Anda di halaman 1dari 37

ISSN 2088-6527 Desember 2013

VOL. 4 NO. 3

GEMA BNPB

Liputan Khusus
40 Bantuan 1 Miliar Bagi

RIWAYAT LETUSAN Korban Merapi 

FOKUS BERITA
SINABUNG 33 Menata Kembali Kehidupan
di Lereng Merapi
Pengantar Redaksi

M
inggu kedua Oktober 2013 lalu, kita sebagai kekuatan dalam penanggulangan bencana.

DAFTAR ISI
memperingati Bulan Pengurangan Risiko
Bencana (PRB). Pada peringatan kali ini Badan GEMA BNPB volume empat Nomor 3 tahun 2013 ini
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengangkat menampilkan laporan utama terkait Peringatan Bulan
Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 tema “Pengurangan Risiko Bencana, Investasi untuk PRB di Mataram. Sementara itu, fokus berita menampilkan
Ketangguhan Bangsa”. PRB sebagai bagian dari berita terkait kesiapsiagaan seperti sosialisasi konferensi
penanggulangan bencana sangat penting dalam menuju Mentawai Megathrust 2014, serta geladi lapang
mewujudkan ketangguhan masyarakat terhadap potensi latih respon darurat pasca gempa 8,9 SR. Tulisan lain pada

28
dan ancaman bencana. BNPB selalu mengagendakan fokus berita ini mengenai rehabilitasi dan rekonstruksi
setiap tahun peringatan ini seperti halnya dunia juga pasca erupsi Merapi. Pada edisi ini juga menyajikan
memperingati International Day for Disaster Reduction pemikiran Kepala BNPB mengenai peran pemerintah
yang biasanya diperingati pada minggu ketiga Oktober. dalam penanggulangan bencana.

4 Penyelenggaraan rangkaian Peringatan Bulan PRB Semoga yang kami sajikan pada edisi GEMA BNPB

36 bertempat di Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, kali ini dapat memberikan manfaat dan menambah
Laporan Utama pengetahuan di seputar kebencanaan. Melalui media
pada 7 – 10 Oktober 2013. Peringatan ini berlangsung
dengan sukses dan beberapa capaian sangat bermanfaat jurnalistik ini, kami selalu mendorong masyarakat untuk
Penyelenggaraan dalam pengarusutamaan PRB di Indonesia. Melalui giat dalam membangun kesadaran dan kesiapsiagaan
demi menciptakan ketangguhan bangsa menghadapi
Akbar Gaungkan Prb penyelenggaraan ini, keterlibatan masyarakat dan mitra
bencana. Salam kemanusiaan!

40
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baik
Pengarusutamaan strategi p­engu­ra­ngan risiko kementerian/lembaga, organisasi non pemerintah di Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat
ben­
cana (PRB) sudah menjadi pemaham­ tingka nasional dan internasional, organisasi internasional,
an bersama baik di tingkat nasional, regional, organisasi masyarakat, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
maupun forum-forum PRB dapat diperkuat dan bersinergi Dr. Sutopo Purwo Nugroho
maupun internasional.

56 7 Mitra Penting Upaya


Pengurangan Risiko Bencana
14 Bnpb Dorong Universitas
Kembangkan Kajian Akademis
Kebencanaan

58 19 Radio Streaming
Peringatan Bulan Prb 2013

TEROPONG
45 Profil Data Kebencanaan Indonesia
Periode Semester Pertama 2013
3 Pengantar Redaksi 48 Peningkatan Kompetensi Teknis
OPerator Radio Komunikasi
Fokus Berita 51 Harmonisasi Hukum dalam
22 Siap Siaga Hadapi Ancaman Penanggulangan Bencana
Mentawai Megathrust 56 Pembangunan Gedung BNPB Pramuka PELINDUNG Kepala BNPB PENASIHAT Sekretaris Utama PENANGGUNG JAWAB Kepala Pusat Data,
28 Geladi Lapang Latih Respon Tanggap 57 BNPB Menerima SPS Award Informasi dan Humas REDAKTUR Neulis Zuliasri, Agus Wibowo, Harun Sunarso, I Gusti Ayu Arlita
Darurat Pasca Gempa 8.9 Sr 58 Penganugerahan Kreativitas NK EDITOR Ario Akbar Lomban, Theophilus Yanuarto, Rusnadi Suyatman Putra, Suprapto, Slamet
31 Menata Kembali Kehidupan Kebencanaan 2013
Riyadi, Ratih Nurmasari, Andika Tutun Widiatmoko FOTOGRAFER Andri Cipto Utomo DESAIN
di Lereng Merapi GRAFIS Ignatius Toto Satrio SEKRETARIS Sulistyowati, Audrey Ulina Magdalena, Ulfah Sari Febriani,
Profil
Murliana ALAMAT REDAKSI Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Pusat Data, Informasi
Liputan Khusus 62 PERENCANAAN REHAB REKON DIRANCANG
UNTUK MEMBANGUN LEBIH BAIK dan Humas, Jl. Ir. H. Juanda No. 36 Jakarta Pusat Telp. : 021-3458400 Fax : 021-3458500 Email :
36 Bantuan 1 Miliar Bagi Korban Merapi
majalahgema@bnpb.go.id
39 Perwakilan 9 Negara Belajar Dari BNPB
40 Riwayat Letusan Sinabung SNAP SHOT
Laporan Utama

P
engarusutamaan strategi Ketangguhan Bangsa”. Tema

Penyelenggaraan Akbar
p­engu­ra­ngan risiko ben­ ini selaras dengan hasil Global
cana (PRB) sudah menjadi Platform keempat, “Invest Today
pemaham­ an bersama baik di for a Safer Tomorrow”. Badan

Gaungkan Prb
tingkat nasional, regional, maupun Nasional Penanggulangan
internasional. Banyak kaj­ ian dan Bencana (BNPB) bekerjasama
pengalaman telah menunjukkan dengan Platform Nasional (Planas)
bahwa melalui strategi ini, korban dan Pemerintah Provinsi NTB
jiwa, kerugian, kerusakan serta mengagendakan serangkaian
dampak yang lebih luas dapat kegiatan yang bersifat akademis
ditekan pasca terjadinya bencana. dan hiburan.
Di samping itu, masyarakat perlu Pelibatan masyarakat digelar
mengenali dan memahami baik pada serangkaian kegiatan seperti
potensi dan ancaman bahaya di lomba-lomba, pameran, rally, pang­
sekitar. Tidak hanya hal tersebut, gung hiburan, pelatihan dan sosia­
masyarakat juga harus mengetahui lisasi PRB, serta evakuasi mandiri.
bagaimana mengantisipasi dan Evakuasi mandiri dilaku­kan di Desa
menanggulangi setiap ancaman Cemara, Lombok Barat dan Desa
bahaya yang mungkin terjadi. Labuan Tereng, Lombok Barat. Di
Pemikiran ini kemudian perlu samping itu, penyelenggaraan
dikampanyekan kepada setiap rangkaian kegiat­ an peringatan
masyarakat sehingga masyarakat Bulan PRB ini terbuka untuk
yang tangguh dapat terwujud. umum. Pada kesempatan ini, BNPB
Ini semua melatarbelakangi menyelenggarakan pelayanan bagi
Peringatan Bulan PRB 2013 yang masyarakat seperti bhakti sosial,
diselenggarakan secara akbar. pelayanan kesehatan, penyuluhan
Peringatan ini merupakan magnet dan pemulihan penurunan kasus
bagi masyarakat sehingga apa gizi buruk dan gizi kurang, pelayan­
yang diharapkan dalam kegiatan an kasus Demam Berdarah, dan
ini dapat terwujud. Di samping kesehatan lansia.
itu, peringatan ini sangat strategis Penyelenggaraan secara akbar
sebagai momentum dalam peringatan ini dihadiri 1.300 pe­
mensosia­lisasikan pengurangan serta dari kementerian/lembaga,
risiko bencana di tengah-tengah Badan Penanggulangan Bencana
masyarakat. Pelibatan masyarakat Daerah (BPBD) provinsi, kabupa­
sangat penting karena mereka ten/kota, akademisi, praktisi, serta
berada di garis depan dalam perwakilan-perwakil­an organisasi
melakukan tanggap darurat. masyarakat, organisasi non peme­
Penyelenggaraan yang dipu­ rintah, Perserikatan Bangsa-Bangsa
satkan di Kota Mataram, Provinsi dan organisasi internasional.
Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Peringatan Bulan PRB ini
7 – 10 Oktober 2013 ini tidak dibuka secara resmi oleh Kepala
hanya melibatkan para aktor BNPB Syamsul Maarif di Hotel
penanggulangan bencana tetapi Lombok Raya, pada 7 Oktober
juga masyarakat NTB. Sementara 2013 lalu. Kepala BNPB didampingi
itu, Peringatan Bulan PRB ini Wakil Gubernur NTB Muhammad
mengangkat tema “Pengurangan Amin selaku tuan rumah
Risiko Bencana, Investasi Untuk penyelenggaraan Peringatan Bulan
4 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 5
Laporan Utama Laporan Utama

Forum PRB:

Mitra Penting Upaya


Pengurangan Risiko Bencana
oleh Djuni Pristiyanto*

PRB 2013. dan ketangguhan menghadapi na­nganan para penyintas di


Pesan yang ingin kita sampai­ bencana. Rokatenda. Penyelenggaraan acara
kan bahwa bencana ini dapat di­­ Puncak Peringatan Bulan PRB ini berlokasi di Perpustakaan
hindarkan atau ditekan, oleh kare­­ dipusatkan di tiga lokasi utama, Universitas Mataram. Kegiatan
na itu kita mengenal pengurangan yaitu Hotel Lombok Raya, GOR lain adalah penanaman mang­
risiko bencana”, demikian ucap Mataram dan Universitas Mataram. rove dan bambu, rally PRB dengan
Syamsul Maarif dalam sambutan Kegiatan yang bersifat sains dise­ rute konvoi menyusuri beberapa
pembukaan. Beliau juga menga­ lenggarakan antara lain seminar wilayah yang pernah terdampak
takan bahwa bukan gempanya 12 naskah akademis Masterplan bencana. Rally ini diikuti lebih dari
tetapi bangunannya yang perlu Bencana Indonesia, hasil riset 100 kendaraan kebencanaan.
diperhatikan. “Bukan banjirnya tetapi dari 12 universitas. Sementara Secara khusus, momentum
bagaimana mengelola ling­kungan itu, Lomba yang diselenggarakan peringatan Hari PRB memberikan
dan apa pun untuk menjaganya”, BNPB meliputi lomba menggam­ kesempatan untuk pelaksanaan
tambah Syamsul Maarif. bar dan mewarnai, lomba drama pertemuan Forum PRB se-
Indonesia dikenal dunia kategori siswa SD-SMA, lomba Indonesia. Pertemuan ini meru­
internasional karena upaya-upaya cerdas, lomba pemetaan serta pakan sarana bagi Forum PRB se-
kerja kerjas dalam mewujudkan lomba rally foto bekerjasama Indonesia untuk mendiskusikan
PRB di nusantara. Syamsul Maarif dengan majalah kebencanaan hal-hal terkait dengan kegiatan
mengingatkan kembali bahwa ZeroRisk. PRB ke depan dengan memper-
Presiden RI Susilo Bambang Dalam acara bedah buku, timbangkan Deklarasi Yogyakarta
Yudhoyono mendapatkan gelar 9 buku akan dibahas termasuk sebagai hasil AMCDRR ke-5 pada
Global Champion for Disaster Risk buku pengalaman Kepala BNPB tahun 2012 lalu.
Reduction. Ini sebagai kerja keras Dr. Syamsul Maarif dalam pe­

S
bersama dalam pengarusutamaan
PRB di Indonesia. Mengakhiri alah satu rangkaian dan aksi, khususnya dalam pengu­ orang wakil dari FPRB di seluruh
sambutannya, Kepala BNPB kegiat­
an yang dilakukan rangan risiko bencana. Selama dua Indonesia, baik di tingkat provinsi
mengajak terus menerus upaya pada Peringatan Bulan hari para pelaku Forum Pengura­ maupun kabupaten/kota; Badan
peningkatan kapasitas dalam PRB Pengurangan Risiko Bencana (PRB) ngan Risiko Bencana (FPRB) telah Penanggulangan Bencana Daerah
di tingkat lokal dan local wisdom 2013 adalah pertemuan Forum mengadakan “Konsultasi Nasional (BPBD), lembaga non pemerintah
juga harus ditampilkan. PRB. Forum ini sangat strate­ gis Forum Pengurangan Risiko Benca­ nasional dan internasional,
Sementara itu, Wakil Gubernur dalam memobilisasi kekuatan na se-Indonesia” pada tanggal serta para praktisi kebencanaan.
NTB menambahkan juga bahwa baik ditingkat akar rumput hingga 8-9 Oktober 2013 di Gedung Dalam pertemuan ini secara
pentingnya kearifan lokal dan nasional. Forum PRB memberikan Sangkareang, Kantor Gubernur aktif dilakukan diskusi, berbagi
pendidikan usia dini dalam kesempatan bagi siapa saja untuk Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pengetahuan dan wawasan, serta
membangun kesadaran akan PRB memberikan kontribusi pemikiran dengan diikuti oleh lebih dari 150 harapan dan kekuatiran mengenai

6 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 7
Laporan Utama

arah perkembangan FPRB ke depan. pada rakyat, dan mekanisme PRB adalah untuk melakukan
kesiapsiagaan dan respon bencana kerjasama efektif antar pihak dalam
yang efektif. Seluruh aktivitas isu PRB yang kompleks dan lintas
Forum Pengurangan Risiko
yang berada di bawah judul besar bidang/sektor. Pada prinsipnya
Bencana
pengarusutamaan pengurangan Forum PRB ini merupakan milik
Dari berbagai pengalaman res­ risiko bencana seperti tersebut di bersama dari berbagai pihak
pon saat dan pasca bencana banyak atas, tentu saja tidak bisa dan tidak yang terlibat dalam seluruh
sekali pelaku penanggulangan mungkin diselenggarakan, tanpa proses pembentukannya itu. Ada
bencana (PB) yang terlibat. Hal itu adanya mekanisme kerjasama dan banyak manfaat dengan adanya
memunculkan banyak perma­ sa­ kolaborasi banyak pihak dan aktor Forum PRB, yaitu meningkatkan
lahan, seperti koordinasi, komu­ dari semua tingkatan yang ada di keterpaduan kegiatan PRB;
nikasi, tumpang tindih data, dan suatu masyarakat bangsa. menciptakan wadah untuk saling
lain-lain. Oleh karena itu penting Forum PRB merupakan forum bertukar informasi, pelajaran-
adanya kerja-kerja sebelum terja­ multi-pihak yang melibatkan pelajaran dan praktik-praktik yang
dinya bencana dan pengurangan pemerintah, organisasi non- baik dalam PRB; memfasilitasi
risiko bencana (PRB), membangun peme­ rintah, sektor swasta, pihak-pihak berwenang dalam
kesepahaman dan komitmen ten­ perguruan tinggi, para dan mengarusutamakan PRB ke dalam
tang PRB serta membentuk Forum pemangku kepentingan lainnya. pembangunan; dan akses dan
PRB. Ini menjadi wadah sosialisasi hubungan dengan para pelaku
PRB adalah pekerjaan pemba­ dan peningkatan kesadaran PRB di tingkat lokal, nasional,
ngunan yang kompleks yang ber­ akan isu PRB, memfasilitasi regional dan global.
sifat lintas bidang/sektor. Pe­kerjaan pengarusutamaan PRB ke dalam Badan PBB yang mengurusi
ini membutuhkan komitmen poli­­ pembangunan, serta berfungsi PRB, United Nations International
tik dan hukum, dukungan ilmu sebagai forum koordinasi dan Strategy for Disaster Reduction
pengetahuan dan teknologi, dito­pang berbagi data/informasi antar telah memberikan saran-saran
oleh perencaaan pembangunan pihak dalam melaksanakan tentang pengarusutamaan PRB
kegiatan PRB. Forum PRB ini dapat di tingkat nasional melalui me­ ini pada dasarnya sebuah wadah tik. Forum PRB tematik dibentuk Forum PRB Jatim); 17 Forum PRB
yang cermat, serta penerapan ke­
juga berfungsi sebagai pengawas kanisme Platform Nasional untuk multipihak untuk PRB yang dapat sesuai dengan kebutuhan dasar di tingkat kabupaten/kota (Forum
bijakan dan legislasi secara ber­
kegiatan-kegiatan PRB. Pengurangan Risiko Bencana menyediakan dan memfasilitasi para pendukungnya atau berbasis PRB Kabupaten Lombok Timur,
tanggungjawab, kemudian sistem
Tujuan dibentuknya Forum (Platform Nasional PRB). Lembaga berbagai upaya mobilisasi penge­ bahaya bencana yang sama, Forum PRB Kota Banda Aceh,
peringatan dini yang berpusat
tahuan, keterampilan, dan sumber- seperti Forum Perguruan Tinggi Forum PRB Kabupaten Manggarai,
sumber daya yang dibutuhkan untuk PRB (FPT PRB), Forum Forum PRB Kabupaten Aceh Utara,
untuk mengarusutamakan PRB Gunung Merapi, Forum Daerah Forum PRB Kota Tomohon, Forum
ke dalam kebijakan, perencanaan, Aliran Sungai Bengawan Solo PRB Kabupaten Cilacap, Forum PRB
dan program-program pemba­ (Forum Bengawan Solo), dan lain- Kepulauan Sumbawa, Forum PRB
ngunan. Platform Nasional PRB lain. Pada saat ini sudah terbentuk Kota Bima, Forum PRB Kabupaten
juga diharapkan bisa berperan Platform Nasional PRB (Planas Bima, Forum PRB Kabupaten
sebagai mekanisme koordinasi PRB) sebagai Forum PRB di tingkat Dompu, Forum PRB Kabupaten
multipihak tingkat nasional yang nasional, 16 Forum PRB di tingkat Cianjur, Forum PRB Kabupaten
melayani berbagai upaya advokasi provinsi (Forum PRB DIY, Forum Sukabumi, Forum PRB Kabupaten
PRB di semua tingkatan. PRB Sumbar, Forum PRB NTT, Nabire, Forum PRB Kota Jayapura,
Forum PRB Bengkulu, Forum PRB Forum PRB Kabupaten Bantul,
Aceh, Forum PRB Sumut, Forum Forum PRB Flores Raya, Forum
Kotak: Sekjen PBB tentang
PRB Sulteng, Forum PRB Sulut, PRB Kabupaten Pesisir Selatan);
Platform Nasional PRB
Forum PRB Sulsel, Forum PRB dan 13 Forum PRB tematik (Forum
Di Indonesia Forum PRB diben­ Sultra, Forum PRB Bali, Forum PRB Guru PRB Kabupaten Simeulue,
tuk di tingkat nasional, provinsi, Jateng, Forum PRB Papua, Forum Forum Multipihak DAS Ciliwung-
kabupaten/kota dan forum tema­ PRB Kaltim, Forum PRB Jabar, Cisadane “Save Our Jakarta”,

