Anda di halaman 1dari 47

Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman

DIAGNOSIS KOMUNITAS
PUSKESMAS PALARAN
JANUARI – Juni 2017

Disusun Oleh:
Nadya Paramitha

1510029025
Melinda Payung Tasik 1510029018
Anisa Ramadhanty 1510029006
Muhammad Sandriyan 1510029020

Pembimbing:
dr. M. Khairul Nuryanto, M.Kes
dr. Opiansyah
dr. Kasiman

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik


Lab Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Puskesmas Palaran
Juni 2017

BAB 1
PENDAHULUAN

1
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan
oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi
pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan
antar upaya program dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang
telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya (Kemenkes, 2015).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program
Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan
pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 adalah : (1) meningkatkan status
kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2) meningkatnya pengendalian penyakit; (3)
meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dan gizi ibu dan anak; (4)
meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Kesehatan; (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin; serta
(6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan (Kemenkes, 2015).
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu
paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional:
1) pilar paradigma sehat di lakukan dengan strategi kesehatan dalam
pembangunan, penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2)
penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu
pelayanan kesehatan, menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko kesehatan; 3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan
dengan strategi perluasan sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya
(Kemenkes, 2015).

2
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai
tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya Kecamatan Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas
memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama serta
sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan. Prinsip penyelenggaraan Puskesmas
meliputi paradigma sehat, pertanggungjawaban wilayah, kemandirian masyarakat,
pemerataan, teknologi tepat guna, dan keterpaduan dan kesinambungan
(Kemenkes, 2015). Pada sistem kesehatan di Indonesia ditingkat primer, dikenal
Pusat Kesehatan Masyarakat di area kerjanya, yaitu kecamatan atau kelurahan.
Sebagai pusat pengembangan program kesehatan, maka fasilitas kesehatan perlu
melakukan Diagnosis Komunitas (Community Diagnosis), sehingga program
kesehatan yang dilakukan sesuai dengan masalah yang terutama dihadapi oleh
komunitas/masyarakat di area tersebut.

1.2 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mempelajari masalah yang ada
di Puskesmas Palaran, identifikasi faktor-faktor terkait masalah dan analisa
penyelesaian masalah serta pengaplikasiannya di masyarakat, terutama di wilayah
kerja Puskesmas Palaran.

BAB 2
DATA PUSKESMAS PALARAN

3
2.1 Data Wilayah Palaran
Kecamatan Palaran adalah salah satu bagian dari wilayah Kota Samarinda,
berdasarkan PP No. 21 Tahun 1987, terdiri dari 5 Kelurahan, yaitu : Kelurahan
Rawa makmur, Bukuan, Simpang Pasir, Handil Bakti, dan Bantuas. Batas
Wilayah:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sungai Mahakam
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Mahakam
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sanga-sanga Kabupaten Kutai
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Samarinda Seberang

KEL. KP BAQA
U
KEL. SEI
KELEDANG KEL. MASJID
KEL. RAPAK
DALAM
KEL. H. BARU PUSKESMAS S
PALARAN
KEL. SIMPANG KEL. RAWA
KEL. SIMPANG TIGA PASIR MAKMUR
KEL. BUKUAN
KEL. LOA JANAN ILIR

KEL. HANDIL BAKTI

KEL.BANTUAS

Skala 1 : 750.000
Gambar 2.1 Peta Wilayah Kecamatan Palaran

4
2.2 Data Kependudukan
Tabel 2.1. Data Kependudukan Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Tahun 2017
Kelurahan
No Variabel Satuan Rawa Simpang Handil Palaran
Makmur Pasir Bakti
Data Demografi
Jumlah
1. Kel 1 1 1 3
kelurahan
Luas
2. Km2 1.200 4.400 7.200 12.800
wilayah
Jarak ke
3. Km 1 3 3
puskesmas
Waktu
4. tempuh ke Menit 10 30 20
puskesmas
Kepadatan Jiwa/Km
5. 1.463 128 103 1.694
penduduk 2
6. Jumlah RT RT 52 25 32 109
7. Jumlah RW RW 15 7 8 30
Jumlah
8. Buah 4.050 1.536 1.932 7.518
rumah
9. Jumlah KK KK 5.219 1.596 1.988 8.803

Tabel 2.2.Data Jumlah Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Tahun 2017

Kelurahan Jumlah Bayi Balita Anak PUS Ibu Ibu Lansia


Penduduk (0-11 (0-23 (1-5 Hamil Nifas
bulan) bulan) tahun)
Rawa 23.031 421 843 2.596 4.146 464 443 1.958
Makmur
Handil 10.487 192 384 1.182 1.888 211 202 891
Bakti
Simpang 8.974 164 328 1.011 1.615 181 172 763
Pasir
Total 42.492 777 1.555 4.789 7.649 856 817 3.612

2.3 Data Fasilitas Pendidikan

5
Tabel 2.3. Data Fasilitas Pendidikan Kecamatan Palaran Tahun 2017

Kelurahan
No Variabel Satuan Rawa Simpang Handil Palaran
Makmur Pasir Bakti
1 Jumlah TK Buah 7 2 2 11
2 Jumlah PAUD Buah 8 3 3 14
3 Jumlah SD/MI Buah 9 3 6 18
Jumlah
4 Buah 2 1 0 3
SLTP/MTs
Jumlah
5 Buah 2 2 0 4
SMU/SMK/MA
Jumlah
6 Buah 0 0 0 0
Perguruan Tinggi
Jumlah
7 Buah 0 0 0 0
Pesantren
Lembaga
8 Buah 0 0 0 0
Kursus/Diklat

6
2.4 Data Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tabel 2.4. Data Fasilitas & Tenaga Kerja Pelayanan Kesehatan Kecamatan Palaran
Tahun 2017
Kelurahan

No Variabel Satuan Rawa Simpang Handil Palaran


Makmur Pasir Bakti

Jml. Puskesmas Induk Buah 1 0 0 3


Jumlah Tenaga Bidan Orang 17
1
Jumlah Perawat Orang 17
Jumlah Dokter Orang 6
Jml. Puskesmas
Buah 3 0 0 3
2 Pembantu
Poskesdes Orang 0 1 1 2
3 Jml. Bidan Desa Orang 1 1 1 1
4 Jml. BPM Orang 5 0 2 7
5 Jml. Polindes Buah 0 0 0 0
6 Jml. Posyandu Buah 16 4 4 24
7 Jml. Posyandu Lansia Buah 2 1 1 4
8 Jml. Kader Orang 65 17 28 110
Jml. Dokter Praktek
9 Orang 6 0 1 7
Swasta

