Anda di halaman 1dari 12

BUDIDAYA PERIKANAN

Arwana Merah

Arwana termasuk famili ikan "karuhun", yaitu Osteoglasidae atau famili ikan
"bony-tongue" (lidah bertulang), karena bagian dasar mulutnya berupa tulang
yang berfungsi sebagai gigi. Arwana memiki berbagai julukan, seperti: Ikan Naga
(Dragon Fish), Barramundi, Saratoga, PlaTapad, Kelesa, Siluk, Kayangan,
Peyang, Tangkelese, Aruwana, atau Arowana, tergantung dari tempatnya.

Bentuk dan penampilan arwana termasuk cantik dan unik. Tubuhnya


memanjang, ramping, dan "stream line", dengan gerakan renang sangat anggun.
Arwana di alam mempunyai variasi warna seperti hijau, perak, atau merah. Pada
bibir bawahnya terdapat dua buah sungut yang berfungsi sebagai sensor getar
untuk mengetahui posisi mangsa di permukaan air. Sungut ini termasuk dalam
kriteria penilaian keindahan ikan.

Potensi pertumbuhan arwana cukup besar, terutama dengan pemberian pakan


berkadar protein tinggi. Pertumbuhan arwana di akuarium mencapai 60 cm,
sedangkan di alam mencapai lebih dari 90 cm. Jenis arwana asal Amerika
Selatan dapat tumbuh hingga 270 cm.

Arwana merupakan ikan perenang atas (surface feeder), ditunjukkan oleh betuk
mulut. Di alam mereka berenang di dekat permukaan untuk berburu mangsa.
Arwana dapat menerima segala jenis pakan untuk ikan karnivora, tetapi
seringkali mereka jadi sangat menyukai salah satu jenis pakan saja, dan
menolak jenis lainnya. Sebagai ikan peloncat, arwana di alam bisa menangkap
serangga yang hinggap di ranting ketinggian 1-2 meter dari permukaan air. Maka
pemeliharaan dalam akuarium harus ditutup dengan baik.

Arwana merupakan ikan tangguh yang dapat hidup hingga setengah abad.
Permintaan yang tinggi dengan ketersediaan alam yang terbatas menyebabkan
eksploitasi di alam dibatasi. CITES (Convention of International Trade in
Endangered Species of Wild Flora and Fauna) menetapkan bahwa ikan Arwana
Asia sebagai ikan yang mendapat perlindungan tertinggi. Berbagai jenis Arwana
Asia antara lain:

1. Merah
Arwana merah berasal dari berbagai tempat di Propinsi Kalimantan Barat, seperti
dari Sungai Kapuas dan Danau Sentarum yang dikenal sebagai habitat dari
Super Red (Chili dan Blood Red). Perairan ini merupakan wilayah hutan gambut
yang menciptakan lingkungan primitif bagi ikan purba tersebut. Akan tetapi
kondisi mineral, lingkungan air gambut (black water), dan banyaknya cadangan
pangan yang memadai telah mengkondisikan pengaruh yang baik terhadap
evolusi warna pada ikan yang bersangkutan. Pengaruh geografis itu juga
menyebabkan terciptanya variasi yang berbeda terhadap morfologi ikan ini,
seperti badan yang lebih lebar, kepala berbentuk sendok, warnah merah yang
lebih intensif, dan warna dasaryang lebih pekat.

Warna merah penuh tampak pada sirip ikan muda, pada bibir dan juga sungut.
Menjelang dewasa, warna merah akan muncul di berbagai bagian tubuh lainnya,
terutama pada tutup insang dan pinggiran sisik, sehingga tubuh ikan terlihat
berwarna merah.

Arwana merah dikelompokkan dalam 4 varietas, yaitu Merah Darah (Blood Red),
Merah Cabai (Chili Red), Merah Orange (Orange Red), dan Merah Emas
(Golden Red). Keempat varietas ini secara umum diberi julukan Super Red atau
Merah Grade Pertama (First Grade Red), meskipun dalam perkembangannya
super red lebih merujuk pada Merah Cabai dan Merah Darah. Sedangkan dua
varietas terakhir lebih sering di anggap sebagai super red dengan grade lebih
rendah.

Perbedaan antara varitas merah cabai dan merah darah dijabarkan pada tabel
berikut :

Arwana Merah Cabai Arwana Merah Darah


Tampilan Warna Seperti merah cabai Seperti merah darah
bentuk tubuh lebih lebar, kepala lebih panjang dan lebih
Bentuk fisik
berbentuk sendok ramping
relatif tetap hingga menjelang
menyempit secara
Lebar tubuh pangkal ekor, bingkai sisik yang
gradual
lebih tebal
Mata merah dan lebar sehingga
pinggiran matanya seakan mata lebih putih dan lebih
Warna mala
menyentuh bagian atas kepala dan kecil
bagian rahang bawahnya
Bentuk ekor Seperti intan (diamond) Seperti kipas
Warna pada usia cenderung memiliki warna dasar memiliki kilap lebih lemah
muda hijau dengan kilap metalik yang dan cenderung mirip
pekat dengan RTG muda;
Bentuk tubuh lebih bulat
Pertumbuhan Lebih lambat Lebih cepat

Ciri morfologi fisik kedua jenis tersebut sudah nampak saat masih muda
sehingga dapat dijadikan pedoman dalam membedakan kedua varitas tersebut.

Perkembangan warna antara Merah Cabai dan Merah Darah diketahui juga
berbeda. Perbedaan waktu dalam pencapaian warna merah penuh adalah 1-2
tahun. Namun kedua varitas melalui tahapan perkembangan warna yang relatif
sama yaitu melalui transisi warna orange. Beberapa arwana merah mempunyai
warna pucat hingga sampai 8 tahun, baru kemudian berubah ke merah penuh
dalam waktu 1 bulan. Menduga potensi arwana merah memerlukan kesabaran
dan usaha yang diperoleh dari pengalaman dan kesabaran.

Varietas Merah Orange (Orange Red) merupakan salah satu varietas yang
umum dijumpai. Pada saat dewasa sisik tubuhnya menunjukkan warna orange.
Dibandingkan dengan Chilli Red dan Blood Red, sirip dan ekor varietas ini tidak
semerah keduanya.
Merah Emas (Golden red) merupakan varietas warna lain yang umum dijumpai
disamping merah orange (Orange Red). Varietas ini merupakan varietas dengan
grade paling rendah. Setelah dewasa warna badannya hanyalah emas
kekuningan. Warna bibir dan sirip tidak semerah Super Red, tetapi berwarna
merah muda atau merah jambu.

2. Golden (Cross Back, Cross Back Golden,CBG)


Golden varietas cross back merupakan bagian dari varietas arwana golden.
Varietas ini dijumpai di berbagai tempat di Malaysia, seperti Perak, Trengganu,
Danau Bukit Merah dan Johor. Oleh karena itu, mereka sering diberikan julukan
sesuai dengan tempat asalnya, seperti Golden Pahang, Bukit Merah Blue atau
Malaysian Gold. Disebut sebagai cross back, karena varietas ini saat dewasa
memiliki warna emas penuh hingga melewati punggungnya. Varietas ini
harganya relatif lebih mahal bahkan paling tinggi dibandingkan lainnya karena
termasuk jarang ditemui.

CBG dibagi menjadi beberapa kelas berdasarkan warna dasar sisik, yaitu
Purple-Based (warna dasar ungu), Blue-Based (warna dasar biru), Gold Based
(warna dasar emas), dan Silver-Based (warna dasar perak). Arwana Gold
dengan warna dasar emas diketahui dapat mencapai warna penuh pada usia
lebih muda dibandingkan dengan varietas lain.