8 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 9
Laporan Utama

Forum Pengelolaan DAS Multi Forum PRB di Tingkat Nasional pada masa-masa awal pembentu­ PRB menjadi wadah koordinasi, pusat maupun daerah. nantinya menjadi wadah untuk
Pihak Provinsi Sumatera Barat, kan Platform Nasional adalah pe­ analisis, dan pemrasaran tentang Untuk itu Planas PRB melalui saling belajar dan menguatkan
Forum Gunung Merapi, Forum Konferensi Dunia Pengurangan nataan kelembagaan, khu­ susnya kebijakan-kebijakan yang perlu pilar yang ada, yakni perguruan kerjasama dalam pengurangan
Gunung Slamet, jAnGkAr KeLuD Bencana di Kobe, Jepang pada mengenai sistem keanggotaan mendapatkan prioritas atau tinggi, LSM, Media dan Lembaga risiko bencana dengan negara-
- Jangkane Kawula Redi Kelud, awal tahun 2005 melahirkan dan susunan kepengurusan aksi bersama. Planas PRB juga Usaha (untuk pilar Pemerintah negara lain di kawasan.
Forum Perguruan Tinggi untuk Kerangka Aksi Hyogo atau Hyogo yang rampung pada April 2009. disepakati sebagai forum yang menjadi tanggung jawab BNPB Membangun jaringan di ting­
PRB, Forum DAS Bengawan Framework for Action (HFA) yang Salah-satu momentum penting dipimpin oleh lembaga-lembaga dalam mengkoordinasikannya), kat lokal menjadi salah satu
Solo di Jateng dan Jatim, Forum ditandatangani oleh 168 negara, dalam perjalanan pembangunan nasional dan diharapkan memiliki serta berdasarkan usulan dari prioritas program kerja Planas
Gunung Kelud, Forum DAS termasuk Indonesia. Konferensi itu kelembagaan Planas PRB adalah kepemimpinan yang kuat. Dewan Pengarah Planas PRB akan PRB. Mengingat pentingnya
Benanain, Jaringan Kemitraan juga merekomendasikan diben­ rangkaian diskusi kelompok Planas PRB menjadi suatu memfasilitasi diskusi tematik membangun pengetahuan dan
Penanggulangan Bencana atau tuknya Platform Nasional Pengu­ terfokus yang diselenggarakan forum lintas pelaku di tingkat masing-masing 1 hari kegiatan kapasitas dalam pengurangan
Disaster Resource Partnership rangan Risiko Bencana (Platform pasca pertemuan tingkat menteri nasional yang memfasilitasi untuk mensinergikan agenda risiko bencana di daerah, serta
National Network for Indonesia, Nasional PRB) sebagai sebuah negara-negara di wilayah Asia pertukaran informasi tentang sektoral kedalam kerangka kerja keterbatasan Planas PRB dalam
PASAG Merapi, Forum DAS Brantas mekanisme nasional multipihak Pasific untuk pengurangan risiko program-program dan kegiatan- Planas PRB. menjangkau luasnya wilayah
di Jawa Timur). yang bertindak sebagai penganjur bencana (Asia Ministry Conference kegiatan PRB yang dilakukan Planas PRB terlibat aktif dalam di Indonesia dan upaya untuk
Forum PRB berikut ini sedang PRB di berbagai tataran. Platform for Disaster Risk Reduction/ oleh berbagai pemangku membangun jaringan baik di membangun tata kelola yang lebih
dalam proses pembentukan Forum Nasional PRB dapat memberikan AMCDRR) di Kuala Lumpur 2008, kepentingan termasuk memantau tingkat internasional maupun baik maka pelibatan komponen-
PRB Kabupaten Bojonegoro, Forum dukungan koordinasi, analisis dan untuk menyusun kerangka visi, keterkaitan program dan di tingkat lokal. Untuk Tingkat komponen daerah menjadi
PRB Kabupaten Lamongan, Forum nasehat tentang bidang-bidang misi, dan tujuan jangka panjang kegiatan tersebut dengan HFA. internasional, dengan Global sebuah keharusan.
PRB Kabupaten Mojokerto, Forum prioritas yang memerlukan tin­ Planas PRB. Rangkaian diskusi Di samping menjalankan fungsi- Platform; ada serangkaian aktivitas Kunci dari kegiatan ini adalah
PRB Kabupaten Pasuruan, Forum dakan terpadu dalam rangka kelompok terfokus tersebut fungsi advokasi isu PRB serta yang terkait dengan pengurangan bagaimana membangun dialog
PRB Kabupaten Lumajang, Forum mengarusutamakan PRB ke dalam melahirkan beberapa kesepakatan, kemitraan dan kerjasama strategis risiko bencana di tingkat nasional. antar berbagai lembaga, baik sek­
PRB Kabupaten Malang, Forum kebi­jakan-kebijakan, perencanaan dalam rangka menjalankan di tingkat nasional, Planas PRB Seperti menyusun laporan HFA, tor pemerintah, swasta, media dan
PRB Kabupaten Tulungagung, dan program-program pembangunan peran sebagai mekanisme juga mendorong pencarian kiat- dan pertemuan tingkat global. juga LSM. Dialog ini merupakan
Forum PRB Kabupaten Trenggalek, sesuai dengan pelaksanaan HFA. kolaborasi multipihak tingkat kiat adaptasi, implementasi dan Untuk tingkat regional, Planas PRB salah satu cara untuk mem­peroleh
Forum PRB Bogor, Forum PRB Di Indonesia, Platform Nasional nasional yang bekerja untuk penguatan komitmen terhadap menjadi salah satu penggagas gambaran bagaimana membangun
Kabupaten Garut. PRB Indonesia (Planas PRB) diben­ mendorong advokasi kebijakan HFA, serta mendorong konsensus terbentuknya Asia Pacific Alliance strategi pengembangan PRB di
tuk pada tanggal 20 November PRB di semua tingkatan, Planas dan konsultasi, baik di tingkat for Disaster Management yang Indonesia, serta bagaimana me­
2008 di Jakarta. Fokus pekerjaan

10 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 10 11 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.1 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 11
Laporan Utama

pelaksanaan AMCDRR ke-5 ini.


Penguatan Kapasitas dan Tata
Kelola Lokal (Strengthening local
Capacity and Governance) sebagai
semangat inti yang tertuang
dalam Deklarasi Yogyakarta
adalah jawaban konkret untuk
memperkuat ketangguhan bangsa
berbasiskan pada ketangguhan
komunitas lokal.”
Avianto Muhtadi, yang
juga ketua dari Lembaga
Penanggulangan Bencana dan
Perubahan Iklim Nahdlatul
Ulama (LPBI NU), memaparkan
bahwa tiga sub-tema yang
ng­arus-utamakan PRB dalam se­ untuk PRB. pengurangan risiko bencana, maka menjadi tiga komponen penting pemerintahan lokal, melainkan melihat bagaimana pentingnya
tiap perencanaan masing-masing Planas PRB sebagai forum ko­ menyediakan forum konsultatif dalam Deklarasi Yogyakarta, juga mampu memperbaiki dan kerjasama antar-negara untuk
kelembagaan. Karena fungsi dan munikasi dan konsultasi berharap dan upaya peningkatan kapasitas yakni; (1) Integrasi PRB dan meletakkan dasar-dasar pemba­ mitigasi bencana sebagaimana
tugas Planas PRB adalah memas­ bisa menjadi wadah untuk mem­ forum daerah menjadi sebuah adaptasi perubahan iklim (API); ngun­an yang berkelanjutan. bisa dilihat di kawasan Asia Selatan,
tikan bahwa isu PRB menjadi bantu mengkoordinasikan program- keharusan, sehingga forum yang (2) penilaian dan pendanaan Pada saat ini, di samping khususnya akibat melelehnya es
pertimbangan dan dimasukkan program PRB yang ada di seluruh saat ini lahir diharapkan tidak risiko; (3) penguatan kapasitas kemajuan-kemajuan ekonomi dari pegunungan Himalaya.
dalam model pengembangan kementerian/lembaga negara, hanya sekedar dibentuk, tetapi dan tata kelola lokal, memiliki dan pembangunan yang telah Ketiga peristiwa bencana
kebi­jakan dan rencana pemba­ walaupun fungsi koordinasi ini dapat menjadi mitra strategis relevansi dan signifikansi yang diraih, kawasan Asia tetaplah tersebut adalah sedikit contoh
ngunan. diemban oleh BNPB. dalam pengarusutamaan PRB di kuat dengan kondisi, tantangan, menjadi kawasan dengan tingkat tentang pentingnya kerjasama
Evaluasi HFA, merupakan salah Sebagai lembaga yang terdiri daerah. dan kesenjangan masyarakat dan ancaman yang paling tinggi. tingkat kawasan, tidak hanya
satu cara strategi yang ditempuh, dari banyak anggota dari berbagai Pertemuan internasional pemerintah di negara-negara Asia. Selain ancaman-ancaman yang dalam menghadapi ancaman
untuk mengetahui bagaimana sektor/kelompok, tugas Planas Konferensi Tingkat Menteri se- Sebagaimana diketahui, Kawas­ berasal dari perubahan kondisi bencana, melainkan juga dalam
peran-peran lembaga lain dalam PRB tentu tidak mudah untuk Asia untuk Pengurangan Risiko an Asia adalah rumah bagi lebih alam, pembangunan yang pesat di mengarusutamakan PRB di
pengembangan PRB di Indonesia, mengawal implementasi HFA Bencana Ke-5 atau Fifth Asian dari 65% penduduk dunia yang berbagai kawasan Asia telah pula tingkat kawasan. Planas PRB
serta untuk melihat kesenjangan melalui berbagai programnya, Ministerial Conference on Disaster hidup di bawah garis kemiskinan memunculkan ancaman-ancaman menyambut baik segala kerjasama
yang muncul antar wilayah salah satu program utama dan Risk Reduction – AMCDRR Ke-5 dan menggantungkan penghi­ baru yang juga tidaklah ringan. internasional yang dibangun
dan pusat serta menemukan cukup penting adalah program diselenggarakan di Yogyakarta dup­ annya pada pelayanan alam Gempa yang disusul tsunami dalam rangka mengarusutamakan
model-model yang tepat dalam untuk bidang advokasi dan pada tanggal 22 – 25 Oktober dan keramahan iklim. Guncangan dan bocornya pembangkit listrik PRB.
membangun program-program penguatan kelembagaan, dalam 2012 dengan dihadiri oleh akibat bencana dan perubahan tenaga nuklir di Fukushima Jepang Planas PRB merupakan salah
PRB di Indonesia hal ini penguatan kelembagaan 2.600 peserta dari 72 negara, cuaca ekstrem akibat perubahan pada Maret 2011 lalu memberikan satu panitia di tingkat nasional yang
Planas PRB sebagai forum atau organisasi yang berada yang termasuk di dalamnya dua iklim dapat dengan mudah gambaran jelas tentang adanya aktif dalam pelaksanaan AMCDRR
multipihak, dimana kementerian didaerah yang memiliki fungsi kepala negara dan 25 menteri. memperburuk kemiskinan bagi peningkatan kualitas ancaman Ke-5. Secara keseluruhan acara
dan lembaga pemerintah juga yang sama dan cukup beragam AMCDRR Ke-5 menghasilkan sebagian besar penduduk Asia. sebagai kombinasi antara ancaman AMCDRR ini diselenggarakan oleh
menjadi bagian dari forum. Maka pola dan bentuknya terutama Deklarasi Yogyakarta terkait upaya Oleh karenanya, selaras dengan yang berasal dari alam dengan Badan Nasional Penanggulangan
sudah selayaknya keberadaan daerah yang memiliki potensi pengurangan risiko bencana di semangat yang tertuang dalam kemajuan teknologi sebagai hasil Bencana (BNPB), the United
Planas PRB juga untuk mendukung bencana yang cukup besar. kawasan Asia Pasifik. Deklarasi Yogyakarta, Planas PRB dari pembangunan. Pembelajaran Nations International Strategy for
upaya-upaya pemerintah dalam Saat ini adalah momentum Ketua Planas PRB, Avianto berharap agar AMCDRR ke-5 lain adalah rantai efek akibat Disaster Reduction (UNISDR), serta
PRB. BNPB sebagai leading sector semakin berkembangnya isu Muhtadi Munir mengatakan, menjadi tonggak sejarah adanya bencana seperti ketika banjir besar dengan dukungan dari mitra-mitra
untuk PRB menjadi counterpart penanggulangan bencana “Kami menyambut baik resolusi- mobilisasi berbagai sumberdaya yang melanda Bangkok tahun di tingkat internasional, regional,
utama Planas, di samping kemen­ tingkat regional dan nasional resolusi yang telah dihasilkan untuk tidak hanya mengisi kesen­ 2011, yang ternyata menyebabkan nasional dan lokal.
terian dan lembaga pemerintah dan dinamisnya respon daerah melalui berbagai kegiatan jangan dan memperkuat kapasitas berhentinya industri otomotif di
lainnya yang juga memiliki program dalam membangun kegiatan yang terselenggara sepanjang dan tata-kelola komunitas dan Filipina. Di sisi lain, Planas PRB juga

12 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 13
Laporan Utama

Bnpb Dorong
memiliki Nota Kesepahaman atau pada akhirnya bermanfaat dalam UNRAM bekerjasama dengan
MoU dengan BNPB dan memiliki meminimalisir atau mengurangi GeoForschungsZentrum (GFZ)
komitmen untuk mendukung dampak bencana. Di samping itu telah mendirikan Lombok Geomag­
Universitas Kembangkan Kajian Akademis Kebencanaan upaya penanggulanngan bencana beliau menggagas perlu diben­ netic Observatory yang sangat
di Indonesia. tuknya konsorsium research grup penting dalam kebencanaan.

B
adan Nasional Penang­ cana Indonesia berlangsung pada satunya dimaksudkan untuk mem­ Pada pembukaan Prof. Dr. kebencanaan. “konsorsium ini Direktur Direktorat P2M Ditjen
gula­ngan Bencana (BNPB) 8 – 10 Oktober 2013 di Hotel berikan ruang diskusi akademis Suwarji dari Universitas Mataram akan memudahkan dalam so­­sia­ Dikti Kementerian Pendidikan dan
menyeleng­ga­ra­kan Seminar Lombok Raya, Mataram, Nusa dan praktek dalam kerangka (UNRAM) mengharapkan bahwa lisasi kajian-kajian di bidang ke­ Kebudayaan Agus Subekti yang
Nasional tentang riset dalam pe­ Tenggara Barat (NTB). Seminar untuk memberikan masukan- naskah akademis yang diusulkan bencanaan”, jelas Suwarji. Terkait didampingi Pembantu Rektor
nanggulangan bencana. Seminar akan membahas naskah akademis masukan terhadap naskah yang nantinya mampu menghasilkan dengan pengembangan penge­ Universitas Mataram membuka
yang mengangkat tema “Naskah dari 12 universitas di Indonesia. telah disusun oleh 12 universitas. rencana aksi penanggulangan tahuan tentang kebencanaan, secara resmi seminar nasional
Akademis Penanggulangan Ben­ Seminar nasional ini salah Keduabelas universitas ini sudah bencana ke depan. Hal tersebut Suwarji menambahkan bahwa pada Rabu 8 Oktober 2013, di

14 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 15
Laporan Utama Laporan Utama

Lomba Pemetaan Berbasis


Komunitas

Hotel Lombok Raya, Mataram. Universitas Institut Pertanian kajian untuk mendukung penyu­
Hadir pada seminar ini antara lain Bogor sunan Masterplan 12 jenis anca­
12 perguruan tinggi (PT) mitra 5. Naskah Akademis Bencana Ke­ man bencana di Indonesia.
BNPB, perguruan tinggi di Provinsi celakaan Industri dari Institut Beberapa hal yang menjadi
NTB, perwakilan BPBD provinsi, Teknologi Surabaya kesimpulan yaitu akademisi meru­
dan sebagian perwakilan BPBD di 6. Naskah Akademis Bencana pakan salah satu mitra strategis
tingkat kabupaten/kota, praktisi Banjir dari Universitas Dipone­ dalam upaya pengarusutamaan
kebencanaan, dan umum. goro PRB dalam upaya pembangunan.
Berikut ini naskah-naskah 7. Naskah Akademis Bencana Selain itu, clustering pakar
akademis kebencanaan yang Tanah Longsor dari Universitas kebencanaan perlu dilakukan

P
dibahas pada Seminar Nasional Gadjah Mada untuk memulai penataan sumber emetaan partisipatif atau ruang secara tradisional yang Daerah (BPBD) karena mereka
Riset Dalam Penanggulangan 8. Naskah Akademis Bencana daya pengetahuan kebencanaan pemetaan berbasis komuni­­ dimiliki suatu masyarakat. diharapkan dapat memetakan
Bencana, pada 8 – 10 Oktober Gunungapi dari UPN Veteran dalam rangka mewujudkan tas merupakan pembuatan Dalam pembuatan peta ber­ risiko yang berbasis komunitas di
2013, di Hotel Lombok Raya, NTB: 9. Naskah Akademis Bencana INA-DRR Knowledge Center. peta yang dibuat oleh masyarakat basis komunitas ini dibutuhkan wilayah masing-masing. “Hasil dari
1. Naskah Akademis Bencana Gempabumi dari Institut BNPB mengharapkan bahwa dan menggambarkan tempat keterampilan untuk memfasilitasi lomba ini adalah peta risiko yang
Tsunami dari Universitas Teknologi Bandung ke-12 universitas yang sudah mereka hidup. Masyarakat ini yang masyarakat sehingga peta yang berbasis komunitas”, ujar Ridwan
Syahkuala 10. Naskah Akademis Bencana memulai penyusunan rancangan memiliki pengetahuan mendalam dihasilkan bersifat komprehensif. Yunus sebagai Koordinator Panitia
2. Naskah Akademis Bencana Kekeringan dari Udayana masterplan bencana dapat mengenai wilayahnya sehingga Salah satu komponen penting yang Lomba Pemetaan BPBD ini. Penye­
Gelombang Ekstrim dan Abrasi 11. Naskah Akademis Bencana Epi­ dimanfaatkan sebagai masukan peta secara detail dan akurat termuat dalam pemetaan berbasis lenggaraan lomba ini sebagai ba­
dari Univesitas Andalas de­mi dari Universitas Airlangga untuk mewujudkan dokumen tersebut dapat menggambarkan komunitas ini tergambar­­kannya gian dari rangkaian acara Peringat­
3. Naskah Akademis Bencana 12. Naskah Akademis Banjir Ban­ yang akan dijadikan acuan mengenai sejarah, tata guna lahan, peta risiko. Hal ini yang melatarbe­ an Bulan PRB 2013. Metodologi
Cuaca Ekstrim dari Universitas dang dari Universitas Hasanud­ penyusunan Rencana Nasional dan pemanfaatannya. Dengan lakangi penyelenggaraan lomba yang ditentukan dalam pemetaan
Indonesia din Penanggulangan Bencana periode kata lain, pemetaan berbasis pemetaan berbasis masyarakat. ini menggunakan pemetaan mandiri
4. Naskah Akademis Bencana Ke­ Materi seminar tersebut berupa 2015-2019. komunitas ini dapat memberikan Target peserta dari perwakilan atau partisipatory rural appraisal
bakaran Hutan dan Lahan dari konsep background study hasil suatu penjelasan mengenai tata Badan Penanggulangan Bencana (PRA) untuk skala komunitas.

