7 28 1 PB PDF
7 28 1 PB PDF
Abstract
Repetitive project activities require scheduling instrument which can facilitate unbreakable resources flow
from one to the next unit. CPM which has been widely recognized as a tough project scheduling method to
handle complex and has many branchesl networks, apparently become less effective if we used it to schedule
repetitive project. Like wise the PDM usefulness in a project relatively collided with it’s limited ability to
maintain work continuity for existing worker teams.What we want to inform in this paper is introducing a
new alternative method that is RSM . RSM is a method that guarantee the unbreakable resources usage, also
applicable for both repetitive vertical and horizontal project. Considered from the expense of total labor fee,
RSM are more cost-saving than PDM if the labor arrangement is adapted to work specialization
Keywords:
network, precedence diagram method, repetitive schedule method.
Para kontraktor konstruksi seringkali dihadapkan Diagram jaringan yang penyajiannya relatif lebih
pada proyek-proyek yang mengandung beberapa unit sederhana bila digunakan untuk penjadwalan proyek
yang identik atau serupa, seperti segmen-segmen repetitif adalah diagram dengan karakteristik
lantai pada bangunan bertingkat banyak, unit-unit kegiatan pada kotak atau simpul (node). Namun
rumah pada pembangunan perumahan, ruas-ruas kegunaan metode ini dalam proyek relatif terbentur
jalan pada proyek jalan raya dan lain-lain. Proyek- oleh kemampuannya yang terbatas untuk
proyek multiunit seperti ini bercirikan pengulangan mempertahankan kontinyuitas pekerjaan bagi regu-
kegiatan yang dalam banyak kasus muncul sebagai regu pekerja yang ada.
hasil pemecahan atau penguraian dari suatu kegiatan
umum menjadi beberapa kegiatan khusus. Tulisan ini menyajikan Metode RSM (Repetitive
Scheduling Method) atau Metode Penjadwalan
Kegiatan-kegiatan yang berulang membutuhkan alat Berulang, suatu metode yang menjamin penggunaan
penjadwalan yang mampu memfasilitasi aliran sum- sumberdaya yang tak terputus, serta dapat
ber daya yang tak terputus dari satu unit ke unit beri- diaplikasikan baik untuk proyek repetitif vertikal
kutnya. Karena itu seringkali persyaratan ini yang maupun horizontal.
menjadi tolak ukur penentuan waktu mulai kegiatan
dan yang menentukan seluruh durasi proyek. Dari latar belakang diatas, maka muncul
Merencanakan jadwal proyek multi unit dengan permasalahan sebagai berikut:
pengulangan kegiatan berarti sama dengan 1. Mampukah Metode RSM merencanakan jadwal
meminimalkan durasi proyek dengan memperhatikan proyek multiunit repetitive dengan tetap
batasan-batasn kontinyuitas sumber daya. mempertahankan kontinyuitas pekerjaan bagi
Unit-unit Berulang
A2 B2
NO SDM 2
y
ES ACT EF
DUR A1
B1
Gambar 1. Diagram jaringan kerja Metode PDM 1
Cps(AB
)
Keterangan: Legenda 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Hari
NO = Nomor kegiatan Lead Time=2
SDM = Kode regu tenaga kerja/SDM
ACT = activity/kegiatan Gambar 3. Diagram RSM untuk 3 unit dengan
DUR = duration/durasi kegiatan hubungan FS
ES = earliest start/saat mulai awal
EF = earliest finish/saat mulai akhir Pengaruh Pengubahan Tingkat Produksi Unit
Misalkan saja regu pekerja masing-masing kegiatan
Gambar 2 menunjukkan bagan balok pasangan B dari gambar 3 ditambah 50% dan penambahan ini
kegiatan yang diambil dari sebuah jaringan kerja berpengaruh mengurangi durasi masing-masing
untuk tiga unit berulang. Ketiga unit berulang kegiatan B menjadi 2 hari dan menambah masing-
masing-masing terdiri dari dua kegiatan, A dan B. masing angka produksi unit dari 1/3 u/h menjadi 1/2
Masing-masing kegiatan A berdurasi 2 hari dan u/h. Sebuah diagram RSM untuk ketiga unit pada
masing-masing kegiatan B berdurasi 3 hari. gambar 3 dengan revisi angka produksi unit
Hubungan antar kegiatan dalam masing-masing unit ditunjukkan dalam gambar 4 dengan garis produksi
adalah FS, dan masing-masing kegiatan B putus-putus dari gambar 3.
diperlihatkan pada posisi awal mulai jadwal.
Akibatnya, terdapat penundaan 1 hari antara kegiatan A3 B3
3
A2 dan B2, serta penundaan 2 hari antara kegiatan Durasi
A3 dan B3. Proyek
Unit-unit Berulang
A2 Semula
2 B2 cpf(AB)
A3
Garis Produksi B
3 x B3
dari gambar 3
A1 B1
Unit-unit Berulang
1 cps(AB)
A2
2 y B2
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Hari
A1
1 B1
Gambar 4. Pengaruh penambahan angka Tingkat
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Produksi Unit pada Diagram RS
Hari
Titik kontrol cps(AB) masih mengontrol posisi garis
Gambar 2. Bagan balok untuk tiga unit berulang produksi B yang sekarang terletak paralel dengan
dengan garis produksi kegiatan A. Karenanya
Gambar 3 adalah diagram RSM dari kegiatan- menambah angka tingkat produksi unit (upr) untuk
kegiatan yang terdapat pada Gambar 2, terlihat garis produksi B dari 1/3 ke 1/2 u/h adalah serupa
hubungan FS yang ditunjukkan oleh garis panah dengan memutar/merotasi garis produksi tersebut
putus-putus ke bawah pada akhir hari ke-12, ke-14 pada titik kontrol. Sebuah panah melingkar pada
dan ke-16. Penundaan yang terlihat antara akhir cps(AB) menunjukkan rotasi ini. Durasi proyek
masing-masing kegiatan A dan awal kegiatan B direvisi dari 21 hari menjadi 18 hari, dan panah FS
pasangannya adalah sama seperti terlihat pada pada permulaan kegiatan B3 menetapkan titik
Gambar 2. Pada Gambar 3 juga nampak garis-garis kontrol lainnya, yaitu cpF(AB), yang dilewati garis
produksi baik A dan B adalah kontinyu sehingga produksi B baru
penggunaan sumber daya tak terputus.
Dari Tabel 1 di atas terlihat bahwa masing-masing waktu penyelesaian proyek total, maka Metode
metode mempunyai kelebihan dan kekurangan PDM relatif lebih baik. Namun apabila kita lebih
sendiri-sendiri. Apabila kita lebih berorientasi pada berorientasi pada penggunaan tanaga kerja yang
2 2F 3 H 4 3C
10 B1 13 13 C1 15 15 D1 18
3 2 3
12 2F 13 H 14 3C
13 B2 16 16 C2 18 18 D2 21
3 2 3
23 H 24 3C
22 2F
16 B3 19 19 C3 21 21 D3 24
2 3
3
Unit-unit Berulang
B2
Lag C2-C3
C2
2 D2
B1
Lag C1-C2
C1
1 D1
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Hari
3 B3 C3 D3
Work Break
Unit-unit Berulang
B2 C2 D2
2
Work Break
B1 C1 D1
1
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
Hari
B3 C3 D3
3
Unit-unit Berulang
Cp(BC)
B2 D2
2 C2
B1 D1
C1
1 Cp(CD)
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Hari
Metode RSM yang didesain untuk mampu Kelemahan yang dimiliki RSM dibanding Metode
mempertahankan kontinyuitas pekerjaan maka work PDM antara lain:
break yang ada di gambar 8 harus ditiadakan - kurun waktu penyelesaian proyek relatif lebih
dengan cara menunda kegiatan C2 sehari dan lambat.
menunda kegiatan C1 dua hari sehingga didapat - Hubungan ketergantungan antar kegiatan
garis produksi C yang menerus seperti terlihat pada terlihat kurang jelas, terutama bila terdapat
gambar 9. Namun demikian, penundaan ini ternyata lebih dari satu hubungan antar kegiatan-
membawa pengaruh bergesernya awal kegiatan D kegiatannya.
dari hari ke-15 menjadi hari ke-17 karena upr garis
produksi kegiatan D lebih kecil dibanding upr garis REKOMENDASI
produksi kegiatan C, dan akhirnya proyek berakhir Hubungan ketergantungan antar kegiatan pada
pada hari ke-26, yaitu 2 hari lebih lama dibanding Metode RSM ini masih hanya mengenal hubungan
Metode PDM. FS (finish to start) saja, oleh karenanya penulis
menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa pada lanjut untuk mencoba hubungan yang lain, seperti
metode RSM, usaha untuk menghilangkan work SS (start to start) dan FF (finish to finish) guna
break dengan kondisi upr tertentu bisa mengantisipasi kelemahan Metode RSM pada
mengakibatkan tertundanya penyelesaian proyek. efektivitas waktu.