Anda di halaman 1dari 3

05.

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL


IUFD
No. Dokumen Revisi Halaman

25. 04. 05 1/3


Ditetapkan Oleh :
Tanggal Terbit :

SPO

Kematian janin intra uterina ( Intrauterine Fetal Demise,IUFD) (lahir ma
Pengertian
adalah janin dengan tidak ada tanda-tanda kehidupan intra uterine
 Untuk mencegah terjadinya komplikasi.
Tujuan
 Agar persalinan berjalan lancar dan normal.
Kebijakan Mengacu pada standar operasional asuhan kebidanan.
Petugas Dokter Umum, Bidan
1. Persiapan alat :
a. Meja dorong ( trolley ) berisi :
1) Set partus dan set hechting.
2) Obat-obatan uterotonika.
3) Sarung tangan DTT.
4) Handuk bayi.
5) Waslap 1 pasang.
6) Pembalut dan tali.
Cara Kerja
7) Pakaian lengkap bersih pasien.
8) Plastik plasenta.
9) Dispossible sringe 2,5 cc dan 5 cc.
10) Handuk tuala tangan. Alas tempat tidur (kain lurik).
b. Bak berisi larutan chlorin0,5 %.
c. Baskom berisi air DTT.
d. Baskom 2 buah untuk memandikan pasien.
e. Ember 2 buah berisi larutan deterjen dan chlorine 0,5 %.
05. STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
IUFD
No. Dokumen Revisi Halaman

25. 04. 05 2/3

Cara Kerja f. Tempat sampah kuning (terkontaminasi dengan tempat sampah kering
(tidak terkontaminasi).
g. Bengkok.
h. Tempat plasenta dan plastik plasenta.
i. Meja dorong untuk penanganan bayi baru lahir lengkap.
j. Perlengkapan perlindungan diri penolong.
2. Persiapan pasien:
a. Pasien diberitahu akan mengalami proses persalinan.
b. Pasien diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan.
3. Persiapan petugas :
Memakai alat perlindungan diri lengkap
1. Memberitahu pasien dan keluarga mengenai tindakan yang dilakukan
2. Cuci tangan dan keringkan
3. Memakai sarung tangan
4. Pemeriksaan tanda vital
5. Ambil darah untuk pemeriksaan darah perifer,fungsi pembekuan,
golongan darah ABO dan Rhesus
6. Dukungan mental emosional dan diberikan kepada pasien. Sebaiknya
pasien didampingi oleh orang terdekatnya. Yakni bahwa besar
kemungkinan dapat lahir pervaginam
7. Rencana persalinan pervaginam dengan cara induksi maupun ekspektatif,
perlu dibicarakan kepada pasien dan keluarganya, sebelum keputusan
diambil
8. Bila pilihan adanya ekspektatif : tunggu persalinan spontan hingga 2
minggu, yakinkan bahwa 90% persalinan spontan akan terjadi tapa
komplikasi.
9. Bila pilihan adalah manajemen aktif:
induksi persalinan menggunakan oksitosin dan misoprostol. Penggunaan
misoprostol pervaginam sama efektifnya dengan per oral,tapi dengan efek
samping yang lebih sedikit. Penggunaan misoprostol intravaginal lebih
efektif dari pada pemberian oksitosin intravena
10. Penggunaan misoprostol per oral (200mg3x/hari, selama 2 hari)
meningkatkan terjadinya persalinan secara signifikan dalam waktu 72 jam
pada pasien dengan riwayat SCTP
11. Metode mekanik untuk menginduksi persalinan pada pasien IUFD dengan
riwayat SCTP hanya diperbolehkan dalam konteks percobaan klinik dan
dapat meningkatkan resiko terjadinya ascending infection
12. Seksio cesarea merupakan pilihan misalnya pada letak lintang
13. Berikan kesempatan kepada ibu dan keluarganya untuk melihat dan
melakukan berbagai kegiatan ritual bagi janin yang meninggal tersebut.
14. Ketika consent untuk autopsy lengkap ditolak,dilakukan tes yang tidak
invasive untuk penatalaksanaan lebih lanjut. Tehnik ini termasuk inspeksi,
pengukuran, foto, radiografi,USG, MRI, sampel kulit dan darah dan
dokumentasi dari semua abnormalitas
15. Dilakukan pencatatan mengenai BB janin,lingkar kepala, PB, berat
plasenta. Foto harus termasuk bagian frontal dan gambaran seluruh tubuh
janin, muka, ekstremitas, telapak tangan dan abnormalitas lainnya
16. Pemeriksaan cairan amnion dengan amnionsintesis, segment tali pusat
(1,5 cm), specimen jaringan internal janin (misal:
costochondral junction atau patella)
17. Pemeriksaan patologi plasenta akan mengungkapkan adanya patologi
plasenta dan infeksi
Unit Terkait UGD, Kamar Bersalin,Ruang Perawatan Kebidanan, Kamar Operasi

Anda mungkin juga menyukai