Anda di halaman 1dari 6

Akurasi radiografi sayap gigit (bite-wing) ekstraoral dalam mendeteksi karies

proksimal dan kehilangan tulang puncak (crestal bone)


ABSTRAK

Latar Belakang
Radiografi sayap gigit ekstroral merupakan teknologi pencitraan yang digunakan di Kedokteran
Gigi. Penulis melakukan studi in vivo untuk membandingkan keakuratan radiografi sayap gigit
intraoral dan radiografi sayap gigit ekstraoral dalam mendiagnosis karies proksimal dan
kehilangan tulang.

Metode
Penulis merekrut 116 pasien yang menerima radiografi sayap gigit intraoral untuk menerima
radiograf sayap gigi ekstraoral. 5 penulis yang dikalibrasi membuat konsensus diagnosis
radiografi karies proksimal dan kehilangan tulang puncak Untuk penelitian ini, mereka
mengasumsikan radiografi sayap gigi intraoral sebagai criteria standar. Selanjutnya, mereka
memperoleh radiografi sayap gigit estraoral untuk 116 pasien dan sensitivitas yang dihitung,
spesifitas, dan tingkat false-positive terhadap radiografi sayap gigit intraoral masing-masing
pasien.

Hasil
Radiografi sayap gigit ekstraoral pasien menunjukkan jumlah karies yang dan kehilangan tulang
puncak lebih banyak secara signifikan dibandingkan dengan radiografi sayap gigit intraoral.
Radiograf sayap gigit ekstraoral memiliki sensitifitas yang tinggi sampai sangat baik dan
spesifikasi karies dan kehilangan tulang puncak dari sedang sampai rendah. Mengingat radiograf
sayap gigit intraoral menjadi standar kriteria, tingkat false-positive untuk radiografi sayap gigit
ekstraoral sedang untuk karies dan tinggi untuk diagnosis kehilangan tulang.

Kesimpulan
Radiografi sayap gigit ekstraoral, yang menghasilkan gambar permukaan proksimal yang
tumpang tindih lebih sedikit, memiliki keuntungan untuk mendeteksi lesi karies dan temuan
kehilangan tulang lebih besar daripada radiograf sayap gigit intraoral, tapi dengan kelemahan
diagnosis false-positive. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi apakah temuan
false-positive menunjukkani kariesdan kehilangan tulang yang sebenarnya.

Implikasi Praktek
Radiografi sayap gigit ekstraoral adalah teknologi yang menjanjikan, yang memiliki beberapa
keunggulan dibanding radiograf sayapgigit intraoral tradisional. Dokter harus menyadari
diagnosis false-positive karies dan kehilangan tulang dengan radiografi sayap gigit ekstraoral.
Kata kunci. Radiografi sayap gigit; karies; kehilangan tulang periodontal
kerugian.
Radiografi sayap gigit intra-oral yang telah banyak digunakan kurang sempurna untuk
mendiagnosis karies proksinal atau kehilangan tulang puncak. Untuk mendiagnosis karies
proksimal, baik metode taktil-visual maupun radiografi sayap gigit menghasilkan keterbatasan
sensitivitas dan spesisifitas yg tinggi. 1-3 radiografi sayap gigit tradisional dilaporkan hanya
menunjukkan 60% dari karies proksimal. Walaupun radiografi intraoral mengabaikan
kehilangan tulang,5,6 radiografi sayap gigit masih menjadi alat bantu klinis untuk pemeriksan.
Alat diagnostic lainnya, seperti transiluminasi fiber-optik atau CBCT memberikan informasi
diagnostic yang terbatas untuk deteksi karies dan penyakit periodontal.

Dengan menggunakan radiografi panoramik berbasis film, beberapa penelitian menunjukkan


utilitas diagnostik rendah dari radiografi panoramik dalam mendeteksi karies proksimal atau
tingkat tulang puncak.9-15

Dalam 10 tahun terakhir, beberapa unit x-ray panoramik telah dikembangkan yang menghasilkan
radiograf sayap gigit ekstraoral menggunakan sensor digital dan gerakan robot dari tabung x-ray
panoramik. Beberapa laporan in vivo dan in vitro telah ditunjukkan hasil yang menjanjikan
radiografi sayap gigit ektraoral pada diagnosis karies proksimal.4,16-19 Diagnosis kehilangan
tulang marjinal menggunakan radiograf panoramik sebanding dengan radiograf sayap gigit. 15
Dengan menggunakan ukuran sampel kecil 20 peserta, Terry dan rekannya17 menunjukkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara radiografi sayap gigit intraoral dan radiografi
sayap gigit ekstraoral dalam mendiagnosis karies proksimal.

