Chapter II PDF
Chapter II PDF
5
total daya yang terpasang 82 MW. Daya yang dibangkitkan dari pusat daya yaitu
150 KV. Dikirim ke transmisi tegangan tinggi dan disambung pada subtation
Berastagi dan subtation Sidikalang.
Sumber air di unit PLTA Renun ini bersumber dari Sungai Renun dan
11 anak sungainya. Air mengalir dari sumber-sumber air melalui UHT, DHT, dan
Penstock disebabkan oleh gaya dorong berupa gaya grafitasi dimana gaya
tersebut terjadi karena perbedaan elevasi antara UHT dengan DHT, dan DHT
dengan penstock.
7
Gambar 2.3 Elevasi Water Way
Sungai Renun
8
2.2.1.2 Upperstream Headrace Tunnel (UHT)
Upperstream Headrace Tunnel (UHT) merupakan terowongan yang
menyalurkan air dari Main Intake menuju Regulating Pond.Terdapat 1-8 Tributary
Intake disepanjang UHT. Tributary Intake adalah saluran anak sungai yang
berfungsi untuk menambah debit air. Gambar UHT dapat dilihat pada gambar 2.5.
9
1. Main Intake 8,2378 m3/det Perhitungan
2. Regulatng Pond 14,5360 m3/det Perhitungan
3 Tributary Intake 1 1,3997 m3/det Perhitungan
4 Tributary Intake 2 1,5722 m3/det Perhitungan
5 Tributary Intake 3 2,0482 m3/det Perhitungan
6 Tributary Intake 4 2,3893 m3/det Perhitungan
7 Tributary Intake 5 2,7762 m3/det Perhitungan
8 Tributary Intake 6 2,2936 m3/det Perhitungan
9 Tributary Intake 7 2,6712 m3/det Perhitungan
10 Tributary Intake 8 0,3187 m3/det Perhitungan
11 Tributary Intake 9 0,3706 m3/det Perhitungan
Tributary Intake
12 10 2,7122 m3/det Perhitungan
Tributary Intake
13 11 2,2078 m3/det Perhitungan
Tabel 2.1 Debit rata-rata Main Intake & Tributary Intake
(TI)
Laporan implementasi pengelolaan lingkungan dan pemantauan lingkungan PLTA Renun 2008-2010
Catchment Area
Tributary Intake
(km2)
11
1. Control Room (Ruang Kontrol)
Pada Regulating Pond, terdapat satu buah Intake Gate Regulating Pond
(Pintu Pengatur Kolam ), adapun sepesifikasinya adalah sbb :
Quantity : 3 set
2.2.1.5 Spillway
Spillway atau bangunan pelimpah yang terletak disudut bagian utara
dari Regulating Pond berfungsi untuk mengalirkan atau membuang air dari
Regulating Pond pada saat ketinggian air pada Regulating Pond diatas 1.370 m
diatas permukaan laut. Tipe bangunan pelimpah pada Spillway adalah type aliran
tanpa pintu dengan lebar 40 m dan Discharge Spillway adalah 24,6 m3/s
Intake UHT
DHT
Spillwa
y
12
Gambar 2.7 Spillway
Diameter : 3,3 m
Panjang : 11.205 m
13
Gambar 2.8 Downstream Headrace Tunnel (DHT)
14
dia. 3.0m
dia. 2,8 m
dia. 2,5 m
dia. 2,3
dia. 2,2 m
Diameter : 8,0 m
Tinggi : 57,55 m
15
Gambar 2.10 Surge Tank
1. Turbin Horizontal
2. Turbin Vertical
1. Turbin Reaksi
16
2. Turbin Impuls
Horizontal Vertikal
(a)
(b)
(c)
17
Ditinjau dari arah aliran air :
1. Turbin Radial
Turbin radial ialah turbin dimana aliran air yang melewati runner
dalam arah radial.Salah satu jenis turbin radial adalah Turbin Pelton.
2. TurbinAksial
Turbin aksial ialah turbin dimana aliran air yang melewati runner
dalam arah aksial. Salah satu jenis turbin Aksial adalah Turbin proppeler,dan
Turbin kaplan.
Turbin radial aksial ialah Turbin dimana air yang masuk ke runner
dalam arahradial dan setelah keluar dari runner dalam arah aksial.Salah satu jenis
Turbin radial aksial adalahTurbin Francis.
Low Head umumnya untuk tinggi jatuh lebih kecil dari 100 feet.
