TINJAUAN TEORI
Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat
otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar
aliran darah (Kompas, 2009).
Kantong pemanas atau dikenal dengan Hot Pack adalah bahan yang biasanya
terbuat dari nilon/kanvas yang berisi cairan /pasir. Kantong pemanas komersial berisi
cairan Hidrofil silikat.
b. Manfaat
Teknik kompres hangat selama persalinan dapat mempertahankan komponen
system vaskuler dalam keadaan vasodilatasi sehingg sirkulasi darah ke otot panggul
menjadi homeostasis. Serta dapat mengurangi kecemasan dan ketakutan serta
beradaptasi dengan nyeri selama proses persalinan.
c. Keuntungan
1. Mudah dalam menyiapkkan dan menggunakan
2. Bentuk dan ukuran yang variasi
3. Panas yang dihasilkan masih dalam batas kenyamanan personal
4. Harga untuk pengadaan relatif murah
d. Kekurangan
Selain berbagai macam keuntungan yang dapat disebutkan diatas, ada beberapa
kekurangan dalam penggunaan Kantong Pemanas yaitu :
1. Panas yang dihasilkan tidak dikontrol dan dapat mencapai lokasi yang dalam
2. Kantong pemanas sering tidak cocok digunakan cocok digunakan untuk semua
bagian tubuh.
3. Penggunaan tidak lebih dari 20 menit.
4. Material yang telah rusak harus dibuang.
5. Jenis-jenis kompres air hangat antara lain:
a) Kompres hangat kering
Yakni dengan menggunakan pasir yang telah dipanasi sinar matahari
guna mengobati nyeri-nyeri rematik pada persendian. Selain itu, tetapi ini
juga dapat mengurangi berat badan dan menghilangkan kelebihan berat
badan.
b) Kompres hangat lembab
Dewasa ini, kompres jenis ini digunakan dengan sarana atau mediasi
sebuah alat yang dikenal dengan nama hidrokolator. Yakni alat elektrik
yang diisi air, digunakan untuk memanaskan hingga mencapai suhu
tertentu. Didalam alat ini dicelupkan beberapa alat kompres dengan bobot
bervariasi yang cocok untuk menutupi seluruh bagian tubuh. Terapis
mengeluarkan kompres-kompres ini dengan menggunakan penjepit khusus,
lalu melipatnya dengan handuk dan meletakkannya di atas tubuh pasien
agar kompres tersebut berfungsi menghilangkan penyusutan otot dan
membuatkan lentur kembali. Selain itu juga untuk membatasi atau
mencegah nyeri dan memulihkan sirkulasi darah.
c) Kompres bahan wol hangat
Yakni dengan memanaskan bahan wol diatas uap kemudian diperas.
Kompres macam ini memiliki kelebihan dengan kepanasannya yang tinggi
dengan tidak menciderai atau berbahaya bagi kulit. Kompres ini terdiri dari
kompres dalam yang ditutup dengan tutup plastik tahan air. Juga memiliki
bungkus luar terbuat dari bahan wol untuk mencegah atau membatasi
masuknya hawa panas. Kompres ini digunakan untuk menghilangkan nyeri-
nyeri dan penyusutan otot-otot. Kompres ini juga dapat digunakan 3-4 kali
selama 5-10 menit.
d) Kompres gelatine (jelly)
Kompres model ini memiliki keistimewaan yang mampu menjaga panas
atau dingin untuk beberapa lama. Kelebihan kompres ini terletak pada
fleksibilitas bentuknya yang dapat dicocokan dengan anggota tubuh
sehingga mampu menghasilkan suhu yang diharapkan dan sanggup
menggapai seluruh bagian tubuh. Proses pendinginan kompres ini
dihasilkan melalui alat khusus (hidrokolator) yang memungkinkan suhu
panas untuk diatur. Kompres gelatine ini memiliki pengaruh dan cara
penggunaan yang sama degan kompres dingin (Mahmud, 2007).
Ketika memberikan kompres hangat pada klien, harus tetap
diperhatikan suhu dari kompres itu sendiri untuk keefektifan kompres
dalam mengurangi nyeri dan menghindari cedera pada kulit akibat suhu
yang terlalu panas (Potter & Perry, 2010).
Adapun cara pemberian kompres hangat pada klien untuk mengatasi
nyeri adalah sebagai berikut:
1. Persiapan Alat dan Bahan
a) Botol atau kain yang dapat menyerap air
b) Air hangat dengan suhu 46-51,50C
c) Thermometer
2. Tahap Kerja
a) Cuci tangan
b) Jelaskan pada klien mengenai prosedur yang akan dilakukan
c) Ukur suhu air dengan menggunakan Thermometer
d) Isi botol dengan air hangat, kemudian dikeringkan dan bungkus
/ lapisi botol dengan kain
e) Bila menggunakan kain, masukkan kain pada air hangat, lalu
diperas.
f) Tempatkan botol berisi air hangat atau kain yang sudah diperas
pada daerah yang akan dikompres.
g) Angkat botol atau kain tersebut setelah 20 menit, dan lakukan
kompres ulang ulang jika nyeri belum teratasi.
h) Kaji perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan.
i) Cuci tangan
(Uliyah & Hidayat, 2008)
2.1.4 TENS (Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation)
Sejarah munculnya TENS berawal dari laporan
Scribonius Largus tentang stimulasi listrik untuk
mengontrol nyeri yang digunakan di Yunani kuno, 63 M.
Hal ini dilaporkan oleh Scribonius Largus yang sakit dan
merasa lega setelah berdiri pada ikan listrik ditepi pantai
pada 16 sampai abad ke 18 berbagai perangkat
elektrostatik digunakan untuk sakit kepala dan nyeri.
Aplikasi tens
Keuntungan dari menggunakan TENS adalah bahwa tidak seperti menghilangkan rasa
sakit oleh obat,karena tidak menimbulkan ketagihan, tidak menyebabkan kantuk atau
mual, dan dapat dilakukan kapan saja sesuai kebutuhan. Namun penggunaan alat terapi
TENS saat ini pada umumnya tidak praktis karena diperlukan keterampilan dan
pengetahuan khusus untuk menyesuaikan progam yang ada pada alat terapi TENS
dengan keluhan dan jenis terapi yang di inginkan. Akibatnya alat terapi TENS lebih
banyak digunakan di klinik rehabilitasi meddik dan fisioterapi. Pada impuls rendah (2
Hz) produksi endorphin sebagai penghilang rasa sakit alami dipacu untuk dikeluarkan
(Macnair,2004). Oleh karena itu TENS telah digunakan untuk mengobati nyeri yang
akut seperti patah tulang, nyeri sendi, strain otot, pasca operasi dan menstruasi yang
menimbulkan rasa sakit. Efeknya berkurangnya rasa nyeri bisa lambat tapi dapat
mengurangi rasa nyeri yang berlangsung selama beberapa jam. Pada impuls tinggi (90-
150 Hz) ‘gerbang’ rasa sakit akan ditutup. Hal ini terjadi pada sakit kepala, migrain,
artritis, neuralgia, pasca herpes, linu panggul, sakit pinggang, leher dan punggung nyeri
akan segera mereda,tapi efeknya tidak begitu lama
- Epilepsi
- Mereka dengan alat pacu jantung dan beberapa jenis lain penyakkt jantung
- Diketahui penyebab sakit
Tanpa pengawasan pada kehamilan (selain tenaga kerja)