16 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 17
Laporan Utama Laporan Utama

Radio Streaming
Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) mengundang
perwakilan BPBD di tingkat

Peringatan Bulan Prb 2013


provinsi dan kabupaten/kota
untuk mengikuti lomba ini.
Pra lomba pemetaan berbasis
komunitas diselenggarakan pada
hari Rabu, 9 Oktober 2013 di Hotel
Lombok Raya, Mataram. Pada hari
ini peserta dikumpulkan untuk
mendapatkan pembekalan dan
penjelasan mengenai metodologi
maupun aturan main lomba,
tambah Ridwan Yunus.
Peta risiko berbasis komunitas
ini merupakan hasil pemetaan
antara ancaman dan kerentanan
yang diperoleh langsung dari
masya­rakat. Melalui adanya peta
risiko ini, strategi pengurangan
risiko bencana dapat dihasilkan
dan dimanfaatkan di tingkat
masyarakat sebagai garda depan
penanggulangan bencana.
Lomba ini juga merupakan
kesempatan bagi para peserta
untuk mengembangkan teknik
dalam pemetaan risiko berbasis
komunitas dan mengedukasi
masyarakat responden dalam

D
mengidentifikasi diri mereka
terhadap ancaman dan kerentanan i pojok belakang di dalam alamat www.dmcradio.net. Radio umumnya. Cara yang digunakan
di sekitar tempat tinggalnya. Gedung Sangkareng Kan­tor streaming ini difasilitasi oleh untuk menyiarkan radio internet
Pada saat penyelenggaraan Gubernur Nusa Tenggara Dompet Dhuafa dan Platform adalah melalui teknologi streaming,
lomba ini, perwakilan BPBD di Barat (NTB) saat kegiatan “Konsultasi Nasional Pengurangan Risiko yaitu teknologi yang dapat
tingkat provinsi dan kabupaten/ Nasional Forum PRB: Strategi Bencana (Planas PRB). menerima serta mengirim
kota dikelompokkan ke dalam Penguatan Kelembagaan Forum Apa itu radio streaming? informasi dari satu pihak ke pihak
12 tim. Setiap tim terdiri dari 3 PRB dalam Rangka Mewujudkan Radio streaming atau dikenal juga lain menggunakan alat yang dapat
orang sebagai perwakilan BPBD pemetaan ini yang berlangsung juara ketiga dari BPBD Provinsi Bali. Ketangguhan Bangsa” ada sebuah dengan nama radio internet, web menerima aliran media streaming
provinsinya. Produk akhir dari setengah hari diselenggarakan Dari hasil penyelenggaraan meja kecil dan seorang pemuda radio, net radio, e-radio adalah tersebut juga.
lomba ini antara lain peta risiko satu hari setelah diberikan lomba pemetaan ini, pembelajaran tampak asyik berbicara di depan layanan penyiaran audio yang Abdurrahman sendiri sudah
berbasis komunitas dan laporan pembekalan atau pra lomba yang dapat diambil adalah pelaku mike. Nama pemuda ini adalah ditransmisikan melalui internet. cukup berpengalaman dengan
dalam bentuk narasi yang oleh tim panitia lomba. Setelah penanggulangan bencana di Abdurrahman dan dia sedang Radio streaming/internet memiliki siaran radio karena selama
mencakup strategi, proses, dan berlangsungnya lomba, tim panitia daerah sudah mulai menyadai menyiarkan jalannya pertemuan sebuah media streaming yang dua tahun berkecimpung di
matriks. menentukan pemenang pertama dan memahami pentingnya Forum Pengurangan Risiko dapat menyediakan saluran audio Radio Komunitas Simponi 107,8
Target responden adalah dari BPBD Provinsi Sumatera kajian risiko untuk menjadikannya Bencana (PRB) secara online di terus menerus dan tidak ada kon­ FM di Kota Mataram. Saat ini
ma­ sya­
rakat dua dusun di Desa Utara, pemenang kedua dari BPBD sebagai acuan untuk penentuan radio streaming Heart Radio: trol operasional penyiaran seperti Abdurrahman kuliah di Jurusan
Mertak, Lombok Tengah. Lomba Provinsi Kalimantan Tengah, dan kebijakan selanjutnya. Gelombang dari Hati dengan media penyiaran tradisional pada Komunikasi, Fakultas Dakwah,

18 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 19
Laporan Utama

IAIN Mataram semester 5. saat pembukaan acara di GOR akan terus melaporkan kegiatan-
Dalam perhelatan Peringatan 17 Desember Turida, pameran kegiatan secara live dan online. GS : Tentu masih ada beberapa paling bertanggung jawab Mudah-mudahan bisa ber­
Bulan PRB 2013 di Mataram ini dan panggung hiburan, serta Berikut ini sebuah petikan hambatan dan tantangan. disini adalah BPBD sebagai jumpa kembali di kesem­
radio streaming Heart Radio telah pertemuan Forum PRB tersebut. wawancara dari radio itu sebagai Tapi jangan dikatakan bahwa leading sektornya dan patan yang lain.
mengudara dengan melaporkan Selama acara Peringatan Bulan berikut: hambatan dan tantangan itu dibantu oleh sektor-sektor GS : Baik …… baik. Terima kasih
secara live dan online pada PRB 2013 itu radio streaming ini menjadi halangan. Anggap yang lain. Inilah yang harus juga.
saja hambatan dan tantangan betul-betul ditingkatkan
Ab : Dan sekian para pendengar
itu sebagai jalan sebelum pemahamannya tentang
radio di mana pun anda
menuju sukses. apa itu PRB, bagaimana
berada. Akhir kata kami
Ab
:
Dan yang terakhir apa harus menjalankan PRB,
ucapkan terima kasih yang
pesan-pesan terakhir kepada dan hilangkan orientasi
sebesar-besarnya telah
Forum PRB yang ada di Pulau proyek bahwa PRB adalah
mendengarkan siaran radio
Lombok ini? amanat yang diemban oleh
streaming ini dan atas nama
pemerintah kepada dunia
GS
:
Saya kebetulan pernah kerabat kerja kami pamit
kebencanaan.
bekerja di Lombok selama undur diri dari ruang dengar
dua tahun. Dan yang menjadi Ab
: Terima kasih ya Pak telah anda. Sampai jumpa di esok
pesan saya adalah yang berkunjung ke radio kami. hari.

Peringatan Bulan PRB 2013


ini dipusatkan di Mataram,
NTB pada 7 -11 Oktober 2013
dengan tema “Pengurangan
Resiko Bencana sebagai Investasi
Menuju Ketangguhan Bangsa”.
Abdurrahman (Ab), Penyiar Ab : Berapa banyak jumlah Forum Ab : Untuk sosialisasi ke masya­ Pelaksanaan kegiatan dalam
radio streaming: Kita sore ini PRB yang ada di Lombok? rakat itu sendiri bagaimana? rangkaian acara ini dilakukan
sudah bersama dengan Bapak GS : Inilah yang sebenarnya men­ di Hotel Lombok Raya, GOR 17
GS : Jumlahnya saya tidak tahu.
Gede Sudiartha, Ketua Forum PRB jadi persoalan. Saya belum Desember Turida, Perpustakaan
Yang pasti adalah ini kegiatan
Provinsi Bali. Bagaimana kabar senang atau belum berba­ Universitas Mataram, Gedung
yang baik sekali.
Bapak pada sore ini? hagia karena pengurangan Sangkareng Kantor Gubernur NTB,
Gede Sudiartha (GS), Ketua Ab
:
Menurut Bapak sendiri, risiko bencana ini baru ada Desa Lembar Kabupaten Lombok
Forum PRB Prov. Bali: Baik …… gimana kegiatan yang harus pada tataran strategis atau ad Barat dan Kecamatan Sikur,
baik. dilaksanakan oleh Forum PRB hoc saja. Yang lebih penting Kabupaten Lombok Tengah, serta
Ab
: Bagaimana menurut Bapak di Lombok? lagi adalah bagaimana PRB Desa Cemare dan Desa Labuan
acara Peringatan Bulan PRB di ini bisa diterima dan sampai Tereng Kabupaten Lombok Barat.
GS : Yang pertama adalah sama
Pulau Lombok ini? kepada masyarakat yang lain. Acara ini diikuti oleh lebih dari
dengan Forum-forum PRB
GS : Saya pikir ini adalah sebuah yang lain. Forum PRB ha­ Ab : Dan Bapak sendiri, langkah- 1.300 orang yang berasal dari
acara yang bagus sekali dalam rus bekerja sesuai dengan langkah apa yang akan dila­ bupati/walikota, perwakilan BPBD
rangka bagaimana komuni­ amanat forum. Salah satu tu­ kuk­an? tingkat provinsi dan kabupaten/
kasi dan koordinasi pada gasnya adalah mendampingi GS : Harus bekerja lebih kuat lagi, kota seluruh Indonesia, Forum PRB
semua Forum PRB yang ada pemerintah untuk mengem­ lebih keras lagi. Tidak boleh tingkat provinsi dan kabupaten/
di Indonesia. Menyamakan bangkan dan memfasilitasi berhenti bekerja. kota, lembaga non pemerintah,
persepsi. Menyamakan pro- semua kegiatan yang ber­ Ab : Dan kalau di Bali sendiri pemerintah Provinsi NTB, dan para
gram. Dan saling berkomu- hubungan dengan pengu­ apakah sudah berjalan atau undangan lainnya.
nikasi dan berkoordinasi. rangan risiko bencana. belum?

20 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 21
Fokus Berita

Siap Siaga Hadapi Ancaman


gelombang tsunami diprediksikan
Tabel 1. Jumlah penduduk terpapar berdasarkan sensus penduduk 2010
dapat mengancam masyarakat
yang tinggal di sepanjang

Mentawai Megathrust
Jumlah Penduduk Terpapar (Juta) pesisir pantai Sumatra Barat dan
Jenis Bencana
Tinggi Sedang Rendah Total Kepulauan Mentawai.
Sementara itu Profesor Omer
Gempabumi 56.7 61.5 9.2 227.4
Aydan dari Universitas Tokai
Banjir 59.7 1.2 0.0 60.9 Jepang memberikan peringatan
Kekeringan 51.9 155.8 18.0 225.6 bahwa ada seismic gap yang besar
Angin Puting Beliung 30.0 84.8 0.9 115.7 antara zona patahan 2007 dan
2005 di sekitar Mentawai. Estimasi
Kebakaran Lahan Hutan 26.4 21.1 2.5 50.0
kekuatan gempa pada wilayah
Tanah Longsor 15.2 108.8 105.6 229.6 tersebut atau disebut Megathrust
Tsunami 4.8 0.1 0.2 5.0 Mentawai dapat lebih dari 8.7 SR.
Sebagai perbandingan, gempa
Gunungapi 0.3 1.6 1.9 3.8
dengan magnitude tersebut
setara dengan kekuatan bahan
peledak (TNT) sebesar 31.550.000
ton. Gempabumi ini akan melanda
Sumatera Barat dan kemungkinan
tsunami yang akan melanda Kota
Padang cukup tinggi. Perkiraan
kejadian diprediksikan berupa
goncangan tanah tidak terlalu
kuat tetapi diikuti tsunami.
Gempabumi tidak dapat
diprediksi, tapi perkiraan
daerah pusat gempa dapat
dilakukan cukup akurat dengan
pendekatan seismic gap. Namun
demikian, tidak seorang pun
dapat membuktikan tentang
saat atau waktu terjadinya tidak
dapat diperkirakan secara tepat.
Semoga bencana ini tidak akan
Gambar 1. Pesisir Pantai Padang dan Kepulauan pernah terjadi!
Gempabumi dan tsunami 2004 membuka mata akan Mentawai yang diprediksi gempabumi 8.9 SR.
Kekuatan gempabumi dan
dahsyatnya bencana alam yang menimpa masyarakat
tsunami yang mengancam, Pe­

D
Aceh. Tidak ingin musibah ini terulang, Pemerintah ari tabel di atas, bencana dengan jenis bencana yang lain. merintah Provinsi Sumatera Barat
Indonesia telah berupaya keras membangun gempa bumi merupakan Salah satu wilayah yang memperkirakan jumlah penduduk
kesiapsiagaan masyarakat menghadapi setiap ancaman jenis bencana yang diprediksi secara ilmiah memiliki terpapar dapat mencapai jumlah 1
bencana. Hal tersebut sangat beralasan karena data memberikan potensi besar ancaman besar adalah Sumatera juta penduduk. Dari tabel di bawah
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terhadap masyarakat di Indonesia. Barat. Menurut para ahli, ini, jumlah penduduk terpapar
menunjukkan bahwa hampir sebagian penduduk Meskipun bukan dikategorikan gempabumi dengan magnitude banyak berada di Kota Padang dan
Indonesia terpapar oleh berbagai jenis bencana. Berikut sebagai jenis bencana yang paling lebih dari 8 Skala Richter (SR) diikuti Kabupaten Pesisir Selatan.
ini jumlah penduduk terpapar berdasarkan sensus mengancam penduduk terpapar, berpotensi terjadi di provinsi ini Sementara itu, untuk wilayah
penduduk tahun 2010. gempabumi memberikan potensi di masa mendatang. Dengan Kabupaten Kepulauan Mentawai
ancaman tertinggi dibandingkan kekuatan gempa yang tinggi, sekitar 76.000 ribu terancam
22 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 23
Fokus Berita

Mentawai merupakan salah satu point penanggulangan bencana dari garis pantai. Ratusan ribu
Tabel 2. Jumlah penduduk terpapar berdasarkan sensus penduduk 2010 dari data Kontijensi Provinsi Sumatera Barat
dari empat wilayah utama yang di Indonesia menamakan latihan jiwa penduduk terancam dan
berisiko tinggi dan berpotensi tersebut sebagai Mentawai kerusakan luas berupa saran dan
terhadap bencana tsunami. Oleh Megathrust Disaster Relief Exercise prasarana umum serta rumah
JUMLAH KORBAN
KAB/KOTA TERANCAM RENTAN
karena itu, Indonesia memilih Su­ (MM DiREx) 2014. Puncak latihan penduduk.
MNGAL LUKA HLG MNGSI PNDH JUML matra Barat sebagai lokasi penye­ akan dilaksanakan pada Maret Mengingat potensi ancaman
lenggaran latihan gabungan pe­ tahun depan. yang sangat besar, BNPB me­ngun­
Pesisir Selatan 309.606 38.852 2.009 1.974 1.139 28.205 7.634 40.961 nanggulangan bencana, terutama Sebagai gambaran umum dang komunitas internasional
Kota Padang* 655.109 408.693 22.584 88.045 39.221 95.362 166.988 412.201 gempa bumi dan tsunami, se­ba­ mengenai latihan tersebut, ske­ untuk melakukan latihan bersama
gaimana tampak dari peristiwa nario kejadian bencana diawali di Sumatera Barat. Komunitas
Padang Pariaman 46.834 26.367 3.554 2.782 1.796 14.699 3.538 26.368 gempa besar di masa lalu. dengan asumsi perkiraan gempa­ internasional yang terlibat antara
Potensi ancaman yang besar bumi bermagnitude sebesar 8.9 lain seluruh negara anggota ASEAN,
Kota Pariaman 54.082 26.89 2.886 4.161 5.483 10.633 3.66 26.823
terhadap gempabumi dan SR. Pusat gempa atau epicenter 8 negara EAS Non-ASEAN (China,
Agam 26.691 21.15 1.936 908 395 10.443 7.468 21.15 tsunami menginisiasi pemerintah berlokasi di kawasan kepualan Amerika Serikat, Russia, Jepang,
untuk membangun pencegahan Mentawai hingga zona subduksi Korea, India, Australia, Selandia
Pasaman Bar 45.653 31.445 5.027 2.919 1.761 17.143 3.964 30.814
dan kesiapsiagaan masyarakat. dengan kedalaman kurang dari 30 Baru), serta organisasi internasional
Mentawai 76.259 18.693 1.325 2.437 2.843 4.949 1.521 13.076 Salah satu langkah membangun km. Setelah gempabumi terjadi, seperti ASEAN Coordinating
kesiapsiagaan, pemerintah pusat 35 menit kemudian gelombang Center for Humanitarian (AHA
TOTAL 1.214.234 572.091 39.321 103.225 52.637 181.435 194.774 571.392 telah merencanakan latihan tsunami menyapu Kota Padang Center), International Federation
atau geladi penanggulangan dengan ketinggian mencapai of Red Cross (IFRC), Perserikatan
bencana, khususnya gempabumi 10 meter dan melanda daratan Bangsa-Bangsa, Australia-
akibat gempabumi dan tsunami.
dan tsunami. BNPB sebagai focal hingga pada jarak 2 – 5 km Indonesia Facility for Disaster
Dari catatan kejadian bencana
Reduction/ Australia Agency for
gempabumi dan tsunami, dua
International Development (AIFDR/
desa di Kabupaten Kepulauan
AUSAID), Untied States Agency
Mentawai diterjang gelombang
for International Development
tsunami pasca gempabumi
(USAID), dan Japan International
bermagnitude 7.2 SR pada tahun
Cooperation Agency (JICA).
2010 dan lebih dari 400 orang
Sementara itu, tempat latihan ini
menjadi korban.
akan dilangsungkan di Padang dan
Sehubungan dengan poten­
Kepulauan Mentawai.
si bencana yang sangat besar di
wilayah nusantara, Presiden Repub­­
lik Indonesia Susilo Bambang Rangkaian MM DiREx
Yudhoyono memberikan arahan
Menuju MM DiREx secara
kepada Kepala BNPB pada
serius dipersiapkan BNPB dengan
saat Konferensi Tingkat Tinggi
melibatkan kementerian dan
(KTT) di Asia Timur di Bali pada
lembaga terkait, Tentara Nasional
November dua tahun lalu untuk
Indonesia (TNI), Kepolisian
menyelenggarakan latihan ber­
Republik Indonesia (POLRI) serta
sama penanggulangan bencana
Pemerintah Provinsi Sumatera
dengan melibatkan negara-negara
Barat (Sumbar) dan Pemerintah
yang tergabung dalam East Asia
Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Summit. Hal ini menjadi landasan
BNPB juga mengundang mitra
dalam pelaksanaan latihan gabu­
di tingkat lokal dan nasional,
ngan penanggulangan bencana
seperti dari organisasi masyarakat,
di Sumatera Barat.
Gambar 2. Proyeksi kedalaman air laut yang menerjang Kota Padang lembaga swadaya masyarakat
Di samping itu, Megathrust pasca tsunami dalam scenario MM DiREx
(LSM), serta dunia usaha untuk
24 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 25
Fokus Berita

berpartisipasi aktif dalam latihan meliputi sistem peringatan dini internasional bagi Indonesia 2014. Pelaksanaan kegiatan ini
ini. Hal tersebut mengingat bahwa tsunami, manajemen kedaruratan maupun dokumen regional terbagi ke dalam diskusi antar
penanggulangan bencana di dan mekanisme kerjasama lainnya yang relevan—dengan kelompok kerja dan kunjungan
Indonesia adalah tanggung jawab internasional saat bencana, mengacu kepada hasil latihan lapangan baik di Padang maupun
bersama. mekanisme penggunaan aset- regional yang telah dilaksanakan. Mentawai.
Keterlibatan banyak pihak ber­ aset militer dalam masa tanggap Kelima, terwujudnya ketahanan Puncak MM DiREx 2014 nanti
arti juga membangun kesadaran darurat, peran masyarakat regional terhadap bencana alam. penyelenggaraan CPX, FTX dan
bersama akan ancaman yang ada internasional, serta sesi bagi Kegiatan yang baru saja HCA pada bulan Maret 2014.
di sekitar mereka. Tidak hanya pengalaman oleh pemerintah berlangsung adalah Konferensi Melalui CDC IPC pada Agustus lalu,
membangun kesadaran itu, tetapi Jepang dari momen gempa besar Pembentukan Konsep dan kelompok kerja atau working group
juga ketangguhan baik dalam di timur Jepang pada tahun 2011. Perencanaan Awal atau Concept telah merumuskan beberapa hal,
menghadapi ancaman, pada saat Sementara itu, sesi latihan Development and Initial Planning seperti lokasi yang berpotensial
dan pasca bencana. Kita dapat bersama sedikit banyak akan Conference (CDC-IPC) di Kota untuk penyelenggaraan CPX,
belajar banyak dari masyarakat menjadi inti dari TTX. Para peserta Padang, Provinsi Sumatera Barat, FTX dan HCA telah teridentifikasi
Yogyakarta pasca gempabumi yang merupakan pemangku pada 26 – 30 Agustus 2013. dalam kunjungan lapangan dan
2006 lalu. Mereka bangkit relatif kepentingan di tingkat domestik Pelaksanaan CDC dan IPC ini identifikasi awal materi latihan,
cepat dari pasca bencana hingga dan regional akan berlatih dimaksudkan untuk memperkaya fasilitas dan kebutuhan yang harus
proses rehabilitasi dan pemulihan. bersama menghadapi sejumlah konsep dasar Geladi Posko atau disediakan, serta pemahaman
Demikian juga masyarakat Padang skenario kejadian bencana besar. Command Post Exercise (CPX), bersama antar peserta pada
yang mengalami gempabumi Skenario ini sengaja disusun untuk Geladi Lapang atau Field Training kegiatan puncak nanti.
7.6 SR pada 2009. Ketangguhan mengetahui tingkat kesiapan Exercise (FTX) dan Kegiatan Pada sambutan pembukaan
masyarakat merupakan yang serta mencari solusi terhadap Sosial Kemasyarakatan atau Kepala BNPB yang dibacakan
utama karena mereka berada kemungkinan kebuntuan saat Humanitarian Civil Action (HCA). oleh Deputi Bidang Penanganan
di garda depan pada saat tanggap darurat. Latihan dengan Berikutnya, konferensi ini Darurat BNPB Tri Budiarto, beliau
menghadapi bencana. skenario ini diharapkan bisa untuk mengidentifikasi masalah mengajak semua peserta untuk
Keterlibatan banyak pihak memberi gambaran kepada yang akan digunakan sebagai bersama-sama mengeksplorasi
dan keinginan membangun para pemangku kepentingan bahan latihan CPX dan FTX. Kedua, lesson learned dan rekomendasi
masyarakat yang tangguh menjadi mengenai situasi yang mungkin konferensi ini dimaksudkan untuk dari latihan dan operasi
tema besar pelaksaan MM DiREx, dihadapi dalam bencana. mengidentifikasi kegiatan yang penanggulangan bencana
yaitu “Memperkuat Kolaborasi dan Ada sejumlah sasaran yang akan dilakukan dalam kegiatan sebelumnya yang telah dilakukan
Kemitraan dalam Respons Bencana hendak dicapai melalui latihan ini. HCA dalam rangka memperkuat di daerah ini dan mengidentifikasi
untuk Membangun Kawasan yang Pertama, terwujudnya sinergitas kapasitas lokal dan mencukupi isu-isu kritis yang dapat menjadi
Tangguh” atau “Strengthening sumber daya kementerian, instansi, kebutuhan masyarakat setempat. kontribusi yang signifikan
Collaboration and Partnership lembaga, organisasi dalam satu Ketiga, pelaksanaan konferensi terhadap mekanisme yang telah
in Disaster Response to Build A sistem komando tanggap darurat ini juga merupakan wadah untuk ada guna meningkatkan respon
Resilient Region”. Serangkaian bencana alam pada skala besar. mengidentifikasi secara bersama darurat di wilayah ini.
kegiatan telah berlangsung dan Kedua, tercapainya penguatan mengenai wilayah-wilayah yang Akhir sambutan, Kepala BNPB
diawali dengan pelaksanaan table mekanisme komando, kendali, cocok untuk menjadi pelaksanaan mengucapkan terima kasih atas
top exercise (TTX) yang dilakukan komunikasi, dan koordinasi kegiatan CPX, FTX, dan HCA. komitmen semua pihak untuk
di Hotel Pangeran Beach, Padang, dalam konteks sipil militer. Dan terakhir, penyelenggaraan aktif terlibat dalam konferensi
pada April lalu. Ketiga, tercapainya penguatan konferensi ini dimaksudkan untuk ini. “Saya juga berterima kasih
TTX secara garis besar akan mekanisme penanggulangan menyamakan persepsi di antara kepada partisipasi kementerian
berisi dua bagian besar, yaitu bencana alam yang melibatkan peserta internasional mengenai dan lembaga, Pemerintah Provinsi
sesi akademik pada tanggal 22- pelaku multi nasional, baik dari latihan dan kegiatan yang Sumatera Barat, Pemerintah Kota
23 April 2013, serta sesi latihan komponen pemerintah, sektor dilakukan selama pelaksanaan Padang, dan Kabupaten Mentawai
bersama dalam ruang pada swasta, maupun masyarakat. CPX, FTX, dan HCA sebagai atas dukungan terhadap kegiatan
tanggal 23-25 April 2013. Topik Keempat, terhimpunnya masukan rangkaian puncak Mentawai ini”, ungkap Syamsul Maarif.
pada sesi akademik antara lain untuk mekanisme bantuan Megathrust DiREX pada Maret
26 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 27
Fokus Berita

