Anda di halaman 1dari 6

1.

Tatanama senyawa bisiklik


a. Siklik yang dihubungkan oleh satu atom C tanpa subtituen
 Cara pertama :
1) Pemberian nama diawali dengan kata “spiro” sebelum nama hidrokarbon
asiklik. Jumlah atom karbon disetiap siklik diurutkan dari angka terkecil
dalam tanda kurung dan ditempatkan di antara awalan spiro dan nama
hidrokarbon.

2) Atom karbon dalam hidrokarbon monospiro diberi nomor berurutan dimulai


dari siklik kecil kemudian mengitari/mengelilingi siklik yang besar

Spiro [4.5 ]decana

3) Apabila dalam siklik terdapat substituen, “spiro" ditempatkan sebelum


nama-nama komponen disusun menurut abjad dan tertutup dalam tanda
kurung. Penomoran diurutkan dari angka terkecil untuk atom spiro, dan
jumlah komponen kedua ditandai dengan angka (‘). Posisi atom spiro
ditunjukkan dengan menempatkan nomor yang sesuai antara nama-nama dari
dua komponen.

Spiro[cyclopentane − 1.1′ − indene ]

4) Senyawa dua komponen polisiklik di awali "spirobi"

Spirobi[1.1′ ]indene
5) Senyawa polispiro terdiri dari dua atau lebih alisiklik diberi nama dengan
menggunakan "dispiro-", "trispiro-", "tetraspiro-", dll, sebelum nama asiklik
hidrokarbon. Jumlah atom karbon terkait dengan atom spiro di setiap siklik
ditunjukkan dalam tanda kurung.

Dispiro[5.1. 7.2 ] heptadecane

 Cara kedua :
1) Jika jumlah atom karbon kedua siklik berbeda, masing-masing siklik diberi
awalan “siklo” kemudian diikuti jumlah atom karbon masing-masing
menggunakan penamaan subtituen (metil, propil, butil, pentil,dll)
2) Penamaan kedua siklik disusun berdasarkan abjad dimana penamaan kedua
nama siklik diantarai oleh kata “spiro”
3) Jika jumlah atom karbon kedua siklik sama maka bisa menggunakan aturan 1
& 2 atau dengan cara : penamaan diawali dengan kata “spiro” kemudian
menambahkan awalan yang menunjukkan jumlah siklik (di,tri,tetra,dst)
dilanjutkan menuliskan jumlah atom karbon menggunakan penamaan
subtituen (metil, propil, butil, pentil,dll) yang diawali kata “siklo”.

b. Siklik yang dihubungkan oleh satu atom C yang memiliki subtituen


1) Penamaan dimulain dengan kata “Spiro”
2) Menuliskan jumlah atom yang terangkai pada atom karbon yang dimiliki
bersama (selain atom karbon yang terhubung) dengan angka yang diapit oleh
tanda kurung tegak, terlebih dahulu menuliskan jumlah atom karbon lingkar
kecil (jumlah karbon sedikit) kemudian lingkar besar (jumlah karbon banyak)
3) Menuliskan letak subtituen, penentuan letak subtituen dilakukan dengan
melakukan penomoran yang dimulai pada karbon yang berdampingan dengan
karbon milik bersama dan dilanjutkan mengitari lingkaran yang lebih kecil
kemudian lingkaran yang lebih besar.
4) Menuliskan nama induknya yaitu jumlah seluruh atom karbon pada kedua
siklik (lingkar) termasuk atom milik bersama (terhubung).

c. Siklik yang dihubungkan oleh dua atom C tanpa subtituen


1) Penamaan dimulain dengan kata “Bisiklo”
2) Menuliskan tanda kurung yang memuat angka yang menunjukkan jumlah atom
dalam setiap rantai (siklik)yang dihubungkan pada atom pangkalan jembatan
milik bersama, jumlah atom karbon yang lebih banyak (lingkar besar) ditulis
terlebih dahulu dilanjutkan jumlah yang lebih sedikit (lingkar kecil) jika hanya
terdapat dua rantai (lingkar) maka angka selanjutnya ditulis 0. Tetapi jika
rantai (lingkar) lebih dari dua maka tuliskan semua jumlah atom karbon
masing-masing rantai.
3) Menuliskan nama induknya yaitu jumlah seluruh atom karbon pada kedua
siklik (lingkar) termasuk atom milik bersama (terhubung).

d. Siklik yang dihubungkan oleh dua atom C yang memiliki subtituen


1) Penamaan dimulain dengan kata “Bisiklo”
2) Kemudian diikuti jumlah masing-masing rantai atom karbon (lingkar) yang
diapit oleh tanda kurung (seperti aturan c.2.)
3) Menuliskan letak subtituen/ gugus fungsi, dengan diberi tanda pemisah garis
datar (-). Penentuan letak subtituen dilakukan dengan penomoran yang dimulai
pada karbon yang berdampingan dengan karbon milik bersama atau karbon
yang terhubung kemudian dilanjutkan mengitari lingkar yang lebih kecil
kemudian baru lingkar yang lebih besar.

2. Contoh setiap Ketentuan-Ketentuan Tatanama Senyawa Bisiklik


a) Senyawa bisiklik diberi nama dengan menggunakan kata bisiklo kemudian diikuti
dengan tanda kurung yang memuat angka yang menunjukkan jumlah atom di dalam
setiap rantai yang dihubungkan pada atom pangkalan jembatan milik bersama

b) Nama induknya yang menunjukkan jumlah seluruh atom dalam lingkar


melengkapi nama itu

c) Penomoran dimulai pada salah satu atom pangkalan jembatan milik bersama dan
dilanjutkan mengitari lingkar yang lebih besar, mula-mula mengikuti rantai
penghubung yang terpanjang dan kemudian melalui rantai penghubung sisanya

d) Senyawa bisiklik yang lazim dikenal dengan sebagai dekalin (nama pendek yang
umumuntuk dekahidronaftalena) mempunyai dua lingkar enam yang bergabung.
Dekalin terdapat dalam bentuk cis dan trans sebagaimana ditentukan oleh
konfigurasi pada atom-atom karbon pangkalan jembatan. Cis dan trans- dekalin,
kedua-duanya dapat digambarkan dengan konformasi dua kursi.
3. 10 jenis struktur senyawa bisiklik dengan namanya berdasarkan ketentuan
IUPAC
Spiro [2.4] heptana Spiro [4.5] - 1,6 – dekadiena

Bisiklo [3.1.0] heksana

4. 10 kesalahan yang sering terjadi dalam penulisan nama senyawa bisiklo


a. Keslahan dalam menentukan prioritas
b. Kesalahan pada penentuan induk/rantai terpanjang
c. Kesalahan pada penamaan induk/rantai terpanjang
d. Kesalahan pada penamaan substituen
e. Keslahan pada penomoran
f. Kesalahan pada urutan substituent, dan tidak sesuai dengan abjad dan angka yang
paling kecil.
g. Aturan tatanama berakhiran ana, ena, una yang biasa tidak diperhatikan
h. Penamaan cis dan trans yang biasa tertukar
i. Tatanama senyawa yang berakhiran keton biasa terlupakan
j. Sistem penomoran dimulai dari kepala jembatan, dan bergerak sepanjang
jembatan-jembatan.
k. Bila terdapat pilihan karena panjang jembatan sama, maka penomoran diatur
sedemikian rupa sehingga gugus fungsi atau substituen mempunyai nomor-nomor
sekecil mungkin.
l. Apabila dalam lingkar tersebut terdapat subtituen, maka penomoran itu dimulai
pada karbon yang berdampingan dengan karbon milik bersama dan dilanjutkan
mengitari lingkar yang lebih kecil kemudian baru lingkar yang lebih besar.
m. Senyawa bisiklik yang lazim dikenal dengan sebagai dekalin (nama pendek yang
umum untuk dekahidronaftalena) mempunyai dua lingkar enam yang bergabung.
Dekalin terdapat dalam bentuk cis dan trans sebagaimana ditentukan oleh
konfigurasi pada atom-atom karbon pangkalan jembatan. Cis dan trans- dekalin,
kedua-duanya dapat digambarkan dengan konformasi dua kursi.

n. Penomoran dimulai pada salah satu atom pangkalan jembatan milik bersama dan
dilanjutkan mengitari lingkar yang lebih besar, mula-mula mengikuti rantai
penghubung yang terpanjang dan kemudian melalui rantai penghubung sisanya.

5. Penamaan Senyawa Bisiklik

Anda mungkin juga menyukai