7
2.5 Data Ketenagaan
Tabel 2.5. Data Tenaga Kerja di Puskesmas Induk Kecamatan Palaran Tahun 2017

JENIS PENDIDIKAN
NO JUMLAH STATUS KETERANGAN
TENAGA TERAKHIR
S2 1 PNS AKTIF
1 Manajemen
SPK 1 PNS AKTIF
S1 4 PNS AKTIF
2 Dokter Umum
S1 2 PTTH AKTIF
3 Dokter Gigi S1 1 PNS AKTIF

Ahli Kesehatan S1 2 PNS AKTIF


4
Masyarakat S1 1 PTTB AKTIF
DIII 1 PNS AKTIF
5 Sanitarian
DIII 1 PTTB AKTIF
S1 2 PTTB AKTIF
DIII 9 PNS AKTIF
6 Perawat Honorer
DIII 2 AKTIF
Puskesmas
SPK 4 PNS AKTIF

8
2.6 Data Khusus
2.6.1 Indikator Derajat Kesehatan
Jumlah total penduduk Palaran tahun 2017 adalah 42.492 jiwa. Sehingga
dari total penduduk tersebut kita dapat menetapkan indikator derajat kesehatan
masyarakat di Puskesmas Palaran pada periode Januari – Juni tahun 2017 adalah
sebagai berikut :

9
Periode Januari – Juni Tahun 2017

1. Angka Kelahiran (CBR)

2. Angka Kematian Bayi (IMR)

3. Angka Kematian Ibu (MMR)

Tabel 2.6. Indikator Derajat Kesehatan Periode Januari – Juni Tahun 2017
No Indikator Satuan Pencapaian
1 Jumlah Kelahiran Hidup Orang 173
2 Angka Kelahiran (CBR) Persen 0,40%
Indikator Derajat Kesehatan Januari - Juni Tahun 2017

1 Jumlah Kematian Bayi Orang 0


2 Angka Kematian Bayi (IMR) Per-1000 0
3 Jumlah Kematian Ibu Orang 0 orang
4 Angka Kematian Ibu (MMR) Per 100.000 0

2.6.2 Kunjungan Kesakitan


Tabel 2.7. Jumlah Kunjungan Puskesmas Palaran Januari – Juni 2017
Persentase
No Kunjungan Jumlah
(%)
1 Berdasarkan Jenis Kelamin
- Laki-laki 8607 46,93
8731
- Perempuan 53,06

10
2 Berdasarkan Jenis Pelayanan
- Poli Umum 9331 50,88
1035 5,64
- KIA Ibu
4581 24,98
- KIA Anak 395
2,15
- KB 1587 8,65
- Gigi 63 0,34
1346 7,33
- Gizi
- Kier Kesehatan
3 Berdasarkan Golongan Umur
- 0-7 hari 167 0,91
- 8-30 hari 276 1,51
- < 1 tahun 1833 9,99
- 1-4 tahun 1537 8,38
- 5-14 tahun 1942 10,59
- 15-44 tahun 7551 41,18
- 45-54 tahun 1690 9,22
- 55-64 tahun 1369 7,47
- >65 tahun 1973 10,76

4 Berdasarkan Status Bayar


- Bayar 1751 9,55
- Askes 16 0,09
- Jamkesda 5261 28,69
- Jamkesmas 9335 50,91
- Gratis 1975 10,77

11
2.6.3 Daftar 10 Penyakit dengan Kunjungan Terbanyak di Wilayah Kerja
Puskesmas Palaran Periode Januari – Juni 2017
Tabel 2.8. Jumlah Kunjungan Puskesmas Palaran Periode Januari – Juni 2017

NO PENYAKIT NILAI

1 ISPA 1.345
2 Observasi Febris 471
3 Dispepsia 410
4 Gastroenteritis 438
5 Hipertensi 926
6 Faringitis 295
7 Gastritis 229
8 Cefalgia 132
9 Tonsilitis 108
10 Dermatitis 220

2.6.4 Data 10 Masalah Kesehatan terbanyak di Wilayah Kerja Puskesmas


Palaran
Dari kegiatan pencatatan, pengolahan, analisis dan pelaporan kasus selama
4 bulan periode Januari – Juni tahun 2017 maka dapat diuraikan informasi data 10
masalah kesehatan terbanyak Puskesmas Palaran periode tersebut adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.9. Data 10 Masalah Kesehatan Terbanyak Puskesmas Palaran periode
Januari – Juni tahun 2017
No Jenis Penyakit Jumlah Total
L P
1 Hipertensi 103 300 403
2 Diare 112 131 243
3 Suspek TB paru 14 25 49
4 Demam Dengue 3 5 8
5 Demam Tifoid 4 3 7
6 TB Paru BTA+ 3 2 5
7 Diabetes Mellitus 2 4 6
8 Gizi Buruk 3 1 4
9 Demam Berdarah Dengue 5 1 6
10 Pneumonia 3 1 4

12
Grafik 2.1. Data 10 Masalah Kesehatan Terbesar Periode Januari – Juni tahun 2017

Berdasarkan Tabel 2.9. dan Grafik 2.1 diatas dapat dilihat 10 masalah
kesehatan terbesar di wilayah kerja Puskesmas Palaran pada periode Januari –
Juni tahun 2017. Hipertensi merupakan penyakit yang berada pada peringkat
terbanyak. Berikut uraian masing-masing penyakit berdasarkan proses
epidemiologi yaitu pengumpulan.

1. Hipertensi
Berikut data kasus hipertensi di wilayah kerja puskesmas Palaran periode
Januari - Juni 2017

Tabel 2.10 Kasus Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode


Januari – Juni tahun 2017
No Bulan Jumlah Total
L P
1 Januari 5 5 10
2 Februari 7 9 16
3 Maret 0 12 12
4 April 24 33 57
5 Mei 17 29 6
6 Juni
Jumlah 103 312 415

13
Data Kasus Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode Januari-Juni 2017

Grafik 2.2 Data Penyakit Hipertensi periode Januari – Juni tahun 2017

Berdasarkan tabel 2.10 dan grafik 2.2 diatas dapat dilihat bahwa penderita
hipertensi berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penderita
dengan dengan jenis kelamin laki - laki dan banyak ditemukan pada bulan Juni
tahun 2017.
Tabel 2.11 Kasus Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Januari –
Juni 2016
Jumlah
No Jenis Penyakit L P Total
1 Januari 18 31 49
2 Februari 22 52 74
3 Maret 22 29 51
4 Juni 15 11 26

Jumlah 77 123 200

14
Grafik 2.3 Data Penyakit Hipertensi Bulan Januari-Juni 2016

Berdasarkan tabel 2.11 dan grafik 2.3 dapat dilihat bahwa penderita
hipertensi berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki
selama periode Januari-Juni 2016.

