki warna orange, fine sand
berwarna kuning, mud berwarna abu-abu gelap hingga terang serta lapisan carbonaceous
shale berwarna hitam.
Di interpretasikan bahwa daerah ini dulunya merupakan daerah berada di hilir
sungai yang arusnya cukup tenang dan berada didekat daerah floodplain dengan vegetasi
yang tidak terlalu banyak sehingga membentuk lapisan carbonaceous shale yang tipis.
Lapisan carbonaceous shale dan lapisan lainnya terbentuk secara bersamaan dan pada arus
yang tenang sehingga membentuk struktur laminasi, selain itu juga terdapat struktur
channel akibat pembebanan dan penggerusan material sedimen yang mengendap
diatasnya.
Lokasi pengamatan ini terletak di Air Batu dan merupakan endapan channel.
Pengamatan dilakukan pada pukul 11.38 WIB dengan kondisi cuaca cerah.dan arah azimuth
N 262o E
Di interpretasikan bahwa daerah ini merupakan channel dari sungai purba yang sangat
besar, diperkuat dengan adanya struktur channel pada lokasi pengamatan sebelumnya. Pada
bagian bawah terdapat struktur cross laminasi pada butir medium sand menandakan bahwa
sebelumnya kekuatan arus sungai cukup deras lalu kemudian melamban atau hilang sehingga
dapat membentuk lapisan fine sand yang sangat tebal.
Lokasi pengamatan ini terletak di Air Batu dan merupakan endapan channel.
Pengamatan dilakukan pada pukul 11.58 WIB dengan kondisi cuaca cerah. Dan arah azimuth
N 340o E
Lokasi pengamatan ini sama seperti lokasi pengamatan 3A, namun hanya berbeda
elevasinya saja sehingga dapat melihat singkapan dengan lebih dekat dan jelas. Pada
kenampakan yang lebih dekat tampak struktur scouring pada butir silt terhadap butir clay
yang lebih halus.
Pada lokasi pengamatan ini butiran sedimennya yang hamper sama dengan lokasi
pengamatan sebelumnya yaitu medium sand sampai clay dancoally shale. Memiliki warna
lapisan dari putih susu, orange hingga hitam.
Lapisan coally shale di daerah ini cukup tebal menginterpretasikan bahwa dahulu
daerah tersebut merupakan daerah floodplain yang kaya vegetasi, coally shale tersebut
terawetkan oleh lapisan lempung yang berada diatas dan bawah lapisannya, namun karbon
yang terendapkan tidak terlalu berkembang sehingga tidak dapat membentuk batubara. Pada
lokasi ini juga terdapat lapisan yang bereaksi dengan HCl yang mengindikasikan daerah ini
sudah masuk daerah transisi yang masuk dalam kelompok intrabed.
Lokasi pengamatan ini berada di daerah Sukomoro, berjarak 200 meter dari lokasi
sebelumnya. Pengamatan dilakukan pada pukul 14.45 WIB dengan kondisi cuaca cerah.
Lokasi ini merupan daerah yang mengalami lenticuar bedding, flaser, dan wavy struktur.
Lokasi ini didominasi dengan lapisan shale yang sangat tebal. Berdasarkan singkapan
yang ada di lokasi ini, maka dapat di interpretasikan bahwa lapisan di lokasi ini berada di
daerah transisi yang terkena pasangsurut air laut (zona tidal), sehingga membentuk tiga
litologi yang berbeda yaitu pasirserpihan yang berasal dari laut saat air pasang, silt serpihan
yang berasal dari aliran sungai saat surut, dan serpih yang merupakan endapan asli dari zona
tersebut.
Lokasi pengamatan pada LP 5 ini terdapat struktur lenticular bedding dimana material
yang dominan adalah mud serta termasuk ke dalam supratydal. Kedua struktur wavy bedding
dimana material yang dominan adalah pasir dan termasuk ke intertydal, terdapat material
yang berbentuk gelombang. Ketiga flaser, pada lapisan didaerah ini terjadi lapisan yang
menipis. Di LP 5 ini di indikasikan bahwa daerah ini merupakan daerah yang akan pasang
surut air laut, akibatnya materia sedimen didalam laut terangkat . daerah intertydal
merupakan daerah pasang surut air laut, tercampurnya material sedimen dari laut dan darat
menyebabkan adanya struktur wavy bedding. Ketiga daerah subtydal yang daerahnya
mengalami penurunan muka air laut.