Geladi Lapang Latih Respon Tanggap


Darurat Pasca Gempa 8.9 Sr

S
uara sirene menggema Latihan Penanggulangan Bencana
dengan keras sebagai tanda Alam, BPBD Provinsi Sumbar
kepada masyarakat untuk Beserta Seluruh InstansiTerkait Siap
melakukan evakuasi. Beberapa Bekerjasama Dalam Kesiapsiagaan
saat sirene ambulans pun dan Penanggulangan Bencana
meraung-raung mengevakuasi Alam Gempa Bumi dan Tsunami”
korban gempa dan tsunami ke sejalan dengan persiapan geladi
rumah sakit, tenda kesehatan, lapang berskala besar dan akan
maupun rumah sakit lapangan. diselenggarakan oleh Badan
Para pelaku tanggap darurat Nasional Penanggulangan
tampak bekerja keras dalam Bencana (BNPB) dengan pelibatan
aksi penanggulangan bencana komunitas internasional.
tersebut. Ini sekilas gambaran di Skenario kejadian bencana
lapangan ketika gelada lapang ini sama dengan yang akan
berlangsung beberapa waktu lalu. dilaksanakan pada Mentawai
Pemerintah Provinsi Sumatera Megathrust Disaster Relief
Barat (Sumbar) menggelar Skenario yang melatarbelakangi Mentawai. Kekuatan gempa ini di pesisir Sumatra Barat dan dan Kepolisian Republik Indonesia Exercise (MM DiREx) 2014 nanti.
geladi lapang di Lapangan Als, geladi ini adalah kejadian merupakan perkiraan ilmiah kepulauan Mentawai. (Polri). Geladi juga dimaksudkan Pelaksanaan geladi lapang ini
Kota Padang, pada Kamis 29 bencana gempabumi yang diikuti yang menyatakan provinsi ini Geladi yang diorganisasikan untuk mempersiapkan jajaran bertepatan dengan rangkaian
Agustus 2013 lalu. Geladi lapang oleh tsunami. Kekuatan gempa berpotensi mengalami gempa Badan Penanggulangan Bencana pemerintah daerah, masyarakat, kegiatan MM DiREx, yaitu Concept
ini sebagai salah satu bentuk berkekuatan 8.9 Skala Richter bumi dengan kekuatan tersebut di Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera dan swasta dalam rangka Development Conference and
kegiatan untuk melatih para kemudian memicu terjadinya masa mendatang. Jika perkiraan Barat didukung oleh organisasi menghadapi ancaman bencana Initial Planning Conference (CDC
pelaku penanggulangan bencana tsunami hingga menuju ke arah itu benar-benar terjadi, gempa perangkat daerah (OPD) terkait, gempabumi dan tsunami. IPC) yang diselenggarakan pada
dalam melakukan respon darurat. pesisir pantai Sumater Barat dan dapat menimbulkan tsunami Tentara Nasional Indonesia (TNI) Geladi dengan tema “Melalui 26 – 30 Agustus 2013.

28 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 29
Fokus Berita Fokus Berita

Geladi yang secara khusus


disaksikan oleh para tamu
undangan nasional dan
internasional dari peserta CDC IPC
menghadirkan suguhan keahlian
personil Polri dan BPBD provinsi
dengan menggunakan parasut
bermesin (powered parachute).
Peralatan ini dimanfaatkan untuk
melakukan assessment udara
pasca gempabumi dan tsunami
serta dropping bantuan melalui
udara.
Meskipun belum berskala
besar, dapat terlihat unit-unit
penting terlibat secara aktif
dalam respon darurat. Pada sektor
kesehatan, upaya penyelamatan
Dinas Kesehatan Provinsi dan
Kabupaten yang dibantu oleh
Menata Kembali Kehidupan
jajaran rumah sakit setempat,
Palang Merah Indonesia, TNI, dan
Polri. Polri menerjunkan satuan
di Lereng Merapi
Disater Victim Identification (DVI)

T
yang bertugas mengidentifikasi
korban meninggal akibat gempa iga tahun berselang setelah dan semburan awan panas terkena awan panas. Kemudian,
dan tsunami. Dalam geladi Gunung Merapi mengalami telah menghancurkan rumah- pemulihan awal ini dilanjutkan
tersebut, pos komando berhasil erupsi dahsyat hingga rumah warga, ternak, dan harta dengan penyelenggaraan tahapan
dibentuk dengan penunjukkan keterlibatan internasional dan Pelatihan BNPB Wisnu Widjaja mengakibatkan bencana. Erupsi benda lain. Belum lagi secondary rehabilitasi dan rekonstruksi.
incident commander (IC), dan lebih banyak dunia usaha. mengatakan bahwa perlu yang disertai luncuran awan panas hazard berupa banjir lahar dingin Tahapan ini sangat penting
dilanjutkan pendirian pos, Sementara itu, Inspektur utama juga peran media, tidak hanya atau ‘wedhus gembel’ menerjang menerjang rumah-rumah yang untuk menata kembali kehidupan
seperti dapur umum, kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan pada peliputan geladi tetapi warga yang tinggal di lereng ada di sekitar sungai-sungai yang masyarakat yang terkena dampak
komunikasi, rumah sakit lapangan, Bencana (BNPB) Bintang keterlibatan mereka pada Merapi hingga mengakibatkan berhulu dari puncak Merapi. erupsi Merapi. BNPB mencatat
dan logsitik. Susmanto mengatakan ke depan pelaksanaan geladi MM DiREx jatuhnya korban meninggal. Setelah erupsi Merapi total kerusakan dan kerugian
Menurut Kepala Badan perlu keterlibatan lebih luas dari nanti. Saat itu, erupsi berlangsung berakhir, pemerintah melakukan mencapai Rp 3,62 triliun. Berikut
Penanggulangan Bencana Daerah pihak swasta. Penanggulangan Hadir pada geladi lapang sejak tanggal 26 Ok­ tober 2010 aktivitas pemulihan awal atau ini persentase kerusakan dan
(BPBD) Provinsi Sumatera Barat bencana menurutnya adalah ini Wakil Gubernur Sumbar hingga awal November 2010 early recovery bagi sekitar 3.096 kerugian pada beberapa sektor
Yazid Fadhli, geladi ini merupakan tanggung jawab bersama, baik Muslim Kasim yang didampingi mengakibatkan 386 orang keluarga di wilayah Provinsi D.I. pasca erupsi Merapi.
kesempatan untuk melatih apa dari pemerintah, masyarakat Inspektorat Utama BNPB dan meninggal dunia. Korban Yogyakarta dan Jawa Tengah. Dari tabel di atas, kerusakan
yang telah disusun dalam rencana sipil dan dunia usaha atau pihak Kepala Pusat Pendidikan dan meninggal lebih besar terjadi di Pemulihan dilakukan antara lain dan kerugian pada sektor ekonomi
kontijensi penanggulangan swasta. Bintang Susmanto juga Pelatihan BNPB. Perwakilan wilayah D.I. Yogyakarta 277 orang dengan pembangunan hunian produktif mencapai Rp 1,69 triliun
bencana gempa bumi dan menekankan perlunya ada kementerian/lembaga, TNI/Polri, dan Jawa Tengah 109. Meskipun sementara (huntara), jembatan atau sekitar 47 persen. Rehabilitasi
tsunami. Geladi lapang ini hanya media center sebagai bagian organisasi internasional serta antisipasi penanggulangan darurat 18 unit, perbaikan sistem dan rekonstruksi pada sektor
menunjukkan kesiapsiagaan dan dari Pos Komando dimana beberapa delegasi internasional bencana telah direncanakan jaringan air bersih, penyelamatan ini sangat penting mengingat
respon darurat hingga berakhirnya informasi penanggulangan seperti dari Amerika, Kamboja, secara baik, bencana tidak 4.000.000 pohon salak, dan masyarakat terdampak harus
masa tanggap darurat. Di satu bencana dari satu pintu. Malaysia, Myanmar dan Vietnam dapat dihindari. Di samping pemberdayaan ekonomi lokal. diperlakukan secara bermartabat.
sisi, pelaksanaan geladi belum Pada kesempatan yang sama, juga menyaksikan geladi lapang korban manusia, erupsi yang Selain itu, penggantian 3.200 Bantuan yang diberikan bersifat
melibatkan semua pihak, seperti Kepala Pusat Pendidikan dan ini.  memuntahkan material vulkanik ekor ternak sapi yang mati akibat memotivasi masyarakat untuk

30 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 31
Fokus Berita

bangkit pasca erupsi. Di samping


itu, sektor infrastruktur mengalami Kerusakan dan Kerugian Pasca Erupsi
kerusakan dan kerugian hingga
Rp 700 miliar atau 20%. Kerusakan
Sosial
dan kerugian terkecil terjadi di Lintas Sektor 3,37 %
sektor sosial dengan nilai Rp 122 13,12 %
miliar atau sekitar 3%. Ekonomi Produktif
Perumahan
17,27 % 46,64 %

Rehab Rekon Yogyakarta dan


Jawa Tengah Infrastruktur
19,5 %
Rehabilitasi dan rekonstruksi
atau rehab rekon diselenggarakan
di beberapa sektor yang
terdampak, seperti perumahan
pemukiman, infrasktruktur, Ekonomi Produktif Infrastruktur Perumahan Lintas Sektor Sosial

ekonomi produktif, sosial dan


lintas sektor. Terkait dengan Gambar 1. Persentase Kerusakan dan
Kerugian beberapa Sektor
tahapan ini, secara kelembagaan
BNPB membentuk Tim Koordinasi Tabel 1. Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Sektor Ekonomi Produktif
Tingkat Pusat dan Daerah melalui
Keputusan Presiden Nomor Kabupaten Kegiatan Keterangan
16 Tahun 2011. Pertimbangan Boyolali Bantuan Ternak Sapi potong, sapi perah, kambing, peranakan etawa
pembentukan tim ini yaitu (1) Bantuan bibit pertanian Padi, jagung, dan sayuran
kejadian bencana yang mencakup
Bantuan bibit perkebunan Cengkeh, nilam
dua wilayah di D.I. Yogyakarta
Bantuan bibit kehutanan Jabon, suren, sengon, mindi, akasia, dan sebagainya.
dan Jawa Tengah; (2) korban,
kerusakan, dan kerugian yang Pupuk dan obat-obatan Pupuk organik dan pupuk kimia
besar; (2) pembiayaan besar; Revitalisasi pasar Pasar Selo
dan (4) melibatkan berbagai Bantuan modal UKM Diberikan kepada koperasi
kementerian/lembaga. Tim yang
Klaten Pemberdayaan IKM Pelatihan teknis kelompok
melibatkan 19 kementerian
dan 3 badan ini bertugas untuk Bantuan benih pertanian Padi, kacang tanah, dan sayuran

mengkoordinasikan penyusunan Rehabilitasi tanaman kehutanan Bibit jabon, sengon, suren, akasia
kebijakan umum dan strategi Bantuan peralatan pertanian Pompa air dan handsprayer
rehab rekon Merapi dan
Bantuan peternakan Sapi potong, sapi perah, kandang kambing dan sapi, bantuan
mengkoordinasikan perencanaan, bibit, dan sebagainya
Gambar 2. Rencana Pola Ruang
pelaksanaan, pemantauan, dan
Magelang peternakan Domba dan obat-obatan
evaluasi pelaksanaan rehab rekon bantuan dana lingkungan, dan area relokasi ini berdasarkan
pertanian Bibit salak, kelapa, bantuan pupuk organik, anorganik
Merapi. penyambungan aliran listrik. peta rekomendasi dari Badan
Pada sektor perumahan pemu­ Sektor ini dilaksanakan Geologi dan Direktorat Jenderal Sleman peternakan Sapi perah, kandang ternak komunal, fasilitas pendukung
kiman, proses pengadaan tanah melalui skema relokasi atau Penataan Ruang Kementerian perikanan Pelatihan teknis budidaya dan pengadaan peralatan
dialokasi dengan total kebutuhan hunian tetap (huntap). Masing- Pekerjaan Umum. Pelaksanaan Revitalisasi pasar Pasar tradisional dan bantuan modal pedagang
2.489 unit rumah. Kebutuhan masing keluarga yang bersedia pembangunan huntap berbasis
Perdagangan, IKM, dan UKM Pelatihan Teknis dan Manajemen IKM dan UKM serta pameran
terbanyak untuk wilayah D.I. direlokasi mendapatkan bantuan masyarakat dan di bawah dan bantuan modal
Yogyakarta 2.083 unit dan Jawa pembangunan rumah sebesar Rp koordinasi Tim Pendukung Teknis
Pertanian Rehab jaringan irigasi usaha tani, bantuan benih padi, bibit salak,
Tengah 406 unit. Penunjang 30 juta dan rumah 50 m² pada area (TPT) Merapi. dan pupuk
infrastruktur di sektor ini mencakup tanah seluas 100 m². Pemilihan Sedangkan di sektor infras­
32 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 33
Fokus Berita

truktur, total perbaikan jalan


sepanjang 70 km, jembatan 15 Tabel 2. Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Sektor Sosial STRUKTUR ORGANISASI TIM KOORDINASI REHABILITASI REKONSTRUKSI
unit, jaringan irigasi desa, jaringan WILAYAH PASCA BENCANA ERUPSI GUNUNG MERAPI DI PROV DIY DAN
air bersih, jaringan listrik, dan Kabupaten Kegiatan Keterangan PROV JATENG SESUAI KEPPRES 16/2011
pembangunan jalan evakuasi. Sleman Kesejahteraan Sosial Bantuan kebutuhan dasar penghuni huntara,
trauma healing, senam lanjut usia (lansia), PRESIDEN RI TIUGAS:
Pada sektor ekonomi produktif
dan pendampingan lanjut usia
dan sosial pemerintah membantu •Mengkoordinasikan penyusunan kebijakan umum
dalam pemberian ternak berupa kebudayaan Fasilitas sarana kelompok budaya tradisional, MENKO - dan strategy RR Merapi
KETUA PENGARAH
fasilitas sarana kesenian terdiri bantuan PEREKONOMIAN •Mengkoordinasikan perencanaan, pelaksanaan,
sapi potong dan perah, domba, kostum kesenian, alat musik, pelatihan tari, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan RR Merapi
kambing, paket obat-obatan, revitalisasi bangunan cagar budaya. WAKIL KETUA
MENKO KESRA
serta kandang. Bagi warga yang Kesehatan Rehab ruang inap, rumah dokter, rehab
memiliki kebun, pemerintah pustu, pelayanan kesehatan, dan pengadaan KETUA PELAKSANA HARIAN
SESTAMA BNPB KEPALA BNPB
menyediakan pemberian bantuan alat kesehatan.
bibit kelapa, salak, padi, jagung, Keagamaan Pembangunan rumah ibadah
SEKRETARIS I
MENTERI
MENTERI
MENTERI DAGRI MENTERI ESDM MENTERI BUDPAR PERUMAHAN
sayuran dan pupuk. Bantuan DEPUTI RR BNPB
KESEHATAN
RAKYAT
Pendidikan Rehab bangunan SD, SMK, SMA dan UPT
peralatan pertanian juga disedikan pendidikan, pengadaan meubeler dan alat MENTERI MENTERI MENTERI
SEKRETARIS II MENTERI SOSIAL KEPALA BPN
pada sektor ini. Untuk mendukung sekolah KEUANGAN KEHUTANAN KOPERASI & UKM

perputaran uang dan modal, Magelang Kesehatan Perbaikan fisik pelayanan kesehatan seperti MENTERI PPN MENTERI MENTERI NAKER
MENTERI AGAMA KEPALA BPKP
pemerintah melakukan revitalisasi puskesmas, pustu, pos kesehatan desa, BAPPENAS PERTANIAN & TRANS

pasar tradisional dan bantuan pengadaan sarana pendukung posyandu,


MENTERI
pengadaan obat penyakit kejiwaan MENTERI PU MENTERI DIKNAS MENTERI BUMN
modal koperasi. Pasca erupsi, PERDAGANGAN

sebagian warga kesulitan untuk Keagamaan Rehabilitasi sarana pendukung pengungsi


ponpes GUBERNUR DIY
mengakses modal pinjaman di
TPT TIM PELAKSANA
perbankan. Di bawah ini bantuan Klaten Kesehatan Rehabilitasi pustu
GUBERNUR
rehabilitasi dan rekonstruksi Pendidikan Rehabilitasi ruang sekolah dan penyediaan MEMBANTU PELAKS TUGAS JATENG
TIM KOODINASI
secara detail pada sektor ekonomi sarana pendidikan DI DAERAH
produktif.
Gambar 3. Struktur Organisasi Tim
Di sektor sosial, rehabilitasi
Koordinasi Rehabilitasi Rekonstruksi
dan rekonstruksi mencakup
pada bidang kesejahteraan Beberapa fasilitas dasar dibangun warga tidak bersedia direlokasi ngatan Dini Bahaya Merapi,
sosial, kebudayaan, kesehatan, di area jambor ini, seperti dapur antara lain karena mereka merasa penyediaan Peta Rawan Bencana,
keagamaan, dan pendidikan. umum, ruang logistik, kamar nyaman di tempat asal mereka penyediaan Peta Jalur Evakuasi
Kabupaten yang mendapatkan mandi, ruang kesehatan, dan tentu dan mereka menerapkan konsep Manusia dan Ternak.
bantuan rehab rekon sektor ini ruang keluarga. Selain itu, rehab hidup harmoni dengan risiko Penetapan Titik Kumpul,
yaitu Sleman, Magelang, dan rekon ditargetkan pada perbaikan bencana, meskipun mereka Tempat Evakuasi Sementara (TES),
Klaten. Berikut ini kegiatan secara kantor pemerintah, sekolah, dan meminta dukungan fasilitas Tempat Evakuasi Akhir (TEA),
detail terkait dengan rehabilitasi puskesmas. pemerintah berupa sistem Logistik.
dan rekonstruksi pada sektor ini. Realisasi pelaksanaan rehabili­ peringatan dini, jalur evakuasi, Peningkatan kapasitas masya­
Pada lintas sektor, dua kegiatan tasi dan rekonstruki masih ber­ tempat evakuasi warga dan ra­
kat untuk pengurangan resiko
yang mendukung sebagai antisi­ langsung hingga kini. Pada sektor ternak, dan pelatihan berbasis bencana (penguatan organisasi
pasi bencana di masa yang perumahan pencapaian sudah pengurangan risiko bencana. masyarakat, pelatihan, dan gladi).
akan datang, pemerintah mela­ mencapai 72%. Hal ini disebab­ Dalam menyikapi konsep hidup Peralatan Komunikasi, Perleng­
kukan pembangunan jambor kan karena masih ada masyarakat harmoni ini, pemerintah akan kapan Perorangan, Desa Tangguh
dan pengadaan perangkat early yang tinggal di Areal Terdampak menyiapkan beberapa hal seperti: Bencana.
warning system (EWS). Pembangun­ Langsung (ATL) 1 dan belum ber­ Penyusunan rencana Penyediaan sarana dan prasa­
an jambor difungsikan sebagai sedia direlokasi. Sebanyak 656 KK kontinjensi sampai tingkat rana dasar permukiman secara
tempat evakuasi sementara warga di wilayah D.I. Yogyakarta dan 165 kecamatan dan desa. terbatas.
dari ancaman bencana erupsi. KK di wilayah Jawa Tengah. Alasan Pembangunan Sistem Peri­

