Anda di halaman 1dari 2

NAMA : Suriyo Budi Pamungkas

KELAS : X TKJ 2

FIKSI

Judul : Lost & Found

Pengarang : Sisca Spencer Hoky

Penerbit : Gagas Media

Tebal Buku : 197 Halaman

Tahun Terbit : 2013

Sinopsis : Lost and Found berkisah tentang seorang gadis yang bernama
Jane yang bertemu dengan seorang lelaki aneh di gym langganannya. Jane sering
memergoki lelaki aneh yang bernama Chris ini sedang memperhatikannya.

Jane yang merasa diperhatikan lama kelamaan jadi risih. Meski risih,
namun perlahan Jane juga jadi sering memperhatikan Chris. Karena sering
bertemu di tempat gym, Chris dan Jane lama-lama menjadi akrab. Chris bahkan
menjadi pelatih sukarela untuk membantu Jane menurunkan berat badannya.

Sikap Chris yang sangat perhatian dan selalu bisa diandalkan saat Jane
sedang kesulitan, membuat teman Jane yang bernama Gloria curiga kalau Chris
menyukai Jane. Namun, Jane menepis prasangka itu jauh-jauh karena Jane masih
belum siap untuk membuka hatinya untuk lelaki manapun. Akibat kisah cinta
masa lalunya dengan Xender, Jane masih terbayang-bayang cinta pertamanya
tersebut.

Kelemahan Buku : Namun, tidak ada yang membuat greget. Rasanya seperti flat
saja. Lalu, pemilihan diksinya juga biasa saja, tidak terlalu puitis. Itu pandangan
subyektif saya loh. Selera orang khan bisa berbeda-beda.

Keebihan Buku : Lost and Found ini cukup lumayan menurut saya. Dari
karakter sangat bagus, karakter para tokoh-tokohnya sangat terbangun. Alur
ceritanya mengalir, hanya satu yang menjadi ganjalan saat saya membacanya. Di
awal-awal cerita, hubungan Jane dan Xender dibuat abu-abu sehingga
pembacanya jadi semakin bertanya-tanya, ada apa dengan hubungan keduanya
dulu.
NAMA : Suriyo Budi Pamungkas
KELAS : X TKJ 2

NON FIKSI

Judul : Malin Kundang

Pengarang : Leila S. Chudori

Penerbit : PT Pustaka Utama Grafiti

Tebal Buku : 208 Halaman

Tahun Terbit : 1989

Sinopsis : Seorang ibu yang memiliki 5 orang anak dengan fisik yang
tidak sempurna. Sentot anak lelaki pertamanya yang tak memiliki tangan kiri
diajar untuk mandiri dengan tangan kanannya. Dina yang tak mempunyai tangan
kanan juga diajar untuk dapat bertumpu pada tangan kirinya. Waluyo yang
kehilangan kaki kiri diajar untuk berjalan tanpa tongkat atau apa pun. Pada Gani
yang kehilangan biji mata, sang ibu tak lelah menyalakan rasa percaya diri, agar
dunianya yang gelap gulita jadi lebih terang. Dan pada si bungsu Kurdi yang bisu,
sang ibu yakin bahwa berkomunikasi dalam diam sering lebih berarti daripada
dalam keriuhan.

Namun seiring berjalannya waktu rasa iri dan dengki mulai tumbuh di hati
mereka. Melihat anak-anak yang memiliki fisik sempurna membuat mereka
menginginkan kecacatan dalam diri setiap orang. Keluhan yang mereka lontarkan
tidak menghambat sang Ibu untuk tetap membangkitkan rasa percaya diri mereka
di depan anak-anak normal, bahkan untuk membuktikan bahwa mereka sama
dengan anak normal lainnya, sang ibu mengangkat seorang anak yang bernama
Kasandra sebagai salah satu bagian dari keluarga mereka. Kasandra yang polos
dan penuh tawa mencoba beradaptasi dengan saudara-saudara angkatnya dan tak
lupa mengabdi kepada sang Ibu angkatnya.

Kelemahan Buku : Cerita ini sayangnya bahasa yang digunakan tidak cocok bagi
orang awam dan pelajar SD serta SMP. Gaya bahasa yang digunakan adalah
bahasa baku dan puitis. Sehingga orang susah untuk memahaminya. Selain itu,
sampul buku kurang menarik, tidak mengandung unsur yang berbau dewasa atau
mengandung unsur pergerakan untuk mencapai kebebasan.

Kelebihan Buku : Cerita ini menggambarkan kehidupan manusia yang


mementingkan eksistensi, sekaligus menggambarkan bahwa tidak ada manuasia
yang sempurna, isi cerita sangat sesuai dengan judul bahkan lebih menarik. Di
cerpen ini tidak ditemukan adanya kesalahan cetak pada kata, hal ini
menunjukkan hasil pengeditan yang baik. Cerpen ini lebih mengandung unsure
sosial yang nyata tentang eksistensi dalam masyarakat dengan saling menghargai
kecacatan setiap insan.

Anda mungkin juga menyukai