Medium Head untuk tinggi jatuh antara 100 - 800 feet.
High Head untuk tinggi jatuh diatas 800 atau 1000 feet.
Jenis Turbin yang digunakan untuk pembangkitan tergantung pada jumlah air
headyang ada dan faktor ekonomi.
18
Gambar 2.13 Runner Turbin Francis
Main Inlate Valve (MIV) sering juga disebut katup induk. MIV ialah
katup yang dipasang antara ujung bawah penstock dan sisi masuk turbin yang
berfungsi untuk menutup aliran air masuk ke turbin disaat turbin tidak beroperasi
dan pada PLTA tertentu katup ini juga berfungsi sebagai pengaman dalam
menghentikan turbin bila tekanan minyak hilang. MIV dilengkapi dengan katup
bypass yang fungsinya untuk menyamakan tekanan air pada kedua sisi katup
sebelum katup utama dioperasikan. Biasanya jenis katup yang digunakan adalah :
19
2. Spiral case
3. Stay vane
20
4. Guide vane
5. Regulating ring
21
Motor Servo
6. Runner
7. Shaft Turbin
22
Gambar 2.20 Shaft Turbin
8. Guide bearing
9. Draft tube
23
10. Tail Race
Tail race berfungsi sebagai tempat pembuangan air dari yang melalui
draft tube.
Air masuk dari penstock dengan head 434.6 m, kemudian air tersebut
menuju main inlate valve (open), dari main inlate valve air didistribusikan ke
komponen turbin yaitu spiral case,di dalam spiral case aliran air akan
didistribusikan kembali menuju Guide Vane. Aliran air yang mengalir pada stay
vane diarahkan oleh guide vane. Guide vane akan membuka tutup sesuai perintah
governor (sudut untuk membuka dan mentutup guide vane adalah 0º-15°) melalui
servo motor. Servo motor akan menggerakan regulating ring. Regulating ring
berhubungan langsung dengan guide vane melalui link regulating.
24
Dengan adanya gerakan servo motor tersebut akan terjadi proses buka
tutup pada guide vane. Aliran air yang melalui guide vane akan mendorong runner
turbin sehingga terjadi putaran pada shaft turbin dengan kecepatan 750 rpm
(standar). Air yang melalui runner akan dibuang ke danau toba melalui Tail race
dan Draft Tube.
Pada saat turbin berputar terjadi gaya mekanik pada turbin yang
diteruskan ke shaft generator melalui kopling, sehingga merubah energi mekanik
menjadi energi listrik (terjadi dalam komponen generator). Pada setiap generator
renun mampu membangkitkan daya listrik sebesar 41 MW. Energi listrik tersebut
didistribusikan kepada pelanggan.Unit PLTA Renun menggunakan turbin air
dengan turbin Francis dengan kapasitas daya terpasang sebesar 41 MW baik pada
Unit 1 maupun Unit 2. Berikut ini adalah data spesiifikas dari turbin yang dipakai
di Unit PLTA Renun:
Number of Blades : 30
Rated Output : 42 mW
Max. Output : 41 MW
25
Thrust Toward Suction Cone
Normal : 25 Tonnes
Load Rejection
Guide
26
1. Rasio Kecepatan
𝑉𝑉 𝑁𝑁𝑁𝑁
ɸ= ɸ = ............................(2.1)
�2𝑔𝑔𝑔𝑔 84,6 √H
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁
Vlinier =
60
Dengan N adalah putaran turbin rpm (rotasi per menit), D adalah diameter
karakteristik turbin (m), umumnya digunakan diameter nominal, H adalah tinggi
terjun netto/efektif (m).
√𝐻𝐻
N = 84,6 ɸ ..............................................................(2.2)
𝐷𝐷
Nu = 84,6ɸ....................................................................(2.3)
𝑁𝑁𝑁𝑁
Nu = ........................................................................(2.4)
√𝐻𝐻
Debit yang masuk turbin secara teoritis dapat diandaikan sebagai debit
yang melalui suatu curat dengan tinggi terjun sama dengan tinggi terjun (Hnetto)
27
yang bekerja pada turbin. Oleh karena itu debit yang melalui turbin dapat
dinyatakan sebagai :
1 2
Q = Cd4 𝜋𝜋 𝐷𝐷 �2𝑔𝑔𝑔𝑔.............................................................(2.5)
= C 𝐷𝐷 2 √H
Debit Satuan (Qu) adalah debit turbin yang mempunyai diameter (D) satu
satuan panjang dan bekerja pada tinggi terjun (Hnetto) satu satuan panjang.