2. Diare
Berikut data kasus diare di wilayah kerja Puskesmas Palaran periode
Januari - Juni tahun 2017.

Tabel 2.12. Kasus Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran Periode Januari –
Juni Tahun 2017
No Bulan Jumlah Total
L P
1 Januari 48 41 89
2 Februari 26 42 68
3 Maret 19 24 43
4 April 23 55 78
5 Mei 58 54 112
6 Juni
Jumlah

15
Data Kasus Diare Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode Januari-Juni 2017

Grafik 2.4. Data Kasus Diare Periode Bulan Januari – Juni 2017

Berdasarkan tabel 2.12 dan grafik 2.4. diatas dapat dilihat bahwa penderita
diare berjenis kelamin perempuan lebih banyak dari pada laki-laki. Perbandingan
jumlah antar keempat bulan tersebut pada tahun 2017 relatif tidak berbeda jauh.

Tabel 2.13. Data Kasus Diare Puskesmas Palaran Tahun 2012 – 2016
No Bulan Jumlah kasus
2016 2015 2014 2013 2012
1 Januari 82 118 134 183 258
2 Februari 41 128 172 166 163
3 Maret 57 77 120 147 177
4 April 38 96 157 161 138
5 Mei 75 36 144 186 223
6 Juni 45 82 79 220 187
7 Juli 80 181 209 188 258
89 Agustus
September 61
64 189
145 193
154 222
151 265
298
10 Oktober 64 197 167 213 218
11 November 75 129 209 221 198
12 Desember 58 78 165 192 132
Jumlah 740 1456 1903 2250 2515

3. Suspek Tuberkulosis (TB) Paru


Berikut data kasus suspek TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Palaran
periode Januari - Juni tahun 2017.

16
Tabel 2.14. Kasus suspek TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode
Januari – Juni tahun 2017

No Bulan Jumlah Total


L P
1 Januari 11 9 20
2 Februari 3 16 19
3 Maret 6 4 10
4 April 5 4 9
5 Mei 0 0 0
6 Juni
Jumlah 25 33 58
Grafik
2.5.
Data

Penyakit suspek TB Paru Bulan Januari - Juni 2017

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa penderita suspek TB paru


berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan penderita dengan dengan
jenis kelamin laki - laki dan banyak ditemukan pada bulan Februari tahun 2017.

Tabel 2.15 Data Kasus suspek TB Paru Puskesmas Palaran Tahun 2012–2016
No Bulan Jumlah kasus
2012 2013 2014 2015 2016
1 Januari 2 11 19 7 6
2 Februari 5 11 11 6 5
3 Maret 9 11 12 6 13
4 April 7 9 10 10 13
5 Mei 8 8 8 1 0
6 Juni 4 4 12 5 16
7 Juli 7 21 13 3 7
8 Agustus 5 19 17 5 5
9 September 6 13 13 9 11

17
10 Oktober 7 23 17 11 9
11 November 6 7 17 6 19
12 Desember 5 10 13 34 37
Jumlah 71 147 161 103 131
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kasus suspek TB paru pada
tahun 2016 yaitu pada bulan Desember merupakan kasus temuan tertinggi
sepanjang 2012-2016. Sedangkan kasus suspek TB paru pada tahun 2012
merupakan temuan terendah sepanjang tahun 2012 – 2016.

Berikut data kasus TB paru BTA (+) di wilayah kerja Puskesmas Palaran
periode Januari – Juni tahun 2017.
Tabel 2.16 Kasus TB paru BTA (+) Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode
Januari - Juni tahun 2017

Jumlah
No Jenis Penyakit Total
L P
1 Januari 1 0 1
2 Februari 1 1 2
3 Maret 1 1 2
4 April 1 1 2
5 Mei 0 0 0
6 Juni
Jumlah 4 3 7

Grafik 2.6. Data Penyakit TB paru BTA (+) periode Januari – Juni tahun 2017

18
Berdasarkan tabel 2.14. dan grafik 2.6. diatas dapat dilihat bahwa
penderita TB paru BTA (+) pada bulan Januari 2017 hanya didapatkan penderita
dengan jenis kelamin laki-laki, sedangkan penderita TB paru BTA (+) pada bulan
Februari sampai Juni 2017 didapatkan penderita dengan jenis kelamin laki-laki
sama dengan perempuan.
Tabel 2.17 Data Kasus BTA + Puskesmas Palaran Tahun 2012-2016
Jumlah Kasus
No Bulan
2016 2015 2014 2013 2012
1 Januari 2 2 1 4 4
2 Februari 1 0 2 2 0
3 Maret 1 1 5 2 4
4 April 1 2 1 3 0
5 Mei 0 0 3 1 3
6 Juni 3 0 2 2 3
7 Juli 1 0 3 4 3
8 Agustus 0 4 6 2 4
9 September 2 2 2 3 5
10 Oktober 2 1 7 6 1
11 November 1 5 6 4 3
12 Desember 1 3 3 0 3
Jumlah 15 20 41 33 33
Berdasarkan data dari Tabel 2.15. diatas dapat dilihat bahwa kasus TB
BTA + tertinggi ada pada bulan Oktober tahun 2014 sebanyak 7 kasus dan juga
terjadi penurunan jumlah kasus dalam tiga tahun terakhir.

4. Demam Dengue
Berikut data kasus DD di wilayah kerja Puskesmas Palaran periode Januari
– Juni tahun 2017.
Tabel 2.18 Kasus DD Di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran periode Januari-Juni
tahun 2017
Jumlah
No Jenis Penyakit Total
L P
1 Januari 0 0 0
2 Februari 1 1 2
3 6
Maret 2 4
4 April 0 0 0
5 Mei 2 0 2

19
6 Juni
Jumlah

Grafik 2.7 Data Penyakit DD periode Januari - Juni tahun 2017

Berdasarkan tabel 2.18 dan grafik 2.10. diatas dapat dilihat bahwa
penderita DD pada bulan Maret 2017 adalah yang terbanyak periode Januari-Juni
2017, dimana penderita terbanyak adalah perempuan.

Tabel 2.19 Data Kasus DD Puskesmas Palaran Januari-Juni 2016


No Jenis Jumlah Total
L P
Penyakit
1 Januari 13 10 23
2 Februari 16 15 31
3 Maret 13 16 29
4 Juni 10 6 16

20
Grafik 2.8 Kasus DD Puskesmas Palaran Januari-Juni 2016
berdasarkan tabel 2.19 dan grafik 2.8 dketahui bahwa penderita DD
Puskesmas Palaran pada bulan Februari 2016 adalah yang terbanyak periode
Januari-Juni 2016, dimana penderita terbanyak adalah laki-laki.

5. Demam Tifoid
Berikut data kasus Demam Tifoid di wilayah kerja puskesmas Palaran
periode Januari-Juni 2017

Tabel 2.20 Kasus Demam Tifoid di Wilayah Kerja Puskesmas Palaran


periode Januari – Juni tahun 2017
No Bulan Jumlah Total
L P
1 Januari 1 2 3
2 Februari 2 0 2
3 Maret 1 1 2
4 April 0 0 0
5 Mei 1 1 2
6 Juni
Jumlah

21
Grafik 2.9 Data Penyakit Demam Tifoid periode Januari – Juni tahun 2017

Tabel 2.21 Data Penyakit Tifoid tahun 2016


Jumlah
No Jenis Penyakit L P Total
1 Januari 24 17 41
2 Februari 31 35 66
3 Maret 11 22 33
4 April 27 34 61
5 Mei 14 12 26
6 Juni 5 4 9
7 Juli 1 5 6
8 Agustus 8 7 15
9 September 5 5 10
10 Oktober 2 8 10
11 November 4 9 13
12 Desember 2 7 9
Jumlah 134 165 299

22
BAB 3
IDENTIFIKASI MASALAH

3.1 Identifikasi Masalah di Puskesmas Palaran


No Indikator Data Perbandingan Penilaian

Data PKM Palaran Sekarang Data Perbandingan Problem Strength

1 Hipertensi Hipertensi menempati urutan  Hipertensi yang Meningkatnya kasus  Promosi kesehatan
pertama berdasarkan data ditemukan pada tahun hipertensi pada dan penyuluhan
surveilans di Puskesmas Palaran  Hipertensi menempati bulan Juni 2017 penyakit hipertensi.
periode Januari-Juni 2017 urutan ke 2 pada 10 besar  Terdapat UPK

penyakit berdasarkan data Pengembangan

surveilans di Puskesmas yakni Kesehatan

Palaran pada tahun 2016 Usia Lanjut


 Mengembangkan
 Kasus Hipertensi yang
dan memperkuat
ditemukan pada 4 bulan
kegiatan deteksi dini
yang sama pada tahun
hipertensi secara

23
2016 sebanyak 200 kasus. aktif (skrining)
2. Diare Diare menempati peringkat kedua  Diare menempati urutan ke- Meningkatnya kasus  Survei PHBS rumah
penyakit terbanyak berdasarkan 1 pada 10 besar penyakit diare tangga
data surveilans. Diare mengalami  Peninjauan jumlah
berdasarkan data surveilans
peningkatan jumlah selama penduduk dengan
di puskesmas Palaran pada
periode Januari – Juni 2017 jika akses sumber air
tahun 2016
dibandingkan dengan periode  Kasus minum yang
Diare sepanjang
yang sama pada tahun terlindungi, bersih dan
tahun 2016 pada periode
sebelumnya yaitu terdapat 278 berkelanjutan
Januari – Juni adalah
 Pengecekan kualitas
kasus. sebanyak kasus 218 kasus.
air minum yang
memenuhi syarat
secara mikrobiologi
 Peninjauan TPM yang
memenuhi syarat
 Peninjauan TTU yang
memenuhi syarat
 Peninjauan rumah
sehat dengan fasilitas
sanitasi atau jamban

24
keluarga yang
memenuhi syarat
 Upaya P2PM
3. TB paru Selama periode bulan Januari-Juni  Kasus suspek TB paru  Terjadi peningkatan  Pembinaan kader TB
2017 didapatkan kasus suspek TB menempati urutan ke-6 kasus sebanyak 21 2 kali setahun.
paru berjumlah 58 kasus dan  Promosi kesehatan
pada 10 besar penyakit kasus selama periode
didapatkan kasus TB paru BTA+ hidup sehat dan
berdasarkan data surveilans Januari-Juni 2017
sebanyak 7 kasus. penyuluhan penyakit
di Puskesmas Palaran pada dibandingkan tahun
TB.
tahun 2016 dengan total 2016 pada periode
 Mengembangkan
jumlah pasien 131 kasus. yang sama
program deteksi kasus
 Kasus TB paru BTA+
TB, agar tidak
sepanjang tahun 2016
terdapat kasus yang
sebanyak 14 kasus.
masih tidak kelihatan
 Kasus suspek TB Paru
sepanjang tahun 2016 pada
periode Januari – Juni
adalah sebanyak 37 kasus.
4. Demam DD menempati urutan ke 4 dari  DD menempati urutan ke 4 Meningkatnya kasus Terdapat UPK
Dengue 10 penyakit terbanyak dari 10 besar penyakit DD pada bulan Pencegahan dan
(DD) berdasarkan data surveilans bulan berdasarkan data surveilans Maret 2017. Penanggulangan

25
Januari-Juni 2017 dengan 8 kasus. di Puskesmas Palaran pada Penyakit Menular
tahun 2016.
 Kasus DD sepanjang tahun
2016 sebanyak 141 kasus
5. Demam Demam Tifoid menempati urutan  Kasus demam tifoid Demam Tifoid Meningkatkan PHBS
Tifoid 5 penyakit terbanyak dari data sepanjang tahun 2016 Upaya pencegahan
surveilans bulan Januari-Juni yaitu sebanyak 258 kasus tifoid berulang,
2017 dengan jumlah 7 kasus. kasus, dan menempati dengan asupan gizi
urutan ke-3 terbanyak yang sehat dan bersih
berdasarkan data
survelilans.
 Kasus Demam Tifoid
pada periode Januari-
Juni 2016 adalah 140
kasus.

