Anda di halaman 1dari 3

Penggabungan Yayasan

Fazat Azizah, SH., S.Sy*

Tanya:

Assalamualaikum Wr. Wb
Saya merupakan salah satu pengurus Yayasan yang bergerak di bidang pendidikan yang sudah
beroperasi selama dua dekade. Kemudian, seminggu yang lalu saya mendapatkan informasi
dari salah satu pendiri Yayasan bahwa ada Yayasan yang baru berdiri ingin mengabungkan diri
dengan Yayasan kami. Adapun Yayasan tersebut yang ingin mengabungkan dengan Yayasan
kami bergerak di bidang panti asuhan. Kami ingin tahu, apakah bisa Yayasan yang baru berdiri
tersebut mengabungkan diri dengan Yayasan kami? Apabila bisa, bagaimana prosedur
pengabungannya?

Jawab:
Walaikumsalam Wr Wb,
Terimakasih atas pertanyaan saudara. Sebelumnya, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai
apa yang dimaksud dengan penggabungan Yayasan. Berdasarkan pasal 57 ayat (1) Undang-
undang No 16 Tahun 2001 tentang Yayasan menyatakan, bahwa penggabungan Yayasan
yaitu “Perbuatan hukum penggabungan Yayasan dapat dilakukan dengan menggabungkan 1
(satu) atau lebih Yayasan dengan Yayasan lain, dan mengakibatkan Yayasan yang
menggabungkan diri menjadi bubar”.
Saudara menjelaskan bahwa yayasan saudara bergerak di bidang pendidikan, sementara
yayasan yang ingin menggabungkan dengan Yayasan saudara merupakan yayasan yang
bergerak di bidang sosial (karena panti asuhan). Adapun syarat dan ketentuan untuk bisa
menggabungkan yayasan diantaranya yaitu :
Pasal 57 UU no 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
(2) Penggabungan Yayasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan dengan
memperhatikan:
a ketidakmampuan Yayasan melaksanakan kegiatan usaha tanpa dukungan Yayasan lain;
b Yayasan yang menerima penggabungan dan yang bergabung kegiatannya sejenis;
atau
c Yayasan yang menggabungkan diri tidak pernah melakukan perbuatan yang
bertentangan dengan Anggaran Dasarnya, ketertiban umum, dan kesusilaan.
(3) Usul penggabungan Yayasan dapat disampaikan oleh Pengurus kepada Pembina.
(4) Penggabungan Yayasan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan rapat Pembina yang
dihadiri oleh paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina dan disetujui
paling sedikit oleh 3/4 (tiga per empat) dari jumlah anggota Pembina yang hadir.

Berdasarkan apa yang sudah diuraikan di pasal atas, maka apabila meninjau dari uraian
saudara, bahwa yang ingin mengabungkan adalah Yayasan yang bergerak di bidang panti asuhan
yang notabene masuk dalam bidang sosial sementara yayasan saudara bergerak di bidang
pendidikan, maka Yayasan yang baru tersebut tidak dapat melakukan pengabungan. Hal tersebut
sebagaimana yang ada dalam pasal 57 ayat (2) huruf (b) yaitu “Yayasan yang menerima
penggabungan dan yang bergabung kegiatannya sejenis”.

Akan tetapi, penggabungan bisa dilakukan apabila dalam Anggaran Dasar Yayasan panti
Asuhan yang ingin menggabungkan tersebut dijelaskan mengenai adanya klausul tentang adanya
aktifitas atau kegiatan pendidikan (sejenis), maka penggabungan bisa dilakukan meskipun secara
kasat mata tidak dikatakan sejenis.

Sementara mengenai prosedurnya dijelaskan pada Pasal 58 s/d 60 UU no 28 tahun 2004


tentang perubahan atas UU no 16 Tahun 2001 tentang Yayasan yaitu dengan melakukan :

1. Pengurus dari masing-masing Yayasan yang akan menggabungkan diri dan yang akan
menerima penggabungan menyusun usul rencana penggabungan.
2. Usul rencana penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dituangkan dalam
rancangan akta penggabungan oleh Pengurus dari Yayasan yang akan menggabungkan
diri dan yang akan menerima penggabungan.
3. Rancangan akta penggabungan harus mendapat persetujuan dari Pembina masing-masing
Yayasan.
4. Rancangan akta penggabungan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dituangkan dalam
akta penggabungan yang dibuat di hadapan Notaris dalam bahasa Indonesia.”
Hal selanjutnya yang bisa dilakukan menurut Pasal 59 UU no 16 Tahun 2001 tentang Yayasan
yaitu Pengurus Yayasan hasil penggabungan wajib mengumumkan hasil penggabungan
dalam surat kabar harian berbahasa Indonesia paling lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal penggabungan selesai dilakukan.

Sedangkan dalam hal ada perubahaan dalam Anggaran Dasar Yayasan, dapat mengikuti
procedure sebagaimana dijelaskan dalam “Pasal 60 UU no 28 tahun 2004 tentang perubahan
atas UU no 16 Tahun 2001 tentang Yayasan, yaitu:
1. Dalam hal penggabungan Yayasan diikuti dengan perubahan Anggaran Dasar yang
memerlukan persetujuan Menteri, maka akta perubahan Anggaran Dasar Yayasan wajib
disampaikan kepada Menteri untuk memperoleh persetujuan dengan dilampiri akta
penggabungan.
2. Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan dalam jangka waktu paling
lambat 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
3. Dalam hal permohonan ditolak, maka penolakan tersebut harus diberitahukan kepada
pemohon secara tertulis disertai alasannya dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada
ayat (2).
4. Dalam hal persetujuan atau penolakan tidak diberikan dalam jangka waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), maka perubahaan Anggaran Dasar dianggap disetujui dan Menteri
wajib mengeluarkan keputusan persetujuan.”

Demikian beberapa informasi yang bisa kami sampaikan, semoga bisa bermanfaat untuk saudara.
Terima kasih.

*Instruktur Laboratorium Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

Anda mungkin juga menyukai