BAB II
PENGUKURAN LINIER
2.1 Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum dengan vernier caliper adalah sebagai berikut:
1. Agar praktikan mampu menggunakan vernier caliper dengan baik dan benar.
2. Agar praktikan memahami dan mampu melaksanakan pengukuran dengan vernier
caliper.
3. Agar praktikan mampu menggunakan inside micrometer dengan baik dan benar.
4. Agar praktikan dapat memahami dan mampu melaksanakan pengukuran dengan inside
micrometer.
Berfungsi untuk mengukur tebal dinding pipa dan tebal pelat yang
melengkung. (Rochim, 2006, p.275).
Berfungsi untuk mengukur lebar alur dan posisi alur terhadap tepi atau alur
lain. (Rochim, 2006, p.275).
Berfungsi untuk mengukur jarak antara center lubang dan mengukur jarak
dari center ke tepi. (Rochim, 2006, p.274).
C. Bagian-Bagian Vernier Caliper dan Fungsi
1. Rahang Sorong
Penumpu tetap benda kerja yang akan diukur. Rahang caliper ditempelkan
terlebih dahulu pada benda kerja yang akan diukur sebelum rahang geser
ditempelkan kemudian.
2. Permukaan untuk Mengukur Bagian Dalam (Internal Jaws)
Terdiri dari rahang caliper dan rahang geser atas. Bagian ini digunakan untuk
mengukur bagian dalam suatu benda kerja seperti celah pada benda atau diameter
dalam silinder.
b. Cara Pembacaan
B. Macam-Macam Micrometer
a. Mikrometer Ulir (Thread Micrometer)
Fungsi dari mikrometer ulir adalah untuk mengukur diameter kisar ulir, tebal
diding pipa, diameter alur luar, tebal inti pahat gurdi, diameter kaki dan poros
bintang. (Rochim, 2006, p.291)
b. Mikrometer Kedalaman (Depth Micrometer)
d. Mikrometer Rahang
Mikrometer rahang dibagi menjadi 2 yaitu, Mikrometer dalam jenis rahang dan
mikrometer luar jenis rahang. Mikrometer dalam jenis rahang berfungsi untuk
mengukur diameter/ukuran dalam posisi yang sulit dimana mikrometer biasa tak
bisa dipakai. Mikrometer luar jenis rahang berfungsi untuk mengukur
ukuran/dimensi luar, pada posisi yang sulit. (Rochim, 2006, p.289)
b. Cara Pembacaan
Tabel 2.1
Set Blok Ukur 112 Buah dengan Tebal 1 mm
Tabel 2.2
Set Blok Ukur 112 Buah dengan Tebal 2 mm
Posisi daerah toleransi terhadap garis nol ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran
dasar. Penyimpangan ini dinyatakan dengan simbol satu huruf (untuk beberapa
hal bisa dua huruf). Huruf kapital untuk lubang dan huruf kecil untuk poros.
Toleransi, harganya/besarnya ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran dasar.
Simbol yang dipakai untuk menyatakan besarnya toleransi adalah suatu angka
(sering disebut angka kualitas).
2. Suaian dan Jenis Suaian
Suaian yang terjadi ada beberapa macam, tergantung daerah toleransi dari poros,
maupun lubang yang dipakai sebagai basis pemberian toleransi. Kemungkinan-
kemungkinan jenis toleransi adalah sebagai berikut.
Suaian longgar (Clearance fits), adalah suaian yang selalu akan menghasilkan
kelonggaran. Artiny,a bila dua buah komponen disatukan maka akan timbul
kelonggaran, baik sebelum maupun sesuddah dipasangkan. Hail ini terjadi karena
daerah toleransi lubang selalu terletak di atas daerah toleransi poros.
Suaian transisi (Transition fits) adalah suaian yang dapat menghasilkan
kelonggaran atau kesesakan/kerapatan. Hal ini terjadi karena daerah toleransi
lubang dan daerah toleransi poros saling menutupi.
Suaian sesak (Interfereance fits) adalah suaian yang akan selalu menghasilkan
kerapatan atau kesesakan. Artinya, sebelum ataupun sesudah dua komponen
dipasangkan akan timbul kesesakan/kerapatan. Hal ini terjadi karena daerah
toleransi lubang selalu terletak dibawah daerah toleransi poros.
3. Sistem suaian basis lubang dan poros
a. Sistem Basis Lubang : dengan sistem basis lubang ini banyak dipakai. Suaian yang
dikehendaki dapat dibuat dengan jalan mengubah-ubah ukuran poros, dalam hal
ini ukuran batas terkecil dari lubang tetap sama dengan ukuran nominal. Dalam
basis lubang ini akan didapatkan keadaan suaian-suaian sebagai berikut.
b. Suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi untuk lubang adalah H dan
daerah toleransi poros dari a sampai h.
c. Suaian transisi: dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah-daerah
toleransi poros dari j sampai n.
d. Suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi lubang H dan daerah toleransi
poros dari p sampai z. Sistem basis lubang ini biasanya dipakai dalam pembuatan
bagian-bagian dari suatu mesin perkakas, motor, kereta api, pesawat terbang, dan
sebagainya.
e. Sistem Basis Poros : dengan basis poros maka poros selalu dinyatakan dengan “h”.