3. Golden (Ekor Merah, Red Tail Golden, RTG).


Merupakan verietas dari arwana golden dan sering disebut sebagai Arwana
Golden Indonesia (Indonesian Golden Arwana). Varietas ini dijumpai di daerah
Pekan Baru, Sumatera. Berbeda dengan Cross Back Golden (CBG), warna
emas pada verietas ini tidak akan berkembang hingga melewati punggung
namun hanya akan mencapai baris ke empat sisik (baris sisik dihitung dari
bawah, perut), atau lebih baik bisa mencapai baris ke lima. Seperti halnya
verietas cross back, warna dasar sisik RTG bisa biru, hijau, atau emas. Begitu
pula dengan warna bibir, ekor, dan sirip, kedua varietas ini memiliki keragaan
yang sangat mirip. RTG muda memiliki warna lebih kusam dibandingkan dengan
varietas cross back muda.

RTG boleh dikatakan lebih tahan banting dibandingkan dengan CBG dapat
tumbuh lebih besar, dan juga lebih agresif. Jumlahnya di alam relatif lebih
banyak dibandingkan dengan CBG, meskipun demikian tetap merupakan
varietas yang dilindungi CITES.

CBG sekilas mirip dengan ikan arowana golden red yang berasal dari negara
kita. Perbedaan yang sangat mencolok dapat dilihat jika ukuran ikan sudah agak
besar dengan ukuran 20 cm lebih. Pada CBG warna emas menutupi seluruh
tubuh sampai ke bagian punggung ikan ditutupi oleh ring yang berwarna
keemasan. Sedangkan pada golden red (RTG) punggung nya tidak. berwarna
keemasan tapi tetap hitam (kelabu).

Membedakan CBG dan RTG pada ukuran kecil (10-12 cm) sulit dilakukan dan
perlu kehati-hatian. Perbedaan harga juga sangat mencolok. Harga CBG ukuran
12 cm dihargai lebih dari 10 juta, ukuran 20-25 cm berkisar 15-25 juta. Golden
red berukuran 12 cm dihargai 2 juta, sedangkan ukuran 20-25 cm dihargai 2.5-
3.5 juta.

4. Arwana Hijau
Arwana hijau ditemukan di Thailand, Malaysia, Myanmar, Komboja, dan juga di
beberapa tempat di Indonesia. Variasi penampakandan warna bisa saja
ditemukan di masing-masing daerah. Meskipun demikian secara umum dapat
dikatakan bahwa pada umumnya berwarna kelabu kehijauan dangan pola garis-
garis berwarna gelap pada ekor. Kepala dan mulutnya lebih besar dan lebih
membulat dibandingkan dengan jenis arwana asia lainnya.

5. Banjar Merah
Banjar Merah boleh dikatakan merupakan varietas arwana merah kelas 2 dan
diketahui bukan merupakan strain murni arwana merah. Penampakannya
ditunjukkan oleh warna sirip yang orange pucat, ekor berwarna orange atau
kuning, dan tidak memiliki warna merah di badan maupun di pipi. Sepintas
Banjar Merah muda sangat mirip dengan Arwana Merah muda, sehingga tidak
jarang hal ini dapat mengecoh para hobiis baru. Banjar dicirikan juga oleh bentuk
kepala yang cenderung membulat dengan mulut yang tidak terlalu lancip.
Perbedaan lain dapat dilihat pada tabel berikut :
Banjar Merah Arwana Merah Muda
warna sirip yang lebih muda
merah pekat merata pada
Warna sirip atau cenderung orange-
seluruh permukaan
merah pucat.
Warna sisik Kuning atau kehijauan Mengkilap
Pink tua atau seperti karat,
Bingkai sirip dan tutup Tidak ada tampilan seperti
setelah dewasa menjadi
insang pada Banjar
jingga atau merah

Apabila ragu dalam memilih arwana, bawalah seorang yang telah


berpengalaman memelihara arwana atau belilah arwana yang telah disertifikasi
dan memiliki sertifikat yang sah.

6. RED SPOTTED PEARL VS JARDINI


Arowana irian (jardini) ada 2 macam. Yang umum ditemui berwarna dasar hijau
dan bermutiara merah. Jenis jardini lain berwarna dasar hitam dan bermutiara
emas serta lebih sulit ditemui.

Di Australia ditemukan pula jardini tipe 1 (warna dasar hijau, mutiara merah)
yang disebut red spotted pearl (Scleropages leichardty). Cross back dan golden
red; red spotted pearl dan jardini adalah kerabat, dengan perbedaan lingkungan
yang mempengaruhi performa.

Perbedaan yang sangat mencolok adalah pada red spotted pearl, mutiara merah
bertaburan secara mencolok pada tubuhnya. Sedangkan pada arowana jardini di
mutiara di badannya tidak semencolok arowana red spotted pearl dari australia.
Harga jardini (mutiara merah,warna dasar hijau) 12-15 cm dijual dengan kisaran
harga 60-80 ribu rupiah, sedangkan arowana red spotted pearl karena langka di
Indonesia dihargai 1.3-1.5 juta rupiah.

Arwana tahan terhadap serangan berbagai penyakit. Tetapi sensitif terhadap


perubahan kualitas air, terutama terhadap peningkatan kadar amonia, nitrit dan
nitrat.

Parameter Air.
pH. Arwana dapat hidup pada selang pH cukup lebar. Namun disarankan agar
mereka dipelihara sesuai dengan kondisi aslinya di alam yaitu pada selang pH
netral sampai agak masam (pH 6.0 -7.0).

Kesadahan. Arwana berasal dari perairan dengan kesadahan rendah, oleh


karena itu direkomendasikan untuk memeliharanya pada selang kesadahan ini
(GH 8°). Arwana silver dapat hidup pada kisaran GH 4-10.

Temperatur. Arwana direkomendasikan untuk diperlihara pada selang suhu 26 -


30 °C. Seperti halnya jenis ikan yang lain, hindari terjadinya perubahan suhu
mendadak. Perubahan suhu mendadak dapat menyebabkan shock pada ikan
yang bersangkutan, dan dapat memicu berbagai masalah. Suhu terlalu tinggi
untuk jangka waktu lama diketahui dapat menyebabkan tutup insang
menggulung, hal ini tentu akan sangat menggangggu keindahan ikan tersebut.

Pencahayaan. Sebaiknya di area terang tanpa sinar matahari secara langsung.

Arwana bukan termasuk ikan yang sulit dipelihara, hanya perlu beberapa saat
setiap hari atau beberapa jam setiap minggu untuk merawat dan mencek kondisi
ikan dan lingkungannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
memelihara arwana :

Wadah
1. Kolam
Pemeliharaan induk arwana sebaiknya dilakukan di kolam. tanah. Lokasi untuk
kolam perlu mempetimbangkan :

• Tanah
Jenis Tanah yang baik adalah tanah Nat berlempung yang dapat menahan
air dan mendukung pertumbuhan pakan alami.
• Topografi
Perbedaan derajat kemiringan antara saluran pemasukan dan pengeluaran
maksimal 1%.
• Air
Suplai air yang memenuhi kualitas, kuantitas dan kontinuitas yang
dibutuhkan.

Kolam yang ideal berbentuk persegi panjang dengan ukuran minimal 10x10m2.
Persiapan kolam sebelum tanam yaitu :

• Pengeringan kolam hingga dasar retak-retak


• Pembalikan dasar kolam, perbaikan pematang
• Pengapuran dengan dosis 50-100 gram/m2
• Perngisian air setinggi 100 cm

Hujan deras dapat mengakibatkan perubahan mendadak kualitas air. Untuk


mencegah kematian ikan, ganti air (setelah hujan berhenti) minimal 30% dari
total volume air.

2. Akuarium
Sebagai ikan hias, arwana dapat dipelihara dalam akuarium. Secara umum,
semakin besar ukuran akuarium akan semakin baik, karena arwana memerlukan
ruang gerak yang cukup luas. Ukuran akuarium minimal 3 kali dari panjang ikan
dengan lebar 1. 5 kali panjang ikan. Akuarium ditempatkan di area yang jauh dari
gangguan, untuk menghindari stress pada ikan. Tutup akuarium dengan tutup
yang rapat dan kuat karena arwana dapat melompat atau mendorong tutup ke
luar akuarium.

Setelah arwana berumur 4 bulan, pemeliharaan mulai dilakukan secara terpisah


pada akuarium ukuran 75 x 45 x 45 cm untuk menghindari perkelahian antar
ikan. Pemeliharaan 2-3 ekor arwana dalam satu akuarium perlu dihindari,
mengingat sifat agresif akan menyebabkan perkelahian. Namun diperbolehkan
pemeliharaan 6 ekor sekaligus, karena sifat agresif arwana menjadi sangat
berkurang.

Untuk merangsang keluarnya warna yang bagus dan pembentukan kromatofora,


perlu diberikan pencahayaan buatan minimal 10-12 jam per hari. Hindari
penyalaan lampu secara mendadak, yang bisa menyebabkan panik, sehingga
ikan menabrak kaca atau benda lainnya dalam akuarium dan ikan menjadi
terluka. Manipulasi pencahayaan sering dapat menimbulkan pantulan warna ikan
dengan lebih baik. Letakkan lampu di bagian depan akuarium, dan set sudut
reflektor sedemikan rupa sehingga bisa memberikan pantulan yang optimal.
Banyak pilihan lampu dijual dipasaran dengan spektrum bervariasi, lampu
berspektrum penuh akan secara alamiah memantulkan wama-warna alami dari
ikan.

Pada waktu 6-7 bulan setelah ikan dapat berenang bebas, ukuran mencapai 20-
25 cm dan dapat dipasarkan.

Perawatan Akuariurn
Sebagai karnivora, arwana akan memproduksi kotoran dalam jumlah relatif
banyak dengan kandungan unsur nitrogen tinggi. Oleh karena itu, kadar amonia,
nitrit, dan nitrat dalam akuarium arwana sering kali menjadi masalah.

Penggantian air dilakukan untuk memperbaiki kualitas air yang telah menurun
akibat banyaknya kotoran ikan. Oleh karena itu dalam penggantian air yang
menggunakan sistem siphon (menggunakan selang air) sekaligus untuk
mengeluarkan sisa-sisa kotoran ikan dan juga kotoran yang melekat pada kaca.
Penggantian air cukup dilakukan 2 atau 4 minggu sekali dan tidak perlu seluruh
air diganti tetapi cukup sejumlah 30-50 % dari total air. Perlu diperhatikan bahwa
suhu dan pH air pengganti harus relatif sama dengan air akuarium. Hindari
terjadinya fluktuasi kualitas air saat melakukan penggantian air.

Bersamaan dengan penggantian air dilakukan juga pembersihan media filter


mekanik yang digunakan.

Pakan hidup merupakan jenis pakan utama bagi arwana yang termasuk
karnivora. Pakan yang diberikan hendaknya bervariasi untuk menekan resiko
kekurangan gizi tertentu.
Beberapa jenis pakan yang sering diberikan pada arwana adalah ikan hidup,
udang hidup, potongan udang segar, potongan daging ikan segar, serangga
(jangkrik, kecoa, kelabang), cacing/ulat (cacing sutera, cacing tanah, cacing
darah, ulat hongkong) dan kodok.

Penggunaan pakan hidup perlu didahului dengan tindakan karantina yang


memadai untuk menghindari masuknya bibit penyakit. Terutama pakan hidup
yang berasal atau hidup dalam air, seperti udang, ikan, atau kodok. Hindari
memberikan serangga atau kodok mati, kecuali anda yakin betul tidak berasal
dari area tercemar insektisida.

