Anda di halaman 1dari 6

PROSEDUR SAMPLING LIMBAH CAIR

1. Jenis-jenis sampel limbah cair


Beberapa jenis sampel limbah cair:
a) Sampel sesaat (grab sample)
air limbah yang diambil sesaat pada satu lokasi tertentu
b) Sampel gabungan waktu (composite samples)
campuran sampel yang diambil dari satu titik pada waktu yang berbeda, dengan
volume yang sama
c) Sampel gabungan tempat (integrated samples)
campuran sampel yang diambil dari titik yang berbeda pada waktu yang sama,
dengan volume yang sama
d) Sampel gabungan waktu dan tempat
campuran sampel yang diambil dari beberapa titik dalam satu lokasi pada waktu
yang berbeda, dengan volume yang sama
e) Peralatan pengambilan sampel limbah cair
a. Syarat alat pengambil sampel
Alat pengambil sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a) terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat sampel;
b) mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya;
c) sampel mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan
tersuspensi di dalamnya;
d) mudah dan aman di bawa;
e) kapasitas alat tergantung dari tujuan pengujian.
b. Alat pengambil sampel
a) Ember plastik yang dilengkapi dengan tali atau gayung plastik yang
bertangkai panjang.
b) Botol biasa yang diberi pemberat yang digunakan pada kedalaman tertentu
c) Alat pengambil sampel secara otomatis yang dilengkapi alat pengatur waktu
dan volume yang diambil, digunakan untuk sampel gabungan waktu dari air
limbah, agar diperoleh kualitas air rata-rata selama periode tertentu.
c. Alat pengukur parameter lapangan
Peralatan yang perlu dibawa antara lain:
a) DO meter
b) pH meter;
c) turbidimeter;
d) konduktimeter;
e) termometer; dan
f) 1 set alat pengukur debit.
a. Alat pendingin (Ice box)
b. Wadah sampel
Wadah yang digunakan untuk menyimpan sampel harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a) terbuat dari bahan gelas atau plastik poli etilen (PE) atau poli propilen (PP)
atau teflon(Poli Tetra Fluoro Etilen,PTFE);
b) dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
c) bersih dan bebas kontaminan;
d) tidak mudah pecah;
e) tidak berinteraksi dengan sampel.

f) Lokasi dan Titik Pengambilan sampel


a. Pemilihan lokasi pengambilan sampel
 Lokasi pengambilan sampel air limbah industri harus mempertimbangkan ada
atau tidak adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
 Sampel harus diambil pada lokasi yang telah mengalami pencampuran
secara sempurna.
b. Penentuan lokasi pengambilan contoh
Lokasi pengambilan contoh dilakukan berdasarkan pada tujuan pengujian,
sebagai berikut:
a) Untuk keperluan evaluasi efisiensi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 Contoh diambil pada lokasi sebelum dan setelah IPAL dengan
memperhatikan waktu tinggal (waktu retensi)
Gambar 1. Contoh lokasi pengambilan contoh sebelum dan setelah IPAL
 Titik lokasi pengambilan contoh pada inlet (titik 2, Gambar 1)
1. Dilakukan pada titik pada aliran bertubulensi tinggi agar
terjadi pencampuran dengan baik, yaitu pada titik dimana limbah
mengalir pada akhir proses produksi menuju ke IPAL.
2. Apabila tempat tidak memungkinkan untuk pengambilan contoh
maka dapat ditentukan lokasi lain yang dapat mewakili karakteristik
air limbah.
 Titik lokasi pengambilan contoh pada outlet (titik 3, Gambar 1)
Pengambilan contoh pada outlet dilakukan pada lokasi setelah IPAL atau
titik dimana air limbah yang mengalir sebelum memasuki badan air
penerima (sungai).
b) Untuk keperluan pengendalian pencemaran air
Untuk keperluan pengendalian pencemaran air, contoh diambil pada 3 (tiga)
lokasi:
 Pada perairan penerima sebelum tercampur limbah (upstream) (titik 4,
Gambar 1).
 Pada saluran pembuangan air limbah sebelum ke perairan penerima (titik
3, Gambar 1)
 Pada perairan penerima setelah bercampur dengan air limbah
(downsream), namun belum tercampur atau menerima limbah cair lainnya
(titik 5, Gambar 1).
g) Prosedur pengambilan sampel
a. Pengambilan contoh untuk pengujian kualitas air
 siapkan alat pengambil sampel sesuai dengan saluran pembuangan
 bilas alat dengan sampel yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali;
 ambil sampel sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan dalam
penampung sementara, kemudian homogenkan;
 masukkan ke
dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
 lakukan segera pengujian untuk parameter suhu, kekeruhan dan daya hantar
listrik, pH dan oksigen terlarut yang dapat berubah dengan cepat dan tidak
dapat diawetkan;
 hasil pengujian parameter lapangan dicatat dalam buku catatan khusus;
 pengambilan sampel untuk parameter pengujian di laboratorium dilakukan
pengawetan
b. Pengambilan contoh untuk pengujian oksigen terlarut
Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
1. Cara langsung
i. Gunakan alat DO meter.
ii. Cara pengoperasian alat, lihat petunjuk kerja alat.
iii. Nilai oksigen terlarut dapat langsung terbaca.
2. Cara tidak langsung
a) Umum
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan cara titrasi, sebagai berikut:
i. siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang
diketahui serta dilengkapi dengantutup asah
ii. celupkan botol dengan hati-hati ke dalam air dengan posisi mulut botol
searah denganaliran air, sehingga air masuk ke dalam botol dengan
tenang, atau dapat pula denganmenggunakan sifon
iii. isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya turbulensi
dan gelembung udara selamapengisian, kemudian botol ditutup
iv. contoh siap untuk dianalisa.
b) Cara khusus
Tahapan pengambilan contoh dengan cara alat khusus, dilakukan sebagai
berikut:
i. siapkan botol KOB yang bersih dengan volume yang diketahui
serta dilengkapi dengan tutup asah
ii. masukkan botol ke dalam alat khusus
iii. ikuti prosedur pemakaian alat tersebut
iv. Alat pengambil sampel untuk pengujian oksigen terlarut ini dapat
ditutup segera setelah terisi penuh.
c. Pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut
Tahapan pengambilan contoh untuk pengujian total logam dan terlarut, dilakukan
sebagai berikut:
i. bilas botol contoh dan tutupnya dengan contoh yang akan dianalisa
ii. buang air pembilas dan isi botol dengan sampel hingga beberapa cm di bawah
puncak botol agar masih tersedia ruang untuk menambahkan pengawet dan
melakukan pengocokan.
h) Teknik Pengawetan dan penyimpanan sampel
Cara pengawetan contoh:
1. Pendinginan (bersifat sementara)
2. Secara kimia (diasamkan)
Tabel 1. Cara pengawetan dan penyimpanan contoh air limbah

Minimum
Lama
jumlah contoh Lama penyimpanan
Wadah penyimpanan
No Parameter yang Pengawetan maksimum
penyimpanan maksimum yang
diperlukan menurut EPA
dianjurkan
(mL)
1 Asiditas P,G 100 Pendinginan 24 jam 14 hari
2 Alkalinitas P,G 100 Pendinginan 24 jam 14 hari
3 BOD P,G 1000 Pendinginan 6 jam 14 hari
COD P,G 100 Analisa
secepatnya
atau
Tambahkan
4 7 hari 28 hari
H2SO4
sampai pH
< 2,
didinginkan
5 Minyak G, Bermulut 1000 Tambahkan 28 hari 28 hari
dan Lebar dan H2SO4
Lemak dikalibrasi sampai pH
< 2,
didinginkan
6 pH P,G - Segera 2 jam 2 jam
dianalisa
7 Kekeruhan P,G - Disimpan 48 jam 48 jam
tempat
gelap
8 TSS P,G - - 14 hari 14 hari
9 DHL P,G 500 Didinginkan 28 hari 28 hari
Minimum
Lama
jumlah contoh Lama penyimpanan
Wadah penyimpanan
No Parameter yang Pengawetan maksimum
penyimpanan maksimum yang
diperlukan menurut EPA
dianjurkan
(mL)
7 Logam P (A),G (A) - Untuk 6 bulan 6 bulan
(secara logamlogam
umum) terlarut
contoh air
segera
disaring,
tambahkan
HNO3
sampai pH
<2
Dinginkan

Kromium P (A),G (A) 300 tambahkan 24 jam 1 hari


VI Air P (A),G (A) 500 HNO3 28 hari 28 hari
Raksa sampai pH
<2
dinginkan
Keterangan:
Didinginkan pada suhu 4°C ± 2°C
P : plastik (polietilen atau sejenisnya)
G : gelas
G(A) : gelas dicuci dengan HNO3
P(A) : plastik dicuci dengan HNO3

toleransi

yg tidak boleh dan boleh dilakukan

keamanan

pembuangan

Anda mungkin juga menyukai