Anda di halaman 1dari 7

TUGAS AKHIR SEMESTER

Nama : Esther MT

Kelas : IXA

No : 11

Tugas : Resensi Novel

- Identitas Buku
- Ringkasan Novel
- Unsur Intrinstik dan Esktrinstik
- Kesimpulan (kelebihan dan kekurangan)

Identitas Buku
Judul : Rahasia Nenek Piju

Penulis : Laksita Judith Tabina

Penerbit : DAR! Mizan

Cetakan I : Juli 2013

Tebal Buku : 112 halaman

Jenis kertas : HVS

ISBN : 978-602-242-197-9

Ringkasan Novel
Bab 1
Berry sampai di sebuah kastil dan ingin cepat bertemu dengan Nenek
Piju. Ya, Berry ingin belajar membuat pancake dengannya. Pancake yang akan
dia persembahkan untuk mama nya sebelum... meninggal. Nenek Piju adalah
chef terkenal. Akhirnya, pelayan membawa Berry masuk dalam kastil dan ia
terkagum dengan isinya. Apalagi kamarnya yang luas di tambah bath up emas
di kamar mandinnya. Seketika Berry teringat dengan Angus, kucing Berry yang
berbulu hitam. Pelayan memberitahu sekalian mengantar Berry ke istal tempat
Angus berada. Angus tidak boleh berada di dalam kasti karena Nenek Piju
sangat membenci kucing. Saat pelayan dan Berry berjalan menyusuri koridor,
“Hei ! Siapa kamu ?” seru sebuah suara. Di depan sebuah piano seorang anak
sedang duduk dengan tatapan tidak suka. Berry menjawab dan balik bertanya.
Anak itu berkerut dan menanyakan siapa itu Berry kepada pelayan. Sebelum
pelayan itu menjawab, Berry dengan kagum melihat dan menyentuh piano
yang ada di depannya dan mendapatkan jawaban tak suka dari anak itu,
“Jangan sentuh pianoku !” teriaknya. Berry menyerah dan berkata bahwa dia
ingin menjadi chef terkenal seperti neneknya, alhasil Catelya-si pemain piano
itu-bingung, “Nenek chef terkenal ?”. Tiba-tiba GOOOONNNGGGG, buyi gong
membuat Berry terlonjak. Pelayan berkata bahwa Nona Catelya dan Nona
Berry di tunggu oleh Nek Piju di beranda samping. Ternyata bunyi gong itu
pertanda panggilan untuk makan atau minum bersama. Setidaknya Berry
sekarang sudah tahu.

Bab 2
Sekarang Berry, Catelya, dan Nek Piju sudah ada di beranda tempat
minum teh. Nek Piju sudah menjelaskan kepada Catelya bahwa Berry adalah
saudara sepupunya. Catelya juga bertanya kenapa Berry harus tinggal disini.
Sambil makan kue kue yang memeuhi meja lagi-lagi Berry bertanya apakah kue
yang enak ini buatan Nek Piju. Catelya yang tidak terima karena menanggap
Berry sudah meremahkan nenek seperti tukang masak, Catelya membentak
Berry dan membuat Nek Piju geram. Akhirnya, Nek Piju meninggalkan mereka
berdua. Di istal, Berry langsung mengelus-elus bulu halus Angus dan berterima
kasih kepada Miko yang sudah merawat Angus. Berry dan Miko sekarang mulai
berteman. Miko juga membantu menyeludupi Angus ke kamar Berry agar
Angus dapat tidur bersama di kamar Berry tanpa pengetahuan pelayan apalagi
Nek Piju. Sepanjang hari, Berry selalu bersama Miko di istal. Keduanya main
bersama. Berry hanya masuk kastil ketika gong mkan siang memanggilnya.
Seperti biasa, Berry menyebut nenek yang membuat makanan yang tertata di
atas meja dan seperti biasa juga Catelya bilang bahwa nenek itu pemilik hotel
mewah bukan seorang chef. Catelya pun berpikir Berry pasti senang tinggal di
kastil karena nenek kaya raya dan keinginan Berry untuk belajar masak hanya
alasan. Tapi, Berry mengabaikan pemikiran Catel dan hatinya terus bertanya
siapa sebenarnya Nek Piju.

Bab 3
Sesudah makan siang, Berry ke istal untuk membantu Miko padahal
Miko sudah melarangnya. Berry juga sudah menceritakan tentang keluarganya
kepada Miko. Berry tingal dengan pengasuhnya. Orangtuanya mengalami
kecelakaan tetapi papanya meninggal dalam kecelakaan sedangkan mamanya
harus di rawat di rumah sakit. Miko juga bercerita tentang kehidupan kakenya
dulu di kastil, Miko bilang bahwa kata kakenya di kastil ini ada lorong rahasia.
Sayangnya, kakek tidak pernah memberitahu lorong itu ke Miko. Seketika gong
waktu minum teh berbunyi. Saat memasuki kastil, pikiran Berry begitu penuh.

