Anda di halaman 1dari 7

TATA NAMA SENYAWA ORGANIK MENURUT IUPAC

Luthfiana Rahmawati / 10518001

A. Alkana, Alkena, Alkuna


Sistem penamaan :
1. Penamaan rantai utama didasarkan atas jumlah atom karbon dalam rantai
terpanjang.
2. Rantai cabang disebut dengan rantai alkil, akhiran nama ane, ena, dan una
diganti dengan –il.
3. Cabang rantai yang berupa atom halida digunakan penamaan dengan akhiran
–o. Nama gugus alkil disebut terlebih dahulu. Sebagai contoh: iodo-, bromo-,
dsb.
4. Letak rantai cabang maupun ikatan rangkap pada rantai utama mempengeruhi
penamaan senyawa. Urutan dimulai dari atom karbon ujung yang paling dekat
dengan cabang. Cantumkan angka 1,2,3,.... di depan nama senyawa.
5. Rantai ganda ataupun rantai cabang (alkil) dengan jumlah lebih dari satu
dalam struktur senyawa dihitung dan diberi prefiks sesuai dengan jumlah yang
ada. Sebagai contoh : di, tri, tetra, dsb.
6. Urutan peletaan susunan nama senyawa yang memiliki gugus cabang adalah
dengan menempatkan gugus cabang dengan urutan abjad huruf awal dalam
penulisan bahasa inggris kemudian diikuti dengan nama rantai utama.
7. Rantai karbon berbentuk cincin diberi nama sesuai dengan jumlah atom
karbon penysunnya dengan awalan siklo-. (jumlah atom karbon>2)

Jumlah Alkana (CnH2n+2) Alkena (CnH2n) Alkuna (CnH2n-2) Rantai Rantai cincin
Carbon cabang (- (CnH2n)
CnH2n+1)
1 Metana Metena Metuna Metil -
2 Etana Etena Etuna Etil -
3 Propana Propena Propena Propil Siklopropana
4 Butana Butena Butena Butil Siklobutana
5 Pentana Pentena Pentuna Pentil Siklopentana
6 Heksana Heksena Heksuna Heksil Sikloheksana
7 Heptana heptena Heptuna Heptil Sikloheptana

Contoh pemberian nama senyawa:


B. Alkanol (Alkohol)

Gugus fungsi : – OH

Rumus umum : R – OH (CnH2n+2O)

Aturan penamaan :

1. Pemilihan rantai induk, rantai terpanjang yang mengandung gugus –OH.

2. Gugus hidroksil (-OH) memperoleh nomor serendah mungkin.

3. Nama hidrokarbon induk berakhir dengan –ol

Contoh penamaan alkohol:

C. Etoksi Etana (Eter)

Gugus fungsi : – O –

Rumus umum : R – O – R (CnH2n+2O)

Aturan penamaan :

1. Nama eter terdiri dari (1) nama alkoksi dan (2) nama alkana

2. Bagian alkoksi dipilih bagian yang memiliki atom karbon paling sedikit

Contoh penamaan etoksi etana:


D. Alkanal (Aldehid)

Aturan penamaan :

1. Gugus alkanal harus menjadi ujung suatu rantai karbon.

2. Karbon alkanal itu dianggap karbon 1 (tidak perlu penomoran untuk


menyatakan posisinya)

3. Akhiran nama aldehida adalah –al.

Contoh penamaan alkanal:

E. Asam Alkanoat (Eter)

Aturan penamaan :
1. Gugus karboksil harus berada pada awal sebuah rantai karbon.

2. Mengandung atom karbon pertama (karbon 1) sehingga tidak perlu nomor.

3. Imbuhan untuk nama asam alkanoat adalah asam –oat.

Contoh penamaan asam alkanoat:

F. Alkil Alkanoat (Ester)

Aturan penamaan :

1. Nama ester terdiri dari (1) nama gugus alkil ester dan (2) nama alkanoat.

2. Gugus alkil ester selalu gugus yang terikat pada oksigen, dan bagian
alkanoat adalah bagian yang mengandung gugus karbonil.

G. Alkanon (Keton)

Aturan penamaan :

1. Rantai induk merupakan rantai terpanjang dan mengandung gugus fungsi

2. Posisi gugus fungsi mendapatkan nomor terkecil.

3. Gugus keton tidak dapat berada pada awal rantai karbon.

4. Akhiran untuk nama keton adalah –on.

Contoh penamaan alkanon:


H. Benzena

1. Benzena pada umumnya dipakai sebagai induk dan gugus yang terikat
disebutkan lebih dulu kemudian diikuti dengan benzena.

Contoh:

2. Untuk dua subtituen posisinya dapat diberi awalan : orto (o) untuk posisi 1
dan 2, meta (m) untuk posisi 1 dan 3 dan para (p) untuk posisi 1 dan 4.

Perhatikan contoh-contoh berikut:

3. Gugus bervalensi satu yang diturunkan dari benzena disebut fenil dan gugus
yang diturunkan dari toluena disebut benzil.
4. Untuk tiga substituen atau lebih, awalan orto, meta, dan para tidak diterapkan
lagi, tetapi posisi substituen yang dinyatakan dengan angka, urutan prioritas
penomoran adalah sebagai berikut.

– COOH, – SO3H, - CHO, – CN, – OH, – NH2, – R, – NO2, – X

Contoh:

5. Jika gugus substituen sebanyak tiga atau lebih, penataan nama menggunakan
penomoran dan ditulis secara alfabet. Nomor terkecil diberikan kepada gugus
fungsional (alkohol, aldehida, atau karboksilat) atau gugus dengan nomor
paling kecil.

6. Tata nama trivial sering kali dipakai sebagai nama induk dari benzena.
Penomoran untuk senyawa seperti ini dimulai dari gugus fungsional.

Contoh:
7. Bila cincin benzena terikat pada rantai alkana bergugus fungsi atau rantai
alkana dengan 7 atom karbon atau lebih maka rantai alkana tersebut sebagai
induk, sedangkan cincin benzena sebagai substituen.

Referensi:

Fessensen, fessenden. 1982. Kimia Organik. Edisi Ketiga. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Calcraft, P.N. 1971. The Chemistry of Carbon. Part 1 (Structural). Hong Kong: The Jacaranda
Pess.
Denniston, K.J. 2004. General, Organic, and Biochemistry. Fourth edission. New York: The
McGraw-Hill Companies.

Anda mungkin juga menyukai