Anda di halaman 1dari 17

SOP

PEMBERIAN BETADINE VAGINAL DOUCHE


INSTALASI RAWAT INAP III
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian Pemberian larutan betadine intra vaginal dengan menggunakan alat khusus berupa
aplikator vagina
Tujuan Untuk membersihkan daerah vagina dari segala mikroba, keputihan dan peradangan
Kebijakan 1. Diberikan pada penderita yang direncanakan operasi yang berhubungan
dengan vagina
2. Dikerjakan 3 hari sebelum tindakan operasi
3. Dilakukan sendiri oleh penderita sesudah dijelaskan
Prosedur 1. Persiapan
1.1 Alat/ bahan
- 1 set botol betadine douche
- Cairan betadine douche
1.2 Lingkungan
- Lingkungan yang aman dan nyaman sesuai keperluan
1.3 Pasien
- Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan
- Jelaskan posisi pasien
2. Pelaksanaan
- Isilah botol plastic yang tersedia dengan betadine vaginal douche sampai
batas A/B
- Tambahkan air matang hangat sampai batas C
- Pasanglah alat-alat aplikasi yang tersedia
- Kocok hingga bercampur rata
- Masukkan aplikator tersebut sejauh mungkin ke dalam vagina
- Pijat botol
- Tarik sedikit dari vagina pelan – pelan jangan sampai aplikator keluar
- Masukkan aplikator kembali ke dalam vagina pijat botol sampai isi botol
habis
- Keringkan daerah kemaluan dengan kain yang bersih/tissue
- Bersihkan kembali botol dan aplikator untuk disimpan dan digunakan
berikutnya
- Lakukan 2x/hari selama 3 hari berturut – turut sebelum operasi

Unit Terkait IRNA III


Referensi Mbf Betadine Vaginal Douche
SOP
PERSIAPAN BIOPSI INSTALASI RAWAT INAP III
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian 1. Persiapan biopsi adalah menyiapkan alat dan pasien untuk dilakukan
tindakan biopsi serta pengiriman sediaan
2. Biopsi adalah tindakan pengambilan jaringan pada daerah yang dicurigai
adanya suatu penyakit keganasan, untuk sediaan pemeriksaan Patologi
Anatomi
Tujuan Agar pelaksanaan biopsi dapat berjalan lancer sesuai dengan prosedur
Kebijakan Setiap pasien yang diduga adanya suatu penyakit keganasan, harus dipersiapkan
untuk biopsi
Prosedur 1. Persiapan
1.1 Alat/ bahan
- Bak instrument steril berisi
- Kapas savlon
- Deppers
- Doek steril
- Speculum cocor bebek
- Biopsi
- Sarung tangan
- Betadin
- Pinset
- Larutan klorin 0,5%
- Formalin cair 10%
1.2 Pasien
- Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
- Berikan inform consent
- Jelaskan posisi pasien
1.3 Lingkungan
- Persiapkan lingkungan yang aman dan nyaman
3. Pelaksanaan
- Dekatkan alat – alat ke pasien
- Atur posisi pasien (litotomi)
- Lakukan cuci tangan dan pakai sarung tangan
- Lakukan vulva hygiene dengan kapas savlon dan olesi alat kelamin luar
dengan betadin
- Tindakan biopsi dilakukan oleh dokter
- Ambil dan masukkan jaringan hasil biopsi ke dalam botol kecil yang berisi
cairan formalin 10%
- Bersihkan daerah genetalia bagian luar
- Rapikan pasien
SOP
PERSIAPAN BIOPSI INSTALASI RAWAT INAP III
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur - Alat – alat dibereskan lalu direndam dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit
- Lakukan cuci tangan
- Jelaskan pada pasien tindakan sudah selesai
- Dokumentasikan
Perhatian :
- Beri etiket pada botol : nama, no. reg, tgl pengiriman dan ruangan,
lengkapi formulir PA, kirim ke instalasi PA
Unit Terkait Instalasi Lab
Referensi Telnders Operative Gynecologi Tenth Edition John A Rock Howard W Jones
III Tahun 2009
SOP
PEMERIKSAAN PROSES INVOLUTIO PADA IBU NIFAS
INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian Pemeriksaan proses involusio adalah pemeriksaan TFU, kontraksi uterus,