Bab 4
Hujan turun dengan deras pagi itu. Angus pun sudah ingin keluar dari
kamarnya tapi, diluar hujan deras lagi pula tidak ada Miko yang menerima
keranjang Angus seperti biasa.Tiba-tiba ada suara ketukan pitu dan ternyata itu
pelayan yang bernama Zia. Akhirnya Berry, menyembunyikan Angus ke dalam
kotak kayu besar yang ada di ujung tempat tidur agar Zia tidak mengetahui
selama ini Beery membawa Angus ke dalam kastil. Zia memanggil Berry karena
Nenek Piju berkata nanti Berry akan mengikuti kursus piano dan nenek sudah
mendaftarkan Berry ke sekolah yang sama dengan Catel. Sebaliknya, Berry dari
kamar, Berry tidak menemukan Angus di kotak itu sampai berry mencari Miko
ke istal tapi tidak ketemu juga. Berry bali ke kamar dan mencar ke seluruh
kamar dan sesaat itu juga “miauww”, itu suara Angus. Berry membuka kotak
itu dan menemukan Angus didalamnya. Berry juga melihat ada tombol di
lubang kota itu, Berry berniat mencari senter dan mencari Miko. Sayangnya,
Zia sudah ada di depan Berry untuk memberitahu bahwa Miss Shira, pelatih
piano sudah datang. Dengan terpaksa Berry menemui guru piano itu dan
meninggalkan Angus dan lubang di kotak kayu yang membuatnya penasaran.

Bab 5
Setelah selesai lathan piano, Berry langsung melesat meminjam senter
ke Miko dan berjanji nanti Berry akan memberi alasan kenapa dia meminjam
senter. Berry melihat kotak itu dan benar yang ada di situ adalah tombol.
Tombol itu di tekan Berry dengan kencang dan sebagian dari papan itu
bergeser, untungnya Berry cepat cepat mundur. Dia melihat lubang besar dan
lorong rahasia yang Miko ceritakan terpikir lagi. Dia berniat memberitahu Miko
tapi lucingnya sudah masuk ke luang itu dan Berry mengikuti dengan hati-hati.
Awalnya dia harus merangkak karena langit-langitnya begitu rendah tapi lama
kelamaan lorong itu mulai melebar dan langit-langit bertambah tinggi. Berry
buru-buru menagkap Angus an membawanya kembali untuk mengajak Miko.
Sore itu, Nek Piju pulang cepat jadi Berry harus meminum teh bersama Nek
Piju dan Catelya padahal Berry ingin meminum teh bersama Miko di istal. Saat
itu, Mona pelayan yan bertugas di dalam kastil memberitahu kalau paman
Berry menelepon. Berry terkejut mendengar pamannya berkata kondisi
mamanya bertambah buruk dan dipindahan ke rumah sakit lain.Berry sudah
memohon kepada Nek Piju untuk mengajarkan cara membuat pancake, tetapi,
tetap saja Nek Piju tidak mau entah apa alasannya. Padahal Bery hanya ingin
membuat mamanya senang karena dulu mamanya tidak sempat makan
pancake buatan papanya. Sampai Miko mengantar Berry ke kakek koki di
dapur kastil, kakek koki tidak sengaja memberitahu bahwa dulu Nenek Piju
yang mengajari papanya Beery membuat pancake. Kakek koki buru buru
meninggalakan Berry. Sepertinya, dia menyesal menceritakan rahasia Nenek
Piju. Berry hanya isa membiarkan kakek koki, Berry merasa seluruh penghuni
kastil itu menyembunyikan sesuau darinya.

Bab 6
Miko dan Berry telah menelusuri lorong rahasia itu sambil diberi tanda
panah oleh Mikko untuk mengingatkan jalan mana yang sudah dilewati
mereka. Semakin lama jalannya semakin naik dan terjal dan mereka
menemukan tingkap kecil di ujung lorong. Mereka mendorong tingkap itu dan
di belakangnya ada sebuah bilik kayu yang sempit. Ternyata di bilik kayu itu
terdapat tombol seperti kotak kayu yang ada di kamar Berry, Miko menekan
tombol itu. Dinding kayu terbuka, sekarang di depan mereka terlihat beberapa
benda dan juga langit langit yang sangat tinggi. Miko menggeser benda benda
itu dan mendorong pintu itu besar di hadapannya dan kaget ketika mereka
dapat melihat pemandngan yang indah dari tempat itu. Ya, sekarang mereka di
menara. Berry juga menemukan buku-buku resep yang erdapat nama
neneknya di halaman pertama. Tanpa Berry sadari matahri sudah mulai
teggelam, Miko mengajak Berry untuk kembali dan mereka menutup
dindingnya dengan tombol agar orang lain tidak tahu di balik almari ada
ruangan seperti perpustakaan yang terdapat banyak buku resep dan benda
benda tidak terpakai. Setelah menutup pintu alamari rapat- rapat, mereka
berjalan menuruni tangga menara dengan hat hati.

