TENTANG
KEBIJAKAN AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN
RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR PROVINSI SUMATERA SELATAN
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR
PROVINSI SUMATERA SELATAN TENTANG KEBIJAKAN
AKSES KE PELAYANAN DAN KONTINUITAS PELAYANAN.
Kedua : Kebijakan Akses ke Palayanan dan Kontinuitas Pelayanan rumah
sakit ernaldi bahr Provinsi Sumatera Selatan sebagaimana
tercantum dalam lampiran keputusan ini.
Ditetapkan di : Palembang
Pada Tanggal : 02 Januari 2015
Direktur,
Tembusan :
1. Direktur RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan.
2. Setiap Kepala Seksi RS Ernaldi Bahar Provinsi Sumatera Selatan
3. Arsip
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN
RUMAH SAKIT ERNALDI BAHAR
Jln. Tembus Terminal KM.12 No. 02, Kelurahan Alang-Alang Lebar
Kecamatan Alang-Alang Lebar, Provinsi Sumatera Selatan
Email : rs_erba@yahoo.co.id Website : www.rs-ernaldibahar.com
1. SKRINING
a. Skrining dilakukan pada kontak pertama kali didalam dan diluar rumah sakit untuk
menentukan kebutuhan pasien sesuai dengan kriteria skrining kasus yang tidak dapat
dilayanai di RS Ernaldi Bahar.
b. Kriteria skrining di RS Ernaldi Bahar :
1. Pasien dengan infeksi dan penyakit menular yang memerlukan perhatian khusus
2. Instalasi Rawat Jalan Jiwa
3. Poliklinik Umum Spesialis :
- Penyakit Dalam
- Penyakit Mata
- Penyakit Kulit Kelamin
- Penyakit Syaraf
4. Kasus pasien Emergensi
5. Poliklinik Napza
c. Proses melengkapi skrining dengan hasil tes diagnostik yang diperlukan sebagai
penunjang dalam pengambilan keputusan pasien dirawat atau dirujuk.
d. Pemilihan jenis pelayanan atau unit pelayanan bedasarkan atas temuan pemeriksaan
hasil skrining.
e. Kebutuhan pasien yang berkenaan dengan pelayanan preventif, kuaratif,
rehabilitatif, dan paliatif diprioritaskan.
3. TRIASE
a. Triase adalah suatu sistem pembagian / klasifikasi prioritas pasien berdasarkan
berat ringannya kondisi kegawatan pasien yang memerlukan tindakan segera.
b. Triase di RS Ernaldi bahar menggunakan Austalian Triage Scale (ATS).
c. Semua tenaga medis dan paramedisdi RS Ernaldi bahar herus mampu melakukan
triase.
d. Proses triase didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
4. TRANSFER
a. Proses transfer dilakukan setelah kondisi pasien stabil.
b. Proses keluar RS Ernaldi Bahar dilakukan setelah ada kejelasan bahwa rumah sakit
tempat rujukan mampu menyediakan kebutuhan pasien.
c. Dalam proses transfer tentukan terlebih dahulu level kondisi pasien.
d. Proses transfer dilakukan sesuai level kategori kondisi pasien yang terdiri dari 4
(empat) level.
e. Proses transfer intra RS Ernaldi Bahar untuk kasus jiwa menggunakan PANSS EC.
f. Semua staf medis dan paramedis harus mampu melakukan proses transfer sesuai
dengan level kondisi pasien.
g. Proses transfer didokumentasikan dalam rekam medis pasien.
5. PENUNDAAN PELAYANAN
a. Pasien dan keluarganya diberikan informasi bila akan terjadi penundaan pelayanan
atau pengobatan.
b. Pemberian informasi kepada pasien tentang alasan penundaan dan tentang alternatif
yang tersedia sesuai keperluan klinik pasien.
c. Pemberia n informasi penundaan pelayanan dan pengobatan didokumentasikan
didalam rekam medis pasien.