pengeluaran pervaginam (fluksus/lochea), tanda REEDA (Red, Eodema, Echimosis,
Dischage Aproximate) yang dilakuan pada ibu post partum pervaginam, post abotrus,
post partum pervaginam, post abortus, post SCTP sampai dengan 40 hari, secara
rutin maupun situasional
Tujuan 1. Mengetahui sedini mungkin keadaan patologis yang terjadi pada masa nifas
2. Memantau perkembangan proses pemulihan alat kandungan setelah
melahirkan, abortus, maupun SCTP
Kebijakan 1. Setiap ibu nifas baik pervaginam,abortus maupun SCTP akan mendapat
pemeriksaan proses involusio sesuai prosedur baik secara rutin maupun
situasional
2. Semua petugas Medis, paramedic IRNA III (Dokter, Bidan, Perawat,
Mahasiswa) mampu melakukan pemeriksaan proses involusio sesuai
prosedur
Prosedur 1. Perkenalkan diri dan mengenal pasien
2. Beritahu tentang pemeriksaan yang akan dilakukan
3. Jaga privacy pasien dengan menutup pintu, jendela, korden, atau memasang
sketsel
4. Petugas mencuci tangan
5. Atur posisi ibu dorsal recumbent, memeriksa TFU, kontraksi uterus (bila post
SCTP periksa juga luka operasinya), kandung kemih, dan tanyakan sudah
BAK/BAB
6. Periksa keadaan vulva perineum : pengeluaran fluksus/lochea, luka
episiotomy atau luka laserasi jalan lahir, periksa tanda – tanda REEDA,
setiap pagi atau sesuai situasi dan kondisi
7. Bila ibu belum BAK sedang kandung kemih penuh, bantu ibu mobilisasi dan
bombing ibu untuk BAK ke kamar mandi, dan tanyakan apakah bisa BAK
dengan lancer, evaluasi ulang TFU, kontraksi, kandung kemih
8. Sampaikan pada pasien bahwa setelah pemeriksaan ini ibu akan mendapat
perawatan vulva hygiene/ perawatan luka jahitan episiotomy atau luka
laserasi jalan lahir
9. Beritahu bahwa pemeriksaan sudah selesai dilakukan
10. Petugas mencuci tangan
11. Catat hasil pemeriksaan pada lembar 5 (status pasien) dan pada catatan
perkembangan (ASKEB)
Unit Terkait IRNA III
SOP
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN KULTUR CERVIX
INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian Suatu tindakan yang dilakukan untuk mengambil lender serviks sebagai bahan
pemeriksaan kultur
Tujuan 1. Bahan pemeriksaan kultur serviks bisa diambil secara benar
2. Hasil pemeriksaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
Kebijakan 1. Dilakukan oleh medis dan paramedic
2. Areal yang akan dilakukan kultur serviks tidak dilakukan antisepsi
Prosedur 1 Persiapan
1.1 alat/bahan steril :
- Waskom
- Speculum cocor bebek
- 1 pasang sarung tangan
- Kassa steril secukupnya
- Larutan klorin 0,5% pada tempatnya
- Tabung pemeriksaan dari bagian laboratorium
1.2 alat tidak steril
- bengkok
- senter / lampu sorot
1.3 pasien
- pasien dijelaskan prosedur / tindakan yang akan dilakukan
- posisi pasien dorsal recumber
1.4 lingkungan
tempatkan pasien pada lingkungan yang aman dan nyaman
2 Pelaksanaan
- Dekatkan alat – alat ke pasien
- Lepas celana dalam dan atur posisi dorsal recumbent
- Tempatkan bengkok ke dekat perineum
- Pasang lampu sorot mengarah ke vagina
- Petugas cuci tangan dan pakai sarung tangan
- Tangan kiri (ibu jari dan telunjuk)membuka urifisium vagina
- Tangan kanan pegang speculum cocor bebek ke dalam vagina dengan posisi
miring, putar dan atur posisi speculum dengan kunci di atas
- Buka speculum sampai portio kelihatan dan kunci
- Ambil bahan pemeriksaan kultur serviks dengan menggunakan lidi kapas
(dari lab) kemudian masukkan lidi kapas ke dalam tabung yang berisi reagen
SOP
PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN KULTUR CERVIX
INSTALASI RAWAT INAP III
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur - Buka speculum sampai portio kelihatan dan kunci
- Ambil bahan pemeriksaan kultur servix dengan menggunakan lidi
kapas (dari lab) kemudian masukkan lidi kapas ke dalam tabung
yang berisi reagen
- Buka kunci speculum kemudian tutup dan keluarkan dalam pisisi
miring
- Bersihkan daerah genetalia eksterna dan rapikan pasien
- Masukkan alat – alat ke dalam larutan klorin 0.5%, pemrosesan
sesuai prosedur
- Bereskan alat – alat
- Cuci tangan
- Beritahu pasien tindakan sudah selesai
- Tulis di buku pemeriksaan
Perhatian :
- Beri etiket pada tabung kultur (nama, no. reg, tanggal pengambilan,
ruangan)
- Segera kirim bahan ke laboratorium
Unit Terkait IRNA III
SOP
PELAKSANAAN CARA MENYUSUI YANG BENAR
INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian Cara menyusui yang benar adalah suatu cara untuk memberikan ASI kepada bayinya
dengan perlekatan posisi ibu dan bayi yang benar
Tujuan 1. Agar ibu dapat member Asi secara optimal
2. Mencegah terjadinya kembung pada bayi
3. Agar putting susu tidak lecet
Kebijakan Semua ibu post partum baik pervaginam maupun perabdominal harus mengerti dan
melaksanakan cara meneteki yang benar
Prosedur 1 Persiapan
1) alat:
- kapas puting DTT dalam tempatnya
2) Pasien
- Bayi berada dipangkuan ibu
3) Lingkungan
- Siapkan lingkungan aman dan nyaman
- Dekatkan alat
2 Pelaksanaan
a) Ibu cuci tangan dengan sabun
b) Cuci tangan dengan sabun
c) Ibu harus mencari posisi yang nyaman yaitu duduk dengan santai
d) Bersihkan putting susu dengan kapas DTT, keluarkan ASI sedikit oleskan
pada putting dan aerola sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban
putting susu
e) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak lengkung siku ibu
dan bokong pada lengan dan ditahan dengan telapak tangan ibu, kepala
bayi tidak boleh tengadah
f) Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan ibu, yang satu didepan,
perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap payudara ibu
g) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut (rooting reflex)
h) Setelah bayi membuka mulut, masukkan putting ke dalam mulut bayi
sampai batas maksimal areola bisa masuk ke dalam mulut bayi, dagu
menempel pada payudara ibu
i) Susui bayi secara bergantian mulai payudara kiri selama 10 menit ganti
sebelah kanan 15 menit, biarkan bayi menghisap kuat dengan irama
perlahan
SOP
PELAKSANAAN CARA MENYUSUI YANG BENAR
INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur j) Lepaskan hisapan bayi dengan cara jari kelingking ibu
dimasukkan ke pinggir lidah bayi sampai putting susu lepas
k) Bersihkan mulut dan pipi bayi dengan kapas lembab
l) Sendawakan bayi sebelum ditidurkan, dan posisi kepala bayi
miring saat menidurkan
m) Jika payudara belum kosong keluarkan ASI dengan pompa atau
tangan
n) Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke putting susu biarkan kering
dengan sendirinya dan pakai BH yang menopang payudara
o) Bereskan alat-alat
p) Cuci tangan
3 Dokumentasikan
a) Respon pasien saat dilakukan tindakan
b) Hasil (evaluasi tindakan)
Unit Terkait IRNA III
Referensi Manajemen Laktasi 2009
SOP
PERAWATAN KONSERVATIF PENDERITA PEB
INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian Perawatan pada wanita hamil dengan umur kehamilan, 37 minggu dengan gejala-
gejala hepertensi (tensi ≥ 160mmHg), proteinuria (albumin urine . +2), dan oedema.
Tujuan Terselenggaranya perawatan konservatif penderita PEB dengan baik dan mencegah
komplikasi yang dapat timbul.
Kebijakan Setiap penderita PEB yang dirawat konservatif harus sesuai dengan standart
operasional prosedur.
Prosedur 1.1 Persiapan
1.1.1 Alat
a. Alat tensi
b. Stetoscop
c. Alat pengukur suhu
d. Funandoskop
e. Obat-obatan sesuai terapi