Ukuran batas terbesar dari poros selalu sama dengan ukuran nominal. Pemilihan
suaian yang dikehendaki dapat dilakukan dengan mengubah ukuran lubang.
Sistem basis poros kurang disukai orang karena merubah ukuran lubang lebih sulit
daripada merubah ukuran poros. Dalam system basis poros juga akan didapatkan
keadaan suaian yang sama dengan suaian dalam system basis lubang dengan
demikian dikenal juga:
suaian longgar: dengan pasangan daerah toleransi h dan daerah toleransi
lubang A sampai H,
suaian transisi: dengan pasangan daerah toleransi h untuk poros dan daerah
toleransi lubang J sampai H,
suaian sesak: dengan pasangan daerah toleransi h untuk
poros dan daerah untuk lubang P sampai Z.
Bagi dimensi luar poros atau lubang harganya dinyatakan dengan angka yang
dituliskan diatas garis ukuan jika dilihat dengan sepintas maka A kurang memberikan
informasi dibanding dengan B dan C. Sedangkan untuk d meskipun tidak secara langsung
tetapi simbol dan huruf angka mengandung informasi yang sangat bermanfaat yaitu sifat
satuan bila komponen bertemu dengan pasangannya cara pembuatan dan metode
pengukuran.
Perincian toleransi adalah sebagai berikut
1. Ukuran maksimum dituliskan diatas ukuran minimum meski memudahkan penyetelan
mesin perkakas yang mempunyai alat kontrol terhadap dimensi produk tetapi tidak
praktis dpandang dari segi perancangan yaitu dalam hal perhituungan toleransi dan
penulisan gambar teknik.
2. Dengan menuliskan ukuran dasar beserta harga harga penyimpangannya
penyimpangan dituliskan di daerah atas penyimpangan bawah dengan jumlah amgka
desimal yang sama (kecuali untuk penyimpangan nol).
3. Serupa dengan cara 2 tetapi apabila toleransi terletak simetrik terhadap ukuran dasar
maka aharga penyimpangan haruslah dituliskan sekali saja dengan didahului tanda I.
4. Cara penulisan ukuran (ukuran nominal) yang menjadi ukuran dasar bagi toleransi
dimensi yang dinyatakan dengan kode atau simbol ajaran ISO.
Dalam menentukan toleransi ukuran untuk ukuran dasar ada 2 hal yang harus
ditetapkan :
1. Posisi daerah toleransi, terhadap garis nol ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran
dasar,penyimpangan ini dinyatakan dengan simbol satu huruf. Huruf kapital besr
digunakan untuk penyimpangan lubang sedangkan huruf biasa digunakan untuk
penyimpangan poros
Laporan Praktikum METROLOGI INDUSTRI
Semester GANJIL 2017/ 2018
33
Kelompok 13 PENGUKURAN LINIER
2. Toleransi besarnya ditetapkan sebagai suatu fungsi ukuran dasar .simbol yang dipakai
untuk menyatakan besarnya toleransi adalah suatu angka yang sering disebut dengan
angka kualitas.
Contoh: 45 g 7 artinya suatu poros dengan ukuran dasar 45 mm posisi daerah
toleransinyan (penyimpangan terhadap ukuran dasar mengikuti aturan kode huruf dan
besar toleransinya menuruti aturan kode angka 7).
Tabel 2.3
Tingkatan Nominal sampai denga 500 mm
Harga D merupakan rata rata geometrik dari diameter minimum Dmin dan D max
pada setiap tingkatam diameter yaitu: D= 2√𝐷𝑚𝑖𝑛 𝑥 𝐷 𝑚𝑎𝑥 . Selanjutnya berdasarkan
satuan toleransi i besarnya toleransi standart dapat dihitung sesuai dengan kualitasnya
mulai dari 5 sampai dengan 16 dengan tabel 2.4
Tabel 2.4
Harga Toleransi Standar 5 sampai dengan 16
Tabel 2.5
Harga Toleransi Standar untuk 0 dan 1
Tabel 2.6
Harga Toleransi Standar untuk Diameter 500 mm
2. Benda Kerja
3. Benda Kerja
4. Vernier Caliper
b. Micrometer Outside
1. Benda Kerja
2. Telescopic Gauge
3. Inside Micrometer
f. Jika belum bisa bergerak bebas, kendurkan pengunci poros ukur sampai poros ukur
dapat bergerak dengan lancar.
g. Periksalah apakah Inside Micrometer sudah dalam keadaan nol.
h. Jika belum, kalibrasi terlebih dahulu dengan menggeserkan skala tetap dengan
menggunakan peralatan yang telah disediakan.
i. Jika telah terkalibrasi, ukur benda kerja dengan menggunakan poros ukur
menggunakan gigi gelincir sampai menempel pada sisi benda yang diukur.
j. Baca nilai skala utama kemudian tambahkan nilai pada skala nonius.
k. Catat nilai yang sudah terbaca.
l. Setelah selesai pengukuran, kembalikan micrometer outside ke tempatnya semulai
dengan rapi.