34 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 35
Liputan Khusus

Bantuan 1 Miliar
 Bagi Korban Merapi

Presiden SBY atas kerja keras BNPB


dan kementerian terkait, serta pe­
merintah daerah untuk membantu

T
iga tahun lalu Gunungapi 18 Oktober 2013. Huntap yang Kesan dan pesan yang disam­ masyarakat pada proses rehabilitasi
Merapi mengalami erupsi dikunjungi Presiden RI dan Ibu Ne- paikan Lurah Desa Kepuh Harjo dan rekonstruksi ini.
hingga mengakibatkan gara Ani Yudhoyono berlokasi di Heri Suprapto di hadapan Presiden Presiden SBY berkesempatan
ben­ cana di wilayah Provinsi Dusun Pager Jurang, Desa Kepuh RI mengungkapkan bahwa meninjau hasil-hasil ekonomi pro­
Daerah Istimewa Yogyakarta Harjo, Kecamatan Cangkringan, masyarakat masih ingin untuk duktif yang dihasilkan oleh warga
dan Jawa Tengah. Tercatat lebih Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. memiliki ternak sapi tersebut. huntap Pager Jurang, seperti ane­
dari 300 korban meninggal dan Yogyakarta. “Harapan sapi yang dijanjikan oleh ka produk makanan ringan, bubuk
kerugian materiil mencapai Pada kunjungan tersebut, Presiden Pak Syamsul, agar warga nantinya kopi, hingga pakaian. Kemudian,
triliunan rupiah. Badan Nasional SBY memberikan bantuan Rp 1 bisa memeras susu kembali,” beliau melanjutkan untuk melihat
Penanggulangan Bencana (BNPB) miliar bagi masyarakat korban demikian ucap Pak Heri. Beliau rumah warga dan berdialog
mengkalkulasi dampak letusan bencana erupsi Merapi. Bantuan juga menambahkan kebutuhan dengan penghuni rumah tersebut.
Gunung Merapi mencapai Rp 3,62 yang diserahkan kepada Bupati jalur evakuasi sepanjang 8 km yang Presiden juga menyempatkan
triliun. Implementasi rehabilitasi Sleman Sri Purnomo ini ditujukan sangat penting sebagai antisipasi untuk mengunjungi rumah
dan rekonstruksi pasca erupsi untuk membantu pemulihan bahaya erupsi ke depan. Untuk ekonomi produktif. Mengakhiri
tidak terlepas dari dukungan dan ekonomi produktif masyarakat. kebutuhan jembatan, pemerintah kawasan berbahaya, Presiden agar nanti tidak ada masyarakat kunjungan, Presiden SBY dan Ibu
peran pemerintah, serta pihak Sementara itu, BNPB akan diharapkan membantu pemba­ SBY memberikan arahan kepada yang tinggal di tempat berbahaya Negara Ani Yudhoyono menanam
swasta, dan masyarakat luas. membantu 600 sapi perah untuk ngunan jembatan di Pager Jurang pemerintah daerah untuk terus lagi”, ucap Presiden SBY. pohon jenis Pinus Mercusii tepat
Saat ini masyarakat telah menata mengganti ternak mati akibat dan Manggong. Jembatan ini mengajak warga yang belum Melihat keberhasilan rehabi­­­­li­ di halaman depan Gedung Serba
kembali kehidupan mereka seperti erupsi pada tahun ini. Namun saat membantu anak-anak yang harus bersedia direlokasi. Lebih dari tasi dan rekonstruksi, Bupati Sle­­ Guna Pager Jurang.
sebelum terjadinya bencana. ini bantuan baru terealisasi 100 melewati sungai ketika bersekolah. 600 KK tinggal di kawasan man Sri Purnomo mengucapkan
Ingin melihat secara langsung ekor dan 500 ekor akan diberikan Presiden meminta Kementerian berbahaya, yaitu Kalitengah Lor, terima kasih atas dukungan dan
Kalitengah Kidul, dan Srunen. bantuan dari Pemerintah Pusat dan Huntap Pager Jurang
pemulihan masyarakat pasca erupsi, pada akhir tahun ini. Dana Rp 37 Pekerjaan Umum (PU) untuk
Presiden Republik Indonesia (RI) miliar telah dianggarkan BNPB merealisasikan pembangunan “Pemerintah tidak mengada-ada Pemerintah Provinsi D.I. Yog­yakarta Huntap Pager Jurang yang
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk pengadaan sapi perah jalur evakuasi dan dua jembatan dan Pemerintah tidak mencari- dalam penanggulangan bencana berjarak sekitar 11 km dari Pun­
berkunjung di salah satu hunian tersebut. Sekitar 3.000 sapi perah permanen tersebut. cari. Itu semua semata-mata untuk Merapi dan pelaksanaan rehabilitasi cak Merapi merupakan wilayah
tetap (huntap) di Provinsi Daerah mati terkena awan panas ketika Sementara itu, menanggapi keselamatan warga lereng Merapi. relonstruksi pasca erupsi. Hal se­ relo­kasi yang diperuntukkan bagi
Istimewa Yogyakarta pada Jumat, erupsi berlangsung. warga yang masih tinggal di Teruslah diajak bicara baik-baik na­da juga diungkapkan oleh korban erupsi Merapi yang berasal
36 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 37
Liputan Khusus Liputan Khusus

tujuan khusus antara lain (1)


memahami layanan RTSP dan
produk, (2) memahami dampak
dari produk RTSP pada SOP NTWC,
(3) mengidentifikasi kesenjangan
potensial dan tantangan yang
mungkin untuk memperingatkan
SOP rantai di tingkat nasional, (4)
membiasakan media elektronik
dengan layanan RTSP dan

Perwakilan 9 Negara
membangun serta menyesuaikan
SOP untuk berinteraksi dengan
media, dan (5) mempersiapkan
Belajar Dari Bnpb Latihan IOWave 14
dijadwalkan berlangsung pada
yang

akhir 2014.

B
Lokakarya yang diselengga­
adan Nasional Penanggulang­ Japan International Cooperation
rakan diprioritaskan untuk negara-
an Bencana (BNPB) memiliki Agency (JICA), Kementerian
negara di bagian timur dan utara
media dalam penyebaran in­ Komunikasi dan Informatika,
Samudera Hindia. Kunjungan
formasi kebencanaan kepada para Badan Meteorologi, Klimatologi,
di BNPB merupakan salah satu
mitra pelaku penanggulangan dan Geofisika (BMKG), Badan
kunjungan dari lokakarya yang
bencana dan media. Kepala Penanggulangan Bencana Daerah
berlangsung pada 23 – 27
Bidang Data BNPB Dr. Agus (BPBD) dan Metro TV.
September 2013 dan didukung
Wibowo menjelaskan hal tersebut Rangkaian kunjungan ini
oleh BMKG dan United Nations
di hadapan rombongan sembilan sebagai kegiatan lokakarya
Educational, Scientific and Cultural
perwakilan negara. Rombongan Standar Operating Procedure
Organization (UNESCO).
merupakan perwakilan negara dari (SOP) tentang Peringatan Dini
Sementara itu, perwakilan 9
badan penanggulangan bencana, Tsunami dan Tanggap Darurat.
negara tersebut berasal dari Bang­
National Tsunami Warning Center Lokakarya ini diselenggarakan
ladesh, Malaysia, Myanmar, Oman,
(NTWC), dan media. Kunjungan sebagai salah satu agenda yang
Pakistan, Sri Lanka, Thailand, Timor
dari Desa Kepuh Harjo. Sebanyak sosial. Fasilitas ekonomi berupa peternak sapi perah. Sebagian lain ini bagian dari pembelajaran diputuskan pada sidang ke-9
Leste dan tuan rumah Indonesia.
136 KK dari Dusun Kaliadem, 97 kandang sapi komunal sebanyak bekerja dengan mengandalkan mengenai mata rantai penyebaran Intergovernmental Coordination
Akhir kunjungan, rombongan
KK Dusun Petung, 50 KK Dusun 5 unit dan mampu menampung usaha rumah tangga, seperti informasi peringatan dini tsunami. Group (ICG) untuk Indian Ocean
meninjau fasilitas-fasilitas yang
Manggong, 14 KK Dusun Kepu­ 250 ekor sapi. Kandang ini pembuatan bakpia yang berbahan Namun demikian, AgusWibowo Tsunami Warning System (IOTWS).
berada di Pusdalops. Sementara
harjo, dan 8 KK Dusun Pagerjurang dilengkapi dengan gudang baku ubi ungu, abon lele, aneka menjelaskan mengenai beberapa ICG ini mengagendakan lokakarya
itu, rombongan dipimpin oleh
menghuni huntap ini. pakan dan penampungan susu kripik, minuman herbal dan batik. media yang digunakan sebagai pelatihan bersama pada 2013
National Programme Office
Pemerintah setempat menga­ 10 unit, instalasi air dan sarana Keluarga penghuni huntap peringatan dini kebencanaan, dan 2014. Lokakarya melibatkan
for Disaster Risk Reduction
lokasikan lahan seluas 50.365 m² penunjang peternakan 20 unit. merasa aman karena kepastian seperti early warning system pelaku yang bekerja untuk Real
and Tsunami Information Unit
untuk pembangunan huntap ini. Sumber energy pada kandang secara administratif dan legalitas (EWS) untuk Gunungapi Lokon Time Streaming Protocal (RTSP),
UNESCO Ardito M. Kodijat.
Sementara itu, setiap unit rumah ini menggunakan biogas ternak status tempat tinggal juga diper­ di Sulawesi Utara, pilot project NTWC, badan penanggulangan
Perwakilan penting yang hadir
seluas 36 m² menghabiskan dana sejumlah 19 unit. Fasilitas sosial hatikan oleh pemerintah. Sertifikasi EWS di Sumatera Barat, InaSAFE, bencana, dan media massa.
pada kunjungan tersebut antara
mencapai Rp 30 juta. Di samping berupa masjid, PAUD, balai warga, tanah huntap sudah diterima oleh InaWARE, dan sebagainya. Salah Tujuan utama dari lokakarya
lain Laura Kong dari International
pembangunan rumah-rumah, wi­ ruang terbuka hijau, serta gedung para warga penghuni, sedangkan satu sistem penyebaran informasi ini adalah untuk membantu
Tsunami Information Center,
la­
yah kompleks huntap ini juga serba guna. tanah yang dimanfaatkan untuk yang terintegrasi dengan media negara anggota yang tergabung
Hawai, Amerika Serikat dan Walter
memiliki sarana dan prasarana Terkait dengan mata fasilitas umum dan fasilitas sosial massa adalah pilot project EWS dalam ICG-IOTWS untuk
Welz dari Asian Broadcasting
lain, seperti jalan, drainase, pencaharian, masyarakat huntap masih dalam proses. yang dibangun di Sumatera Barat. mengembangkan SOP mereka
Union berbasis di Kuala Lumpur.
talud, serta fasilitas ekonomi dan bekerja sebagai petani dan Kegiatan ini melibatkan BNPB, untuk merespon RTSP. Sedangkan

38 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 39
Liputan Khusus

Riwayat Letusan M
enjulang dengan tinggi mantaun Gunungapi di Kabanjahe freatik. Letusan pada kurun waktu
2.460 meter dari permu­ mencatat ketinggian lontaran ma­ 7 April 2010 - 27 Agustus 2010
kaan laut (dpl), Gunung te­rial mencapai 3.000 meter. menyebabkan status Gunungapi
Sinabung menggeliat dengan Menurut Pusat Vulkanologi Sinabung berubah dari tipe B

Sinabung
letusan dengan skala berbeda. dan Mitigasi Bencana Geologi menjadi tipe A. Berselang tiga
Letusan terakhir tercatat pada (PVMBG), catatan letusan tahun, Gunungapi Sinabung
Kamis, 24 Oktober 2013, pada Gunungapi Sinabung pada 1600 menunjukkan aktivitas vulkanik
pukul 06.00 waktu setempat. Letu­ dengan aktivitas vulkanik berupa selama September lalu dan
san yang disertai suara gemuruh muntahan batuan piroklastik serta terakhir pada 24 Oktober 2013.
mengeluarkan asap hitam kea­ aliran lahar yang mengalir ke arah Berdasarkan data dan analisis data
buan dan material abu vulkanik. Selatan. Kemudian 1912, gunung pemantauan dari tanggal 19 – 24
Hembusan ini mengarah ke ini mengeluarkan solfatara yang Oktober 2013, PVMBG sebagai
arah Timur, Tenggara, dan terlihat di puncak dan lereng atas. bagian dari Badan Geologi
Selatan. Pe­ Setelah hampir 100 tahun, menetapkan status Gunungapi
gunungapi berjenis strato ini Sinabung masih pada WASPADA
kembali meletus. Pada 2010, terjadi (Level II).
beberapa kali letusan yang Aktivitas yang menurun men­
di antaranya berupa jadikan Gunungapi Sinabung ber­­
l e t u s a n status dari AWAS (level IV) ke SIA­
GA (level III) pada 23 September
2010. Kemudian status ini kembali
menurun yaitu dari SIAGA (level III)
menjadi WASPADA (level II) pada 7
Oktober 2010. Meskipun menurun,
aktivitas masih cenderung
fluktuatif.

40 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 41
Liputan Khusus

selalu mengikuti perkembangan aktivitas


Gunungapi Sinabung dari Pemerintah
Kabupaten Karo dan BPBD kabupaten dan
provinsi.
Jika masyarakat terganggu dengan
keberadaan hujan abu dan kemungkinan
adanya aktivitas letusan abu freatik yang
masih terjadi, masyarakat yang bermukim
di Desa Sukameriah, Gurukinayan, Bekerah,
Simacem, Sigarang-garang, Sukanalu, dan
Kutogugung disarankan untuk mengungsi
ke tempat yang aman.\
Sehubungan sudah memasuki musim
hujan sejak beberapa hari terakhir dan
aktivitas hujan hampir terjadi setiap hari,
masyarakat yang bermukim dekat sungai
yang berhulu di puncak Gunungapi
Sinabung agar tetap waspada terhadap
ancaman bahaya lahar. Masyarakat yang
dimaksud mereka yang tinggal di Desa
Sukameriah sampai dengan Desa Bekerah,
Desa Kutagugung, dan Desa Sigarang-
garang.
Desa Sukameriah, Gurukinayan, Bekerah,
dan Simacem berada di mulut lembah
oleh karena itu keempat desa ini sangat
berbahaya jika kelak kemudian hari terjadi
Pemantauan dengan metoda ribu warga dievakuasi ke jambor- di daerah Laukawar. Timbunan
erupsi dan banjir lahar. Pada konteks
visual, seismik, dan deformasi jambor di wilayah Kabahjahe. longsor dan materi hasil erupsi
ini, rekomendasi jangka pendek bahwa
terus dilakukan untuk melakukan Lontaran debu vulkanik cen­ terpantau di lereng ini. Terkait
masyarakat dari empat desa dapat kembali
penilaian tingkat aktivitas derung meluncur dari arah Barat dengan potensi bahaya, Badan
ke rumah masing-masing dan dapat
Gunung Sinabung. Pada tanggal Daya menuju Timur Laut sehingga Geologi merekomendasikan
melakukan kegiatan seperti biasa. Namun
15 September 2013 aktivitas sebagian Kota Medan terselimuti beberapa hal kepada masyarakat
demikian masyarakat harus tetap waspada
Gunungapi Sinabung meningkat debu Gunungapi Sinabung. yang tinggal di sekitar lereng
terhadap kemungkinan erupsi freatik tandap
hingga mnyebabkan perubahan Letusan pada bulan Oktober gunung. Rekomendasi yang
diikuti tanda peningkatan kegiatan atau
status, dari  Waspada  (level kali ini berpotensi bahaya diberikan antara lain sebagai
ancaman banjir lahar apabila terjadi hujan.
II) menjadi  Siaga  (level III). terhadap aktivitas masyarakat berikut.
Hal ini karena terdapat tumpukan material
Namun kemudian pada tanggal di sekitar lereng. Abu letusan Masyarakat dan Pengunjung/
di puncak Gunung Sinabung. Sedangkan
29 September 2013 status dapat menganggu kesehatan wisatawan tidak mendaki dan
rekomendasi jangka panjang, Badan Geologi
diturunkan dari  Siaga  (level III) dan merusak tanaman di wilayah melakukan aktivitas pada radius
merekomendasikan pemukiman penduduk
menjadi Waspada (level II). terdampak. Sementara itu potensi 2 km dari Kawah Sinabung.
di 4 desa agar direlokasi untuk menjauh dari
Pada tahun 2010, letusan ter­ secondary hazard berupa banjir Masyarakat di Desa Sukameriah
bukaan kawah.
besar terjadi pada 7 September lahar yang mungkin terjadi dan Gurukinayan di Selatan
Empat stasiun seismik yang dilengkapi
dengan lontaran debu vulkanik di Desa Sukameriah. PVMBG puncak, Bekerah di Tenggara
dengan sensor yang di­ pasang di sekitar
hinga 5.000 meter ke udara. Suara mencatat terjadinya dua kali puncak, Simacem di Timur
puncak gunung memantau secara intensif
letusan pun terdengar hingga banjir lahar sejak 15 Oktober 2013 puncak, Sigarang-garang dan
dan te­ rus menerus Gunungapi Sinabung.
jarak 8 km. Mengantisipasi bahaya di desa ini. Potensi longsor pada Sukanalu di Timurlaut puncak, dan
Data-Data kegunungapian diperoleh melalui
erupsi saat itu, sekitar dua belas sisi Utara juga perlu diwaspadai Kutogugung di Utara Timurlaut
sinyal gelombang radio dan direkam
akan mengancam pemukiman puncak agar tetap waspada dan
42 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 43
Liputan Khusus TEROPONG

secara analog mau­ pun digital


di Pos Pengamatan Gunungapi
yang berlokasi di Jalan Tiras
Bangun, Desa Ndokum Siroga,
Kecamatan Simpang Empat
Kabupaten Karo. Pos ini berjarak
sekitar 8,5 kilometer dari puncak.
Sementara itu, pemantauan
deformasi dilakukan pada empat
stasiun, yaitu stasiun SKNL di Desa
Sukanalu, Stasiun GRKI di Desa
Gurukinayan, Stasiun MDD di Desa
Mardinding, dan Stasiun LKWR di 60

Desa Laukawar. 50
48
Pos Komando Tanggap Darurat 50
43
Erupsi Gunung Sinabung masih 38 39
40
terus berkoordinasi dengan Sumater Utara berpotensi bahaya yaitu (a) Kawasan rawan bencana 37 36
32 Banjir
PVMBG dan pemerintah daerah erupsi berupa aliran piroklastik terhadap aliran massa (awan 28 29
31
Puting Beliung
30 27
setempat untuk memonitor (awan panas), jatuhan piroklastik panas, aliran, dan guguran lava),
26
25 24 Tanah Longsor
perkembangan aktivitas Gunung (lontaran batu pijar dan hujan dan gas beracun, (b) kawasan 20
18 20 20 20
Bencana lainnya
Sinabung. Sesuai dengan abu), aliran lava dan lahar. Menurut rawan bencana terhadap material 13
rekomendasi dari PVMBG, catatan PVMBG, gunung dengan lontaran batu (pijar) dan jatuhan 10
9 10
5
masyarakat dihimbau tetap satu khuluk ini terdiri atas 25 hujan abu lebat. 4

waspada dan tidak terpancing satuan batuan primer dari pusat, Sementara itu, KRB II, kawasan 0
Januari Februari Maret April Mei Juni
isu-isu yang menyesatkan terkait dan 1 endapan batuan gunungapi yang berpotensi terlanda awan
dengan letusan Gunung Sinabung. sekunder. Dilihat secara struktur panas, aliran lava, guguran lava,
Masyarakat agar mengikuti arahan geologi, gunun ini terbentuk lontaran batu (pijar) dan hujan abu Gambar 1. Grafik Jumlah Kejadian Bencana selama Januari-Juni 2013 di Indonesia
dari Pemerintah Kabupaten Karo/ pada tepian Barat Laut patahan lebat. Kawasan ini juga dibedakan
Sumber: Pusdatinmas BNPB
Muspida Karo yang senantiasa cekungan Toba Tua. Endapan Pra menjadi dua bagian, yaitu (a)

