Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TUGAS RADIOLOGI DENTAL

Disusun Oleh:

Eldina Febrianifa 13/355709/PKG/800

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS KONSERVASI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2013

SKENARIO KASUS

Seorang pasien umur 30 tahun dengan riwayat trauma benturan pada gigi 11, lima tahun sebelum kunjungan ke dokter gigi, pasien mengeluhkan adanya perubahan warna mahkota menjadi abu-abu. Dokter gigi yang merawat memberikan penjelasan bahwa pasien memerlukan Perawatan Saluran Akar. Radiograf preoperatif menunjukan lesi periapikal. Pengukuran panjang kerja dilakukan menggunakan Elektronic Apex Locator dan radiografi. Sebagai klinisi dokter gigi harus menentukan secara akurat pengukuran panjang kerja sesuai kemungkinan terjadinya kelainan pasca trauma.

HASIL DISKUSI KELOMPOK

Metode pengukuran panjang kerja secara radiograf: 1. Ukur panjang gigi estimasi pada radiograf preoperatif, yaitu dari foramen apikal sampai ke titik referensi. 2. Panjang ini kita kurangi 1 mm sebagai faktor pengaman, karena kemungkinan terjadi distorsi pada waktu pengambilan radiograf. 3. Ukur instrumen (file atau reamer) yang akan dipakai untuk mengukur panjang kerja dan diberi stopper. 4. Masukkan instrumen tadi ke dalam saluran akar hingga stopper terletak pada titik referensinya. 5. 6. Buat radiograf lagi. Ukur selisih ujung instrumen dengan foramen apikalis pada radiograf. Selisih ini ditambahkan panjang instrumen yang masuk saluran akar, angka ini merupakan panjang gigi. 7. Panjang kerja = panjang gigi 1 mm

Jarak panjang kerja dari apeks ditentukan jika ada hal-hal berikut pada Ro : 1. 2. 3. Tidak ada resorbsi tulang atau akar, 1 mm dari apeks. Resorpsi tulang tetapi tidak ada resorpsi akar, 1,5 mm dari apeks. Resorpsi tulang dan akar, 2 mm dar apeks.

Pengukuran panjang kerja dengan metode Bregman: Panjang gigi pd Ro x Panjang instrumen yang masuk ke gigi Panjang gigi sebenarnya = Panjang instrumen pada Ro

Ro periapikal, digunakan untuk mengetahui anatomi saluran akar. Ro periapikal dapat juga disebut Ro konfirmasi bila dilakukan setelah pengukuran panjang kerja dengan EAL.

Elektronik Apeks Locator (EAL) Kekurangan: 1. 2. 3. Tidak dapat menentukan lebar lengkung saluran akar. Eror bila terdapat tumpatan logam dan penyempitan pada saluran akar. Tidak boleh berkontak dengan cairan elektrolit.

Kelebihan: 1. 2. 3. 4. Waktu perawatan singkat. Radiasi Deteksi preparasi gigi. Lebih praktis (ekonomis)

Radiograf periapikal Kekurangan: 1. 2D dan 3D perlu kecermatan dalam menginterpretasi gambar. 2. Proses pencucian foto saat memasukkan film ke bahan cairan pencuci harus tepat waktu; penggunaan larutan pencuci film baru atau sudah lama mempengaruhi terhadap hasil film. 3. Perlu skill operator yang bagus.

Teknik pengambilan Ro periapikal pada kasus diatas lebih baik menggunakan teknik kesejajaran (pararel), karena walupun tidak nyaman saat proses pemotretan (pegangan film/konus besar) tetapi memiliki kelebihan distorsi minimal serta untuk penggunaan foto RA tidak superimposed dengan sinus maksilaris dan tulang zygomatikus.

Kesimpulan diskusi: 1. 2. 3. Teknik yang digunakan pararel dengan konfirmasi EAL Cara ideal digital, cara alternatif konvensional (Ro 2D) Bila panjang kerja berlebih 2 mm, baru dilakukan konfirmasi, supaya tidak dilakukan Ro berulang-ulang (mencegah radiasi berlebih pada pasien).

TINJAUAN PUSTAKA

Penentuan panjang kerja adalah untuk memperoleh jarak dari apeks yang tepat bagi preparasi saluran akar dan kemudian dapat dilakukan tahap obturasi. Panjang yang optimal adalah kurang 1 sampai 2 mm dari apeks, walaupun hal ini sedikit bervariasi pada diagnosis yang berbeda. Prosedur perawatan dapat berakhir pada 0 sampai 2 mm dari apeks jika gigi sudah nekrosis dan 0 sampai 3 mm jika pulpanya masih vital. Penentuan panjang kerja merupakan suatu estimasi yakni dengan menggunakan jarak rata-rata dari foramen apikalis ke apeks sebenarnya dan dari apikal konstriksi (atau didalam saluran akar) ke foramen apikalis. Teknik yang digunakan untuk pengukuran panjang kerja adalah metode radiograf, elektronik dan taktil. Teknik elektronik paling baik digunakan untuk situasi tertentu, namun harus dikonfirmasi dengan radiograf, sementara metode taktil sangat sulit untuk diandalkan (Torabinejad dan Walton, 2008).

