Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( S A P )

RESIKO JATUH PADA LANSIA


Pokok Bahasan : Resiko Jatuh Pada Lansia
Sub Pokok Bahasan : Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia
Hari/ tanggal : Rabu, 11 Juni 2014
Waktu pertemuan : 35 menit
Tempat : BPSTW Ciparay
Sasaran : Lansia

A. Latar Belakang
Menua atau menjadi tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan –lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita. Proses menua merupakan prosesyang terus menerus secara alamiah.
Dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Semua orang akan
mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
yang pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial sedikit
demi sedikit tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi sehingga bagi kebanyakan
orang, kasa tua merupakan masa yang kurang menyenangkan (Nugroho, 2000).

Kemunduran fisik dapat menyebabkan resiko jatuh pada lansia. Jatuh adalah salah satu
peristiwa yang yang sering dialami oleh seorang lansia. Jatuh berkaitan dengan peningkatan
morbiditas dan mortalitas serta penurunan fungsi dan kemandirian. Jatuh menjadi salah satu
insiden yang paling sering terjadi pada orang lanjut usia (lansia) yang mengakibatkan trauma
serius seperti nyeri, kelumpuhan bahkan kematian. Hal ini menimbulkan rasa takut dan
hilangnya rasa percaya diri sehingga mereka membatasi aktivitasnya sehari – hari
yang menyebabkan menurunnya mutu kehidupan pada lansia yang mengalaminya dan juga
berpengaruh pada anggota keluarganya. Di BPSTW Ciparay terdapat beberapa orang lansia
perempuan yang berusia diatas 65 Tahun yang sebagian besar memiliki resiko jatuh karena
mengalami kemunduran fisik. Oleh karena itu, penting bagi lansia untuk mengetahui
cara menghindari resiko jatuh agar para lansia mampu melakukan pencegahan jatuh terhadap
dirinya sendiri. Berdasarkan hal tersebut penyuluh berminat memberikan penyuluh mengenai
cara pencegahan jatuh pada lansia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 35 menit, diharapkan mampu
memahami cara menghindari resiko jatuh dan melakukan pencegahan jatuh.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 35 menit diharapkankelayan
mampu :
a. Menjelaskan pengertian jatuh.
b. Menyebutkan faktor resiko penyebab jatuh.
c. Menyebutkan akibat jatuh.
d. Menyebutkan cara pencegahan jatuh.
e. Melakukan pencegahan jatuh.

C. Kisi-Kisi Materi
1. Pengertian jatuh.
2. Faktor resiko penyebab jatuh.
3. Akibat jatuh
4. Cara pencegahan jatuh.
(Terlampir)

D. Metode

 Ceramah
 Tanya Jawab
 Diskusi

E. Media

Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan penyuluhan Waktu Respon Peserta


1 Pendahuluan 5 mnt Menjawab salam

Memberi salam Memberi salam

Memberi pertanyaan apersepsi Menyimak

Mengkomunikasikan pokok Menyimak

bahasan

Mengkomunikasikan tujuan

2 Kegiatan Inti 25 mnt Menyimak

Memberikan penjelasan tentang Bertanya

hipertensi Memperhatikan

Memberikan kesempatan keluarga

untuk bertanya

Menjawab pertanyaan keluarga

3 Penutup 5 mnt Memperhatikan

Menyimpulkan materi penyuluhan menjawab

bersama keluarga

Memberikan evaluasi secara lisan

Memberikan salam penutup

G. Setting Tempat
1. Peserta (PM) duduk di kursi yang telah disediakan.
2. Panyaji berdiri didepan di depannya
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Penerima Manfaat sudah terlaksana dengan baik berupa kontrak
waktu,topik, dan tempat
b. Persiapan alat bantu dan media yang digunakan untuk Penkes
2. Evaluasi proses
a. Penerima Manfaat mampu mengikuti Penkes dengan baik sampai selesai
b. Penerima Manfaat kooperatif dalam mengikuti Penkes
c. Penerima Manfaat dapat bekerjasama dengan perawat
d. Media dan alat bantu dapat digunakan dengan baik
e. Lingkungan mendukung dalam pelaksanaan Penkes
3. Evaluasi hasil
a. Evaluasi kognitif
Menanyakan kepada Penerima Manfaat
1.Coba jelaskan pengertian jatuh!
2.Sebutkan faktor resiko penyebab jatuh!
3.Sebutkan akibat dari jatuh!
4.Sebutkan cara mencegah jatuh!
b. Evaluasi afektif Penerima Manfaat menyatakan kesediaaan melakukan
pencegahan jatuh.
c. Evaluasi psikomotorik Penerima Manfaat mampu melakukan pencegahan
jatuh.
H. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2012.Mudah Jatuh pada Lansia.http://http://pinadepin.blogspot.com .Diakses
tanggal 23 Agustus 2012.
Turana,Yuda. 2009.Menghindari Resiko Jatuh Pada Lansia.http:// http://www.medi
kaholistik.com.Diakses tanggal 23 Agustus 2012
Lampiran 1
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Kekambuhan

Jatuh adalah suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi mata, yang melihat
kejadian mengakibatkan seseorang mendadak terbaring/terduduk di lantai/tempat yang
lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka (Rouben, 1996).

B. Faktor Resiko Penyebab Jatuh


Secara singkat, faktor resiko jatuh pada lansia itu dapat digolongkan menjadi
dua, yaitu faktor instrinsik dan faktor ekstrinsik.
a) Faktor Instinsik, misalnya:

 Gangguan jantung dan/atau sirkulasi darah : Penurunan sirkulasi darah


ke otak secara tiba-tiba, kehilangan kesadaran yang tiba-tiba, masalah pada
jantung yang menyebabkan sesak nafas sehingga tidak dapat mentoleransi
aktivitas dan hipertensi.

 Gangguan sistem susunan saraf : SSP akan memberikan respons motorik

untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit SSP seperti stroke,


parkinson, hodrosealus tekanan normal, sering diderita oleh lansia dan
menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik
terhadap input sensorik. Nyeri kepala dan atau vertigo, pusing.

 Gangguan sistem anggota gerak dan gangguan gaya berjalan seperti

nyeri persendian, kelumpuhan, ketidaklengkapan anggota gerak,


bentuk kaki yang tidak normal, penurunan kekuatan otot, kekakuan

jaringan penyambung , berkurangnya massa otot, edema pada kaki

 Gangguan penglihatan dan pendengaran


 Gangguan psikologis : stres, kurang konsentrasi, lupa
Dengan keterbatasan.
b) Faktor Ekstrinsik, misalnya:
 Cahaya ruangan yang kurang terang
 Lingkungan yang asing bagi lanjut usia
 Lantai yang licin
 Obat-obatan yang diminum (diuretik, antidepresan, sedatif,
anti- psikotik, alkohol, dan obat hipoglikemi)
 Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun
cara penggunaannya.

C. Komplikasi atau Akibat Dari Jatuh


Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi-komplikasi seperti berikut ini :
a. Perlukaan (Injury) : merusak jaringan lunak, fraktur, hematom subdural
b. Perawatan Rumah Sakit : imobilisasi, resiko penyakit
c. Disablitas : penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaaan
fisik, penurunan mobilitas akibat jatuh, penurunan kepercayaan diri dan
pembatasangerak
d. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan
e. Mati

D. Cara Pencegahan Jatuh Pada Lansia


Pencegahan dilakukan berdasar atas faktor resiko apa yang dapat
menyebabkan jatuh seperti faktor neuromuskular, muskuloskeletal, penyakit yang sedang
diderita, pengobatan yang sedang dijalani, gangguan keseimbangan dan gaya
berjalan, gangguan visual, ataupun faktor lingkungan. dibawah ini akan di uraikan
beberapa metode pencegahan jatuh pada orang tua :
1. Latihan fisik
Latihan fisik diharapkan mengurangi resiko jatuh dengan meningkatkan
kekuatan tungkai dan tangan, memperbaiki keseimbangan, koordinasi, dan
meningkatkan reaksi terhadap bahaya lingkungan, latihan fisik juga bisa
mengurangi kebutuhan obat-obatan sedatif. Latihan fisik yang dianjurkan yang
melatih kekuatan tungkai, tidak terlalu berat dan semampunya, salah satunya adalah
berjalan kaki.
2. Managemen obat-obatan
a) Gunakan dosis terkecil yang efektif dan spesifik.
b) Perhatikan terhadap efek samping dan interaksi obat.
c) Gunakan alat bantu berjalan jika memang di perlukan selama
pengobatan.
d) Kurangi pemberian obat-obatan yang sifatnya untuk waktu lama
terutama sedatif dan tranquilisers.
e) Hindari pemberian obat multiple (lebih dari empat macam)
kecuali atas indikasi klinis kuat.
f) Menghentikan obat yang tidak terlalu diperlukan.
3. Modifikasi lingkungan
a) Atur suhu ruangan supaya tidak terlalu panas atau dingin
untuk menghindari pusing akibat suhu.
b) Taruhlah barang-barang yang memang seringkali diperlukan
berada dalam jangkauan tanpa harus berjalan dulu.
c) Gunakan karpet antislip di kamar mandi.
d) Perhatikan kualitas penerangan di rumah.
e) Jangan sampai ada kabel listrik pada lantai yang biasa untuk
melintas.
f) Pasang pegangan tangan pada tangga, bila perlu pasang lampu tambahan
untuk daerah tangga.
g) Singkirkan barang-barang yang bisa membuat terpeleset dari
jalan yang biasa untuk melintas.
h) Gunakan lantai yang tidak licin.
i) Atur letak furnitur supaya jalan untuk melintas mudah,
menghindaritersandung.
j) Pasang pegangan tangan ditempat yang di perlukan seperti misalnya
dikamar mandi.
k) Hindari penggunaan furnitur yang beroda.
4. Memperbaiki kebiasaan pasien lansia misalnya :
a) Berdiri dari posisi duduk atau jangkok jangan terlalu cepat.
b) Jangan mengangkat barang yang berat sekaligus.
c) Mengambil barang dengan cara yang benar dari lantai.
d) Hindari olahraga berlebihan.
5. Alas kaki
a) Hindari sepatu berhak tinggi, pakai sepatu berhak lebar.
b) Jangan berjalan hanya dengan kaus kaki karena sulit untuk
menjaga keseimbangan.
c) Pakai sepatu yang antislip.
6. Alat bantu jalan
Terapi untuk pasien dengan gangguan berjalan dan keseimbangan difokuskan
untuk mengatasi atau mengeliminasi penyebabnya atau faktor yang mendasarinya.
Pada penggunaannya, alat bantu jalan memang membantu meningkatkan
keseimbangan, namun di sisi lain menyebabkan langkah yang terputus dan
kecenderungan tubuh untuk membungkuk, terlebih jika alat bantu tidak menggunakan
roda., karena itu penggunaan alat bantu ini haruslah direkomendasikan secara
individual. Apabila pada lansia yang kasus gangguan berjalannya tidak dapat
ditangani dengan obat-obatan maupun pembedahan.Oleh karena itu, penanganannya
adalah dengan alat bantu jalan seperti cane(tongkat), crutch (tongkat ketiak) dan
walker. (Jika hanya 1 ekstremitas atas yang digunakan, pasien dianjurkan pakai
cane. Pemilihan cane type apa yang digunakan, ditentukan oleh kebutuhan dan
frekuensi menunjang berat badan.Jika ke-2 ekstremitas atas diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan dan tidak perlu menunjang berat badan, alat yang
paling cocok adalah four-wheeled walker. Jika kedua ekstremitas atas diperlukan
untuk mempertahankan keseimbangan dan menunjang berat badan, maka pemilihan
alat ditentukan oleh frekuensi yang diperlukan dalam menunjang berat badan.

7. Periksa fungsi penglihatan dan pendengaran.


Gunakan kacamata apabila mengalami gangguan fungsi penglihatan dan
alat bantu pendengaran apabila mengalami gangguan pendengaran.
8. Hip protektor : terbukti mengurangi resiko fraktur pelvis.
9. Memelihara kekuatan tulang
a) Suplemen nutrisi terutama kalsium dan vitamin D terbukti
meningkatkan densitas tulang dan mengurangi resiko fraktur akibat
terjatuh pada orangtua.
b) Berhenti merokok
c) Hindari konsumsi alkohol
d) Latihan fisik
e) Anti-resorbsi seperti biophosphonates dan modulator reseptor
estrogen.
f) Suplementasi hormon estrogen / terapi hormon pengganti

Anda mungkin juga menyukai