Anda di halaman 1dari 5

Pernah suatu hari aku bermimpi melewati jalan di kebun-kebun yang biasa aku

lalui saat berangkat dan pulang sekolah. Lalu aku kaget karena tiba-tiba seekor ular
menggigitku tanpa ampun. Keherananku tenggelam oleh rasa sakit dan takut
bahwa aku akan mati sebentar lagi. Ditambah lagi Fahmi, adikku, yang biasa
bersamaku entah mengapa tidak bersamaku saat itu. Ah … lalu aku terbangun
dengan keringat dingin sambil ketakutan dan membuat terbangun semua orang di
rumah, bapak, ibu dan adikku. Mereka bertanya mimpi apa dan aku ceritakan
bagaimana kejadian yang aku alami. Hanya mimpi, begitulah kata bapak dan ibu.
Namun, tidak dengan adikku, dia sedikit terpengaruh dan tidak mau melewati jalan
itu untuk sekolah besok pagi.

“Ini semua gara-gara kamu, Bapak harus ngantar kalian berdua ke sekolah pake
motor. Jadi telat ngantor deh Bapak. Kenapa sih harus percaya sama mimpi
segala?” Kata bapak sambil bersungut-sungut.

“Kan udah sering dan terbukti, Pak. Sekali ini aja percaya, Pak,” kataku memelas.

Ternyata terbukti, pada sore hari kami mendapat kabar yang menggemparkan, ada
seorang anak sekolah jatuh pingsan ditemukan oleh warga di jalan yang biasa aku
lalui tersebut. Setelah dianalisis penyebabnya ditemukan gigitan seperti gigitan
ular. Dia dibawa ke rumah sakit dan alhamdulillah selamat.

“ tuhkan, Pak. Mirip sama mimpi aku, Pak,” kataku meyakinkan Bapak.

“Bapak tetap tidak percaya. Tidak mungkin hanya karena mimpi kita harus
waswas. Percaya sama Allah, bukan sama mimpi, Tur. Hiduplah apa adanya,
normal saja. Toh kalau kita dapat musibah itu sudah di atur dari sananya,” kata
bapak lebih yakin lagi. Bapak memang keras kepala dan kekeh pendirian,
sepertinya sifatku yang kekeh dengan pendapatku sendiri sepertinya menurun dari
sifat Bapak
CINTA TERLARANG

Identitas buku
           Judul : Sangkuriang
Penulis : Yuliadi Soekardi
Penerbit : CV Pustaka Setia
Tahun terbit : Cetakan Pertama, 2002
Ukuran : 26 cm x 19 cm
Tebal : 104 halaman

Cinta dan sayang merupakan dua hal yang berbeda. Cinta terjalin antara dua orang
berlainan jenis. Sedangkan sayang terjalin antara dua insan, baik sejenis maupun
berlawanan jenis.
Banyak orang tidak dapat membedakan perasaan cinta dan sayang. Rasa sayang
yang diberikan seseorang dapat dianggap cinta oleh orang lain. Cinta itu membutakan
mata orang. Hubugan darah dilanggar demi cinta. Hal ini menyebabkan cinta terlarang.
Inilah makna yang diceritakan Yuliadi Sokardi melalui bukunya yang berjudul
“Sangkuriang”. Tidak seperti cerita pada masa ini, buku “Sangkuriang” ini menceritakan
tentang kisah seorang anak mencintai ibunya. Tetapi, cinta tersebut bukan cinta berwujud
sayang antara ibu dan anak, tetapi sebuah kisah cinta antara pria dan wanita.
Cerita ini bermula dari seorang anak bernama Sangkuriang yang diusir oleh
ibunya, Dayang Sumbi, karena telah membunuh anjing kesayangan ibunya yang ternyata
jelmaan dari ayah Sangkuriang, Sona Anggara. Setelah belasan tahun pergi berkelana dan
mencari ilmu bela diri, Sangkuriang tak sengaja kembali ke desanya dan bertemu dengan
ibunya. Namun, keduanya tidak saling kenal. Karena kecantikan Dayang Sumbi,
sangkuriang jatuh cinta kemudian melamar ibunya sendiri. Kisah cinta ini merupakan
asal-usul munculnya Gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.
Buku cerita rakyat ini memiliki kalimat-kalimat yang mudah dipahami. Bahasa
yang digunakan pun tidak bertele-tele. Buku terbitan CV Pustaka Setia ini juga cocok
bagi anak-anak karena sarat akan pesan. Selain itu, sampul buku yang berwarna dan
bagus sangat menarik perhatian anak-anak.
Disamping banyak kelebihan, dalam buku ini terdapat beberapa penulisan yang
salah dan kalimat-kalimat yang tidak efektif. Selain itu, kertas yang digunakan kurang
berkualitas sehingga mudah robek. Penjilidannya pun kurang rapi sehingga banyak
halaman yang terlepas. Gambar-gambar pada buku tidak berwarna dan terdapat gambar
yang diletakkan pada posisi yang salah.
Yuliadi Soekardi menggunakan sudut pandang orang ketiga dalam menceritakan
kisah ini. Penulis juga dapat mengetahui isi hati tokoh-tokohnya. Oleh karena itu, sudut
pandang yang digunakan adalah sudut pandang orang ketiga serba tahu.
Buku ini cocok bagi pelajar terutama mereka yang berada di jenjang pendidikan
PAUD, TK, dan SD. Hal ini dikarenakan nak-anak membutuhkan pendidikan karakter
untuk membentuk sikap dan sifat mereka. Dengan membaca buku cerita yang sarat pesan,
anak-anak diharapkan dapat menjadi pribadi yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai