PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Zat gizi diperlukan untuk hidup karena memiliki fungsi penting dalam sistem
biokimiawi makhluk hidup meliputi tetumbuhan, hewan dan manusia. Sistem biokimiawi
meliputi subsistem pencernaan, penyerapan, metabolisme, pengaturan (sistem regulasi oleh
enzim dan hormon), dan sistem pertahanan tubuh. Dalam setiap sistem biokimiawi terlibat
kerja zat gizi makro dan mikro sehingga kegiatan proses biokimiawi dapat berlangsung
seimbang.
Zat gizi diklasifikasikan ke dalam enam kelompok besar yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, protein, dan lemak disebut zat gizi makro,
sedangkan vitamin dan mineral disebut zat gizi mikro. Pengelompokan ini didasarkan pada
besarnya jumlah yang dibutuhkan tubuh. Zat makro diperlukan tubuh dalam jumlah yang
lebih besar daripada zat gizi mikro. Zat mikro, yaitu vitamin dan mineral diperlukan tubuh
dalam jumlah sedikit (Tejasari, 2005).
Setiap zat gizi memiliki fungsi unik sesuai dengan sifat masing-masing. Zat gizi
seperti karbohidrat, protein, dan lemak dioksidasi menghasilkan energi yang diperlukan untuk
kegiatan fisiologi tubuh. Selain sebagai penyedia energi, zat gizi makro juga berfungsi dalam
pembentukan struktur jaringan dan organ tubuh, serta pengangkutan zat gizi dalam tubuh.
Sedangkan zat gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral berfungsi dalam pengaturan dan
pemeliharaan proses biokimiawi, antara lain aktivitas enzim, pembekuan darah, pengankutan
molekul melalui membran sel, pembentukan struktur organ. Selain itu, vitamin dan mineral
berperan dalam metabolisme zat gizi mikro, fertilitas, oksidasi fosforilasi, dan reproduksi
(Tejasari, 2005).
Komposisi energi dan zat gizi setiap pangan tidak sama. Selain itu, pangan tidak
mengandung semua zat gizi secara lengkap. Oleh karena itu dalam makalah ini kami
membahas mengenai macam-macam makronutrien dan mikronutrien beserta sumber, fungsi
dan manfaatnya bagi tubuh manusia. Makalah ini penyusun buat untuk memenuhi tuntutan
tugas mata kuliah Gizi Pelayanan Kebidanan dan agar dapat memberikan pengetahuan
kepada mahasiswa serta dapat diaplikasikan ke khalayak banyak.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan zat makronitrien dan mikronutrien?
2. Apa saja komponen-komponen zat gizi makronutrien dan mikronutrien?
3. Apa saja sumber pangan, fungsi dan manfaat komponen-komponen zat gizi
makronutrien dan mikronutrien?
C. TUJUAN
Tujuan umum pembuatan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai zat makronutrien dan mikronutrien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Makronutrien
Makronutrien adalah protein, lemak, dan karbohidrat yang diperlukan dalam satuam
gram. Makronutrien merupakan sumber energi utrama dan memberikan zat gizi esensial,
seperti asam amino.
1. Protein
Protein menyediakan sekitar 10-15% energi/kalori dalam diet. Protein penting untuk
berbagai tujuan structural dan fungsional serta penting untuk pertumbuhan dan perbaikan
tubuh. Pada orang dewasa, sekitar 16% berat badannya merupakan protein, 43% otot,
15% kulit, dan 16% darah. Protein berada dalam kondisi fluktuasi yang konstan di dalam
tubuh dengan protein disintesis dan dihancurkan secara kontinu.
Fluktuasi protein (Q) dapat dijelaskan dengan persamaan berikut:
Q=I+D+S+O
Dengan I= intake (asupan), D= degradasi (penghancuran ), S=sintesis, dan O=oksidasi
pada CO2 serta nitrogen dalam urine.
a. Fungsi
Protein memiliki berbagai fungsi dalam tubuh. Contoh berbagai fungsi protein
adalah sebagai berikut:
1) Structural: Protein penting untuk struktur tubuh dan sekitar separuh protein tubuh berada
dalam jaringan struktural, seperti kulit dan otot. Protein struktural ini merupakan kolagen
(25% protein tubuh), aktin, dan myosin.
2) Pembawa: Protein bertidak sebagai pembawa di dalam darah dan cairan tubuh untuk
banyak molekul dan zat gizi, misalnya hemoglobin, lipoprotein.
3) Hormonal: Hormone dan peptide merupakan protein atau rantai asam amino, misalnya
insulin polipeptida pankreatik.
4) Enzim: Semua enzim adalah protein. Protein enzimik ekstraseluler meliputi metabolic,
misalnya sintastase glikogen.
5) Fungsi imun: Antibody adalah molekul protein, yang terlibat juga dalam respons fase
akut terhaadap inflamasi.
6) Fungsi penyangga (bufer): Albumin protein bertindak sebagai buffer dalam
mempertahankan Ph darah.