3.2 Identifikasi Faktor Predisposisi


No Indikator Faktor Predisposisi

26
1. Hipertensi  Secara urutan surveilens penyakit masih tinggi
 Pemahaman masyarakat tentang penyakit hipertensi dan pengobatannya yang rutin belum baik,
sehingga berpengaruh terhadapkesadaran untuk mengetahui penyakitnya itu sendiri serta ketaatan
minum obat pada pasien hipertensi.
 Kesadaran pengaturan pola makan sehat bagi penderita hipertensi yang belum maksimal. Hal ini akan
ditunjang dengan program puskesmas untuk memberikan penyuluhan dan pemeriksaan fisik dan
laboratorium rutin pada para pekerja perusahaan tiap bulannya, serta skrining awal pada pasien di poli
lansia khususnya. Hasil dari pemeriksaan tersebut kemudian dikonsultasikan secara personal lalu dapat
diberikan pengobatan. Sehingga selain memberikan peningkatan pengetahuan pasien tentang
penyakitnya, program ini juga sebagai skrining untuk mengetahui secara dini penyakit hipertensi serta
faktor predisposisinya di masyarakat yang belum menimbulkan keluhan.
 Kurangnya kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri kesehatannya, sehingga seringkali didapati
kasus hipertensi yang baru diketahui pada saat pasien memeriksakan untuk keluhan lainnya.
2. Diare  Faktor lingkungan yang berperan besar adalah dibidang sarana air bersih dan pembuangan tinja
(jamban). Sumber air minum bersih yang terjaga dan terlindungi di wilayah kerja Puskesmas Palaran
belum seluruhnya memenuhi syarat. Hal ini tergambar dalam program kesehatan lingkungan dibidang
akses sumber air minum yang terlindungi, bersih dan berkelanjutan yang pencapaiannya dalam periode
Januari – Juni 2017 mencapai 17% dari target sasaran selama setahun.
 Program UPK kesehatan lingkungan puskesmas dibidang pengecekan kualitas air minum yang

27
memenuhi syarat secara mikrobiologi belum terlaksana pada periode Januari – Juni 2017 ini. Program
ini termasuk penting karena berfungsi mengecek apakah terdapat kandungan bakteri E. Coli yang
terdapat pada sarana air bersih masyarakat.
 Program kesehatan lingkungan puskesmas dibidang survei PHBS rumah tangga periode Januari – Juni
tahun 2017 belum didapatkan data. Hal ini dikarenakan kuesioner yang disebar disetiap RT belum
kembali ke puskesmas.
 Program kesehatan lingkungan puskesmas dibidang peninjauan rumah sehat dengan akses fasilitas
sanitasi atau jamban keluarga yang memenuhi syarat periode Januari – Juni tahun 2017 mencapai 84%
dari target sasaran absolut selama setahun.
 Kebiasaan masyarakat yang masih sering mengkonsumsi makanan yang tidak terjamin higienitasnya
seperti jajanan di pinggir jalan (pedagang kaki lima). Banyaknya penjual makanan kaki lima di sekitar
puskesmas yang higienitas dalam pencucian dan pembuatan makanan yang masih kurang. Hal ini
berkaitan dengan program puskesmas dibidang pembinaan dalam peningkatan kualitas tempat
pembuatan makanan yang tidak mencakup pedagang makanan informal (yang tidak memiliki
bangunan) seperti pedagang kaki lima. Sehingga pedagang tersebut kurang mendapatkan pembinaan
dibidang higienitas.
3. TB paru  Berdasarkan wawancara dengan penanggung jawab program penanganan TB paru masih tingginya kasus
TB paru baru dapat disebabkan oleh :
o Kurangnya kesadaran menjalankan gaya hidup sehat.
o Kurangnya kesadaran menggunakan alat perlindungan seperti masker untuk mencegah penularan.

28
o Membuang dahak sembarang tempat.
o Kontak tanpa alat perlindungan dengan orang sekitar.
o Masih banyaknya kasus yang belum terdeteksi sehingga, menyebabkan kasus tersebut tidak terkontrol
dan dapat menularkan sehingga kasus TB dapat meningkat terus
4. DD  Telah dilakukannya penyuluhan disemua kalangan mengenai pemahaman tentang hidup bersih dan cara
pemberantasan sarang nyamuk, selain itu didukung juga oleh respon yang baik dari masyarakat
terhadap pelaksanaan program-program tersebut.
 Belum terlaksananya program PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dan fogging focus.
 Berdasarkan pengamatan dan wawancara kami, masyarakat umumnya telah mengerti dan menjalankan
program-program pemberantasan sarang nyamuk seperti membersihkan sampah-sampah disekitar
rumah, menguras tempat penampungan air secara teratur dalam jangka waktu tertentu dan pemberian
bubuk larvasida bactivec pada tempat penampungan air.
5. Demam Tifoid  Kebiasaan masyarakat yang masih sering mengkonsumsi makanan yang tidak terjaminn higienitasnya
seperti jajanan di pinggir jalan (khususnya anak-anak sekolah dasar).
 Masih rendahnya tingkat pengetahuan masyarakat mengenai pola makan yang baik dan benar dan
sanitasi yang benar.
 Masih rendahnya kontribusi tenaga kesehatan dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai
pola makan yang baik dan benar.
 Rendahnya pemahaman pola hidup bersih sehat (khususnya cuci tangan) yang benar di masyarakat
 Status sosial ekonomi masyarakat yang rendah dengan pemahaman kebersihan yang kurang

29
 Banyaknya penjual makanan kaki lima di sekitar puskesmas yang higienitas dalam pencucian dan
pembuatan makanan yang masih kurang.

30
BAB 4
ANALISIS MASALAH

4.1 Menentukan Prioritas Masalah


Setelah masalah kesehatan di Palaran teridentifikasi, maka untuk mencari
pemecahannya kami menggunakan kriteria PAHO (Pan American Health
Organization) untuk menentukan skala prioritas masalah. Penilaian dengan
metode ini didasarkan atas:
1. M (Magnitude) :
Jumlah penduduk yang terkena (luasnya atau banyaknya penduduk yang
terkena atau tingginya prevalensi).
2. S (Severity) :
Keparahan atau beratnya kerugian yang timbul.
3. V (Vulnerability) :
Tersedianya teknologi atau obat untuk mengatasi masalah tersebut.
4. C (Community and Political concern) :
Menunjukkan sejauh mana masyarakat dan pemerintah atau para politisi
peduli dengan masalah tersebut.
5. A (Affordability) :

No Masalah Kesehatan M S V C A Total


1. Hipertensi 4 4 5 3 3 19
2. Diare 3 3 5 2 5 18
3. TB Paru 3 3 5 3 3 17
4. Demam Dengue 2 3 4 4 3 16
5. Demam Tifoid 2 3 4 3 4 16
Menunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia.

Dengan penilaian masing-masing indikator berikut : nilai 1 (Sangat kurang) ; nilai


2 (Kurang) ; nilai 3 (Cukup besar) ; nilai 4 (Besar) dan nilai 5 (Sangat besar).