1
Qu = Cd4 𝜋𝜋 �2𝑔𝑔..................................................................(2.6)
𝑄𝑄
Qu = ..................................................................(2.7)
𝐷𝐷 2 √𝐻𝐻
P = ɳ Q H ɣ = ɳ Qu𝐷𝐷 2 √𝐻𝐻 H ɣ
Daya Satuan (Pu) adalah daya turbin yang mempunyai diameter (D) satu
satuan panjang dan bekerja pada tinggi terjun (Hnetto) satu satuan panjang.
𝑃𝑃
Pu= .....................................................(2.9)
𝐷𝐷 2 𝐻𝐻 3/2
28
5. Kecepatan Spesifik (Ns)
Kecepatan spesifik (ns), menunjukkan bentuk dari turbin itu dan tidak
berhubungan dengan ukurannya.Hal ini menyebabkan desain turbin baru yang
diubah skalanya dari desain yang sudah ada, dengan performa yang sudah
diketahui.Kecepatan spesifik merupakan kriteria utama yang menunjukkan
pemilihan jenis turbin yang tepat berdasarkan karakteristik sumber air.
Kecepatan spesifik juga merupakan titik awal dari analisis desain dari
sebuah turbin baru.Setelah kecepatan spesifik yang diinginkan diketahui, dimensi
dasar dari bagian - bagian turbin dapat dihitung dengan mudah.
Debit yang melalui turbin dikendalikan dengan katub yang besar atau pintu
gerbang yang disusun diluar sekeliling pengarah turbin. Perubahan head dan debit
dapat dilakukan dengan variasi bukaan pintu, akan menujukkan efisiensi turbin
dengan kondisi yang berubah-ubah.
Eliminasi diameter (D) dari pers (2.4) dan pers (2.9) menghasilkan
korelasi :
𝐻𝐻 5/4
N = √𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑁𝑁𝑁𝑁
√𝑃𝑃
Atau :
𝑁𝑁√𝑃𝑃
Ns = ..........................................................................(2.10)
𝐻𝐻 5/4
29
Atau :
...............................................................(2.11)
Catatan : Satuan daya yang digunakan dalam rumus diatas adalah daya kuda (HP)
1 √𝑃𝑃
D= 𝑥𝑥 .............................................................(2.13)
√𝑃𝑃𝑃𝑃 𝐻𝐻 3/4
𝐷𝐷 𝐻𝐻 3/4
Ds = .................................................................(2.14)
√𝑃𝑃
2.2.3 Generator
Generator pada unit Pembangkitan adalah suatu alat yang berfungsi
merubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pada dasarnya, listrik dapat
dibangkitkan apabila terpenuhinya 3 syarat yaitu:
30
1. Kumparan,
2. Medan magnet
3. Putaran.
Proses konversi energi mekanik menjadi energi listrik pada generator
adalah dengan memutar medan magnet di dalam kumparan sehingga terjadi
perpotongan garis-garis medan magnet (fluksi) oleh kumparan dan terjadi GGL
(Gaya Gerak Listrik) dan mengalirkan elektron pada kumparan.
31
pada stator memotong garis-garis medan magnet stator sehingga diperoleh medan
magnet putar dan medan magnet inilah yang menginduksi tegangan AC 3 Fasa ke
belitan stator.
Sinusoidal
Stator
Slip-ring
Brush
Rotor
Medan Magnet
32
Gambar 2.24 Pembangkitan Tegangan Induksi.
33
menggunakan magnet permanen, maka tidak slip ring dan sikat karbon tidak
begitu diperlukan.
f = np/120……………………………………………………………..…(2.15)
yang mana:
Oleh karena rotor berputar pada kecepatan yang sama dengan medan
magnet, persamaan diatas juga menunjukkan hubungan antara kecepatan putar
rotor dengan frekuensi listrik yang dihasilkan. Agar daya listrik dibangkitkan tetap
pada frekuensi 50Hz atau 60 Hz, maka generator harus berputar pada kecepatan
tetapdengan jumlah kutub mesin yang telah ditentukan. Sebagai contoh untuk
membangkitkan 60 Hz pada mesin dua kutub, rotor arus berputar dengan
kecepatan 3600 rpm.Untuk membangkitkan daya 50 Hz pada mesin empat kutub,
rotor harus berputar pada 1500 rpm.
Ea = c.n.φ .............................................................................................................(2.16)
yang mana:
34
c = konstanta mesin
n = putaran sinkron
Dalam keadaan tanpa beban arus jangkar tidak mengalir pada stator,
karenanya tidak terdapat pengaruh reaksi jangkar. Fluks hanya dihasilkan oleh
arus medan (IF). Apabila arus medan (IF) diubah-ubah harganya, akan diperoleh
harga Ea seperti yang terlihat pada kurva sebagai berikut.
Xs = Xm + Xa ……………………………………………………………….(2.18)
yang mana:
35
Ea = tegangan induksi pada jangkar
Ra = resistansi jangkar
Xs = reaktansi sinkron
busbar pada kondisi stabil, maka sebuah sudut daya (power angle) δtetap diantara
V dan E dan E mendahului (leading) V. Phasor diagram situasi ini adalah sebagai
berikut :
-jIaXs
δ V
Ia
36
Sekarang anggap bahwa excitasi dari generator dijaga konstan dan daya
input ke prime movernya ditambah. Penambahan pada daya input akan cenderung
untuk mempercepat putaran rotor dan E akan bergerak lebih keatas terhadap V
𝐸𝐸−𝑉𝑉
Ia = dan memperkecil <φsehingga phasor diagramnya menjadi:
𝑋𝑋𝑋𝑋
-jIaXs
φ V
Ia
37
2.2.3.3 Bagian-Bagian Utama Generator
1. Rotor
Retaining ring berfungsi sebagai penahan coil rotor disisi ujung, saat
rotor berputar akibat adanya gaya sentrifugal.
(F) Fan
(g) Coupling
38
Coupling berfungsi sebagai penghubung shaft generator dengan shaft
turbin.
2. Stator
Stator housing adalah kerangka atau dinding yang tersusun atas plat –
plat baja melingkar yang dihubungkan dengan batang besi Longitudinal.
39
(c) Belitan Stator
1 Thrust bearing
Upper guide bearing berfungsi untuk meredam gaya radial pada shaft
generator saat operasi.
Berikut ini adalah data spesiifikasi dari Generator yang dipakai di Unit PLTA
Renun:
Manufacture : ELIN
Frekuensi : 50 Hz
41
Insulating Class : F
42
Pada saat rotor berputar dan memotong medan magnet antara rotor
dengan stator maka terjadi GGL pada belitan stator. GGL yang timbul di stator
merupakan tegangan output generator.Pada saat generator menghasilkan tegangan,
secara automatis sumber tegangan excitasi diambil alih oleh trafo excitasi dengan
menggunakanalat AVR. AVR ( Automatic Voltage Regulator ) adalah alat yang
berfungsi untuk mengatur arus holding ke tyristor agar dapat mengatur tegangan
output dan arus dari generator. Diagram excitasi dapat dilihat pada gambar 34.
VT
TrafoEksitasi
AVR
MCB
Trystor
Gen
MCB
TahananGeser Battery
43
2.2.4 Main Transformator
2.2.4.1 Transformator
44
Gambar 2.32 Bagian-Bagian Transformator
1. Inti besi
2. Kumparan transformator
3. Minyak transformator
45
tinggi. Pendingin yaitu mengambil panas yang ditimbulkan sewaktu trafo
berbeban lalu melepaskannya. Melindungi komponen-komponen di dalam trafo
terhadap korosi dan oksidasi.
4. Bushing
5. Tangki konservator
46
Tangki konservator berfungsi untuk menampung minyak cadangan
dan uap atau udara akibat pemanasan trafo karena arus beban. Diantara tangki dan
trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas produksi akibat
kerusakan minyak . Untuk menjaga agar minyak tidak terkontaminasi dengan air,
ujung masuk saluran udara melalui saluran pelepasan atau venting dilengkapi
media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan silica gel dan dia tidak
keluar mencemari udara disekitarnya.
Berikut ini adalah data spesifikas dari Transformator yang dipakai di Unit PLTA
Renun:
PAUWELS
Frequency : 50 hz
Phase : 3
Standar : IEC76
47
Top oil indicator : 46 0C
Top oil : 60 0C
Average wind : 65 0C
48
Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer,
49
(Tributary Intake) Terowongan aliran bebas
Diameter 3,4 m
Terowongan pengantar bagian hilir
Panjang 11.205,19 m
Terowongan tekan
Diameter 2,5 m
Terowongan cabang
Panjang 3.381,5 m
Diameter 8,0 m
Surge tank
Pipa baja tertanam dalam beton
50