3
b. Struktur
Protein adalah makromolekul yang terdiri dari rantai asam amino. Asam
amino saling bergabung melalui ikatan peptide. Asam amino membentuk rantai
peptida dengan berbagai panjang dari dua asam amino (dipeptida), 4-10 peptida
(oligopeptida), dam lebih dari 10 asam amino (polipeptida). Kelompok reaktif asam
amino bergabung membentuk penghubung antara asam amino di rantai dan rantai
peptida lainnya. Polipeptida membentuk B-pleated sheets atau a heliks. Lipatan dan
pertautan silang polipeptida terbentuk di antara asam amino untuk menstabilkan
lipatan. Protein di bentuk oleh gabungan polipeptida. Pertautan silang ini
menyebabkan peptide memiliki fungsi dan bentuk yang berbeda. Terdapat sekitar 20
asam amino dan masing-masing memiliki kelompok sisi, ukuran, dan sifat yang
berbeda, misalnya Ph, hidrofolik, atau hidrofobik. Sifat ini digunakan dalam analisis
asam amino.
c. Asam amino penting (esensial)
Beberapa asam amino dapat disintesis oleh tubuh, tetapi asam amino yang lain
harus disuplai melalui diet (makanan). Asam amino ini dikenal sebagai asam amino
penting atau esensial, terdapat delapan asam amino esensial. Beberapa asam amino
hanya penting dalam situasi tertentu. Tujuh asam amino yang tergolong penting pada
masa kanak-kanak, tidak tegolong penting pada orang dewasa (arginin, histidin,
sistein, glisin, tirosin, glutamin, prolin). Asam amino ini penting bagi anak karena
asam amino tersebut diperlukan dalam jumlah yang lebih besar dari pada asam amino
yang dapat disintesis karena kebutuhan yang tinggi, jalur biologis yang imatur, atau
kombinasi keduanya. Secara kondisional, asam amino esensial atau penting hanya
menjadi esensial pada situasi saat kebutuhan, misalnya glutamine.
d. Kebutuhan
Kandungan asam amino dalam protein menentukan nilai biologisnya. Protein yang
mengandung semua asam amino esensial dalam jumlah yang cukup memiliki nilai
biologis yang tinggi. Protein yang bernilai biologis tinggi berasal dari sumber hewani,
misalnya daging, telur, susu, produk susu, dan ikan. Jika satu atau lebih asam amino
esensial tidak ada dari suatu protein, nilai biologisnya akan rendah. Protein nabati
umumnya memiliki nilai biologis yang rendah. Asam amino esensial yang suplainya
terbatas dikenal sebagai asam amino terbatas. Dengan mengombinasikan beberapa
makanan yang asam amino esensial di dalam diet. Hal ini penting untuk diet vegan.
Misalnya asam amino terbatas terkandung di dalam gandum adalah lisin dan di dalam
4
kacang-kacangan adalah metionin. Produk gandum yang berkombinasi dalam diet,
sseperti roti dengan kacang-kacangan, akan memberikan semua asam amino esensial,
misalnya roti pitta dan dhal.
Tabel klasifikasi asam amino
Asam amino esensial Asam amino Asam amino esensial tidak
esensial(esensial penting(non-esensial)
bergantung kondisi)
Leusin (leu) Tirosin (tir) Asam glutamik (glu)
Isoleusin (lie) Glisin (GI) Alanin (ala
Valine (val) Sistein (Sis) Asam asparat (Asp)
Fenilalanin (Phc) Arginin (Arg)
Threonin (Thr) Prolin (pro)
Metionin (Met) Histidin (His)
Triptofan (Trp) Glutamine
Lisin (Lys) Serine (Ser)
Asparagin (Asn)
Seperti yang sudah disebutkan, protein mengalami pergantian secara konstan, 3-4 gram
protein diganti per kg berat badan per hari. Tiap 10-15 gram nitrogen dieksresi di dalam
urine(6,25 gram dengan 1 gram nitrogen). Sedikit protein hilang didalam feses dan kulit. Saat
asupan nitrogen (protein) setara dengan eksresi nitrogen tubuh di sebut kesimbangan nitrogen
yang positif. Studi keseimbangan energi telah digunakan untuk memperoleh kebutuhan yang
dianjurkan.
e. Defisiensi
Jika asupan energi tidak cukup, protein akan dihancurkan untuk menghasilkan energi.
Oleh sebab itu, defisiensi protein dapat terjadi jika diet tidak memberikan cukup protein atau
energi atau kombinasi keduanya. Malnutrisi energi protein (protein energy malnutrition,
PEM) adalah penyebab utam yang di khawatirkan di Negara berkembang, tetapi tidak terjadi
di Inggris pada kelompok yang beresiko. PEM berisiko terjadi pada individu yang
mengalami gangguan imun (misalnya, AIDS), anoreksia, dan pasien kanker dengan
kakeksia. PEM ringan biasanya terjadi pada pasien yang mengalami pembedahan ataun
lansia yang dirawat di rumah sakit. Defisiensi protein dapat terjadi juga sebagai akibat
kehilangan protein pada penyakit ginjal. Katabolisme terjadi pada pasien yang mengalami
5
trauma, luka bakar atau sepsis, atau malabsorpsi. Defisiensi protein mengakibatkan pelisutan
otot, pertumbuhan kerdil, buruknya penyembuhan luka, dan rentan terhadap infeksi, edema,
dan perlemakan hati.
f. Sumber protein dalam diet
Pada diet khusus di inggris, 60% asupan protein memiliki nilai biologis yang tinggi yang
disediakan oleh daging dan produk daging, ikan, telur, dan susu serta produk susu.
