Resume Materi 2 Pengawasan k3 Konstruksi
Resume Materi 2 Pengawasan k3 Konstruksi
RESUME
Oleh:
Herwiyanto
PT FREEPORT INDONESIA
TEMBAGAPURA PAPUA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
2
BAB I
PENDAHULUAN
Melalui topic-topik yang dibahas dalam modul ini diharapkan dapat membantu
para calon ahli K3 dalam pemahaman peraturan K3 di bidang konstruksi.
3
BAB II
PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI
A. Latar Belakang
Pekerjaan kontruksi bangunan merupakan pekerjaan yang mengandung
potensi bahaya, sehingga dalam memberi perlindungan keselamatan
kerja kepad pekerja diperlukan syarat-syarat keslamatan dan kesehatan
kerja yang sangat tinggi. Tahapan dalam konstruksi bangunan
berhubungan dengan seluruh tahapan yang dilakukan di tempat kerja.
Diantara tahapan yang ada yakitu pekerjaan penggalian, pekerjaan
pondasi, pekerjaan beton, pekerjaan baja, dan pembongkaran.
Penggalian. Penyebab kecelakaan yang timbul dari pekerjaan penggalian
antara lain, pekerjan yang disa tertimbun dan terkubur di dalamnya
akibat runtuhnya dinding galian, pekerja tertimpa dan luka akibat
terjatuhnya material di dalam galian, kondisi tidak aman baik di dalam
maupun diluar galian akibat licinnya galian.
Pondasi. Pekerjaan pondasi merupakan suatu kegiatan pemasangan
struktur bawah bangunan yang dapat digunakan untuk menahan beban
bangunan.
Pekerjaan Beton. Pada saat proses pengecoran berlangsung pada
umumnya pekerja selalu pada posisi tetinggian tertentu yang dapat
berakibat pekerja terjatuh, material pencampur yang tidak boleh
bersinggungan dengan kulit bahkan terhirup oleh pernapasan pekerja.
Pekerjaan Baja. Bahaya yang timbul dari pekerjan pemasangan baja
pekerja dapat jatuh dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah,
terperosok, tertimpa material bangunan.
Pembongkaran. Bahaya yang di timbulkan dari pembongkaran
bangunan adalah pekerja dapat tertimpa atau runtuhnya bangunan,
terperosok dari ketinggian tertentu dari permukaan tanah.
B. Dasar Hukum
1. Undang-undang Dasar 1945
2. Undang-undang No 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No 1/Men/1980 tentang K3
Konstruksi Bangunan
4. Surat keputusan besama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri
Pekerjaan Umum No Kep174/Men/1986 dan No 104/Kpts/1986
tentang K3 Tempat Kegiatan Kontruksi Bangunan
4
C. Pengertian/Istilah
Istilah-istilah tentang K3 kontruksi dan sarana bangunan:
1. Kontruksi bangunan
2. Tempat kerja kegiatan kontruksi bangunan
3. Sarana bangunan
4. Perancah bangunan
5. Kontraktor
6. Sub Kontraktor
7. Pekerja Kontruksi beton
8. Tahapan pekerjaan kontruksi bangunan, yang mengunakan
bahan bangunan
9. Pekerjaan konstruksi baja
10. Pekerja penggali
11. Pekerja Pondasi
12. Wajib lapor pekerja konstruksi bangunan
13. Kepala proyek
14. Scaffolder adalah pekerja pemasang, penguna dan pembongkar
perancah
15. Safety officer adalah pekerja yang melaksanakan K3 di bidang
konstrusi bangunan
16. Ahli K3 kontruksi
17. Instalasi: lift orang, lift barang, listrik, penyalur petir, plambing,
tata udara
18. Penanganan bahan
5
Lokasi penggalian harus diperiksa secara teliti setelah
pekerjaan terputus melebihi 1 hari, setelah setiap peledakan,
ada longsoran, ada kerusakan pada konstruksi penyangga dan
hujan lebat.
Jalan keluar masuk yang aman
Dilarang bekerja di tanah lepas yang kemiringannya terlalu
terjal
Harus ada konstruksi penyangga yang cukup
Ada penerangan yang cukup
Galian bebas dari air
Ada jalan keluar untuk menyelamatkan diri
Tidak ada yang diizinkan masuk ruang bawah tanah yang
belum diuji bebas gas
Pengujian gas harus dilengkapi dengan sabuk pengaman,
tali penyelamat dan alat-alat pernapasan
Ventilasi mekanis harus disediakan
Tindakan penceghan harus diambil untuk melindungi
runtuhnya bangunan
b. Pekerjaan Pondasi
Persyaratan Umum:
6
Mesin pemancang harus ditumpu oleh dasar yang
kuat, diberi tali atau rantai penguat secukupnya dan tidak
boleh digunakan di dekat jaringan listrik
Lantai kerja dan tempat kerja operator harus
terlindungi dari cuaca
Saluran uap atau udara harus dibuat dari pipa baja
atau semacamnya
c. Pengerjaan Beton
Persyaratan Umum
Konstruksi beton bertulang yang berat untuk kerangka
atap dan kerangka atas lainnya harus didasarkan pada
gambar rencana
Selama pembangunan harus dicatat data sehari-hari
mengenai kemajuan pembangunan, termasuk data yang
mempengaruhi kekuatan beton menurut waktunya
7
Harus benar-benar berkonstruksi kuat
F. Perancah
Perancah adalah pelataran kerja atau platform yang dibuat sementara
dan digunakan sebagai penyangga tenaga kerja, bahan-bahan dan
peralatan kerja.
Jenis-jenis perancah:
Perancah frame
Perancah kayu bulat
Perancah pipa
Perancah tiang tunggal dengan lantai kerja menggunakan plat
Perancah tiang tunggal dengan bracket
Perancah bergerak
8
Perancah kuda-kuda
Perancah persegi
Perancah gantung
Perancah tupang sudut
Perancah mekanik
G. Plambing/Pemipaan
1. Fungsi instalansi plambing:
penyediaan air bersih
membuang air kotor
2. Jenis-jenis plambing
Instalansi plambing air bersih
Instalansi plambing air kotor
Instalansi plambing air hujan
9
Kabupaten/Kota. Sebelum dikeluarkan pengesahan, harus
dilakukan pemeriksaan dan pengujian pertama.
H. Penanganan Bahan
Ada beberapa jenis untuk menangani bahan baik dalam mengangkut,
mengangkat, memindahkan maupun menyimpan bahan. Penanganan
bahan dapat berjalan dengan aman dan selamat jika dilakukan sesuai
dengan prosedur yang berlaku, termasuk juga cara penyimpanannya.
Cara menyimpan atau menempatkan material tersebut harus
disesuaikan dengan jenis material dan tanda-tanda khusus yang
diperlukan harus dipasang.
I. Peralatan Bangunan
1. Instalansi lift barang
2. Instalansi lift orang
3. Instalansi listrik
4. Instalansi penyalur petir
5. Instalansi tata udara
10
BAB III
PENUTUP
11