31
No Masalah M S V C A

1 Hipertensi  Kasus  Kerugian yang  Pengobatan  Peran pemerintah, Sumber dana pengelolaan
Hipertensi ditimbulkan hipertensi tanpa politisi maupun hipertensi tidak
pada periode penyakit hipertensi komplikasi dengan masyarakat dalam dialokasikan khusus hanya
Januari-Juni cukup berat dan obat antihipertensi penanganan hipertensi untuk hipertensi.
2017 adalah dalam waktu yang
dan mengontrol masih kurang. Tidak Pendanaan diarahkan
415 kasus. panjang karena
tekanan darah adanya suatu program untuk promosi kesehatan
 Kasus merupakan penyakit
secara rutin khusus ataupun sehingga masyarakat
hipertensi pada seumur hidup dan
menggunakan kesadaran dari ketiga dapat berperan aktif dan
tahun 2016 selalu dibutuhkan
yaitu terdapat upaya menjaga tensimeter oleh pihak tersebut membuat memulai cara mengatur

298 kasus kestabilan tekanan tenaga kesehatan. penanganan hipertensi pola hidup sehat. Tujuan
dengan jumlah darah. Hipertensi yang masih cukup sulit akhir yang diharapkan, hal
kasus pada Hipertensi sudah disertai dilakukan. ini menurunkan angka
periode merupakan penyakit komplikasi Di Puskesmas Palaran kesakitan hipertensi dan
Januari-Juni kronis yang memerlukan Palaran terdapat UPK membantu pasien
2016 yaitu 200 memerlukan
pengobatan yang Pengembangan yakni mengontrol tekanan
kasus. kepatuhan dalam
lebih serius. Kesehatan Usia Lanjut. darahnya.
berobat. Tekanan
Obat-obat Pendanaan beberapa
darah yang tidak

32
dikontrol dengan antihipertensi yang program yang dibentuk
baik dapat merusak tersedia di untuk mengatasi masalah
organ lain seperti Puskesmas Palaran hipertensi di Puskesmas
otak, jantung, ginjal,
yakni Amlodipin Palaran selalu
dan mata.
dan Captopril dianggarkan setiap
merupakan obat tahunnya. Berikut jumlah
yang rutin pendanaan yang
diberikan pada disediakan untuk masing-
pasien hipertensi. masing program untuk
Ketersediaan obat- tahun 2017:
obat tersebut juga  Program Posyandu dan
selalu mencukupi Penyuluhan khusus
dan tidak terdapat Lansia = Rp
kekurangan. 25.200.000,00
 Deteksi Dini Lansia
dengan Kelainan = Rp
1.440.000,00
Senam Lansia = Rp
1.440.000,00

33
2 Diare  Kasus baru  Tidak ada data  Sosialisasi  Peran pemerintah,  Dalam rangka program
Diare pada kematian pada penanganan politisi maupun promosi kesehatan
periode Januari penderita diare pada pertama diare oleh masyarakat dalam (PHBS) dan penyuluhan
– Juni 2017 periode Januari – kader posyandu penanganan diare sudah tentang penyakit diare
sebanyak 278 Juni tahun 2017  Pemberian oralit Puskesmas Palaran
cukup baik. Hal ini
kasus.  Diare yang tidak atau air garam menyiapkan dana khusus
ditunjukan dalam
 Kasus ini tertangani dengan pada penanganan untuk kegiatan tersebut.
program pemberian
meningkat bila baik dapat Adapun rincian dana
diare dapat
oralit pada anak dengan
dibanding-kan mengakibatkan tersebut:
dilakukan oleh o Dana transportasi petugas
dengan periode output cairan yang
diare.
orang tua  Terdapat juga program penyuluhan promosi
yang sama keluar lebih besar  Penyuluhan tanda-
puskesmas yang diatur kesehatan (2 orang x 8
pada tahun dari input sehingga tanda dehidrasi
pemerintah dalam UPK bulan x 2 kegiatan) : Rp.
2016 yaitu 218 menyebabkan
berat yang harus
kasus. dehidrasi yang dapat
P2PM (Pencegahan dan 960.000,00
segera dibawa ke o Dana belanja snack
berakhir dengan penanggulangan
puskesmas oleh penyuluhan promosi
syok hingga penyakit menular)
kader. kesehatan masyarakat (30
kematian. dimana diare menjadi
orang x 6 bulan x 1 kali) :
 Selain itu, diare yang salah satu penyakit yang
Rp. 4.200.000,00
berulang masuk dalam program o Dana transportasi kader
menyebabkan intake tersebut. survei PHBS (2 orang x
makanan akan 30 RT) : Rp.

34
terganggu dan dapat  Di Puskesmas Palaran 1.800.000,00
menyebabkan juga memiliki fasilitas
komplikasi rawat inap bagi pasien
gangguan
dengan tingkat intake
pertumbuhan
kurang yang
khususnya pada
memerlukan rawat inap
anak-anak, berupa
tanpa harus dirujuk ke
gizi buruk.
faskes lanjutan.
3 TB paru  Selama periode  Kasus TB paru dapat  Masyarakat sekitar  Tersedianya fasilitas  Dalam rangka program
bulan Januari- menimbulkan Puskesmas Palaran laboratorium dalam penemuan dan
Juni 2017 komplikasi berupa memiliki kader TB penegakkan diagnosis penanganan penyakit
didapatkan kasus gagal nafas yang yang telah dibina TB dengan pemeriksaan TB, Puskesmas Palaran
suspek TB paru dapat disebabkan
dan terdapat sputum SPS. memiliki dana khusus
berjumlah 58 oleh efusi pleura  Puskesmas Palaran
pembinaan kader yang dialokasikan untuk
kasus dan atau terjadinya menyediakan layanan
rutin dua kali promosi kesehatan
didapatkan kasus pneumotorak rawat inap bagi pasien
setahun. (PHBS) dan pembinaan
TB paru BTA+ spontan, hingga
 Masyarakat sekitar TB BTA+ dengan gejala
sebanyak 7 kematian. kader-kader dan PMO
 Gejala TB paru telah mendapat yang berat.
kasus. TB. Adapun rincian
 Puskesmas Palaran
 Kasus suspek dapat menurunkan penyuluhan
dana tersebut:
terdapat poli penyakit
TB paru di tingkat kebugaran mengenai PHBS o Dana transportasi