Sebelum memberikan pakan hidup, bagian-bagian tubuh pakan yang


diperkirakan dapat melukai mulut ikan dibuang terlebih dahulu. Seperti kaki
belakang kecoa dan jangkrik, atau rostrum (duri pada kepala) udang. Dapat juga
pakan hidup tersebut dilemahkan sebelum diberikan pada ikan, agar tidak terjadi
"kejar-mengejar" berlebihan dalam ruang akuarium yang sempit. Arwana yang
mengalami kelebihan pakan dalam jangka lama, akan kehilangan nafsu makan
selama beberapa hari bahkan beberapa minggu.

Pakan buatan merupakan hasil ramuan dengan komposisi yang mencukupi


kebutuhan gizi bagi pertumbuhan arwana dengan cara melatih dan
membiasakan agar arwana mau memakannya.

Teknik Pemisahan Skala Kecil di Kolam Semen

1. Pemeliharaan Induk
Induk dipelihara dalam kolam berukuran 5 x 5 m dengan kedalaman air 0,5-0,75
m. Kolam ditutup plastik setinggi 0,75 m untuk mencegah lompatan ikan.

Ruangan pemijahan dibangun di pojok perkolaman dan ditambah dengan


beberapa kayu gelondongan untuk memberikan kesan alami. Batu dan kerikil
dihindari karena dapat melukai ikan atau dapat tercampur pakan secara tidak
sengaja.

Kolam pembesaran dibangun di area tenang dan ditutup sebagian, dan


dijauhkan dari sinar matahari langsung. Induk dipelihara dalam kolam
pembesaran hingga mencapai matang gonad.

Pengelolaan Kualitas Air


Kualitas air dijaga agar mendekati lingkungan alami arwana yaitu pH 6,8-7,5 dan
suhu 27-29 C. Penggantian air dilakukan sebanyak 30-34% dari total volume
dengan air deklorinisasi.

Pemberian Pakan
Keseimbangan gizi sangat penting bagi kematangan gonad dan pemijahan.
Induk diberikan pakan bervariasi yang mengandung kadar protein tinggi. Pakan
diberikan setiap hari dalam bentuk ikan/udang hidup atau runcah, dan ditambah
pelet dengan kadar protein 32 %. Jumlah pemberian pakan per hari adalah 2 %
dari bobot total tubuh.

Kematangan gonad
Matang gonad terjadi pada umur 4 tahun dengan panjang tubuh 45-60cm.
Pemijahan terjadi sepanjang tahun, dan mencapai puncaknya antara bulan Juli
dan Desember. Induk jantan di alam akan menjaga telur yang sudah dibuahi
dalam mulutnya hingga 2 bulan ketika larva mulai dapat berenang.

Arwana betina mempunyai ovarium tunggal yang mengandung 20-30 ova besar
dengan diameter rata-rata 1,9 cm dengan kematangan berbeda-beda. Induk
jantan dewasa juga mempunyai sebuah organ vital menyerupai testis.

Pembedaan Kelamin
Juvenil sulit dibedakan jenis kelaminnya. Perbedaan akan muncul setelah ikan
berukur 3-4 tahun.

Pembedaan jenis kelamin diketahui melalui bentuk tubuh dan lebar mulut.
Arwana jantan mempunyai tubuh lebih langsing dan sempit, mulut lebih besar
dan warna lebih mencolok daripada betina. Mulut yang melebar dengan rongga
besar digunakan untuk tujuan inkubasi telur. Perbedaan lain adalah ukuran
kepala jantan relatif lebih besar, sifat lebih agresif termasuk dalam perebutan
makanan.

Kebiasaan Pemijahan
Tingkah laku arwana sangat unik selama masa pengenalan lain jenis. Masa ini
berlangsung selama beberapa minggu atau bulan sebelum mereka mulai
menjadi pasangan. Hal ini dapat diamati pada waktu malam, ketika ikan
berenang mendekati permukaan air. Arwana jantan mengejar betina sekeliling
kolam, terkadang pasangan membentuk lingkaran (hidung menghadap ke ekor
pasangan).

Sekitar 1-2 minggu sebelum pemijahan, ikan berenang bersisian dengan tubuh
seling menempel. Terjadilah pelepasan sejumlah telur berwarna jingga
kemerahan, Jantan membuahi telur dan kemudian mengumpulkan telurdi
mulitnya untuk diinkubasi sampai larva dapat berenang dan bertahan sendiri.
Diameter telur 8-10 mm dan kaya akan kuning telur dan menetas sekitar
seminggu setelah pembuahan. Setelah penetasan, larva muda hidup dalam
mulut jantan hingga 7-8 minggu sampai kuning telur diserap total. Larva lepas
dari mulut dan menjadi mandiri setelah ukuran tubuh 45-50 mm.

2. Panen Larva
Inkubasi telur secara normal adalah membutuhkan 8 minggu. Untuk
memperpendek waktu, telur yang sudah dibuahi dapat dikeluarkan dari mulut
pejantan 1 bulan setelah pemijahan. Induk jantan ditangkap dengan sangat hati-
hati dengan jaring halus lalu diselimuti dengan handuk katun yang basah untuk
menghindari ikan memberontak dan terluka.

Untuk melepaskan larva dari mulut induk jantan, tarik perlahan bagian bawah
mulut dan tubuh ditekan ringan. Larva dikumpulkan dalam wadah plastik dan
diinkubasikan dalam akuarium. Jumlah larva yang dapat mencapai 25-30 ekor.

Teknik Pembenihan
Setelah dikeluarkan dari mulut pejantan, larva diinkubasikan dalam akuarium
berukuran 45x45x90 cm. Temperatur air 27-29 °C menggunakan pemanas
thermostat. Oksigen terlarut 5 ppm (mg/ I) menggunakan aerator bukaan kecil.

Untuk mencegah infeksi akibat penanganan larva, dalam air dilarutkan


Acriflavine 2 ppm. Menggunakan teknik pembenihan in vitro ini, Survival Rate
(SR) yang didapat sampai tahap ikan dapat berenang adalah 90-100 %.

Selama periode inkubasi, larva tidak perlu diberikan pakan. Beberapa minggu
pertama selama kuning telur belum habis, biasanya larva hampir selalu berada
pada dasar akuarium. Larva mulai berenang ke atas bertahap ketika ukuran
kuning telur mengecil. Pada minggu ke delapan, kuning telur hampir terserap
habis sehingga larva mulai berenang ke arah horizontal. Pada tahap ini, pakan
hidup pertama harus mulai diberikan untuk mencegah larva saling Ketika ukuran
larva mencapai 8,5 cm atau berumur 7 minggu, kuning telur terserap secara
penuh dan larva dapat berenang bebas.

Pemeliharaan Larva
Tambahan pakan hidup yang dapat diberikan seperti cacing darah atau anak
ikan yang ukurannya sesuai bukaan mulut arwana.
Larva yang telah mencapai panjang 10-12 cm dapat diberikan pakan seperti
udang air tawar kecil atau runcah untuk mengimbangi kecepatan tumbuhnya.

Teknik Transportasi
Arwana bila gelisah gampang sekali melakukan "jumping" atau menabrak-
nabrak. Bila satu saja sisiknya terlepas akan terlihat kurang indah. Juga bisa
mengakibatkan sirip robek dan patah.