Profil Data Kebencanaan Indonesia


mendapat laporan tentang Sinabung di daerah ini berupa kawasan rawan bencana terhadap
aktivitas Gunungapi Sinabung satuan endapan batu gamping aliran massa (awan panas, aliran

Periode Semester Pertama 2013


dari PVMBG. Terkait dengan dan endapan aliran piroklastik dan guguran lava), (b) kawasan
bantuan kemanusiaan, Badan Toba. rawan bencana terhadap material
Penanggulangan Bencana PVMBG telah memetakan lontaral batu (pijar) dan hujan abu

I
Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera potensi bahaya yang mungkin lebat.
Utara dan dinas-dinas terkait terjadi dengan kawasan rawan KRB I merupakan kawasan ndonesia adalah negara kepu­ teorologi yang terkait dengan bulan pertama puting beliung se­
di Kabupaten Karo sudah bencana Gunungapi Sinabung. yang berpotensi terlanda lahar lauan yang dilingkari oleh jalur cuaca juga sangat sering melanda lalu menjadi bencana yang paling
bersiap untuk memberikan Tiga tingkat kerawanan dari dan hujan abu. Menurut PVMBG, gempa paling aktif di dunia, wilayah nusantara. sering terjadi, sedang­kan selama
bantuan penanganan darurat rendah ke tinggi, yaitu Kawasan apabila letusan membesar, yaitu Cincin Api Pasifik. Cincin Hingga pertengahan tahun 3 bulan berikutnya banjir adalah
kepada masyarakat jika terjadi Rawan Bencana (KRB) I, KRB II, dan kawasan ini mungkin berpotensi Api merupakan akibat langsung 2013 ini, BNPB mencatat telah yang paling mendominasi.
peningkatan status Gunungapi KRB III. terlanda lontaran batu (pijar) dari pertemuan lempeng tektonik, terjadi bencana sebanyak 632 Korban meninggal dan hilang
Sinabung. KRB III merupakan kawasn berdiamter lebih kecil dari 2 cm. dimana Indonesia terletak di kejadian di Indonesia. Dalam 6 sejak Januari-Juni 2013 mencapai
dengan potensi bahaya paling Kawasan ini dibedakan antara lain pertemuan 3 lempeng, yaitu Lem­ bulan tersebut, bencana didomi­ 380 jiwa sedangkan korban
Potensi Bahaya Erupsi Gunung tinggi, yaitu terlanda awan panas, kawasan rawan bencana terhadap peng Pasifik, Indo-Australia, dan nasi oleh 3 jenis bencana yaitu menderita dan mengungsi lebih
Sinabung aliran, dan guguran lava, lontara aliran massa lahar, dan material Eurasia. Kondisi ini menyebabkan banjir, tanah longsor, dan puting dari 570 ribu jiwa. Kerusakan
batu (pijar), hujan abu lebat jatuhan, seperti hujan abu dan Indonesia sering dilanda gem­pa­ beliung. Jumlah ketiga bencana bangunan akibat bencana menca­
Gunung yang berada dibawah dan gas beracun. KRB ini masih batu pijar. bumi maupun letusan gunung­ tersebut lebih dari 90 persen dari pai lebih dari 33 ribu unit, dimana
administratif Kabupaten Karo, terbagi menjadi dua bagian api. Selain itu, bencana hidrome­ total seluruh kejadian. Selama 3 kerusakan tersebut meliputi
44 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 45
TEROPONG

kerusakan permukiman, fasilitas 300 140


pendidikan, fasilitas peribadatan,
250 120
dan fasilitas kesehatan. Jumlah
100
korban meninggal dan hilang serta 200
menderita dan mengungsi paling 80
150
banyak adalah pada bulan Januari. 60
100
Secara umum, sejak Januari 40
hingga Juni 2013, bencana 50 20
banjir adalah yang paling banyak 0 0
terjadi (248 kejadian), diikuti oleh j ir g o r o r g s i
an
i
ap
i e tri
an liu
n
gs gs sa
n
rta ut
m as us
B n n a o Bu ng ot d
puting beliung (222 kejadian) gB
e
Lo Lo gP sp n
H
pa nu Sa
b In
n h h n an da m Gu or
/
aa
n
dan tanah longsor (152 kejadian). uti na na ba Tr n Ge n
P Ta Ta m
aa
n ha sa iT
er lak
an lo La tu s c e
Adapun bencana yang paling jir
d Ge el
ak an Le Ak Ke
n c ar
Ba Ke ak
banyak menimbulkan korban Ke
b

jiwa berturut-turut adalah tanah


Jumlah Kejadian Korban Meninggal dan Hilang
longsor (127 jiwa), banjir (104 jiwa),
serta kecelakaan transportasi laut Gambar 2. Grafik Jumlah Kejadian Bencana dan Korban Meninggal dan
dan udara (74 jiwa). Hilang selama Januari-Juni 2013 di Indonesia
Sumber: Pusdatinmas BNPB

Banjir
mengungsi. Selain itu, pada awal Bencana banjir lain yang
Awal tahun 2013, bencana tahun 2013 di provinsi tetangga terjadi sepanjang semester
banjir melanda berbagai wilayah yang berbatasan dengan ibukota pertama tahun 2013 dan
di nusantara, tidak terkecuali pu­ juga terjadi bencana serupa. Banjir cukup banyak menjadi sorotan
sat pemerintahan dan perekono­ melanda wilayah Banten sejak 6 adalah banjir akibat meluapnya Puting Beliung Muara Enim, Sumatera Selatan Rasio dari puting beliung dan
mian, yaitu Provinsi DKI Jakarta. Januari 2013. Selain menyebabkan sungai Bengawan Solo, banjir (26 Februari 2013). Sedangkan banjir masing-masing adalah
Banjir pada awal tahun yang ribuan jiwa mengungsi, banjir di sejumlah wilayah di Provinsi Puting beliung yang merupa­ di Pulau Jawa, puting beliung 0,08 dan 0,20; sedangkan tanah
melanda Jakarta itu menyebabkan di Banten juga menyebabkan Gorontalo pada bulan Mei, serta kan bencana hidrometeorologi juga cukup banyak menimbulkan long­sor memiliki rasio sebesar
38 jiwa meninggal, sedangkan ratusan hektar areal persawahan banjir bandang di Kota Manado jumlahnya mulai menunjukkan kerusakan di Kabupaten Cilacap 0,41. Artinya, diantara 100 keja­
83.930 jiwa lainnya terpaksa mengalami gagal panen. pada bulan Februari. trend peningkatan sejak tahun di Jawa Tengah dan Kabupaten dian ta­nah longsor yang terjadi,
2009. Bahkan pada tahun 2012 Jember di Jawa Timur. Di pulau kemungkinan dapat menimbulkan
puting beliung merupakan lain, puting beliung yang korban meninggal dan hilang
bencana yang paling banyak menimbulkan kerusakan cukup sebanyak 41 jiwa. Dengan tinggi­
terjadi. Walaupun bencana ini parah terjadi di Pinrang, Sulawesi nya rasio dan banyaknya jumlah
tidak banyak menimbulkan korban Selatan dan Polewali Mandar, kejadian bencana tanah longsor
jiwa dibandingkan bencana Sulawesi Barat; keduanya terjadi pada semester tahun 2013, maka
lain, namun bencana puting pada 7 Januari 2013. tidak heran bahwa bencana ini
beliung seringkali menyebabkan merupakan bencana yang paling
kerusakan permukiman warga. Tanah Longsor banyak menimbulkan korban jiwa.
Pada semester pertama tahun Sepanjang Januari-Juni 2013,
2013, bencana puting beliung Dibandingkan dengan bencana bencana tanah longsor yang
terjadi hampir di seluruh wilayah banjir dan puting beliung, benca­ paling banyak menimbulkan
Indonesia. Di Pulau Sumatera, na tanah longsor memiliki Rasio korban meninggal dan hilang
puting beliung cukup banyak Perbandingan Jumlah Korban terjadi di Kabupaten Agam,
menimbulkan kerusakan di Meninggal dan Hilang dengan Provinsi Sumatera Barat pada 27
Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Jumlah Kejadian Bencana yang Januari 2013. Bencana tersebut
Utara (25 Mei 2013); Muaro paling tinggi (sumber: Buku Data menelan korban meninggal dan
Jambi, Jambi (25 Juni 2013); dan Bencana Indonesia 2012, BNPB). hilang sebanyak 20 jiwa.
46 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 47
TEROPONG

salah satu langkah konkret dalam


meningkatkan kompetensi teknis
operator radio komunikasi yang
bekerja pada pusdalops BPBD
provinsi. Hal ini sesuai dengan
apa yang rasakan para operator
radio di pusdalops BPBD provinsi.
Berdasarkan masukan dari para
peserta, kompetensi yang perlu
ditingkatkan antara lain: (1)
Pengoperasian radio komunikasi,
(2) Pemasangan antena radio
komunikasi saat darurat, (3)
Pengenalan dan pengoperasian
radio tetra. Sementara itu,
permasalahan radio komunikasi komunikasi sangat penting dalam 1. Sistem informasi dan komu­
di daerah adalah ijin penggunaan pertukaran data dan informasi nikasi penanggulangan ben­
frekuensi radio komunikasi kebencanaan antara BNPB dan cana
pusdalops. BPBD di tingkat provinsi dan 2. Tata cara perizinan spectrum
Penyelenggaraan bimktek kabupaten/kota. Harus diakui frekuensi radio
yang diselenggarakan Pusat bahwa komunikasi yang dibangun 3. Peran radio komunikasi dalam
Data, Informasi, dan Humas melalui radio komunikasi dari penanggulangan bencana
BNPB berlangsung pada 23 – 25 daerah kurang aktif dalam 4. Pedoman dan pengelolaan
September 2013 dan 21 – 23 pertukaran data dan informasi. radio komunikasi
Oktober 2013 di Hotel Aryaduta
Peningkatan Kompetensi Teknis Karawaci, Banten. Pada bimtek
Di sisi lain, Unsur Pengarah
BNPB KRT Adikoesoemo
5. Pengoperasian mobil komunikasi
6. Teknologi dan pengoperasian

Operator Radio yang pertama BPBD provinsi di


wilayah Barat menjadi target
peserta, antara lain dari Aceh,
mengatakan bahwa tantangan
ke depan pemanfaatan radio
radio tetra
Pada materi pengelolaan ra­

Komunikasi
komunikasi adalah kemampuan dio komunikasi, peserta menda­
Sumatera Barat, Jambi, Riau, untuk memecahkan kebuntuan, patkan pengetahuan mengenai
Bengkulu, Sumatera Selatan, seperti digunakan untuk melayani prosedur operasi dan karakteristik
Kepulauan Riau, Lampung, masyarakat yang panic pasca radio, tata cara penyampaian
Operator posko (OP) BNPB: “Selamat sore, baik, pemanggilan berikutnya Kepulauan Bangka Belitong, kejadian bencana. Melalui dan penerimaan berita, tata
BPBD Kabupaten Gorontalo, di sini posko BNPB memanggil, ganti.” Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, ketrampilan dalam pemanfaatan, cara ber­ bicara, teknologi dan
Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, dan radio komunikasi dapat secara pengoperasian radio tetra, teknik
OP BPBD: ”Selamat sore, di sini BPBD Kabupaten Gorontalo, ganti. Kami
Jawa Timur. Sementara itu, peserta cepat memberikan informasi merakit antena high frequency
laporkan terjadi hujan, tetapi kondisi kondusif saat ini”.
BPBD provinsi di wilayah Tengah kepada jaringan di masyarakat (HF) pada kondisi darurat, dan
OP BNPB: “Terima kasih untuk cek in, semoga cuaca selalu kondusif, dan Timur yang mengikuti bimtek untuk tetap tenang dan bersiaga. pengoperasian mobil komunikasi.
selamat bekerja dan salam kemanusiaan”. ini yaitu Bali, NTB, NTT, Kalimantan Bimtek ini juga dimaksudkan Salah satu materi yang menarik
Selatan, Kalimantan Tengah, supaya kapasitas operator radio perhatian adalah perakitan

I
tulah sedikit pembicaraan Daerah (BPBD) Kabupaten lakangi Pusat Data, Informasi, Kalimantan Timur, Kalimantan BPBD Provinsi meningat dan antena dengan nama double
roll call rutin antara petugas Gorontalo. Radio komunikasi dan Hubungan Masyarakat BNPB Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi secara mandiri dapat mengelola bazooka coaxical dipole atau
radio Toteng Rusmana di sebagai alat komunikasi sangat menyelenggarakan bimbingan Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi radio komunikasi kebencanaan disingkat antena dipole. Antena
ruang Pusat Pengendali Operasi dibutuhkan dalam menembus teknis (bimtek) radio komunikasi Selatan, Gorontalo, Maluku dan dengan melibatkan BPBD ini berjenis high frequency (HF)
(Pus­
dalops) Badan Nasional medan bencana yang sarana dan bagi operator penanggulangan Papua. Kabupaten/Kota. denga frekuensi 11.473.5 MHz.
Penanggulangan Bencana (BNPB) prasarana komunikasi lain, seperti bencana di lingkungan Badan Kepala Bidang Informasi Beberapa materi yang Antena ini sangat efektif karena
dan operator radio pusdalops di telepon dan internet putus. Penanggulangan Bencana Daerah BNPB Neulis Zuliasri mengatakan diberikan dalam bimtek ini yaitu: bisa menjangkau frekuensi radio
Badan Penanggulangan Bencana Hal tersebut yang melatarbe­ (BPBD) provinsi. Bimtek ini sebagai bahwa penguasaan teknis radio
48 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 49
TEROPONG TEROPONG

di kawasan seluruh Indonesia pemanggilan setiap saat langsung cana pada saat tanggap darurat
atau jangkauan 100 hingga 1.860 ke BNPB atau sebaliknya. bencana dan melakukan koordi­
km. Keistimewaan lain bahwa Peralatan komunikasi dengan nasi dengan Dinas Komunikasi
perakitan ini dapat dirakit dengan teknologi canggih telah sangat dan Informatika terkait ijin
mudah dan berbiaya murah. berkembang dewasa ini. Peralatan penggunaan frekuensi radio.
Materi perakitan dapat diperoleh tersebut mulai dari yang bersifat Penggunaan frekuensi radio
secara mudah di pasaran. konvensional seperti telepon sebagai bagian dari sistem komu­
kabel, penggunaan jalur frekuensi nikasi perlu penataan, khususnya
Radio Komunikasi di Medan hingga teknologi satelit. Namun dalam dalam penanganan benca­
Bencana demikian peralatan komunikasi na. Ini disebabkan karena konteks
dengan radio komunikasi sangat kebencanaan yang luas dimana
Seperti dicontohkan di atas, efektif dalam pemanfaatannya suatu analisa selalu diambil ber­
radio komunikasi mampu meng­ dalam penanggulangan bencana. dasarkan data lapangan yang
hubungkan operator radio dari Dapat dibayangkan ketika saat dikirim melalui alat komunikasi,
ruang pusdalops BNPB dengan krisis pasca bencana, infrastruktur apapun bentuknya. Terkait
operator pusdalops lain. Tidak
hanya itu, pelaku penanggulangan
pendukung peralatan komunikasi
dapat saja rusak maupun hancur
dengan pemanfaatn frekuensi
radio komunikasi, BNPB
Harmonisasi Hukum dalam
bencana di lapangan tentu
memanfaatkan juga radio
total. Terputusnya jaringan
komunikasi karena infrastruktur
menggunakan frekuensi yang
digunakan yaitu HF 11.4735 MHz,
Penanggulangan Bencana
ko­mu­nikasi yang mampu yang hancur ini berdampak VHF 171.300 MHz, RX 170.300 Oleh Dr. Syamsul Maarif
menghubungkan mereka dengan pada penyelamatan nyawa MHz, dan TX 165.300 MHz. Hal Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
pos komando tanggap darurat. manusia di lokasi bencana. ini diperoleh berdasarkan Surat
Pemanfaatan radio komunikasi Oleh karena itu, pemanfaatan Keputusan Direktorat Jenderal Pos
ini sangat penting dalam setiap radio komunikasi menjadi salah dan Telekomunikasi Nomor 1737/ Persoalan harmonisasi1 Tentu saja, kesan bahwa Mengatur Penanggulangan
tahapan penanggulangan ben­ satu pilihan yang handal dalam DJPT.4/Kominfo/12/2009 tanggal hukum dalam penanggulangan harmonisasi hukum masih ‘kalah Bencana
cana. Apalagi dalam konteks membantu aktivitas tanggap 4 Desember 2009. Sementara bencana merupakan hal yang penting’ dibanding persoalan
kebencanaan di Indonesia dengan darurat. Melalui infrastruktur yang itu, pemanfaatan radio yang terasa kian penting akhir-akhir lain tidak menghilangkan urgensi Pengaturan penanggulangan
wilayahnya yang begitu luas dan sederhana, apalagi hanya dengan diselenggarakan oleh BPBD harus ini, terutama ketika kegiatan mengenai kepentingannya. bencana lewat instrumen hukum
terkadang sulit dijangkau dengan baterai, radio komunikasi dapat melaporkan stasiun radio yang penanggulangan bencana Bagi BNPB sendiri, harmonisasi nasional maupun internasional
peralatan komunikasi konvesional dimanfaatkan ketika peralatan dilengkapi nama jenis perangkat, telah melibatkan begitu banyak kian dibutuhkan seiring makin pada dasarnya dilandasi kesadaran
maupun berteknologi satelit. komunikasi lain tidak berfungsi. nomor seri, daya pancar, jenis pemangku kepentingan, baik besar dan kompleksnya lembaga tentang betapa bencana dapat
Sementara itu, kebijakan BNPB Radio komunikasi dalam antena dan koordinat ke direktorat pemerintah maupun masyarakat. ini, serta isu penanggulangan mendegradasi kehidupan
menyatakan bahwa radio komu­ penanggulangan bencana dapat tersebut. Dalam pengamatan saya, upaya bencana secara keseluruhan. manusia dan alam di sekitarnya.
nikasi merupakan salah satu fasi­ dimanfaatkan sebagai media Mekanisme kerja operator menuju harmonisasi sejauh ini Kompleksitas BNPB dan Dunia, termasuk Indonesia,
litas pendukung Pusdalops dalam dalam kesiapsiagaan, koordinasi, radio terbagi pada saat kondisi memang masih terkendala pada penanggulangan bencana telah berulang kali menjadi saksi
memverifikasi, pemuktahiran data komando dan pengendalian, pen­ normal dan darurat. Pada kondisi terfokusnya energi para pelaku, sekilas dapat dilihat dari jumlah hilangnya hasil pembangunan
dan informasi kebencanaan. Pada dukung logistik dan administrasi. normal jalur komunikasi dilakukan tidak terkecuali BNPB, pada peraturan kepala (perka) yang yang kerap diraih dengan susah
saat kondisi normal, operator Pada keseharian Pusdalops BNPB antara BNPB dan BPBD di tingkat persoalan lain yang bisa jadi telah mencapai 70 buah. Banyak payah, akibat bencana.
radio Pusdalops antara BNPB dan selalu melakukan beberapa hal provinsi dan kabupaten/kota. dipandang lebih urgen. Sangat perka yang mungkin sudah perlu Tanpa memperhitungkan
BPBD provinsi, kabupaten/kota tersebut, dan terlebih lagi pada Sementara pada saat kondisi sering peristiwa bencana datang disesuaikan dengan kondisi terkini. faktor pencatatan, data
melakukan pertukaran data dan kondisi tanggap darurat. Pos Ko­ darurat, BNPB melakukan bersamaan, sehingga amat Selain perka, Undang-undang menunjukkan terjadi peningkatan
informasi secara rutin atau biasa mando Tanggap Darurat Bencana pemanggilan langsung dengan menguras energi. Alhasil, sampai Nomor 24 Tahun 2007 tentang bencana di tingkat global dalam
disebut roll call. Pada kondisi yang didirikan di wilayah bencana Pos Komando di lapangan, BPBD batas tertentu, belum ada waktu Penanggulangan Bencana serta beberapa dasawarsa terakhir.
normal roll call dilakukan dua selalu dilengkapi dengan radio provinsi dan kabupaten/kota, untuk memperhatikan persoalan peraturan turunannya juga tidak Pada 1970an, tercatat 1,231
kali sehari, pagi dan sore, secara komunikasi. Demikian juga BPBD TNI, Polri, kementerian/lembaga, lain yang sesungguhnya penting tertutup kemungkinan direvisi kejadian bencana dan terus naik
rutin. Pada kondisi darurat, BPBD di tingkat provinsi dan kabupaten/ komunitas radio bencana dan dan perlu. agar semakin mampu menjawab pada dasawarsa berikutnya.
provinsi dan kabupaten/kota dan kota dapat mendirikan stasiun Satuan Reaksi Cepat (SRC). tantangan mutakhir. Antara tahun 2000 hingga 2006
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1
posko lapangan dapat melakukan radio komunikasi di lokasi ben­ (2005) mendefinisikan harmonisasi sebagai
saja, yaitu belum cukup satu
upaya mencari keselarasan.
50 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 51
TEROPONG

secara langsung maupun menjadi persoalan, adalah bukan hanya terkait pengetahuan
tidak berkaitan dengan kegagalan melibatkan para pihak modern dan teknologi, tetapi
penanggulangan bencana yang dalam penyusunannya, terutama juga kebijaksanaan dan praktik
akan terlalu panjang untuk kelompok LSM dan komponen lokal (local wisdom and practice)
diuraikan dalam makalah singkat masyarakat sipil lainnya. yang banyak di masyarakat
ini. Instrumen tersebut antara Jelas sekali bahwa harmonisasi kita, baik di perkotaan maupun
hukum tentang bea dan cukai, hukum bukan hanya akan relevan perdesaan. Masyarakat sejak
telekomunikasi, bantuan donor, bagi hukum nasional, tetapi juga turun temurun telah mewariskan
pertahanan sipil dan militer, hukum internasional itu sendiri. local wisdom dalam menghadapi
kesehatan, lingkungan dan Pertanyaannya memang, siapa bencana. BNPB akan mengarah
dasawarsa, telah terjadi 5,287 hukum internasional dalam ditawarkan pengadopsiannya industri, hingga ruang udara yang memiliki kewenangan ke pengelolaan pengetahuan
bencana.2 Bencana menimbulkan penanggulangan bencana sejauh kepada anggota. untuk penerbangan. Diperlukan melakukan itu. Kemudian, mengenai bencana ini. Namun,
dampak pada kehidupan 1,9 ini paling banyak terkait dengan Di luar PBB, ada pula pengkajian mendalam mengenai sampai sejauh mana harmonisasi upaya tersebut tidak mudah
miliar manusia pada 1990-an, upaya mencapai dua tujuan. organisasi antar pemerintah instrumen hukum internasional dilakukan. Setelah harmonisasi dan butuh waktu dan komitmen
melonjak dari dekade 1970an Pertama, memandu negara- dengan mandat formal. Indonesia yang telah ada dan relevan pun, masih ada tantangan untuk tinggi dari para pihak, termasuk
yang ‘hanya’ 780 juta orang. negara dalam mengembangkan telah memperoleh manfaat tidak untuk konteks sistem hukum mendorong negara-negara tentu saja dari kalangan internal
Selama 2000-2006, semiliar orang produk hukum nasional. Ini sedikit dari keberadaan mandat nasional kita. Kajian instrumen meratifikasi. Kebingungan dan BNPB sendiri.
dilaporkan terkena dampak (IFRC, dialami Indonesia sehubungan institusional yang diberikan hukum tersebut juga perlu keraguan mengenai hukum Kembali ke persoalan
2007). Ada kemungkinan tren pembuatan UU Nomor 24 Tahun kepada lembaga-lembaga mencakup instrumen yang internasional akhirnya sering harmonisasi hukum, menurut
tersebut akan berlanjut dipicu 2007 tentang Penanggulangan tersebut, terutama dalam sifat pengadopsiannya lebih ditanggapi dengan kebijakan ad hemat saya, harmonisasi hukum
dampak perubahan iklim, seperti Bencana, yang juga dipengaruhi proses meningkatkan kapasitas longgar, seperti resolusi dan hoc, misalnya dalam penyaluran kita dengan praktik internasional
temperatur ekstrim, kekeringan, instrumen hukum terkait yang kelembagaan dan sumber daya deklarasi. Contoh deklarasi bantuan internasional (IFRC, dan hukum lain di level nasional
badai, selain bencana lain.3 lebih dulu dihasilkan di level penanggulangan bencana. yang diadopsi secara luas oleh 2007). dapat dan sebaiknya dilakukan
Pengalaman menunjukkan internasional. Saya bisa menyebut Perangkat hukum negara anggota PBB adalah Bagi Indonesia, hukum secara bersamaan, kendati dalam
ada kalanya bencana begitu besar, Hyogo Framework for Action 2005- internasional berikutnya yang Tujuan Pembangunan Milenium internasional tetap rujukan perspektif prioritas, yang lebih
sehingga melampaui kemampuan 2015 sebagai contoh. Indonesia terkait penanggulangan bencana (Millenium Development Goals) penting dalam pembuatan utama saat ini adalah memastikan
sebuah negara untuk menangani aktif mendorong pencapaian dan perlu dipertimbangkan yang kendati tidak secara eksplisit kebijakan, rencana, dan kegiatan bahwa harmonisasi hukum
sendiri. Untuk itu, dibutuhkan poin Hyogo mengenai penguatan dalam penyusunan hukum berbicara tentang bencana, penanggulangan bencana. Kita nasional dalam penanggulangan
bantuan internasional, entah kebijakan, kemampuan teknis, nasional adalah hukum hak asasi sesungguhnya menjadi penting mengadopsi prinsip dan nilai yang bencana terjadi. Dalam jangka
pemerintah negara sahabat serta kapasitas kelembagaan manusia. Dalam hal ini, pada dijadikan panduan mengingat terkandung dalam semangat pendek dan menengah akan
maupun lembaga asing dalam manajemen bencana di setiap kebijakan dan upaya dampak bencana yang negatif global untuk meningkatkan lebih tepat untuk memusatkan
nonpemerintah. Di sini, hukum tingkat regional, nasional, dan penanggulangan bencana, terhadap pembangunan. ketangguhan masyarakat serta energi pada harmonisasi hukum
internasional yang mengatur lokal. perhatian kepada penegakan HAM Hukum internasional yang mengurangi risiko. Adopsi nasional, dengan menggunakan
kerjasama penanggulangan Perangkat internasional serta penghapusan diskriminasi telah ada tentu saja bukan tanpa terhadap skema Hyogo akan perspektif yang mengadopsi nilai
bencana menjadi diperlukan. lain yang cukup berpengaruh merupakan perkara substantif kelemahan. Ada keterbatasan dilanjutkan sesuai dengan dan prinsip hukum internasional
Pengaturan dilakukan dengan dalam penyusunan sistem yang tak boleh diabaikan. Secara jangkauan geografis karena kepentingan nasional, terutama yang sifatnya best practices dan
sejumlah instrumen, meliputi hukum nasional adalah yang konkrit, sistem hukum nasional relatif sedikitnya negara yang pada poin yang belum terlaksana universal.
perjanjian (treaty), resolusi, sifatnya pemberian mandat dalam penanggulangan bencana meratifikasi. Kelemahan ini karena berbagai sebab.
pedoman (guideline), kode, dan kepada lembaga khusus untuk dituntut untuk mengadopsi nilai- terutama sangat terasa dalam Kita antara lain belum secara Nasional sebagai Prioritas
model yang bersifat bilateral mendorong penanggulangan nilai HAM dan antidiskriminasi konteks masa tanggap darurat. total mampu mewujudkan
maupun multilateral. bencana. Dalam hal ini, kita perlu dalam setiap pasal terkait. Fokus Bantuan kepada negara yang ambisi dalam wilayah prioritas Sebelum Indonesia memiliki
Secara keseluruhan, instrumen menyebut PBB dengan sejumlah dari setiap upaya penanggulangan terkena bencana acapkali tiga skema Hyogo, yaitu undang-undang yang spesifik
Sumber: EM-DAT: The OFDA/ 2 lembaga afiliasinya. PBB memiliki bencana haruslah pertama-tama terlambat disalurkan sebab “menggunakan pengetahuan, mengatur penanggulangan
CRED International Disaster Database,”
mandat legal untuk memberi masyarakat, khususnya kelompok negara bersangkutan belum inovasi, dan pendidikan untuk bencana, sejumlah peraturan
Université Catholique de Louvain, tersedia di
www.em-dat.net. Dikutip dari Laporan IFRC, masukan kepada negara anggota, rentan. Perhatian kepada hak meratifikasi perjanjian tertentu membangun budaya aman dan sektoral juga memiliki pasal yang
2007.
baik saat diminta maupun tidak. asasi mereka adalah utama. yang memungkinkan masuknya ketangguhan di semua tingkatan.” menyinggung isu terkait. Setelah
Intergovernmental Panel on Climate 3
Change Working Group II, Impacts, Adaptation Mereka dapat mengeluarkan Masih banyak instrumen bantuan dari luar secara cepat. Inti prioritas tersebut adalah UU No.24 Tahun 2007 terbit,
and Vulnerability (2007), halaman 14-15. Dikutip
dari Laporan IFRC, 2007. dokumen panduan untuk hukum internasional lain yang Di sisi lain, yang masih selalu pengelolaan pengetahuan. Ini beberapa peraturan yang muncul

52 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 53
TEROPONG

Penanggulangan Bencana. Ketentuan Pasal 24A ayat (1) pemerintahan yang baik. Pada
Tabel 1. Potensi tumpang tindih UU PB dan peraturan lain
Dengan demikian, jelas Undang-Undang Dasar Negara saat yang sama, ketiadaan hukum
bahwa kepentingan harmonisasi Republik Indonesia Tahun 1945 juga dapat memperlambat
hukum nasional pertama-tama menentukan antara lain bahwa penanganan bencana. Ini, tentu
Nama UU Substansi yang bertentangan dan terutama adalah untuk Mahkamah Agung berwenang saja, tidak kita harapkan.
UU 27/2007 tentang Konsep mitigasi dalam UU Pesisir berpotensi bertentangan sebab tak jadi bagian menghilangkan tumpang tindih menguji peraturan perundang- Sebaliknya, hukum dapat
Pengelolaan Wilayah Pesisir dari penanggulangan bencana secara luas. UU PB menegaskan mitigasi untuk yang masih ditemukan seperti undangan di bawah Undang- memainkan fungsi konstruktif
dan Pulau-pulau Kecil (UU mengurangi risiko di daerah rawan, sedangkan UU Pesisir hanya mencakup wilayah contoh di atas. Harmonisasi Undang terhadap Undang- apabila kehadirannya menunjang
Pesisir) pesisir dan pulau kecil, yang belum tentu rawan. Di sisi lain, karena mitigasi bagian hukum juga diperlukan untuk Undang. Kemudian Pasal 24C tata pemerintahan yang baik,
dari penanggulangan bencana, pelaksanaannya dikoordinasikan BNPB dan BPBD memberikan kepastian hukum ayat (1) menentukan bahwa mendorong keterlibatan publik,
(UU PB). Dalam UU Pesisir, tanggung jawab diberikan kepada instansi berwenang.
kepada para pihak dalam Mahkamah Konstitusi berwenang serta membuat seluruh proses
UU 7/2004 tentang Sumber Dalam UU Air, mitigasi bencana disebut untuk meringankan penderitaan akibat penanggulangan bencana. Di menguji Undang-Undang memiliki kepastian dan dapat
Daya Air (UU Air) bencana. Dengan kata lain, mitigasi dilakukan saat terjadi bencana. Sementara itu,
dalam UU PB, mitigasi adalah kegiatan dalam tahap prabencana untuk mengurangi masa mendatang, harmonisasi terhadap UUD 1945. dilaksanakan dengan tepat
risiko bencana. juga dapat membantu mengisi waktu. Sistem hukum yang efektif
UU 41/1999 dan UU Sejumlah ketentuan UU Kehutanan tidak sejalan dengan UU PB. UU Kehutanan kekosongan atau celah hukum Langkah ke Depan pertama-tama harus bertumpu
19/2004 tentang Penetapan lebih menitikberatkan optimalisasi aneka fungsi hutan bagi negara dan tidak secara yang ada. Yang terakhir ini pada kepentingan nasional, tetapi
Perpu 1/2004 tentang khusus mengakomodasi tujuan pencegahan bencana. Rencana kehutanan belum misalnya dalam hal menyediakan Harmonisasi hukum dapat kita berstandar internasional. Ia ada
Kehutanan mempertimbangkan daerah rawan bencana. dasar hukum yang kuat bagi lakukan secara simultan dengan karena kebutuhan masyarakat.
UU 4/1984 tentang Wabah UU ini menunjuk Menteri Kesehatan sebagai penanggungjawab penetapan dan daerah untuk mengalokasikan pengharmonisasian hukum
Penyakit Menular (UU pencabutan status wilayah yang terkena wabah. Ini bertentangan dengan UU PB anggaran on call untuk nasional sebagai prioritas, tetapi DAFTAR PUSTAKA
Wabah) yang menyebut tanggung jawab di BNPB dan BPBD. tanpa melepaskan perspektif
penanggulangan bencana. Jika
Peraturan terkait pemda Tanggung jawab pemda dalam penanggulangan bencana belum disebutkan hukum internasional, terutama Adams, W. 2012. “Harmonisasi
ada ketentuan yang memberikan
serta pembagian urusan sebagai urusan wajib pemda dalam UU 32/2004 tentang Pemda maupun peraturan Peraturan Perundang-Undangan di
kepastian hukum, pelaku terkait nilai dan prinsip utama.
pemerintahan antara pusat terkait, yaitu UU 12/2008 tentang Pemda serta PP 38/2007 tentang Pembagian Indonesia,” dimuat dalam Dialektika
penanggulangan bencana akan Dua nilai yang penting adalah Pembaruan Sistem Hukum Indonesia,
dan pemda Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemda Provinsi, serta Pemda Kabupaten/
Kota. lebih yakin dalam melaksanakan mengadopsi secara lebih serius Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial RI,
tata pemerintahan yang baik serta 2012. Halaman 137-158.
tugasnya.
Anggono, B.D. “Harmonisasi Peraturan
Sumber: Anggono, 2010. Menurut Adams (2012), fokus pada kebutuhan masyarakat,
Perundang-undangan di Bidang
harmonisasi peraturan dalam terutama kelompok rentan, dalam Penanggulangan Bencana.” Mimbar
belakangan pun mempunyai tidak, seringkali ditemukan Peraturan Menteri Dalam Negeri konteks Indonesia adalah “upaya peraturan perundang-undangan, Hukum, Volume 22, Nomor 2, Juni 2010,
kaitan dengan penanggulangan potensi multitafsir peraturan yang No.46 Tahun 2008 tentang untuk menyelaraskan suatu kebijakan, rencana, dan kegiatan Halaman 373-390.
bencana, kendati sifatnya membingungkan implementasi. Pedoman Organisasi dan Tata rancangan peraturan perundang- penanggulangan bencana. Aspek
IFRC (International Federation of Red
Cross and Red Crescent Societies). 2007.
umumnya sangat sektoral. Contoh tumpang tindih Kerja Badan Penanggulangan undangan dengan peraturan akuntabilitas, transparansi, dan “Law and Legal Issues in International
UU 24 mengubah paradigma ditampilkan dalam Tabel 1. Bencana Daerah. Berdasarkan perundang-undangan lain, baik partisipasi perlu diperkuat. Apa Disaster Response: A Desk Study.” Geneva:
penanggulangan bencana dari Permendagri, komandan tanggap yang lebih tinggi, sederajat, yang sudah baik kita tingkatkan, IFRC.
melulu menekankan aspek Pada level lain, Peraturan darurat dipilih oleh kepala BPBD maupun yang lebih rendah, dan apa yang masih kurang kita
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005.
Schmidt, V.A. 2008. “Discourse
tanggap darurat, menjadi Kepala BNPB harus diakui juga yang secara ex officio adalah hal-hal lain di luar peraturan perbaiki. Institutionalism: The Explanatory Power
meliputi keseluruhan proses, memiliki potensi tumpang tindih sekretaris daerah. Secara praktis, perundang-undangan, sehingga Hukum sebagai alat kontrol of Ideas and Discourse. Annual Review of
yaitu pra bencana, tanggap maupun multitafsir dengan Perka BNPB dalam hal ini lebih tersusun secara sistematis, penanganan bencana selalu dapat Political Science, 11, 303-26.
darurat (saat bencana), serta peraturan lain yang setara, bisa dijalankan di lapangan tidak saling bertentangan atau diibaratkan dengan pisau bermata
UNDP (United Nations Development
Program). 1997. Dokumen Kebijakan UNDP
pasca bencana. terutama peraturan menteri. sebab kepala daerah (gubernur/ tumpang tindih (overlapping).” dua. Ia dapat menghambat dalam “Tata Pemerintahan Menunjang
Anggono (2010) mengatakan Contoh paling konkrit adalah walikota/bupati) memiliki Secara pragmatis, harmonisasi efektivitas penanganan bencana, Pembangunan Manusia Berkelanjutan,”
adanya UU Penanggulangan dalam hal penetapan komandan kekuatan politik lebih tinggi hukum juga bertujuan baik di tingkat lokal, nasional, dikutip dari Buletin Informasi Program
Bencana, serta peraturan lain tanggap darurat. dibanding sekretaris daerah. menghindari pembatalannya maupun internasional manakala
Kemitraan untuk Pembaharuan Tata
Pemerintahan di Indonesia, 2000. Jakarta:
yang juga mengatur isu terkait Menurut Perka BNPB, Namun, di sisi lain Permendagri sebab peraturan perundang- substansinya membuka ruang UNDP.
penanggulan bencana, secara komandan tanggap darurat juga tidak dapat dikatakan keliru undangan bersifat dapat diuji bagi birokratisasi berlebihan UNISDR (United Nations International
inheren menimbulkan potensi ditunjuk oleh kepala daerah. sebab ia merujuk peraturan di secara materiil dan formal, baik serta tidak mampu menjawab Strategy for Disaster Reduction). 2011.
tumpang tindih. Ini sesuatu yang Aturan ini ternyata belum atasnya, yaitu PP No.21 Tahun lewat mekanisme judicial review kebutuhan riil di lapangan
“HFA Progress in Asia-Pacific: Regional
Synthesis Report 2009-2011.”
harus kita akui terjadi. Paling sinkron dengan ketentuan dalam 2008 tentang Penyelenggaraan maupun constitutional review. dan tidak mendorong tata

54 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 55
TEROPONG TEROPONG

Pembangunan Gedung
BNPB Menerima SPS Award
Bnpb Pramuka
B
adan Nasional Sultan Hamengkubuwono X. SPS Pusat, Perwakilan Media, dan
Penanggulangan ratusan peserta IPRAS 2013.