35
Puskesmas penderita sehingga dan penyakit TB menular dimana terdapat peserta pertemuan
Palaran menurunkan dan dapat upaya penyuluhan, PMO TB (15 orang x
sepanjang produktivitas pasien. memeriksakan diri pencegahan, dan 2 kali
 Pasien terkadang
tahun 2016
ke Puskesmas jika pembinaan pasien TB. pertemuan/tahun) :
sebanyak 131 harus diisolasi dari
kontak keluarga memiliki gejala  Pemerintah Rp.900.000,00
kasus. o Dana transportasi
 Kasus TB paru sehingga terkadang serupa. menggalakkan program
petugas penyuluhan
BTA+ merasa dikucilkan. pengobatan TB gratis
 Selama periode ini promosi kesehatan (2
sepanjang yang dapat diambil di
tahun 2016 tidak ditemukan orang x 8 bulan x 2
Puskesmas Palaran.
kasus dengan gejala kegiatan) : Rp.
sebanyak 15
kasus. berat/ kematian. 960.000,00
o Dana belanja makan
& minum dan snack
PMO TB (18 orang x
2 kali) :
Rp.1.890.000,00
o Dana belanja snack
penyuluhan promosi
kesehatan masyarakat
(30 orang x 6 bulan x

36
1 kali) : Rp.
4.200.000,00
4. DD  Berdasarkan  Tidak ada kematian  Gotong royong  Tersedianya fasilitas  Dalam rangka program
data surveilans yang disebabkan membersihkan laboratorium dalam pencegahan penyakit
bulan Januari- oleh penyakit DD lingkungan dan penegakkan diagnosis DD, Puskesmas Palaran
Juni 2017, pada periode bulan saluran DD. memiliki dana khusus
kasus baru DD Januari-Juni 2017.  Puskesmas Palaran
pembuangan air yang dialokasikan untuk
8  Komplikasi yang
sebanyak menyediakan layanan
mengancam jiwa sekitar. promosi kesehatan
kasus. rawat inap bagi pasien
jika DD tidak  Pengecekan dan (PHBS) dan penyuluhan
DD dengan gejala yang
ditangani dengan penyuluhan oleh program bebas jentik
berat.
tepat kader jumantik. nyamuk. Adapun rincian
 Puskesmas Palaran
 Pemberian bubuk dana tersebut:
melakukan promosi
o Dana transportasi
abate pada tempat-
PHBS dalam upaya
petugas penyuluhan
tempat
pencegahan penyakit
promosi kesehatan (2
penampungan air
DD.
orang x 8 bulan x 2
oleh warga.
kegiatan) : Rp.
 Pengurasan tempat
960.000,00
penampungan air,
o Dana belanja snack
penimbunan
penyuluhan promosi

37
barang bekas yang kesehatan masyarakat
menjadi tempat (30 orang x 6 bulan x 1
hidupnya jentik kali) : Rp. 4.200.000,00
nyamuk.
5. Demam  Kasus Demam  Penderita demam  Tersedia fasilitas  Pemerintah, tenaga Penyediaan dana untuk
Tifoid Tifoid pada tifoid mempunyai rawat inap di kesehatan, dan pengelolaan Demam
periode potensi untuk Puskesmas Palaran masyaraka tbelum Tifoid secara terpadu
Januari-Juni menjadi pembawa sehingga dapat menunjukkan perhatian melibatkan penyediaan
2017 adalah 7 menahun setelah menangani pasien
lebih terhadap peyakit sarana dan prasarana
kasus. penyakitnya di Demam Tifoid
Demam Tifoid ini, hal puskesmas, serta program
 Kasus Demam sembuhkan. untuk
ini dapat dilihat dari kesehatan lingkungan
Tifoid pada  Salah satu faktor mengevaluasi
tidak adanya program yang memerlukan
tahun 2016 yang memberatkan tanda-tanda
yaitu terdapat penyakit demam komplikasi dengan khusus mengenai anggaran. Berikut jumlah

299 kasus tifoid apabila terjadi cara observasi oleh penyakit Demam dana yang disediakan untuk
dengan jumlah komplikasi. tenaga kesehatan di Tifoid yang diadakan pendanaan program tahun
kasus pada  Berdasarkan alasan puskesmas oleh pemerintahan 2017.
 Pemeriksaan  Dalam rangka program
periode di atas, maka setempat
laboratorium yang  Program-program promosi kesehatan
Januari-Juni penyakit demam
cukup cepat untuk terkait yang dibentuk (PHBS) dan penyuluhan
2016 yaitu 201 tifoid harus
Pemeriksaan tentang penyakit diare
kasus. mendapat perhatian pemeritah lebih

38
yang serius, dan Penunjang seperti diutamakan untuk Puskesmas Palaran
terpadu dalam hasil tes Widal dan PHBS yang berguna menyiapkan dana khusus
pengendaliannya di pemeriksaan darah untuk mencegah untuk kegiatan tersebut.
masyarakat. lengkap Adapun rincian dana
penyakit-penyakit
 Tersedianya tersebut:
beberapa obat-obat menular, salah satunya o Dana transportasi petugas

antibiotik pilihan adalah Demam Tifoid. penyuluhan promosi


 Di Puskesmas Palaran
(drug’s of choice) kesehatan (2 orang x 8
hanya secara garis
untuk indikasi bulan x 2 kegiatan) : Rp.
kasus Demam besar tentang program 960.000,00
PHBS, contohnya o Dana belanja snack
Tifoid, seperti
Chloramphenicol, tentang tersedianya penyuluhan promosi

Ceftriaxone, jamban adalah rumah kesehatan masyarakat (30

Cefixime, dan tangga menggunakan orang x 6 bulan x 1 kali) :

Amoksisilin jamban dengan lubang Rp. 4.200.000,00


o Dana transportasi kader
penampungan sebagai
survey PHBS (2 orang x
pembuangan akhir.
30 RT) : Rp.
1.800.000,00
o Inspeksi kesehatan
lingkungan (rumah
makan, air minum

39
rumah dan DAM di
wilayah Puskesmas,
klinik sanitasi, tempat
sampah, kantin SD,
rumah) = Rp 5.265.000

BAB 5
METODE SARANA FISH BONE (Ishikawa)
DANA

Metode penyuluhan Tidak adanya


5.1 Fish Bone Permasalahan Kesehatan, Faktordibuat
penyakit hipertensi Risiko Sumber dana
poster-dan Sumber Daya
kurang optimal
Cara penyampaian
poster tentang
bahayanya
pengelolaan
penyuluhan kurang hipertensi hipertensi
menarik
tidak
dialokasikan
khusus
hanya untuk
hipertensi Pada Januari-Juni 2016
didapatkan 200 kasus
hipertensi, sedangkan
pada Jannuari-Juni 2017
terjadi peningkatan kasus
sebanyak 415 kasus.

kurangnya kesadaran dalam


kurangnya
menjalani hidup sehat pengetahuan
kurangnya kesadaran untuk mengenai
kontrol hipertensidan hipertensi
kurangnya
minum obat secara rutin pengetahuan
penderita
hipertensi
dengan
penyakitnya
dan 40
komplikasinya

MANUSIA LINGKUNGAN
BAB 6
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

PERMASALAHAN FAKTOR RISIKO SUMBER DAYA


POTENSIAL
Tingginya angka  Kurangnya kesadaran  Tenaga kesehatan
Hipertensi pada menjalankan gaya hidup  Fasilitas kesehatan
periode Januari – Juni sehat.  Partisipasi masyarakat
tahun 2017  Kurangnya kesadaran
 Partisipasi keluarga
mengontrol kesehatan
khususnya lansia
 Kurangnya kesadaran untuk
taat minum obat

BAB 7

41
PENELITIAN KETEPATAN INTERVENSI

7.1 Identifikasi Ketepatan Intervensi Masalah

Permasalahan Kesehatan : Meningkatnya kasus Hipertensi periode Januari-


Juni 2017
Tujuan Jangka Panjang : Mengontrol pasien yang terkena hipertensi agar
berobat teratur dan mencegah komplikasi
Tujuan Jangka Pendek : Meningkatkan kesadaran pasien hipertensi untuk
taat minum obat

NO STRATEGI/INTERVENSI P E A R L
1. Melakukan penyuluhan tentang Hipertensi Y Y Y Y Y
Melakukan pengukuran tekanan darah pada pasien resiko
2. Y Y Y Y Y
tinggi
Mengontrol pasien hipertensi untuk taat minum obat,
3. dengan meminta komitmen dengan keluarga pasien untuk Y Y Y Y Y
mengawasi minum obat dan mengatur makanan sehat
Pelatihan dan pembinaan petugas sektor lain dan kader
4. Y Y Y Y Y
yang berasal dari masyarakat
5. Pemantauan dan evaluasi penderita Hipertensi Y Y Y Y Y
PEARL Factor :
P = Propriatness yaitu kesesuaian masalah dengan prioritas berbagai
kebijaksanaan / program / kegiatan instansi / organisasi terkait.
E = Economic feasibility yaitu kelayakan dari segi pembiayaan.
A = Acceptability yaitu situasi penerimaan masyarakat dan instansi terkait atau
instansi lainnya.
R = Resource availability yaitu ketersediaan sumber daya untuk memecahkan
masalah (tenaga, sarana / peralatan, waktu).
L = Legality yaitu dukungan aspek hukum / perundang-undangan / peraturan
terkait seperti peraturan pemerintah / protap

42
BAB 8
PLAN OF ACTION

8.1 Rencana Kegiatan Intervensi


Permasalahan Kesehatan : Tingginya kasus Hipertensi periode Januari-Juni 2017
Tujuan Jangka Panjang : Meningkatkan taraf kesehatan warga cakupan puskesmas Palaran
Tujuan Jangka Pendek : Memaksimalkan pemanfaatan fasilitas kesehatan agar dapat mendeteksi pasien hipertensi dan
mengontrol hipertensi agar tidak terjadi komplikasi

43
PERAN DAN
STRATEGI SETTING DAN TARGET
NO TANGGUNG SUMBER DAYA EVALUASI
INTERVENSI METODE POPULASI
JAWAB
1. Melakukan Setting :  Masyarakat yang  Fasilitator :  Tenaga Kesehatan  Meningkatnya
penyuluhan  Puskesmas induk berkunjung ke - UPK Promosi Puskesmas pengetahuan
tentang hipertensi dan puskesmas puskesmas Kesehatan masyarakat
- UPK
pembantu mengenai
 Rumah penduduk Kesehatan
hipertensi
Lansia  Mengontrol
Metode : tekanan darah
Pembicara/
 Ceramah pasien
Pemateri: Dokter,  Meningkatnya
Dokter Muda, keaktifan
Tenaga Kesehatan penderita untuk
lainnya rutin berobat

44
2. Pembuatan Setting: Masyarakat yang Fasilitator :  Tenaga Kesehatan  Meningkatnya
leaflet, brosur  Puskesmas induk berkunjung ke  UPK Promosi pengetahuan
tentang hipertensi dan puskesmas puskesmas Kesehatan masyarakat
beserta  UPK Program
pembantu. mengenai
komplikasinya PTM hipertensi
Metode:  Menurunnya
Penanggung Jawab:
 Pembagian brosur penderita kasus
Penanggung Jawab
mengenai stroke
program PTM
hipertensi  Meningkatnya
keaktifan
penderita untuk
rutin kontol
3. Meningkatkan Setting : Seluruh pasien lansia Fasilitator :  Tenaga Kesehatan  terdeteksinya
cakupan deteksi  Puskesmas induk dan pasien umum di  Tenaga  dokter muda kasus hipertensi
hipertensi pada Palaran wilayah kerja Kesehatan yang
semua pasien Puskesmas Palaran  dokter muda tersembunyi
Metode :
lansia  Melakukan
pengukuran tekanan
darah

45
4. Pelatihan dan  Setting :  Tokoh  Tenaga kesehatan  Meningkatkan
Puskesmas Induk
pembinaan masyarakat, Penanggung Jawab:  Pihak terkait peran aktif
petugas sektor  Metode : pelajar, dan Dokter, dokter masyarakat
lain dan kader - Pelatihan dan muda, tenaga
mahasiswa dalam
yang berasal dari diskusi kesehatan mencegah
- Pembagian
masyarakat komplikasi
leaflet
hipertensi
5. Pemantauan dan Setting : Penderita hipertensi Fasilitator :  Tenaga Kesehatan  Menurunnya
evaluasi penderita  Puskesmas Palaran di wilayah kerja  Tenaga angka
hipertensi Puskesmas Palaran Kesehatan morbiditas
Metode :
 Melakukan hipertensi
pengukuran tekanan Penanggung Jawab:
darah berkala Pemegang program
lansia

46
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. Sistem Kesehatan Nasional. Jakarta : Departemen Kesehatan RI,


2009.

Permenkes. Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Peraturan Menteri Kesehatan


Republik Indonesia No.75 Tahun 2014, 2014.

Kemenkes . Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun 2015-2019. Jakarta :


Kementrian Kesehatan RI, 2015.

Kemenkes. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementrian Kesehatan RI, 2015.

47

Anda mungkin juga menyukai