Tumbuhan, seperti serial dan kacang-kacangan, menyediakan protein bernilai biologis yang
rendah.
2. Lemak
Lemak sering disebut sebagai lipid. Lipid dijelaskan oleh ahli kmia sebagai zat yang
sukar larut atau tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organic. Lemak adalah
istilah yang paling sering digunakan saat membahas metabolism lipid dan makanan.
Lebih dari 95% lemak dalam diet adalah trigliserid (triasilgliserol), jenis lemak lain
meliputi kolestrol, fosfolipid, sterol,dan karotenoid.
a. Fungsi
Fungsi lemak dan diet adalah:
1) Sumber energi-lemak member 37 kj (9 kkal) per gram
2) Lemak member asam lemak esensial
3) Lemak adalah pembawa vitamin larut lemak A, D, E, dan K
4) Palatabilitas dengan meningkatkan persepsi pengecapan dan penampilan makanan
5) Beberapa lemak merupakan konstituen penting membran sel dan dapat diubah
menjadi senyawa aktif biologis, seperti hormone steroid,interleukin, tromboksan, dan
prostaglandin
6) Kolestrol diubah menjadi asam empedu, yang penting dalam pencernaan
b. Asam lemak
Lemak terdiri dari asam yang memiliki rantai karbon yang mengandung 22
molekul karbon di dalam rantai. Tipe asam lemak yang melekat pada molekul gliserol
menentukan sifat fisiknya, fungsi gizi, dan fungsi fisiologis. Hidrogen ditambahkan
ke asam lemak untuk membuatnya pada saat memproduksi beberapa produk
makanan, seperti sayur oles (vegetable spreads), hal ini dikenal sebagai hidrogenasi
Asam lemak adalah molekul karbon dengan kelompok metal pada satu ujungnya
dan asam karboksi di ujung lain. Molekul ini dapat memiliki rantai yang terdiri dari 4-
22 molekul karbon walaupun kebanyakan molekul memiliki 16-18 molekul karbon.
6
Atom hydrogen melekat pada rantai karbon, jumlah atom hydrogen menentukan
derajat saturasi/kejenuhan (di sertai atom hydrogen) asam lemak. Asam lemak dengan
atom hydrogen pada setiap lengan adalah jenuh (saturasi). Asam lemak tak jenuh
berisi ikatan karbon ganda yang tidak terdapat hydrogen. Jika hanya terdapat satu
ikatan ganda asam lemak, disebut tak jenuh tunggal (monounsaturated). Jika terdapat
lebih dari satu ikatan ganda disebut tak jenuh ganda (polyunsaturated).
Asam lemak memiliki nama umum, misalnya, asam linoleat, sebuah nama
sistematik, dan sebuah nama notasi. Nama sistematik menunjukkan jumlah atom
karbon dan jumlah ikatan ganda sehingga asam linoleat menjadi asam
oktadekadienoat. Hal ini mewakili 18 karbon (oktadeka-) dan dua ikatan ganda (di-).
Nama notasi untuk asam linoleat adalah 18:2 n6 atau 18:2 w 6, sekali lagi ini
mewakili 18 atom karbon dan juga mewakilidua ikatan ganda posisi ini berhubungan
dengan ujung metal (atau omega) dan rantai karbon asam linoleat memiliki ikatan
ganda pertamanya di antar karbon keenam dan ketujuh.
7
lebih rendah tanpa menimbulkan efek yang merugikan pada high density lipoprotein
(HDL).
8
Palmitat 16:0 Heksadekanoat
Stearat 18:0 Oktadekanoat
Arakidat 20:0 Eikosanoat
Behenat 22:0 Dokosanoat
Asam lemak tak-jenuh tunggal
Palmitoleat 16:1n7 9 cis-heksadekanoat
Oleat 18:1n9 9 cis-oktadekanoat
Elaidat 18:1n9 9 trans-oktadekanoat
Eikosenoat 20:1n9 11 cis-eikosanoat
Erukat 22:1n9 13 cis-dokosanoat
Asam lemak tak-jenuh ganda
Linoleat 19:2n6 9,12 cis,cis-oktadekadinoat
Alfa-linoleat 18:3n3 9,12,15 semua cis-
oktadekatrienoat
Gamma-linoat 18:3n6 5 trans,9 cis,12 cis-
oktadekatrienoat
Arakionat 20:4n6 5,8,11,14 cis-eikosatetraenoat
EPA 20:5n6 Eikosapentaenoat
DHA 22:6n6 Dokosaheksaenoat
9
i. sterol
sterol merupakan molekul yang relatif sederhana;sterol yang palingbanyak
adalah kolesterol menyerupai lilin.kolesterol dan ester kolesterol(kolestrol tempat
asam lemak melekat) hanya ditemukan pada makanan hewani.fitosterol ditemukan
hanya dalam makanan nabati.kolesterol memiliki peran struktural dalam lipoprotein
dan membran serta merupakan prekursor untuk asam empedu,hormon steroid,dan
vitamin d.