Bab 7
Sampai kamar, Berry mengunci pintu dan memawa resep resep nenek
dari buku yang tadi dia temukan. Sayangnya, resep yang Berry pelajari tidak
ada di buku itu, dengan nekatnya Berry dan angus perg ke menara lewat
lorong rahasia itu. Berry bingung melihat lampu gudang menyala, dengan
berani Berry mengintip dan terlihat Nek Piju sedang membaca buku di rak
resep yang tadi Berry temukan. Berry sangat yakin bahwa nenek adalah chef
tapi kenapa nenek selalu mengabaikannya. Berry harus bertanya ke kakek koki,
sehingga tidak ada waktu untuk bertemu suami dan anak-anaknya, sampai
suaminya jatuh sakit dan meninggal sejak saat itu nenek berhenti dan
menyesal menjadi koki akhirnya, nenek tidak pernah ke dapur lagi.
Beruntungnya kakek koki mau mengajari Berry membuat pancake. Miko yang
baru datang ke dapur dan kakek koki menyicipi pancake buatan Berry, mereka
bilang itu enak padahal itu gosong. Walau Miko dan kakek koki sudah
menyemangati Berry tetap saja Berry kecewa.

Bab 8
Berry melintasi ruang tengah sambil berlari. Tiba-tiba Nek Piju
memanggil Berry mengatakan bahwa keadaan mamanya memburuk. Nenek,
Berry, dan Miko langsung ke rumah sakit, tak lupa membawa pancake gosong
Berry. Saat di ruang rawat mama, disitu sanagat dingin dan hening. Berry tidak
tahu mamanya boleh memakan pancake itu atau tidak tapi, mamanya tetap
harus makan pancake itu. Berry menyuapi sepotong pancake untuk mamanya
setelah itu, mereka kembali ke kastil. Berry tidak bisa tidur, semalaman Berry
berdoa untuk mamanya sampai dini hari. Nek Piju mengetuk pintu kamar
Berry, Berry tahu pasti ini penting kalau nenek sampai menghampirinya.
Syukurlah kabar bahwa mama Berry sudah membaik dan besok mereka akan
menjenguknya tanpa kelupaan pancake saus blueberry buatan Berry.

Bab 9
Berry membuat pancake dengan riang sambil bersenandung. Sekarag
pancake Berry tidak gosong lagi. Lebih mengagetkan lagi, tiba-tiba Nek Piju
datang ke dapur bersama Catel, Nek Piju juga mengajarkan dan memberitahu
resep rahasia ke Berry. Kakek koki, Miko, Catel, dan pelayan lainnya sangat
senang sapat melihat Nek Piju menggunakan celemek lamanya. Sesaat itu juga
Angus datang ke dapur dan mendekati Nenek Piju. Berry sanagt takut jika
nenek akan marah tapi ternyata selama ini Anus menemani nenek di menara.
Mamanya Berry juga sudah kembali sehat dan keluar dari rumah sakit, begitu
juga dengan nenek yang akan kembali memasak. Mereke berpelukan dengan
senang.

TAMAT
Unsur Intrinstik
Tema : Kekeluargaan

Alur : Alur maju

Latar : Kastil, Istal, Rumah sakit

Penokohan : Berry = tidak putus asa, Mama = baik, Nek Piju = galak tapi
sebenarnya hatinya baik dan lembut, Miko = setia kawan, rendah hati, selalu
menyemangati, Catelya = sombong tapi sebenarnya gengsi, Kakek koki = baik,
Pelayan Zia = tegas dan baik , Pelayan Mona = baik

Gaya bahasa : campuran

Sudut pandang : orang ke-3

Unsur Ekstrinstik
Penulis : Laksita Judith Tabina

Tempat/tgl lahir : Semarang, 1 Juni 2001


Sekolah : SDN 1 Jaraksari Wonosobo

Hobi : menulis, membaca, main game,dll

Cita-cita : penulis, dokter bedah, desainer, dan agen rahasia.

Karya : Hidung Pinokio Niko, Gimbal gimbal cantik, We are the stars

Email : laksitajudith@yahoo.com.id

Fb : Laksita Judith T / Laksita Judith

Twt : @Sittajudith

Kesimpulan
Kelebihan : Sampulnya menarik, ada beberapa ilustrasi di dalamnya setiap
bab, ukuran font tulisannya besar jadi mudah membacanya

Kekurangan : Tulisan yang ada di sampul tidak cocok pewarnaanya

Anda mungkin juga menyukai