Tubuh yang rusak bisa mengalami regenerasi, namun mungkin pula menjadi
cacatdan mengurangi keindahan penampilan, apalagi ada hal-hal yg bisa
memperparah luka-lukanya (misalnya infeksi, pertumbuhan bekas luka yg
lambat/delay). Untuk itu arwana perlu dilumpuhkan agar tidak dapat berontak
dalam proses pemindahan antar akuarium maupun transportasi jarak jauh. Dosis
pembiusan diatur sedemikian rupa bergantung keperluan. Untuk transportasi
jarak jauh, arwana dilumpuhkan gara tidak dapat berontak namun tidak sampai
terbalik dan masih bisa berenang. Pemindahan antar arwana akuarium
menggunakan dosis ringan, yang penting arwana tidak dapat berontak.
1. Persiapan Pre-anestesi :

• Puasakan arwana selama 1-2 hari.


• Lama puasa bergantung ukuran tubuh, jenis dan kebiasaan arwana buang
kotoran (lancar atau tidak). Semakin besar ukuran arwana maka semakin
lama waktu puasa, untuk menghindari arwana muntah atau mengeluarkan
kotoran.Untuk arwana berukuran kecil (< 15 cm) lama puasa adalah 24 jam.
• Siapkan air tampungan yang sudah teraerasi minimal 24 jam.
• Kondisi arwana tidak mengalami gangguan pernapasan, tidak ditemukan
kelainan pada tutup insang.

Alat dan bahan :

• Plastik dengan lebar sepanjang badan arwana.


• Wadah bak untuk tempat kantong plastik yang berisi arwana
• Air segar, air yang telah diaerasi yg mencukupi minimal 24 jam. Hindari
bahan-bahan kimia lain yang terlarut.
• Bahan : Aquadine" cair

Prosedur Pelaksanaan :

• Tangkap arwana dalam akuarium dengan tenang kantong plastik.


• Masukkan cairan bius dalam plastik kira-kira 1 cc/lt.
• Bila sudah terlihat tidak bisa melompat, angkat kantong plastik.
• Perhatikan apakah perlu ditambahkan lagi cairan bius untuk
menurunkan kesadaran sampai arwana menjadi terbalik, tunggu reaksi bius
beberapa menit.
• Jaga arwana selalu tenggelam dalam air, untuk menghindari kembung.
• Bila sudah tidak berontak, perhatikan gerakan tutup insang harus terlihat
bergerak. (Dalam waktu kurang dari 5 menit, arwana mulai gelisah dan
kehilangan keseimbangan dan tidak banyak bergerak. Karena bagian
tubuhnya yg berat ada di bagian atas, maka arwana mulai terbalik.
Badannya mulai kaku/ kejang. Perhatikan gerakannya, terutama gerakan
insang yg menunjukkan masih adanya usaha untuk bernapas.
• Untuk keperluan foto dan pengukuran, angkat ke tempat yang telah
dipersiapkan dan lakukan secepat mungkin, bila terlalu lama di luar air bisa
kembung.

Paska Pembiusan :

• Masukkan kembali ke dalam akuarium dengan air yang tidak mengandung


bahan kimia lain. Jaga di bawah kucuran air, dalam air dekat permukaan.
• Arwana mulai siuman, jaga jangan sampai terbentur benda-benda di
sekelilingnya.
Efek samping :
• Obat bius tanpa pengenceran yang mengenai sisik arwana menyebabkan
iritasi selaput lendir dan menimbulkan alergi pada beberapa orang.
• Bila arwana kembung, bisa disiapkan larutan daun ketapang kering yang tua
dituangkan dalam akuarium, suhu dinaikkan level air direndahkan. Arwana
yang kembung dicirikan tidak dapat menyelam ke dasardan berenang
nungging.
• Bila pembiusan terlalu dalam biasanya gerakan tubuh mulai jarang, gerakan
insang juga demikian. Pembiusan lebih dalam lagi akan mengurangi
kekejangan otot, saat tersebut insang juga tidak ada gerakan, ikan berada
pada posisi mengambang. Untuk mengatasinya tambahkan air segar untuk
mengencerkan dosis obat bius atau di ceburkan ke tank bersih dibawah
kucuran air.

Sumber :

Buku Budidaya Ikan Arwana, Direktorat Jenderal P. Budidaya

Anda mungkin juga menyukai