Anda di halaman 1dari 3

MORALITAS SEBAGAI SUATU KATEGORI

REALITAS ALAM SEMESTA


Dikutip sebagian dari tulisan Vitaly Kondratyev, pembaca UB dari Russia
berjudul : "Morality as a category of Universe Reality", disampaikan pada
IUA Conference, Aug 4-7, 2000, Wagner College, New York.

Istilah MORALITAS kita kenal secara umum sebagai suatu sistem


peraturan-peraturan perilaku sosial, etika hubungan antar-orang. Baik
dan buruk, benar dan salah.

Definisi-definisi

Berikut ini adalah kutipan dari Urantia Book tentang moralitas dan etika :

Moralitas adalah kesadaran akan loyalitas pada tugas-tanggungjawab


(942:1).

Moralitas berasal dari dalam kepribadian manusia itu sendiri. Binatang tidak
memiliki moralitas karena tidak memiliki kepribadian.

Moralitas tidak bisa dijelaskan dengan akal, karena itu berasal dari
kepribadian manusia (192:8).

Manusia sebagai makhluk moral tidak dapat dipahami kecuali terlebih


dahulu mengenali realitas Bapa Semesta, Sumber dari Kepribadian (53:1).

Moralitas manusia berasal dari kehidupan keluarga (942:1). Jadi keluarga


yang baik akan menghasilkan pribadi yang memiliki moralitas yang baik
pula. Keluarga adalah tempat mendidik moralitas. Sangat disayangkan pada
masa modern saat ini banyak keluarga yang berantakan nilai-nilainya.

Moralitas sosial itu evolusioner, berkembang menurut waktu (68:4)

Moralitas -- meliputi nilai-nilai moral alam semesta -- dapat dirasakan oleh


pikiran manusia dalam bentuk tiga dorongan dasar, tiga pilihan dasar
(2094:11):

1. dorongan tentang diri sendiri -- pilihan moral, personal morality


berpengaruh pada perkembangan spiritual dari manusia itu.

2. dorongan tentang masyarakat -- pilihan etik, berubah terus sesuai


perubahan kesadaran sosial.

3. dorongan tentang Allah -- pilihan relijius.


Moralitas Pribadi dan Moralitas Sosial

Jadi ada dua hal di sini :

1. Moralitas sosial akan terus berubah sesuai perubahan evolusi masyarakat


dan peradaban, Contoh : adat makan dan minum akan berubah sesuai
perkembangan masyarakat.

2. Moralitas pribadi itu primordial dan merupakan realitas alam semesta,


melekat pada kepribadian. Moralitas pribadi itu ada dari semula, pada semua
pribadi, tidak dihasilkan dari evolusi.

Moralitas pribadi adalah salah satu ciri khas kepribadian yang tulen dan
dasar. UB mengatakan ketika berbicara tentang kepribadian (personality) :
".. It is characterized by morality--awareness of relativity of relationship
with other persons. It discerns conduct levels and choosingly discriminates
between them." (1225:11). Itu adalah salah satu definisi moralitas yang lain.

Secara intuitif akal-pikiran kita mengenali adanya tanggung-jawab moral


(192:6).

Agama dan Moralitas

Moralitas dan agama tidak harus sama (1780:6). Perasaan pribadi akan
moralitas, tidak selalu relijius. Ada perasaan tanggung jawab yang bukan
spiritual. Namun demikian moralitas ini berkaitan erat dengan agama. Yesus
berkata bahwa moralitas ajarannya tidak terpisahkan dari agama
kehidupannya. Dia mengajarkan tentang moralitas bukan dari sifat manusia,
tetapi dari hubungan manusia pada Allah (1585:6)

Moralitas orang akan dikenali melalui tindakannya.

Perhatikan bahwa UB mementingkan moralitas pribadi yang tertinggi,


yaitu memilih untuk melakukan kehendak Allah.

"Tindakan moral adalah perbuatan manusia yang dicirikan oleh kecerdasan


tertinggi, diarahkan oleh pilihan akhir dan juga cara mencapainya. Perbuatan
semacam itu baik. Maka kebajikan tertinggi, adalah dengan sepenuh hati
memilih untuk melakukan kehendak Allah." (193:9)

"Pilihan moral tertinggi adalah pilihan nilai tertinggi yang mungkin, dan
selalu--dalam semua dunia, dalam semuanya-- ini adalah memilih untuk
melakukan kehendak Allah. Jika manusia memilih demikian, agunglah dia,
meskipun dia adalah warga terendah Yerusem (ibukota sistem kita) atau
manusia terkecil di Urantia (Bumi)." (435:7)
Moralitas internal adalah inti dari pengembangan spiritual dari kepribadian
dalam kehidupan sehari-hari.

Moralitas sosial, dimulai dan dididik melalui keluarga (942:1). Celakanya,


kehidupan keluarga sekarang ini banyak yang dalam krisis. Jika ini
dibiarkan, kita menghadapi bahaya kehancuran moralitas

Anda mungkin juga menyukai