j. pengangkutan lipid
pencernaan dan absorpsi lemak disajikan dalam bab 1 “pencernaan”.lipid
tidak larut dalam air dan karenanya berikatan dengan apoliprotein membentuk snyawa
yang dapat bercampur dengan air.sekitar 2%lipid plasma total merupakan asam lemak
bebas dan diangkut sebagai senyawa albumin.sisa lipid dibawa dalam darah sebagai
lipoprotein.lipoprotein diidentifikasi oleh apoliprotein yang terjadi(apo A,apo B,apo
C,apo D, apo E).terdapat lima kelas lipoprotein,yang bergantung pada
densitas/kepadatan :
1) Kilomikron
Kilomikron terutama terdiri dari trigliserid karena zat ini membawa lipid
dalam diet. Kadar plasma meningkat setelah makan dan kenaikan kaarnya tidak
signifikan pada konisi puasa. Kilomikron meninggalkan enterosit usus halus an masuk
ke sistem limfatik sebelum berpinah ke pembuluh darah. Trigliserid ihirolisis oleh
lipoprotein lipase sehingga melepaskan asam lemak yang digunakan untuk energi atau
disimpan dalam jaringan adiposa. Siklus hidup kilomikron adalah 15-20 menit dan
hati membersihkan sisa kilomikron dari darah. Vitamin larut lemak mencapai hati
sebagai bagian sisa kilomikron.
10
3) low density lipoprotein(LDL)
LDL terutama mengandung kolesterol dan ester kolestrol karena zat ini
merupakan produk metabolisme VLDL. LDL membawa sekitar 70% kolesterol
plasma dan dibawa ke hati serta jaringan lain oleh reseptor LDL.
5) lipoprotein(a)(LP[a])
Lipoprotein (a) ,Zat ini merupakan kompleks LDL dengan apolipoprotein (a).
3. Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama bagi manusia. Satu gram karbohidrat
menghasilkan 4 Kkal. Sebagian karbohidrat berada di dalam sirkulasi darah sebagai
glukosa untuk keperluan energi segera dan sebagian lagi disimpan sebagai glikogen di
dalam hati dan jaringan otot, dan sebagian diubah menjadi lemak
Sumber karbohidrat adalah padi -padian, umbi-umbian, kacang-kacang kering,
dan gula. Sebagian besar sayur dan buha tidak banyak mengandung karbohidrat.
Bahan makanna hewani seperti daging, ayam dan telur sedikit mengandung
karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak digunakan sebagai makanan pokok di
Indonesia adalah beras, ubi, singkong, jagung, sagu, dan talas
11
B. Mikronutrien
Mikronutrien menurut definisinya berarti dibutuhkan dalam jumlah kecil.
Mikronutrien penting karena tidak dapat dibuat tubuh manusia. Mikronutrien meliputi
vitamin, mineral, dan unsur renik (trace element).
Vitamin
1. Vitamin
Vitamin adalah kelompok senyawa organik yang memiliki berbagai fungsi pada tubuh
dan secara kimia berbeda satu sama lain. Untuk menunjukkan bahwa senyawa merupakan
vitamin, penting untuk menunjukkan defisiensi pada subjek eksperimen dan pengambilan
senyawa yang hilang dapat membalikkan kondisi ini. Nama “vitamin” berasal dari “ vita
amin”, karena nama menunjukkan senyawa esensial ini awalnya dianggap amin. Vitamin
dapat dibagi menjadi kelompok larut lemak dan larut air; vitamin A, E, D, dan K tergolong
larut lemak dan dapat disimpan di dalam tubuh, sedangkan vitamin B dan C larut air dan
tubuh memiliki keterbatasan atau tidak memiliki simpanan.
12
b. Pengukuran
Penilaian biokimia vitamin A masih kontroversial. Pengukuran konsentrasi
retinol didalam serum atau plasma sangat berguna dan merupakan pengukuran umum
status vitamin A. Defisiensi diindikasikan dengan nilai vitamin A kurang dari 10
µg/dl (0,3 µmol/l) dan nilai kurang dari 20 µg/dl (0,7 µmol/l) merupakan nilai
ambang/batas.
c. Defisiensi
Defisiensi vitamin A jarang terjadi di inggris,tetapi sering terjadi di amerika
latin,afrika dan asia khususnya pada anak.
1) perubahan mata :rabun senja terjadi jika status vitamin A berada pada nilai batas dan
disertai defisiensi yang berlangsung lama atau berat sehingga terjadi perubahan pada
kornea dan konjungtiva. Perubahan mata ini dikenal secara bersama sebagai
xeroftalmia. Perubahan ini terdiri dari serosis konjungtiva, bercak bitot, serosis
kornea, ulkus kornea, serta nekrosis dan parut kornea.