Dengan adanya laporan tentang radiografi sayap gigit ekstraoral, pemahaman menggunakannya
dan keterbatasannya penting untuk diidentifikasi untuk integrasi klinis praktis. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan diagnostik radiografi sayap gigit ekstraoral,
perbedaannya dengan radiografi sayap gigit intraoral, untuk mendiagnosis karies proksimal dan
kehilangan tulang proksimal.

Metode
Untuk penelitian ini, kami menggunakan program radiografi (True Bitewing [Planmeca]) pada
mesin panoramik (ProMax 2D S3, [Planmeca]), yang menggunakan teknologi yang dipatenkan
(SCARA [Selektif Compliant Articulating Robotic Lengan]). Teknologi ini menggunakan 3
sumbu axis yang dapat diprogram sepenuhnya Untuk mengendalikan rotasi dan sudut sinar
radiografi yang dituju tegak lurus dengan sumbu panjang gigi pasien17,19

Program radiografi dihasilkan radiografi sayap gigit ektraoral bilateral dengan 1 gerakan
mesin. Setiap radiograf EB biasanyamencatat mahkota dan akar lengkap dari gigi taring ke gigi
molar ketiga kedua lengkung rahang. Dengan menggunakan program ini, prospektif spesifik
penelitian kami adalah membandingkan keakuratan diagnostik radiografi sayapgigit intraoral dan
radiografi sayap gigit ekstraoral yang dihasilkan oleh unit panoramik untuk karies proksimal,
Radiografi saya gigit intraoral dan radiografi sayap gigit ekstraoral yang dihasilkan oleh unit
panoramik untuk kehilangan tulang proksimal.

Peserta. Dewan Peninjau Kelembagaan dari University of Minnesota menyetujui penelitian ini.
Kami menyaring pasien baru dari University of Minnesota Sekolah Kedokteran Gigi di
Minneapolis, MN, untuk mengidentifikasi pengamatan paling kritis, kehilangan tulang.
Pengamatan untuk Mereka yang memiliki bukti radiografi karies atau kehilangan tulang. Kami
mengekspos gigi pasien secara diagnostik menggunakan radiografi sayap gigit intraoral
(horizontal atau vertikal) (Schick intraoral sensor sinar-x digital, posisi perekat Schick AimRight
sistem, Sirona Dental) sebelum dimasukkan ke dalam studi, sebagai bagian dari pemeriksaan
diagnostik mereka. Kriteria inklusi untuk penelitian ini adalah adanya gigi posterior, kesejajaran
gigi normal, dan kontak antara gigi posterior. Kriteria eksklusi adalah ortodontik atau prostetik
peralatan yang membahayakan tampilan proksimal gigi, crowding posterior parah, dan
kehamilan.

Kami mendaftarkan peserta. Informed consent telah diperoleh. Gigi mereka difoto radiograf
sayap gigit ekstraoral (True Bitewing, ProMax S3). Peserta kemuadian diberi kompensasi secara
finansial. Semua informasi pengenal dihapus dari radiograf sayap gigit ekstraoral digital yang
dihasilkan.

Pemeriksa. Lima penguji - 2 orang ahli radiologi oral dan maksilofasial bersertifikat (R.L. dan
M.A.), 1 dokter gigi umum pada praktik swasta (D.R.), 1 asisten professor klinik radiologi
(T.D.), dan 1 residen periodontal (M.C) - meninjau ulang radiografi. Kami melihat gambar di
monitor 22 inci secara indivudual (Dell) di ruangan yang remang-remang. Kami memeriksa
semua gambar menggunakan tampilan perangkat lunak.
(Romexis, Planmeca)

Kalibrasi antar-pemeriksa. Semua pemeriksa mengkaji ulang radiografi sayap gigit intraoral
vertikal, 20 radiografi sayap gigit ekstraoral horizontal, dan 20 radiograf sayap gigit ekstraoral
mencapai $ 90% reproduktifitas antar-pemeriksa pada identifikasi karies proksimal dan
kehilangan tulang proksimal sebelum memeriksa radiograf peserta studi.

Evaluasi radiograf. Kami secara terpisah mengevaluasi radiografi sayap gigit intraoral dan
sayap gigit ekstraoral setiap peserta dan dihasilkan untuk masing-masing gigi pasien dan masing
masing permukaan proksimal, diagnosis karies dan kehilangan tulang. Untuk diagnosis karies,
pengamatan kami dikodekan sebagai berikut: 0, permukaan proksimal tanpa karies; 1, karies
kurang dari setengah jalan melalui email 2, karies lebih banyak dari setengah jalan melalui email
tapi tidak sampai ke dentin; 3, kariesmencapai dentin tapi kurang dari setengah jalan melalui
dentin; 4, karies lebih dari setengah jalan melalui dentin; 5, kontak yang tumpang tindih; 6,
kehilangan gigi; 7, permukaan tidak terlihat pada gambar; dan 8, cacat margin restorasi Jika ada
banyak karakteristik diamati (seperti kontak tumpang tindih, namun terbukti lesi karies), kami
mencatat pengamatan paling kritis, yaitu adanya karies.

Untuk diagnosis kehilangan tulang, pencatatan hasil pengamatan adalah 0, tulang proksimal
tidak terlihat; 1, kehilangan tulang terlihat jelas (Jarak dari puncak alveolar ke cementoenamel
junction >1,5 milimeter); 2, tingkat tulang normal (Jarak dari puncak alveolar sampai
cementoenamel junction # 1,5 mm); 3, gigi tidak ada pada gambar; dan 4, kehilangan gigi. Jika
beberapa karakteristik diamati (misalnya, tingkat tulang normal pada aspek mesial, Meskipun
kehilangan tulang pada aspek distal), kami mencatat pengamatan paling kritis, kehilangan tulang.
Pengamatan untuk kehilangan tulang ditujukan untuk gigi tunggal, terlepas dari aspek (mesial
atau distal) dan keparahannya.
Analisis statistik. Kami menggunakan hitungan dan persentase untuk meringkas penilaian karies
dan kehilangan tulang. Dengan menggunakan generalized estimating equations model, kita
menghitung persentase kesepakatan bersama dengan interval kepercayaan 95% untuk subset dari
lokasi karies (atau kehilangan tulang) dapat dinilai pada gambar sayap gigit intraoral dan sayap
gigit ekstraoral. Model ini memperhitungkan korelasi antar-peserta. Selain itu, kami menghitung
sensitivitas, spesifik, dan tingkat false-positive. Kami menggunakan model serupa untuk
membandingkan tingkat deteksi karies (atau kehilangan tulang) antara gambar. Kami
menggunakan perangkat lunak statistik (SAS Versi 9.3, SAS Institute) untuk analisisnya.

Hasil utama untuk penelitian ini adalah tingkat kesepakatan antara radiograf sayap gigit intraoral
dan sayap gigit ekstraoral dalam diagnosis karies proksimal dan kehilangan tulang. Hasil
sekunder yang dievaluasi yaitu adanya overlap, jumlah permukaan diagnostik, dan observasi
patologi.

Hasil
Populasi penelitian 116 pasien yang memiliki radiograf sayap gigit intraoral konvensional untuk
pemeriksaan diagnostik mereka (Gambar 1A) dievaluasi pada penelitian kami menggunakan
radiograf sayap gigit ekstraoral (Gambar 1B).
Karies. Untuk evaluasi karies, 4.056 permukaan proksimal yang berpotensi diperiksa (Tabel 1).
Mengingat ukuran sensor intraoral, 918 permukaan proksimal (22,63%) tidak terlihat pada
radiografsayap gigit intraoral. Sebagai perbandingan, hanya 55 permukaan proksimal (1,36%)
yang tidak terlihat pada radiograf sayap gigit ekstraoral. Sebagai tambahan, 104 (radiograf sayap
gigit intraoral) dan 105 (radiograf sayap gigit ekstraoral) permukaan dipertimbangkan
nondiagnostik untuk berbagai alasan. Pemeriksaan radiograf sayap gigit intraoral menunjukkan
1.437 permukaan proksimal (35,43%) tanpa tanda karies pada radiograf, sedangkan radiograf
sayap gigit ekstraoral menunjukkan 1.364 (33,63%) permukaan tanpa tanda karies. Untuk semua
kategori karies, lebih sedikit permukaan yang terdeteksi dengan lesi karies pada radiograf sayap
gigit intraoral.
Tabel 1. Distribusi Diagnosis untuk Karies Proksimal pada 4.056 Permukaan yang Berpotensi.

Dalam subset permukaan proksimal (n ¼ 1.416), yang terdiagnosis baik pada radiograf sayap
gigit intraoral dan sayap gigit ekstraoral (Tabel 2), terdapat signifikan secara statistik yang lebih
besar (P < .0001) deteksi karies dengan radiograf sayap gigit ekstraoral (46,26%), dibandingkan
dengan radiograf sayap gigit intraoral (21,12%). Pada subset yang sama dari 1.416 permukaan,
radiograf sayap gigit ekstraoral menunjukkan secara signifikan (P < .0001) lebih banyak
permukaan (20,83%) dengan karies yang meluas ke dentin dan lebih jauh (karies kode 3 dan 4)
kontras dengan 13,28% dengan radiograf sayap gigit intraoral.
Tabel 2. Tingkat Deteksi Karies pada 1.416 Permukaan yang dapat Didiagnosis pada sayap gigit intraoral dan sayap
gigit ekstraoral.

Pada tingkat site-to-site, terdapat kesepakatan 63,95% (95% CI, 60,56 hingga 67,19%) antara
deteksi karies dari radiograf sayap gigit intraoral dan sayap gigit ekstraoral (Tabel 3). Dengan
mengasumsikan standar kriteria adalah radiograf sayap gigit intraoral, radiograf sayap gigit
ekstraoral memiliki sensitivitas 71,91% dan spesifisitas 61,99% dengan tingkat false-positive
38,01%. Dengan mengasumsikan standar kriteria adalah radiograf sayap gigit ekstraoral,
radiograf sayap gigit intraoral memiliki sensitivitas 33,71% dan spesifisitas 89,06% dengan
tingkat false-positive 10,94%.
Tabel 3. Perbandingan Site-to-Site Antara Radiograf sayap gigit intraoral dan sayap gigit ekstraoral dalam Diagnosis
Karies.

Dari kemungkinan 918 permukaan proksimal yang tidak terlihat pada radiograf sayap gigit
intraoral, 353 permukaan tidak menyediakan informasi diagnostik pada radiograf sayap gigit
ekstraoral (kode kategori 5-terlihat pada gambar). Dari 918 permukaan proksimal ini, 400
permukaan (43,57%) didiagnosis sebagai bebas karies pada radiograf sayap gigit ekstraoral. Lesi
karies dengan kedalaman berbeda terlihat pada 165 permukaan.

Kehilangan tulang. Untuk kehilangan tulang crest, kami memeriksa 2.184 gigi (Tabel 4). Pada
radiograf sayap gigit intraoral, kehilangan tulang terdapat pada 981 gigi (44,92%), sedangkan
radiograf sayap gigit ekstraoral menuunjukkan hal ini dengan 1.474 (67,49%) gigi. Tinggi tulang
puncak tidak terlihat pada 166 gigi (7,6%) pada radiograf sayap gigit intraoral, sedangkan tinggi
tulang tidak terlihat pada 83 (3,80%) gigi pada radiograf sayap gigit ekstraoral. Pada radiograf
sayap gigit intraoral, 442 gigi (20,24%) tidak dapat terlihat. Pada radiograf sayap gigit ekstraoral,
15 (0,69%) gigi tidak terlihat.
Tabel 4. Distribusi gigi (n=2.184) dengan Diagnosis untuk Kehilangan Tulang

Dari subset gigi yang memiliki diagnosis pada radiograf sayap gigit intraoral dan sayap gigit
ekstroral untuk evaluasi kehilangan tulang, persentase kesepakatan antara 2 tipe radiograf adalah
80,86% (95% CI) (Tabel 5). Deteksi kehilangan tulang secara signifikan (P < .0001) lebih besar
untuk radiograf sayap gigit ekstraoral dengan 1.076 gigi (90,19%) dibandingkan dengan
radiograf sayap gigit intraoral dengan 930 gigi (77,95%). Dengan mengasumsikan kriteria
standar adalah radiograf sayap gigit intraoral, radiograf sayap gigit ekstraoral memiliki
sensitivitas 94,50% dan spesifisitas 26,86% dengan tingkat false-positive 73,14% untuk
diagnosis kehilangan tulang. Dengan mengasumsikan kriteria standar adalah radiograf sayap
gigit ekstraoral, radiograf sayap gigit intraoral memiliki sensitivitas 90,78% dan spesifisitas
64,40% dengan tingkat false-positve 35,60%.
Tabel 5. Perbandingan Site-to-Site (n=1.193 gigi) antara Diagnosis Kehilangan Tulang Intraoral dan Ekstraoral

Anda mungkin juga menyukai