1.1.2 Pasien
a. Lakukan komunikasi secara terapeutik pada pasien
b. Jelaskan pada pasien tindaka yang akan dilakukan sesuai dengan
prosedur
c. Jelaskan pada pasien tujuan dari pemeriksaan
d. Pasien datang dari keber ditempatkan di ruang PEB
e. Pasien harusbedrest
1.1.3 Lingkungan
Ciptakan suasana aman dan nyaman (lingkungan pasien yang bersih)
1.2 Pelaksanaan
1.2.1 Cuci tangan
1.2.2 Observasi keadaan umum :
a. Observasi TTV : tensi, nadi, respirasi, suhu
b. Observasi His, BJA
c. Keluhan subyektif, tanda-tanda impending eklamsia (pusing,
pandangan kabur, mual muntah, nyeri ulu hati )
1.1.3 Bedrest
1.2.4 Terapi sesuai intrusi dokter
a. Sulfas Magnesicus, dosis konservatif
b. Aspilet, kalsium, vit E, multivitamin
c. Anti hipertensi (bila tekanan diastolic > 100 mmHg)
1.2.5 Diit TKTP
1.2.6 Mobilisasi bertahap bila tensi <160/100 mmHg
1.2.7 Perawatan konservarif dikatakan gagal bila
a. Ada tanda-tanda impending eklamsia, syndrome HELLP
b. Ada kenaikan tensi yang progresif, kelainan fungsi ginjal
c. Penilaian kesejahteraan jani jelek
1.2.8 Pasien boleh pulang bila :
a. Pasien mencapai perbaikan dengan tanda-tanda preeklamsia ringan
(albumin urine ≤ +2, tensi <160/100mmHg), dan perawatan telah
dilanjutkan minimal selama 3 hari
b. Keadaan umum baik
1.2.9 Cuci tangan
1.3 Dokumentasi
1.3.1 Amati dan catat hasil tindakan
1.3.2 Respon pasien saat tindakan
Unit terkait Ruang kaber
Referensi Wiliam Obstetri, Buku Kebidanan, 2010
Buku Kebidanan, 2010
SOP
PENYEKAAN BAYI SEHAT INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian 1. Penyekaan bayi adalah melakukan penyekaan pada bayi dengan menggunakan air
hangat dan sabun mandi bayi mulai ujung rambut sampai ujung kaki
2. Bayi sehat adalah bayi yang lahir dengan berat badan lebih dari 2599gr dan
APGAR score 7-9 dan tidak didapatkan kelainan bawaan
Tujuan 1. Badan bayi menjadi bersih dan sehat serta bebas dari bakteri/kuman
2. Member rasa nyaman pada bayi
3. Mencegah terjadinya gatal-gatal bekas BAK/BAB
Kebijakan Semua bayi yang lahir di RSIA Galeri Candra boleh diseka setelah 6 jam
kelahirannya dengan air hangat dan sabun mandi bayi
Prosedur 1. Persiapan
1) Alat :
a. Waskom air hangat
b. Washlap dan handuk bayi
c. Sabun mandi di tempatnya
d. Kapas lembab/kapas DTT untuk mata (kapas steril)
e. Sisir halus
f. Minyak telon
g. Bak instrument kecil berisi sarung tangan satu pasang
h. Kassa steril
i. Lidi waten steril secukupnya
j. Betadine
k. Kaps cebok dengan air DTT dalam tempatnya
l. Pakaian bayi lengkap
m. Timbangan bayi
n. Bengkok
o. Tempat pakaian kotor
p. Meja bayi atau tempat tidur
2) Pasien
a. Bayi ditidurkan di atas meja bayi
3) Lingkungan
a. Siapkan lingkungan aman dan nyaman
b. Dekatkan alat
4) Pelaksanaan :
a. Petugas cuci tangan
b. Lepas baju bayi satu persatu dan masukkan ke dalam tempat pakaian kotor
c. Timbang BB bayi
d. Bersihkan mata dengan kaps yang tersedia dari dalam kearah luar
e. Buka kassa steril pembungkus tali pusar
f. Bersihkan sekitar kemaluan dan dubur dengan kapas cebok yang tersedia
g. Sabun seluruh badan dan seka dengan air hangat menggunakan washlap
h. Keringkan badan bayi dengan handuk
i. Pakai sarung tangan, lakukan perawatan tali pusat dengan kassa steril
j. Beri minyak telon pada perut dan sekitar punggung bayi
k. Pasang pakaian lengkap
l. Sisir rambut bayi
m. Lakukan cuci tangan
5) Dokumentasi
a. Respon pasien/bayi saat dilakukan tindakan
b. Hasil (evaluasi tindakan)
Unit terkait Ruang bayi
Referensi Panduan pintar merawat bayi dan balita 2010
SOP
PENATALAKSANAAN EPISOTOMI
INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian Episotomi adalah insisi yang dilakukan pada perineum saat his dan kepala tampak
Crowning 5-6 cm di vulva
Tujuan Mencegah terjadinya robekan perineum yang tidak teratur sehingga menghambat
penyembuhan luka
Kebijakan Dilakukan jika ada indikasi saja yaitu gawat janin, persalinan pervagina dengan
penyulit dan jaringan parut pada perineum/vagina yang menghalangi kemajuan
persalinan
Prosedur 1. Persiapan :
a. Persiapan alat
Sama dengan persiapan alat pertolongan persalinan
b. Persiapan obat
Spuitt 5 cc dan lidocain 1%
c. Persiapan pasien
Jelaskan kepada pasien tentang tujuan tindakan yang akan dilakukan
d. Persiapan lingkungan
Dekatkan alat kepada pasien, mengatur lingkungan yang aman dan nyaman
e. Persiapan petugas
Memakai baju pertolongan persalinan lengkap
2. Pelaksanaan
a. Cuci tangan, memakai baju pertolongan persalinan dan maemakai handscoene
steril
b. Hisap lidocain 1% kedalam spuitt 5 cc
c. Saat ada his dan perineum tampak pucat, letakkan 2 jari kiri kedalam vagina
diantara kepala bayi dan perineum
d. Masukkan jarum ditempat fourchette dan arahkan jarum sepanjang tempat
yang akan di episotomi
e. Aspirasi untuk memastikan jarum tidak masuk pembuluh darah
f. Tarik jarum perlahan sambil menyuntikkan maksimal 10 ml lidocain
g. Gunting perineum sekitar 3-4 cm dengan arah nediolateralis dengan satu kali
guntingan saja
h. Kendalikan kelahiran kepala bayi untuk mencegah perluasan episotomi
i. Setelah bayi dan plasenta lahir periksa dengan hati-hati apakah luka epis pada
perineum mengalami perluasan leserasi
j. Lakukan penjahitan luka epis
k. Cuci tangan setelah tindakan
3. Dokumentasi
Periksa respon pasien setelah dilakukan tindakan. Setelah selasai mencatat semua
tindakan pada status rekam medik pasien
4. Referensi
APN 2008
Unit terkait Ruang kamar bersalin
SOP
PERAWATAN PENDERITA POST PARTUM
DENGAN PEB/EKLAMPSIA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian perawatan penderita post partum dengan peb/eklampsia adalah perawatan pada
wanita baru melahirkan dengan gejala-gejala hipertensi, proteinuria, oedema dan
kejang atau koma
Tujuan Terselenggaranya perawatan penderita post partum dengan peb/eklampsia dengan
baik dan mencegah komplikasi yang dapat timbul
Kebijakan Setiap penderita post partum dengan peb/eklampsia yang dirawat harus sesuai
dengan standart operasional prosedur
Prosedur 1. Persiapan
1) Alat
a. Tensimeter
b. Peralatan untuk menyeka pasien
c. Botol untuk pemeriksaan laboratorium urine
2) Pasien
a. Pasien tidur di tempat tidur
3) Lingkungan
a. Siapkan lingkungan aman dan nyaman
b. Dekatkan alat
2. Pelaksanaan
a. Petugas cuci tangan
b. Pasien datang dari kamar bersalin, ditempatkan di ruang PEB/ Eklampsia
c. Beri O2 4-6l/mnt
d. Observasi keadaan umum meliputi :
 TTV (Tensi, nadi, suhu, RR)
 Keluhan subjektif, tanda impending eklamsi (pusing, mata kabur,
mual muntah dan nyeri ulu hati
 Kontraksi uterus, perdarahan pervaginam, keadaan luka perineum
e. Periksa GDA secara berkala untuk evaluasi asidosis
f. Lakukan personal hygiene (diseka 2 kali sehari dan ganti pembalut)
g. Berikan terapi sesuai instruksi dokter
 Antibiotic
 Analgenik
 Antihipertensi (bila tekanan diastolic > 160 mmHg)
 Diuritik bila ada oedema paru, payah jantung atau oedema
anasarka
 Roboransia
h. Diit protein 1-1,5 gr/kg BB/hari bila ada uremia diberikan 0.6 gr/kg BB/hari
dan tinggi kalori
i. Mobilisasi bertahap
j. Pada hari senin ketiga periksa laboratorium urine albumin
k. Penderita boleh pulang bila
 Albumin urine negative atau positif 1
 Tensi kurang dari 160/110 mmHg
 Keadaan umum baik
3. Dekontaminasi
a. Respon pasien saat dilakukan tindakan
b. Hasil dari tindakan (evaluasi tindakan)

Unit terkait Ruang kamar bersalin


Referensi Kapita selekta jilid 1 edisi 3 2001
SOP
PERSIAPAN CURETAGE INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Pengertian Persiapan curettage adalah menyiapkan alat dan pasien untuk dilakukan tindakan
curetage
Tujuan Terselenggaranya curettage dapat berjalan dengan lancer sesuai dengan prosedur
Kebijakan Setiap pasien yang akan dilakukan tindakan curettage, harus dipersiapkan dulu baik
persiapan pasiennya maupun peralatannya
Prosedur Persiapan :
1.1 Alat/bahan steril :
- Sarung tangan 2 pasang
- Doek steril 2 buah
- Speculum atas bawah
- Tampon tang
- Kogel tang/portio tang 2 buah
- Uterus sonde
- Busi (K/P)
- Abortus tang
- Curettage mess ukuran sesuai keperluan
- Pinset anatomi
- Disp. Spuit
- Betadine
- Kapas savlon
- Kapas alcohol
- Deppers secukupnya
1.2 Alat/bahan non steril :
- Botol berisi cairan formalin untuk tempat PA
- Lampu tindakan
- Perlak
- Softek
- Sampah medis
- Larutan chlorine 0.5% pada tempatnya
1.3 Obat-obatan :
- Analgesic supp, antibiotic injeksi sesuai IR dokter 30 menit sebelum
tindakan
- Uterotonika (K/P)
1.4 Pasien :
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
- Persetujuan tindakan (inform consent)
- Pasien disuruh cebok yang bersih kalau bisa sendiri, kalau pasien tidak
bisa sendiri dibersihkan oleh petugas
- Atur dengan posisi litotomi
Unit terkait IRNA
IRJ
Referensi Telanders Operative Gynecologi Tenth Edition John A. Rock
Howard W Jones III Tahun 2009
SOP
PERSIAPAN CURETAGE INSTALASI RAWAT INAP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
Prosedur Tetap

Prosedur 1.5 Lingkungan :


- Tempatkan pada lingkungan yang aman dan nyaman
Pelaksanaan:
- Atur posisi (litotomi), lakukan vulva hygiene dengan kapas savlon, pasang doek
steril di bawah bokong dan diatas perut pasien
- Cuci tangan dengan tekhnik 7 langkah
- Pakai sarung tanga pada tangan kanan, pegang speculum bawah (assisten)
- Observasi TFU dengan tangan kiri selama dilakukan curettage
- Observasi keluhan subyektif dan keadaan umum, selama dilakukan tindakan
curettage
- Injek[si uterotonika sesuai IR dokter
- Ambil sebagian hasil curettage untuk PA sesuai IR dokter
- Bersihkan alat kelamin luar dengan kapas savlon dan keringkan
- Pasang pembalut dan celana dalam
- Rapikan pasien ke tempat tidur dan alat-alat direndam dalam larutan klorin
0,5% selama 10 menit kemudian disabun sikat cuci bilas sampai bersih lalu
dikeringkan
- Lakukan cuci tangan
- Jelaskan
- Obsevasi keadaan umum, tanda-tanda vital meliputi : tensi, nadi perdarahan
dan cek Hb setelah curet, bila Hb kurang dari 10 gr % lakukan kolaborasi
dengan dokter
Perhatian :
- Beri etiket pada botol (nama px, no reg, tanggal dan ruangan)
- Lengkapi blanko pengiriman PA, kirim ke instalasi PA
- Obat oral post curettage sesuai IR dokter
Unit terkait IRNA
IRJ
Referensi Telanders Operative Gynecologi Tenth Edition John A. Rock
Howard W Jones III Tahun 2009

Anda mungkin juga menyukai