2) Jaringan epitelial: keratinisasi kulit terjadi pada defisiensi vitamin A. Plag atau kerak
bertanduk menghambat kelenjar sebasea yang menyebabkan hiperkeratosis folikular.
3) Imunitas: defisensi vitamin A menyebabkan ↑kerentanan terhadap penyakit infeksius,
seperti diare dan infeksi pernapasan.
Defisiensi vitamin A dapat menyebabkan anemia defisiensi gizi.
Kebutuhan dan asupanLemak penting untuk absorpsi vitamin A: karena retinol
dijumpai pada makanan hewani, beberapa lemak biasanya dikonsumsi pada waktu
yang sama. Absorpsi vitamin A terganggu oleh minyak mineral, neomisin,
kolestiramin, dan pengganti lemak komersial, misal olestra. Asupan vitamin A yangg
rendah disebabkan kelas sosial – ekonomi yang rendah dan konsumsi sereal, susu,
telur, dan sayur yang rendah.
d. Toksisitas
Laporan awal megenai toksisitas vitamin A berasal dari penjelajah kutub yang
memakan hati beruang kutub, yang terutama kaya vitamin A. Toksisitas akut terjadi jika
lebih dari 200 mg (0,7 mmol) vitamin A dikonsumsi orang dewasa atau lebih dari 100 mg
pada anak. Gejala akut toksisistal vitamin A meliputi muntah, nyeri abdomen, anoreksia,
pandangan kabur, sakit kepala, dan iritabilitas. Toksisitas kronik dapat terjadi jika 10 mg
vitamin A dikonsumsi selama periode 1 bulan atau lebih. Gejala meliputi sakit kepala,
nyeri otot dan tulang,ataksia,gangguan kulit,alopesia,toksisitas hati,dan
13
hiperlipidemia.tidak semua gejala kronik dapat pulih kembali. Vitamin A bersifat
teratogenik dan asupan saat hamil tidak boleh lebih dari 3 mg/hari.tidak ada resiko
toksisitas dari karotenoid pada makanan walaupun asupan yang banyak dapat →
perubahan warna kulit menjadi kuning. suplemen vitamin A tidak boleh dikonsumsi saat
hamil . hati tidak dianjurkan untuk dikonsumsi saat hamil.
2.Vitamin E
Delapan bentuk vitamin E yang terbentuk secara alami disintesis didalam tumbuhan;
empat tokoferol (alfa,α-; beta β-; delta δ-; dan gamma γ-;)dan empat tokotrienol (α,β,δ,
dan δ). Αtokoferol memiliki aktivitas biologis tertinggi dan digunakan sebagai standar
dalam menggukur aktivitas biologis dari bentuk vitamin E yang lain. Vitamin E sintetis
adalah campuran beberapa isomer dan memiliki aktivitas biologis yang berkisar dari 20
hingga 80%.
a. Fungsi
1) Antioksidan
2) Mempertahankan integritas sel
3) Pengaturan sintesis prostaglandin
4) Sintesis DNA
b. Pengukuran
Konsentrasi plasma adalah penggukuran paling sederhana dan indikator langsung dari
status vitamin E. Kadar yang berterima dari asupan diindikasikan oleh nilai 5-20 µg/ml
pada orang dewasa dan anak-anak berusia 12 tahun atau lebih,serta 3-15 µg/ml untuk
anak yang lebih muda.
c. Defisiensi
14
fibrosiskistik, penyakit hati kolestatik, dan abetalipoproteinemia, gejala serupa dapat
terjadi (terutama pada anak) yang dapat dikoreksi oleh suplementasi vitamin E (5-25
IU/hari).
e. Toksisitas
Vitamin E memiliki toksisitas yang rendah,tetapi dalam dosis yang sangat tinggi dapat
bertindak sebagai amtagonis terhadap vitamin A,D, dan K. Gejala toksisitas meliputi sakit
kepala,nausea,kelemahan otot,pandangan ganda, dan kreatinuria,serta gangguan
gastrointestinal (GI) telah dilaporkan terjadi setelah mengkonsumsi asupan lebih dari 900
mg/kg dari diet.
4. Vitamin D (kalsiferol)
Istilah vitamin D merujuk pada dua molekul,yaitu ergokalsiferol (D₂) dan
kolekalsiferol (D₃). Kolekalsiferol merupakan bentuk vitamin D paling efektif dan dibuat
di kulit dengan kerja radiasi ultraviolet pada 7-dehidrokolesterol. Ergokalsiferol dan
kolekalsiferol dalam diet bersifat non-aktif secara biologis dan diaktivasi menjadi 25-
hidroksivitamin D di hati (bentuk ini memiliki jumlah aktivitas biologis yang terbatas).
Konversi lebih lanjut di ginjal menyebabkan produksi bentuk aktif 1,25-dihidroksi-
vitamin D (kalsitrol) yang lebih banyak.
a. Fungsi
1) 1,25-dihidroksi-vitamin D mempertahankan Ca plasma dengan menendalikan
absorpsi dan ekskresi Ca. Vitamin D dan metabolitnya juga terlibat dalam
mineralisasi tulang.