Gbr 1. Jarak tepat dari apeks sesuai dengan Ro Dalam mempelajari radiologi oral ada 2 hal yang perlu diperhatikan, yaitu (Margono, 1998): 1. Teknik atau cara untuk mendapatkan hasil yang optimal 2. Ketrampilan serta kecermatan dalam menafsirkan dan menginterprestasikan suatu gambaran radiogram.

3. Pencegahan/ penanggulangan radiasi dari alat radiograf. Foto Ro yang baik, bergantung pada teknik pengambilan gambar, lama penyinaran, kekuatan aliran listrikyang digunakan, dan proses pencuciannya. Suatu gambaran radiografi harus dapat memberikan informasi mengenai (Tarigan dan Tarigan, 2012): - Banyaknya akar dan saluran akar - Perluasan kavum pulpa - Bengkokan akar - Lokasi foramen apikal - Perluasan karies ke arah pulpa - Resorpsi internal atau eksternal - Terdapat lesi periapeks - Terdapat fraktur - Terdapat penyakit periodontal Regio apikal mempunyai bentuk anatomi yang bervariasi pada setiap gigi (Tarigan dan Tarigan, 2012): - Ujung saluran akar biasanya tidak tepat berada pada ujung Ro apeks, tetapi agak ke arah lateral. - Dengan bertambahnya umur, lapisan semen pada ujung akar semakin bertambah tebal sehingga jarak antara Ro apeks dengan foramen fisiologikum juga bertambah. Oleh karena itulah, panjang kerja harus diukur lebih pendek. - Paradontitis pada ujung akar dapat menyebabkan konstriksi daerah apeks sehingga panjang kerja juga bertambah pendek. Teknik radiografi yang sering dipakai yaitu (Margono, 1998): Teknik Bidang Bagi

Pada teknik ini posisi film diletakkan sedekat mungkin dengan gigi, jadi posisi film tidak sejajar dengan sumbu panjang bidang film, dan konus yang dipakai adalah konus pendek. Bila panjang gigi sebenarnya adalah XA sedangkan panjang gigi dalam radiogram adalah XB, maka bisa dikatakan panjang XA=XB. Pada teknik bidang-bagi, sinar diarahkan tegak lurus bidang-bagi antara XA dan XB tersebut sehingga panjang XA=XB. Untuk menentukan bidang-bagi gigi depan atas antara sumbu gigi dan film sebagai pegangan adalah tonjol (cups) dari gigi yang bersangkutan dihubungkan dengan pupil mata dari sisi yang lain. Untuk menentukan bidang-bagi gigi belakang atas sebagai pegangan adalah garis yang menghubungkan tonjol bukal gigi yang bersangkutan dengan jarak antarpupil kedua mata penderita. Tata cara pelaksanaan teknik bidang-bagi: 1. Pakaikan pelindung radiasi pada pasien (apron). 2. Penderita diinstruksikan untuk melepaskan segala seuatu yang menghalangi gambaran radiografi, seperti aksesoris dari logam, plat orto dan gigi palsu. 3. Perhatikan kepala pasien dan letakkan pada tempat yang benar di sandaran kepala dari kursi dental dan instruksikan pasien untuk tidak menggerakkan kepalanya. 4. Perhatikan palatum dan vestibulum pasien (apakah hiposalivasi/hipersaliva, atau ada ambang reflek muntah yang tinggi). 5. Letakkan film dalam mulut, pada regio yang akan dibuat radiograf. Ajarkan pada pasien bagaimana memegang film. 6. Operator harus berdiri 3 meter di belakang tabung atau di belakang dinding pemisah yang dilapisi timah hitam setebal 2 mm. 7. Tempatkan tabung sinar-X mengarah pada gigi yang akan dibuat radiograf dengan sudut yang sudah ditentukan dengan benar. Arah konus untuk rahang atas:

- I 1 konus diarahkan pada ujung hidung. - I2 konus diarahkan pada lubang hidung. - C konus diarahkan pada cuping hidung. - Pada gigi belakang, konus diarahkan ke garis yang menghubungkan tragus ke ala nasi. Arah konus untuk rahang bawah: - Gigi depan, konus diarahkan ke protruberentia - Gigi belakang, konus diarahkan ke garis yang berada seperempat inci atau 0,60 cm di atas tepi mandibula dan sejajar dengannya. 8. Setelah dilakukan pemotretan, bersihkan film dari saliva, keringkan, kemudian dilakukan pemrosesan film. Teknik Kesejajaran Teknik ini disebut juga teknik konus panjang, karena pada teknik

pembuatannyadigunakan konus panjang. Pada teknik ini posisi film di dalam mulut penderita terhadap sumbu panjang gigi adalah sejajar dan arah sinar tegak lurus pada bidang film, jadi tegak lurus juga dengan sumbu panjang gigi. Tata cara pelaksanaan teknik ini sama seperti teknik bidang bagi. Keuntungan dari teknik kesejajaran ini adalah gambar yang dihasilkan jauh lebih baik, gambar yang dihasilkan lebih mendekati kebenaran ukurannya dibandingkan dengan teknik bidang bagi. Keuntungan lain dari teknik ini adalah apabila dipergunakan untuk pembuatan Ro gigi molar atas, maka tidak terjadi super impose dengan tulang zygomatikus dan dasar dari sinus maksilaris. Kerugiannya pada teknik ini adalah susah meletakkan alat yang cukup besar ukurannya, terutama pada anak-anak dengan ukuran mulut yang kecil dan palatum yang dangkal. Teknik pengukuran panjang kerja perkiraan dengan radiograf yaitu (Torabinejad dan Walton, 2008) :

1. Film diagnostik yang dibuat dengan teknik kesejajaran diukur dari titik acu ke apeks menggunakan penggaris endodonsia yang mempunyai milimeter. 2. Panjang kerja perkiraan dihitung dengan mengurangi panjang gigi radiografis 3 mm. Disini ikut dipertimbangkan hal-hal berikut: a. Hubungan apeks radiograf dengan foramen apikalis yang sesungguhnya atau daerah konstriksi (kira-kira 1 mm) b. Efek pembesaran dari radiograf. Pembesaran 2 mm (karena divergensi sinar sentral) dianggap normal untuk semua gigi. c. Pengurangan 3 mm ini umumnya membuat penempatan awal dari instrumen sedikit lebih pendek dari panjang kerja (faktor fudge yang baik). 3. Stopper instrumen sesuai dengan panjang kerja perkiraan dipasang pada masing-masing file kecil. 4. Ukuran file yang digunakan untuk mengeksplorasi saluran akar makin besar sampai diperoleh ukuran file yang mengunci di dalam saluran pada panjang kerja perkiraan atau sedikit lebih pendek. Jangan gunakan file no.8 atau 10 karena ujung file yang kecil mengabur dan biasanya tidak terlihat pada radiograf. 5. Pada gigi berakar lebih dari satu, semua saluran akar harus diberi file. 6. Jika akar mempunyai dua saluran (atau diperkirakan ada saluran yang belum ditemukan), tabung sinar sebaiknya diletakkan dengan deviasi horizontal 20-30 derajat dari proyeksi fasial standar (kecuali untuk molar maksila, harus digunakan radiograf fasial. 7. Film dibuat dengan instrumen berada dalam saluran akar. Alat elektronik dirancang untuk menentukan panjang saluran akar dengan membaca kapan ujung file mencapai ligamen periodontal di foramen apikalis. Alat penentu lokasi apeks (EAL) bekerja dengan arus langsung yang dipasok oleh sebuah unit. Satu elektroda berkontak dengan shaft logam file; elektroda lainnya berkontak dengan jaringan lunak,

biasanya melalui klip bibir. Ujung file menyentuh jaringan di foramen apikalis, dan arus akan mulai mengalir (Torabinejad dan Walton, 2008). Indikasi EAL yaitu (Tarigan dan Tarigan, 2012): 1. Merupakan pelengkap foto Ro. 2. Adanya kanal yang berimpit. 3. Daerah apeks tidak jelas terlihat pada gambaran Ro. 4. Merupakan kontrol panjang kerja pada saat perawatan. 5. Dapat digunakan pada pasien hamil. 6. Pada kasus yang merupakan kasus darurat. 7. Bila dicurigai adanya perforasi saluran akar. EAL dapat memberikan pengukuran dengan ketepatan sampai 90% dibadning dengan pengukuran foto Ro. Meskipun demikian, gambaran foto Ro memberikan informasi yang lebih banyak dan secara forensik, merupakan dokumentasi otentik. EAL memiliki

kekurangan, adanya cairan pengantar arus seperti darah, eksudat, atau larutan irigasi pada saluran akan dapat menyebabkan terjadinya aliran arus dan memberikan hasil pengukuran yang keliru.

Gbr 2. Electronic Apeks Locator (EAL)

DAFTAR PUSTAKA

Margono, G., 1998, Radiologi Intraoral: Teknik, Prosesing, Interpretasi Radiogram, EGC, Jakarta Tarigan, R dan Tarigan, G., 2012, Perawatan Pulpa Gigi (Endodonti), EGC, Jakarta Torabinejad, M. Dan Walton, R. E., 2008, Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia, EGC, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai