Anda di halaman 1dari 3

Ekstraksi Buah Kapulaga (Amomum compactum)

Bahan aktif yang diambil: zat-zat antibakteri, seperti: alkaloid, tanin, polifenol, saponin,
flavonoid dan triterpenoid.

Metode Ekstraksi: Maserasi

Sebanyak 1kg buah kapulaga (Amomum compactum) dicuci, dikeringkan dan dihaluskan
hingga menjadi serbuk. Serbuk buah kapulaga direndam dengan pelarut etanol 96% 2 liter,
selama 3 hari, kemudian dilakukan penyaringan sampai didapat filtrat dan ampas. Filtrat
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50oC sehingga diperoleh ekstrak pekat dan
tidak mengandung etanol. Hasil ekstraksi yang diperoleh sebanyak 40mg. Hasil uji fitokimia
menunjukkan bahwa ekstrak buah kapulaga (Amomum compactum) mengandung alkaloid,
saponin, tanin, polifenol, flavonoid, dan triterpenoid. Adanya kandungan senyawa yang
bersifat antibakteri tersebut ditandai dengan perubahan warna yang terjadi pada bahan uji
yang dapat dilihat pada Tabel.

Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Buah Kapulaga (Amomum compactum)

No. Uji Perubahan Reaksi Hasil


1. Alkaloid Terjadi perubahan warna +
2. Saponin Terbentuk gelembung +
3. Tanin Larutan putih keruh +
4. Polifenol Larutan biru kehitaman +
5. Flavonoid Larutan merah coklat +
6. Triterpenoid Larutan merah +

Hasil uji aktivitas antibakteri buah kapulaga terhadap A. actinomycetemcomitans


menunjukkan bahwa ekstrak buah kapulaga tersebut secara signifikan mampu menghambat
pertumbuhan A. actinomycetemcomitans. Kemampuan tersebut terjadi karena di dalam buah
kapulaga terkandung zat-zat antibakteri seperti alkaloid, tanin, polifenol, saponin, flavonoid
dan triterpenoid. Replikasi DNA dari A. actinomycetemcomitans dihambat oleh alkaloid dan
tanin yang terdapat pada buah kapulaga. Selain itu, rusaknya permeabilitas dinding sel A.
actinomycetemcomitans disebabkan oleh flavonoid dan terganggunya stabilitas serta proses
pembentukan membran dan dinding sel A. actinomycetemcomitans dibantu oleh saponin dan
triterpenoid sehingga dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan A.
actinomycetemcomitans. Sedangkan A. actinomycetemcomitans dapat mengalami kematian
sel saat fungsi fisiologis bakteri terganggu oleh polifenol.

Afrina, Chismirina S, Aulia CRS. 2016. Konsentrasi hambat dan bunuh minimum ekstrak
buah kapulaga (Amomum compactum) terhadap Aggregatibacter
actinomycetemcomitans. Journal of Syiah Kuala Dentistry Society. 1(2):192-200.
Pengembangan Produk Inovasi Berbasis Fitofarmaka

Mengembangkan ekstrak air bunga kembang sepatu menjadi obat diabetes mellitus
inovatif dalam bentuk sirup dengan hidroksi metilselulosa (CMC) sebagai pengental
dan sorbitol sebagai pemanis.

KEMBANG SEPATU (Hibiscus rosa-sinensis)


Kembang Sepatu (Hibiscus-rosa-sinensia) merupakan tanaman semak suku Malvaceae yang
merupakan salah satu dari tanaman di Indonesia yang biasanya hanya dipergunakan sebagai
tanaman hias atau pagar hidup.
Berdasarkan catatan Federasi Diabetes Internasional hingga tahun 2012, jumlah penderita
diabetes yang berusia 20-79 tahun di dunia sekitar 371 juta jiwa. Sedangkan di Indonesia,
jumlah penderita diabetes berusia 20-79 tahun mencapai 7,551 juta jiwa, sehingga Indonesia
menempati urutan ke-7 di dunia (IDF 2012).

Khasiat: sebagai obat Diabetes Millitus

Senyawa aktif:
Daun, bunga, dan akar Hibiscus rosa-sinensis mengandung flavonoida. Di samping itu
daunnnya juga mengandung saponin dan polifenol, bunga mengandung polifenol, akarnya
juga mengandung tanin, saponin, skopoletin, cleomiscosin A, dan cleomiscosin C.
Dari zat-zat tersebut dapat diketahui salah satu zat yaitu flavonoid merupakan senyawa
metabolit sekunder , flavonoid termasuk juga senyawa fenolik alam yang potensial sebagai
antioksidan dan mempunyai bioaktifitas sebagai obat.

Bahan aktif yang diambil: flavonoid

Metode Ekstraksi: Maserasi

a. Menumbuk bunga kembang sepatu dan daun kembang sepatu hingga menjadi ekstrak
b. Melarutkan ekstrak kembang sepatu dan daun kembang sepatu dengan etanol 4 tetes dan
membagi ektrak ke dalam 2 tabung, tabung 1 sebagai blangko dan tabung 2 untuk tabung uji
c. Tabung 2 ditambah dengan 2 tetes HCL pekat, diamati warna yang terjadi dan
dibandingkan dengan blangko
d. Tabung 2 dipanaskan diatas penangas sampai mendidih, kemudian diamati perubahan
warna yang terjadi

Kesimpulan
Bunga tanaman kembang sepatu mengandung senyawa flavonoid yang ditandai
dengan perubahan warna dari ungu menjadi merah pekat.
Mengembangkan ekstrak air bunga kembang sepatu menjadi obat diabetes mellitus inovatif
dalam bentuk sirup dengan hidroksi metilselulosa (CMC) sebagai pengental dan sorbitol
sebagai pemanis. Hidroksi metilselulosa (CMC) merupakan polisakarida sehingga rasanya
manis namun tidak dapat dihidrolisis menjadi glukosa sehingga tidak akan meningkatkan
kadar gula darah pada penderita diabetes mellitus. Sediaan sirup dipilih karena yang
digunakan adalah ekstrak air.
Dalam menurunkan gula darah, flavonoid memiliki mekanisme yaitu menghambat aktivitas
enzim a-glukosidase, menghambat oksidasi asam lemak, dan mengkap radikal bebas.

Merupakan inovasi baru obat diabetes berbasis herbal dengan keunggulan proses pembuatan
mudah dan dengan biaya produksi rendah.

Anggraini NR. 2014. Eksperimen Kandungan Flavonoid pada Tanaman Kembang Sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) sebagai Obat Penurun Gula dalam Tubuh [Karya Tulis
Ilmiah]. Baturetno(ID): SMA Negeri 1 Baturetno.
Mustarichie R., Musfiroh I, Levita, Jutti. 2011. Metode Penelitian Tanaman Obat.
Bandumg(ID): Widya Padjadjaran.

Anda mungkin juga menyukai