2) Anak yang kekurangan vitamin D (riketsia) sering mengalami gangguan fungsi imun
yang dikoreksi dengan memberikan vitamin D.
15
3) Baru-baru ini dinyatakan bahwa vitamin D dapat menghambat proliferasi sel pada
beberapa bentuk kanker.
b. Pengukuran
Status vitamin d dinilai dengan mengukur 25-hidroksi-vitamin D plasma,yang
memiliki nilai normal di atas 27,5 mol/l. Kadar vitamin D plasma beragam menurut
musim, vitamin D terbanyak pada musim panas dan terendah pada musim salju. Ca dan
fosfat plasma menurun pada defisiensi vitamin D berat dan alkalin fosfat meningkat pada
defisiensi vitamin D berat dan alkalin fosfat mengkat pada kondisi defisiensi ringan dan
berat.
c. Defisiensi
Defisiensi berat menyebabkan riketsia pada anak, yang ditandai dengan penurunan
kalsifikasi epifsis tulang. Hal ini menyebabkan deformitas tulang,nyeri tulang dan
kelemahan otot. Pada orang dewasa, defisiensi menyebabkan osteomalasia, yang
menyebabkan nyeri tulang, fraktur persial, dan lemah otot. Orang yang lebih lama berada
di dalam ruangan dan memakai pakaian yang benar-benar tertutup beresiko mengalami
defisiensi akibat kurang nya radiasi ultraviolet dari cahaya matahari. Suplemen
dianjurkan untuk lansia tirah baring dan beberapa kelompok etnis.
d. Toksisitas
Pejanan sinar matahari secara berlebihan tidak →toksisitas vitamin D karena
kelebihan D₃ndi ubah menjadi produk nonreaktif (inert). Overdosis suplemen vitamin D
menyebabkan hiperkalsemia, yang memiliki gejala haus dan anoreksia disertai resiko
kalsifikasi jaringan lunak dan batu Ca dalam urine.
5. Vitamin K
Pembentukan vitamin K secara alami biasanya dikelompokan menjadi dua kelompok.
Bentuk utama vitamin K1 ( filokuinin) ditemukan pada tumbuhan, sementara kelompok
senyawa vitamin K2 ( menakuinon) disintesis dengan bakteri usu.
a. Fungsi
1) Vitamin K meningkatkan sintesis ɤ-asam karboksiglutamat (Gla) di hati. Gla
merupakan bagian penting protrombin (faktor II) dan faktor koagulasi lain ( VII,IX,
dan X). Dengan demikian viitamin K penting untuk koagulasi pembvekuan darah.
2) Protein lain mengandung Gla dan membutuhkan vitamin K untuk sintesisnya. Protein
ini termasuk osteoklasin, sebuah protein tulang yang dibuat oleh osteoblas.
16
b. Pengukuran
Secara sederhana, skrining defisiensi vitamin K didasarkan pada uji koagulasi kadar
bentuk aktif protein koagulasi yang membutuhkan vitamin K. Untuk sepenuhnya
menyingkirkan dugaan diagnosis defisiensi vitamin Kkongenital, uji kadar faktor
individual harus dilakukan. Saat ini,sudah memungkinkan untuk melakukan uji protein
bergantung vitamin K yang dikarboksilasi yang di produksi saat vitamin K dalam pasokan
yang sedikit atau dihambat oleh antagonis, seperti warfarin. Saat ini beberapa pusat
layanan spesialis mampu menguji kadar jaringan dan plasma secara langsung dengan
kromatografi cairan berperforma tinggi.
c. Defisiensi
Defisiensi vitamin K ditandai dengan pembekuan darah yang buruk dan menyebabkan
rendahnya aktivitas protrombin. Bayi baru lahir diberikan suntikan vitamin K saat lahir.
Bayi lahir dengan cadangan vitamin K yang sangat rendah dan akibat sterilitas usus
mereka, bayi tidak memiliki bakteri yang menghasilkan vitamin K. Defisiensi vitamin K
jarang terjadi pada orang dewasa, tetapi terjadi pada pasien yang mengalami ikterus
obstruktif karena kurangnya empedu dapat menyebabkan buruknya absorpsi vitamin K.
Cara kerjanya untuk menghambat beberapa enzim yang mendaur ulang vitamin K di hati .
d. Kebutuhan dan asupan
Penelitian mengenai kebutuhan vitamin K tidak sepenuhnya memuaskan karena
sulitnya memicu defisiensi vitamin K secara tunggal melalui manipulasi diet. Kebutuhan
vitamin K yang dianjurkan adalah antara 0,5-1,0 µg per kg/hari. Penetapan kadar vitamin
K dalam makanan dan ketidakkreabilitas perkiraan asupan di inggris berarti bahwa tidak
ada konsesus/kesepakatan mengenai asupan biasanya. Penenlitian di AS menunjukkan
bahwa asupan bervariasi antara 30 dan 100 µg/hari.
e. Sumber vitamin K dalam makanan
1) Sayuran hijau (bayam, brokoli, kol dan kangkung)
2) Minyak sayur khususnya minyak kedelai
3) Telur
4) Daging
5) Produk susu
f. Toksisitas
Asupan vitamin K alami dalm jumlah besar tidak menimbulkan toksik sediaan sintetik
vitamin K3 (menadion) digunakan untuk mengatasi perdarahan intrakranial dan paru pada
17
bayi prematur dan overdosis vitamin K dapat menyebabkan toksisitas otak dan kelebihan
beban hati.
b. Pengukuran
Status vitamin C dinilai melalui pengukuran pada plasma dan leukosit; kadar
plasma merupakan pengukuran status vitamin C yang paling praktis. Kadar plasma
<11 mmol/l menunjukkan defisiensi, >17 mmol/l tergolong adekuat. Kadar leukosit
>2,8 pmol/106sel menunjukkan status vitamin C yang adekuat.
c. Defisiensi
Defisiensi vitamin C jarang terjadi kecuali pada populasi yang mengalami
kekurangan asupan buah dan sayur dalam waktu lama. Defisiensi vitamin C ditandai
dengan abnormalitas jaringan ikat meliputi penyembuhan luka yang buruk, yang
18
dijelaskan dengan istilah sariawan. Lemah, letih, gusi berdarah (gingival), hiperkeratosis,
dan hemoragi kulit merupakan gejala sariawan.
d. Toksisitas
Dosis tinggi vitamin C (1-10g/hari) kadang dikonsumsi dengan keyakinan bahwa
dosis tersebut dapat mencegah selesma. Tidak ada bukti yang mendukung hipotesis ini
walaupun kinsumsi ini dapat mengurangi keparahan gejala secara lebih luas. Penghentian
konsumsi suplemen dosis tinggi secara mendadak dapat memicu sariawan berulang.
Asupan pada kadar yang tinggi tersebut menyebabkan diare dan tingginya resiko
pembentukan batu oksalat di ginjal.
e. Sumber vitamin C dalam makanan
1) Buah kiwi
2) Buah citrus ( jeruk, lemon, satasuma, klementin, dll)
3) Black currant
4) Ketela
5) Jambu biji
6) Mangga
7) Pepaya
8) Cabai
9) Brussek sprout ( kubis)
10) Brokoli
19
b. Pengukuran
Status riboflapin dapat diperoleh melalui pengukuran ekskresi urine atau melalui
pengukuran erythrocyte glutathione reductase activity coefficient (EGRA). FAD adalah
kofaktor EGR dan aktivitasnya secara langsung berkorelasi terhadap status riboflavin.
EGRA adalah metode pilihan karena merefleksikan saturasi jaringan dan status ribiflavin
jangka panjang. Kadar <1,3 masih dalam batas normal. Baru-baru ini, keraguan tentang
validitas EGRA dalam kehamilan dan ketika berolah raga telah dikemukakan.
c. Defisiensi
1) Lesi permukaan mukosal mulut, stomatis angular, keilosis, glositis, dan lidah
berwarna magenta, lesi permukaan genitalia, lesi kulit seboroik, dan vaskularisasi
kornea.
2) Defisiensi riboflavin sering kali disertai oleh defisiensi nutrien lain, misal pelagra.
3) Pada penelitian yang melibstkan hewan, defisiensi dihubungkan dengan buruknya
pertumbuhan hewan muda dan kemungkinan dampak yang sama terjadi pada bayi
manusia.
4) Defisiensi berat jarang terjadi di inggris, tetapi lansia, penderita anoreksia nervosa,
dan “pendiet” kronik berisiko mengalaminya
d. Sumber dalam diet
Riboflavin menjadi tidak stabil jika dipajankan pada sinar ultraviolet dan hingga 70%
akan hilang dari susu selama 4 jam jika dipajankan terhadap sinar matahari.
e. Toksisitas
Toksisitas rendah disebabkan oleh kecilnya jumlah vitamin yang dapat diabsorpsi
oleh saluran gastrointestinal dalam dosis tunggal.
f. Sumber makanan yang banyak mengandung riboflavin
1) Telur
2) Susu dan produk susu
3) Hati dan ginjal
4) Ekstrak ragi
5) Sereal sarapan yang diperkaya nutrien
20
yang berbeda. Sekitar 50% niasin di dalam tubuh disintesis dari asam amino triptofan.
60mg tritofan setara dengan 1 mg niasin atau 1 NE.
a. Fungsi
Nikotinamid dimasukkan kedalam koenzim nukleotida piridin dan nikotinamid
adenin dinukleotida (NAD) dan nikotinamid adenin dinukletida fosfat (NADP).
Koenzim terlibat dalam banyak reaksi oksidoreduktase termasuk glikolisis,
metabolisme asam lemak, respirasi jaringan dan detoksifikasi.
b. Defisiensi
Defisiensi nasin dikenal sebagai pelagra dan secara klasik ditandai dengan tiga D.
1) Dermatitis : kulit yang terpapar matahari mengalami radang, yang berkembang
menjadi pigmentasi, pecah-pecah, dan mengelupas. Leher sering mengalami
gangguan ini dan distribusi lesi kulit yang khas dikenal sebagai kerah casal.
2) Diare : gangguan ini sering disertai lidah yang meradang
3) Demensia : gejala berkisar dari konfusi dan disorientasi ringan sampai manai,
kadang psikosis dapat terjadi dan memerlukan rawat inap.
Pelagra jarang terjadi di inggris, tetapi masih terjadi di bagian Afrika.
c. Sumber niasin dalam makanan
1) Daging sapi
2) Daging babi
3) Daging ayam
4) Tepung terigu
5) Tepung maizena
6) Telur
7) Susu
21
c. Toksisitas
Asupan kronik lebih dari 3g/hari menyebabkan gejala toksisitas, gejala ini meliputi
sakit kepala, iritabiitas, insomnia, lemah, takikardi, dan pruritis. Asupan yang banyak dan
teratur dapat menyebabkan reaksi alergi.
d. Sumber tiamin dalam makanan
1) Produk sereal ( termasuk sereal sarapan dan roti)
2) Ragi dan produknya
3) Kacang-kkacangan
4) Daging babi dan daging lainnya
5) Sayur
6) Susu
22
11. Vitamin B6
Terdapat tiga bentuk vitamin B6 yang terjadi secara alami; piridoksin, piridoksal, dan
piridoksamin. Tiga bentuk ini dapat saling berubah didalam tubuh.
a. Fungsi
Tiga bentuk ini dapat diubah menjadi koenzim piridoksal-5-fosfat, yang terlibat dalam
metabolisme asam amino. Reaksi ini meliputi :
1) Transaminasi asam amino untuk menghasilkan asam keton dan sintesis asam amino
non-esensial.
2) Dekarboksilasi untuk menghasilkan amin yang aktif secara biologis.
3) Sintesis porfirin, eliputi hemoglobin.
b. Sumber vitamin B6 dalam makanan
a) Daging
b) Sereal gandum utuh
c) Sereal fortifikasi
d) Pisang
e) Kacang
f) Palawija/ kacang-kacangan
23
5) Produk ragi dan ekstrak sayur fortifikasi
a) Sereal sarapan
24
2. Mineral
Mineral meliputi kirakira 4% daripada berat badan manusia. Mineral
memegang pelbagai peran di dalam tubuh yaitu merupakan sebagian dari matrik
tulang, meregulasi reaksi enzimatik, mengawal pH dan cairan tubuh dan terlibat di
dalam proses osmosis air dan pelbagai ion. Mineral digolongkan di dalam mineral
makro dan mineral mikro. Mineral Makro dibutuhkan lebih dari 100 mg sehari.
contoh mineral ialah kalsium (Ca), fosfor (P), natrium (Na), dan kalium (K).Mineral
mikro ialah mineral yang dibutuhkan kurang dari 15 mg sehari. Antara contoh :
contoh mineral mikro ialah besi (Fe), seng (Zn), iodium (I), dan selenium (Se)
(Sumber: Almatsier S., 2006). Besi (Fe) paling banyak ditemukan di dalam sel darah
merah yaitu kira-kira 66%. Besi adalah komponen dari hemoglobin yang mengikat
oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh
25
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Zat gizi diklasifikasikan ke dalam enam kelompok besar yaitu karbohidrat, protein,
lemak, vitamin, mineral, dan air. Karbohidrat, protein, dan lemak disebut zat gizi makro,
sedangkan vitamin dan mineral disebut zat gizi mikro. Pengelompokan ini didasarkan pada
besarnya jumlah yang dibutuhkan tubuh. Zat makro diperlukan tubuh dalam jumlah yang
lebih besar daripada zat gizi mikro. Zat mikro, yaitu vitamin dan mineral diperlukan tubuh
dalam jumlah sedikit (Tejasari, 2005).
Setiap zat gizi memiliki fungsi unik sesuai dengan sifat masing-masing. Zat gizi
seperti karbohidrat, protein, dan lemak dioksidasi menghasilkan energi yang diperlukan untuk
kegiatan fisiologi tubuh. Selain sebagai penyedia energi, zat gizi makro juga berfungsi dalam
pembentukan struktur jaringan dan organ tubuh, serta pengangkutan zat gizi dalam tubuh.
Sedangkan zat gizi mikro, yaitu vitamin dan mineral berfungsi dalam pengaturan dan
pemeliharaan proses biokimiawi, antara lain aktivitas enzim, pembekuan darah, pengankutan
molekul melalui membran sel, pembentukan struktur organ. Selain itu, vitamin dan mineral
berperan dalam metabolisme zat gizi mikro, fertilitas, oksidasi fosforilasi, dan reproduksi
(Tejasari, 2005).
B.Saran
Diharapkan pembaca bisa mendapatkan ilmu dari makalah ini, dan diharapkan juga
pembaca bisa memberikan masukan atas kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.
26
DAFTAR PUSTAKA
27