B
adan Nasional Penanggula­ dapat dimulai. Oleh karena itu, lantai dengan fasilitas di antaranya, Bencana (BNPB) meraih Penghargaan yang diberikan
ngan Bencana (BNPB) pada 28 Agustus 2013 ditandai ruang operasional kerja Pejabat penghargaan nasional Indonesia kepada BNPB sebagai Lembaga Pada kesempatan tersebut, SPS
membutuh­kan gedung yang pula dengan peresmian peletakan Eselon 1, 2, 3, 4 dan staf yang dapat Public Relations Awards 2013 Publik Pilihan SPS didasarkan pada juga memberikan penghargaan
representatif untuk mendukung batu pertama pembangunan menampung lebih dari 1.000 untuk kategori Lembaga Terbaik penilaian yang telah memberi untuk beberapa kategori lain,
kegiatan dan pekerjaan sehari- Gedung BNPB oleh Kepala BNPB, orang. Selain itu juga tersedia Pilihan Publik dari Serikat inspirasi kepada masyarakat, seperti Tokoh Publik Pilihan,
hari penanggu­ langan bencana. Dr. Syamsul Maarif beserta ibu ruang ASEAN Coordinating Center Perusahaan Pers (SPS). BNPB dikenal luas oleh publik, memiliki Korporasi Pilihan, CEO Pilihan,
Saat ini gedung BNPB terpisah di Hj.Nanik Kadaryani dan jajaran for Humanitarian Assistance (AHA menerima penghargaan bersama kinerja unggul di bidangnya, tidak Tokoh PR Pilihan, dan Program PR
tiga tempat, yaitu di Jalan Juanda, Pejabat Eselon 1 BNPB di Jalan Center), Perwakilan lembaga non Komisi Pemberantasan Korupsi tersangkut masalah pidana, dan Pilihan SPS 2013.
Jalan Abdul Muis, dan Jalan Tanah Pramuka, Jakarta Pusat. pemerintah dan Perserikatan (KPK) dan Pusat Pelaporan dan kinerja korporasi/lembaganya
Abang II. Gedung yang ditempati Kepala BNPB dalam Bangsa-Bangsa, Crisis Center, Analisis Transaksi Keuangan memberi manfaat yang luas bagi BNPB mengucapkan terima
menyulitkan dalam berkoordinasi sambutannya di hadapan para Pusdalops penanggulangan (PPATK) dalam kategori tersebut. publik. kasih atas penghargaan tersebut.
secara langsung antar kedeputian. undangan dan pegawai BNPB, bencana, ruang serbaguna, dan Penghargaan diberikan dalam Media memegang peranan
Usia perjalanan BNPB dalam menyampaikan bahwa kita harus basement. Pada atap gedung acara The 2nd Indonesia Publik Penghargaan tersebut penting dalam meningkatkan
penanggulangan bencana telah berani memulai suatu pekerjaan ini akan difasilitasi landasan Relations Awards & Summit diberikan setelah melalui kesiapsiagaan masyarakat melalui
memasuki 5 tahun. Kebutuhan dan yakini bahwa pekerjaan itu helikopter atau helipad. (IPRAS) 2013: ”Reputasi Bangsa pengamatan, penelitian, dan sosialisasi, informasi dan edukasi
untuk memiliki gedung yang akan selesai di tempat akhir, Pembangunan gedung BNPB baru dan Kejayaan Indonesia” oleh serangkaian diskusi panjang terkait penanggulangan bencana.
representatif dan berlokasi jangan pernah kita takut gagal. akan memakan waktu satu tahun Serikat Perusahaan Pers (SPS) di Pengurus SPS berdasarkan BNPB siap dan menyambut
strategis sangat mendesak. “Kegagalan adalah awal dari dan ditargetkan akan selesai Yogyakarta (29/11). Penghargaan usulan dari perusahaan pers, baik kerjasama dengan media
Anggaran pembangunan gedung kesuksesan”, ucapnya. pada Agustus 2014. Pelaksanaan diterima langsung oleh Kepala tokoh masyarakat, media, dan dalam penanggulangan bencana
pun telah disetujui oleh Dewan Gedung BNPB Pramuka pembangunan dilakukan oleh BNPB DR.Syamsul Maarif,M.Si Dewan Pers. Acara tersebut guna mewujudkan masyarakat
Perwakilan Rakyat (DPR) hingga bermotif betawi ini merupakan PP Construction dan PT. Artefak yang diserahkan oleh Gubernur dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan dan bangsa yang tangguh
kemudian proses pembangunan proyek multiyears setinggi 16 Arkindo. Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Hamengkubuwono X, Pengurus menghadapi bencana.

56 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 57
TEROPONG

Penganugerahan Kreativitas
Kebencanaan
2 0 1 3
Badan Nasional Penang­gulangan Bencana (BNPB)
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk
mengikuti ajang lomba kreativitas di bidang kebencanaan.
Lomba kreativitas Bidang Kebencanaan ini terbagi dalam
kategori fotografi, film dokumenter, dan karya tulis
jurnalistik. BNPB juga memberikan penghargaan khusus
untuk kategori Tokoh Inspiratif, Media Massa, dan Insan
Kemanusiaan dalam memberikan kontribusi yang tinggi di
bidang kebencanaan di Indonesia.

A
cara puncak dari lomba ini sebuah ide, kreativitas, dan ilmu
adalah Penganugerahan pengetahuan tidak akan pernah
Kreativitas Bidang Keben­ berhenti pada satu titik, begitu
canaan 2013 yang diselengga­ juga dengan bencana. “Saat ini
rakan di Jakarta, pada Selasa, dibutuhkan sebuah ide, kreativitas
(12/11). Pada tahun ini, jumlah dan ilmu pengetahuan yang dapat
peserta lomba mengalami mendahului kejadian bencana
peningkatan, dengan rincian itu sendiri sehingga bangsa ini
karya foto berjumlah 866 peserta, dapat selalu siap dalam situasi
film dokumenter 77, karya tulis dan kondisi apapun di dalam
jurnalistik 197, dan tokoh inspiratif wilayah kesatuan Indonesia yang
99. BNPB menganugerahkan memang sangat rawan bencana”,
penghargaan khusus kepada ujar Syamsul Maarif.
lima media massa dan dua bagi Melalui kegiatan ini, BNPB
pengabdian insan kemanusiaan. mengharapkan sebuah jembat­
Lomba kreativitas dan penentuan an dan wadah komunikasi
dalam kategori penghargaan melalui karya kreativitas antara
khusus dilakukan oleh dewan juri masyarakat, dunia usaha, dan
yang profesional dan kompeten pemerintah dalam meningkat­
di bidangnya, baik dari kalangan kan ketangguhan bangsa dalam
media, praktisi, dan akademisi. meng­hadapi bencana. Selain itu,
Dalam sambutan acara kegiatan ini juga turut mengkam­
pembukaan, Kepala BNPB Dr. panyekan kepada masya­rakat un­
Syamsul Maarif menyampaikan tuk kesiapsiagaan masyarakat dan
peningkatan peserta lomba pada dukungan program pengurangan
tahun ini menunjukkan bahwa risiko bencana.

58 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 59
TEROPONG

Kepala BNPB mengharapkan


bahwa acara ini dapat terus
berlangsung di tahun-tahun
mendatang dan menambahkan
kategori lomba seperti lomba lagu
dan cerita rakyat sebagai media
edukasi masyarakat. Berikut ini
para pemenang untuk kategori
foto, film dokumenter, dan karya
tulis Jurnalistik.

Berikut ini nama-nama penerima


penganugerahan khusus dan
pemenang lomba kreativitas
bidang kebencanaan 2013:

Penganugerahan Insan Kemanusiaan (Darma Widya Argya) Pemenang Lomba Film Dokumenter (Citra Leka Birawa):
Juara I : Muhammad Eko Pangga (Mahasiswa STTM MMTC
UPT Hujan Buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Yogyakarta, judul karya “Huntara”)
Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, Wakil Rektor Universitas Gadjah Mada Juara II : Eagle Institute Indonesia (Judul karya “Setitik Asa dalam
Yogyakarta atas perannya dalam menerapkan ilmu pengetahuan dalam misi Lumpur”)
kebencanaan di Indonesia. Juara III : Derie Imani (Wartawan Kompas TV, judul karya “Ancaman
dan Titah Sultan”)

Penganugerahan Tokoh Inspiratif (Citra Dharma Bhakti) diberikan kepada: Pemenang Lomba Karya Tulis Jurnalistik (Citra Carita Parama):
Mayjen TNI Agus Sutomo (Danjen Kopassus), Juara I : Ida Tungga Gautama (Redaktur SKM Minggu Pagi, judul
Karel Albert Ralahalu (Mantan Gubernur Maluku), karya “Pengembangan Teknologi Mitigasi Bencana Alam”)
Arlian Puri Anggraeni (Siswi SMAN 8 Bandung), Juara II : Sri Mulyadi (Redaktur Harian Suara Merdeka, judul karya
“Kebijakan Berisiko Bencana”)
Prof. dr. Andi Husni Tanra, Sp.An., Ph.D (Dokter Anastesi RS Ibnu Sina Makassar).
Juara III : Muhammad Aslam (Karyawan Hotel Ros-In, judul karya
Hening Parlan (Aktivis Humanitarian Forum Indonesia di Jakarta), dan
“Merancang Kurikulum Siaga Bencana”)
Purnama (Penjahit/Persatuan Penyandang Difabilitas Indonesia di Yogyakarta).

Pemenang Lomba Foto (Citra Adhiluhung):


Juara I : Astra Bonardo (Fotografer Koran Sindo, judul karya “Terobos Sementara itu, Penghargaan Khusus untuk media masa (Citra
Banjir”) Dharma Bakti) diberikan kepada Media Indonesia, Metro TV, Radio
Juara II : Albert Ivan Santoso Damanik (Fotografer Harian Sumut 24, Elshinta, RRI Pro3 dan Radio KBR68H. Selamat kepada para pemenang
judul karya “Tinggal Puing”) dan penerima penghargaan khusus dalam Penganugerahan Kreativitas
Juara III : Noverdianto Arsyad (Karyawan BCA, judul karya “Melepas Bidang Kebencanaan 2013!
Lelah”)

60 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.2 Tahun 2013 61
PROFIL

PERENCANAAN
“Perencanaan
Rehab rekon REHAB REKON
bukanlah pekerjaan
yang harus tergesa- DIRANCANG UNTUK
gesa tetapi dirancang dan
dikerjakan dengan baik MEMBANGUN
agar membangun lebih
baik (Build Back
Better).” LEBIH BAIK
"A
papun yang saya kerjakan, pimpinan harus tahu,
tetapi apa yang pimpinan kerjakan saya tidak
perlu tahu", ucap Deputi Bidang Rehabilitasi dan
Rekonstruksi, Ir. Bambang Sulistianto, MM yang menjadi
prinsipnya saat berkarir sebagai PNS sejak tahun 1985. Bapak
dari empat anak ini sebelumnya mengawali karir di Merauke
pada tahun 1983 – 1985 sebagai pegawai honorer di Dit
PTPT, Dijen Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum dalam
membuka lahan transmigrasi.

Selama berkarir, penggemar siomay ini, tidak pernah


menyangka karirnya akan meningkat terus menjadi Eselon II,
bahkan diangkat menjadi Eselon I di BNPB pada tahun 2010.
“Selama saya berkarir, hanya fokus bekerja dan menjalankan
perintah atasan, karena yang saya kerjakan adalah untuk diri
sendiri, keluarga, bangsa dan negara” ungkapnya.

Pada tahun 1988-1989 bertugas di Nusa Tenggara Timur


membuka transmigrsi lokal di pulau Ende, lalu kembali ke
kantor transmigrasi pusat. Pada tahun 1990-1994 bertugas
di Kalimantan Barat membuka lokasi transmigrasi pola
umum, jasa, Perkebunan Inti Rakyat (PIR) kelapa sawit dan
tambak udang di Kabupaten Singkawang. Dari pelaksana
teknis lapangan, pada tahun 1994 - 2002 dipindahkan
ke Unit Inspektorat Jenderal sebagai Fungsional Auditor
sampai tingkat Pengendali teknis. Bergabung dengan Badan
Koordnasi Nasional Penanggulangan Bencana dan Pengungsi
(Bakornas PBP) bulan Juli tahun 2003 sebagai Eselon III
dengan jabatan Kepala Sub Bidang Perlindungan Pengungsi.

62 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 63
PROFIL

“Tugas pertama saya adalah menangani bantuan


Jepang mengenai eksodus Timor Timur untuk
pembangunan rumah, Jalan, Air bersih, kesehatan,
membangun Puskesmas Pembantu, Poliklinik RSUD
Prof WZ Johanes di Kupang, membangun rumah
dinas TNI, Polri dll”, kenangnya.

Kemudian di tahun 2004 menangani tsunami Aceh


selama dua bulan dan gempabumi Yogya pada
tahun 2006 selama tiga bulan. Pekerjaannya di
instansi Bakornas tidak terlalu jauh berbeda dengan
kegiatannya semasa menjadi pelaksana teknis di
Kementerian Transmigrasi, sehingga penyesuaiannya
tidak terlalu lama. Motivasinya menerjunkan diri
dalam dunia penanggulangan bencana adalah
banyak tantangan yang harus dihadapi di lapangan.
“Uniknya, bencana itu tidak bisa kita program,
sehingga sifatnya dinamis dan banyak ilmu-ilmu
baru yang dapat kita pelajari” jelasnya.

Dunia Rehab Rekon


Rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab rekon), Kabupaten maupun di Provinsi untuk menganalisis Koordinasi
pencegahan dan kesiapsiagaan, tanggap darurat, kajian kebutuhan pasca bencana (JITU PASNA) sampai
menjadi satu kesatuan yang utuh. “Saya mesti tahu dengan Renaksinya” ucapnya. Perencanaan Rehab rekon bukanlah pekerjaan
terlebih dahulu rencana kontijensi daerah yang yang harus tergesa-gesa tetapi dirancang dan
JITU PASNA adalah pengembangan dari DaLA dikerjakan dengan baik agar membangun lebih
terkena bencana dan data tanggap darurat sebelum
menyusun rencana rehab rekons yang disebut (Damage and Losses Assessment) dan Human Recovery baik (Build Back Better). Jangka waktu pelaksanaan
rencana aksi (RENAKSI)”ucapnya. Pada saat tanggap Needs Assessment (HRNA),dimana DaLA menganalisa rehab rekons maksimal 3 tahun setelah pasca rehab
darurat Kedeputian Rehab Rekons menurunkan tim dampak yang dapat dihitung dengan uang juga rekons harus dapat diteruskan dalam pembangunan
A2R2 (assessment awal rehab rekons) ke lapangan di dapat dikatakan menyusun rencana yang bersifat berkelanjutan. Untuk itu maka penyusunan rencana
samping mengumpulkan data sekunder seperti data Top Down yaitu dari atas kebawah, sedangkan aksi rehab rekon harus memperhatikan RPJM dan
kontijensi, data kab dalam anggka, RPJM dan RPJP, RPJP dari daerah yang terdampak bencana atau
HRNA menganalisa kebutuhan yang diinginkan
PAD, PDRB daerah, informasi dari mass media dll, pelaksanaan rehab rekon harus dilanjutkan oleh
dari masyarakat atau bottom up tetapi juga dapat
tujuannya adalah mempelajari kondisi lapangan dan daerah yang bersangkutan. Disamping itu juga harus
menganalisa kebutuhan yang tidak dapat dinilai
sektor-sektor mana yang terdampak untuk didata sejalan dengan program kementerian/lembaga agar
dengan uang. dalam pendanaan tidak menjadi beban BNPB secara
dan dihitung sebagai dasar menyusun Tim Verifikasi.
Tim A2R2 sudah memulai mengumpulkan data dari JITU PASNA atau PDNA (Post Disaster Needs keseluruhan.
Kementerian/Lembaga serta menyepakati kriteria Assessment) versi Indonesia telah mendapat Permasalahan yang dihadapi paling berat adalah
yang akan dipakai dalam menganalisa, misalnya appresiasi dari PBB dan Uni Eropa sehingga saya koordinasi. Tidak mudah dalam mengkoordinasikan
rumah rusak berat, rumah rusak sedang, rumah rusak diundang di Jenewa untuk menyampaikan JITU antara pusat dengan daerah, maupun antar
ringan bersama Kementerian PU Dirjen Cipta Karya, PASNA dan pengalaman pelaksanaan rehabilitasi kementerian/lembaga. Koordinasi mudah diucapkan
Kementerian Perumahan Rakyat, dan Pulitbang PU dan rekonstruksi di Indonesia. tetapi sulit dilaksanakan, seperti halnya saat
menyepakati kriteria yang akan dipakai. menangani masalah Mentawai tentang alih fungsi
Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Indonesia selangkah
Dari data tersebut, lalu diturunkan tim yang sesung­ lebih maju dibandingkan negara-negara lain didunia, lahan untuk hunian tetap pengungsi korban tsunami.
guhnya untuk menganalisa dengan melibatkan dengan adanya Perka-perka Kepala Badan dalam Kementerian Kehutanan tetap memakai peraturan
kementerian/lembaga lain, SKPD terkait baik di pelaksanaan Rehabilitasi dan rekonstruksi. yang normal seperti proses alih fungsi lahan yang
memerlukan waktu lebih dari 3 tahun demikian juga

64 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 65
PROFIL

kementerian keuangan dana yang tidak terserap harus RENAKSI dalam penanggulangan bencana, sumber
disetor ke kas negara sehingga pada saat lahan sudah anggarannya dilakukan secara bersama, sharing
siap dana yang tersedia harus disetor ke kas negara. antara dana APBN K/L, APBD atau pihak swasta.

Rehab rekon Mentawai sekarang sudah dapat Permasalahan BPBD sebagai ujung tombak sering
dilaksanakan dengan tidak menggunakan dana APBN menjadi korban politik atau kebijakan daerah yang
murni tetapi menggunakan dana masyarakat untuk tidak pas yang menyebabkan sumber daya manusia
land clearing sedangkan untuk menyiapkan dan di BPBD menjadi persoalan. Demikian juga SDM
melatih fasilitator dengan menggunakan dana bantuan di BNPB harus ditingkatkan dari tahun ke tahun”
New Zeland yang dilaksanakan oleh World Bank, “Tahun jelasnya lulusan S1 Fakultas Teknologi Pertanian
ini untuk Mentawai kami sedang memohon dana siap Jurusan Mekanisasi UGM dan S2 Ekonomi pada
pakai direvisi menjadi dana bantuan sosial berpola Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Jakarta ini.
hibah untuk mencairkan dana APBN tersebut”, ucapnya
yang belum lama ini pulang dari Haji. Hobi
Pengalaman yang berkesan dalam penanggulan Padatnya jadwal dan banyaknya perkerjaannya
pasca bencana adalah membuat suatu perencanaan sebagai Deputi bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi.
rehab rekons yang disebut RENAKSI Aceh Tengah dan Satu persatu hobinya menghilang seiring dengan
Bener Meriah bulan lalu karena dilaksanakan hanya jalannya waktu dan usia. “Dulu saya adalah pecinta
dalam waktu satu bulan satu minggu yang biasanya alam, suka berenang, mancing dan tenis, tapi lama
bersama BAPPENAS paling cepat 3 bulan. Sedangkan kelamaan hilang dengan sendirinya, karena kesibukan
yang paling lama penyusunan RENAKSI banjir dan bertambah usia juga” tawanya ringan. “Sekarang
Jakarta. Dampak banjir Jakarta yang ditimbulkan saya belajar main golf jika ada waktu senggang di
sekitar 7 trilyun. Hal tersebut menunjukan betapa luar kesibukan saya” ungkapnya. Pesannya kepada
besarnya dampak yang ditimbulkan bukan berarti staf BNPB, agar apa yang kita pegang itulah yang
pemerintah harus mengganti, tetapi kita berupaya harus kita perjuangkan untuk menjadi besar dan
agar kejadian tersebut tidak terulang. Untuk itu maka berkualitas. Pemilik motto, “hidup jangan melawan
diperlukan perbaikan infratruktur misalnya dengan arus tetapi jangan terbawa arus” imbuhnya.
membangun sodetan

66 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 67
SNAP SHOT

Kunjungan Kerja Komandan United States Transportation


Kunjungan JICA ke BNPB 
Command (Ustranscom) (18 sept)

Pengukuhan Dharma Wanita Persatuan BNPB (18 sept)

Kunjungan Kerja Komisi A DPRD DIY ke BNPB (3


Kunjungan PASIS TNI AU SEKKAU ke Pusdalops BNPB
Kunjungan Gubernur Papua ke BNPB, berdiskusi dalam September)
Kunjungan Gubernur Maluku ke BNPB (27 agustus) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan
Bencana (5 Sept)

Kunjungan studi banding Tentara Amerika ke BNPB Kunjungan studi banding Wakil Menteri Jepang ke BNPB
Penerimaan CPNS BNPB tahun 2013 Kunjungan AIFDR dan Riri Reza ke BNPB
(12 sept) (9 sept)

68 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013 69
SNAP SHOT

Orasi ilmiah di hadapan wisuda sarjana Universitas Sari Mutiara Indonesia, Selecta Convention Hall, Medan (29
agustus)

Pemenang Lomba Kreativitas Bidang Kebencanaan 2013Kategori Foto (Citra Adhiluhung):

Juara I - Terobos Banjir Juara II - Tinggal Puing Juara III - Melepas Lelah
karya Astra Bonardo karya Albert Damanik karya Adi Lesmana

70 Majalah GEMA BNPB Vol. IV No.3 Tahun 2013


Diterbitkan oleh:
Pusat Data, Informasi, dan Humas
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
Jl. IR. H. Juanda No. 36 Jakarta Pusat
Telp: 021 3458400, Fax: 021 3458500
www.bnpb.go.id

Email : contact@bnpb.go.id
Facebook : www.facebook.com/bnpb.indonesia
Twitter : http: //twitter.com/bnpb_Indonesia
Youtube : http://www.youtube.com/user/BNPBIndonesia

Anda mungkin juga menyukai