Anda di halaman 1dari 10

STANDAR KOMPETENSI DOKTER GIGI SPESIALIS BEDAH MULUT

DAN MAKSILOFASIAL INDONESIA

3.1 Dasar Pemikiran


Pada bab ini akan diuraikan kompetensi berdasarkan pengorganisasian penulisan. Kompetensi yang
tertera merupakan kompetensi minimal yang harus dipenuhi oleh penyelenggara pendidikan Dokter Gigi
Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial di lndonesia. Pengembangan kompetensi utama, kompetensi
penunjang dan kemampuan dasar oleh penyelenggara pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan
Maksilofasial di lndonesia merupakan anjuran sekaligus keunggulan yang diharapkan mampu
memberikan gambaran mutu pendidikan yang sebenarnya.

3.2 Kompetensi Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial Indonesia
Kompetensi Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial lndonesia terdiri dari 4 Domain dan 23
Kompetensi Utama.

3.2.1 DOMAlN 1 Profesionalisme


Kemampuan profesionalisme menyangkut penguasaan pengetahuan dan cara terapi terkini sesuai
dengan keahlian tanpa mengenyampingkan hal yang berkaitan dengan etika dan hukum, perkembangan
ilmu pengetahuan dan lingkungan, serta perkembangan ekonomi, sosial, dan budaya.

KOMPETENSI UTAMA :

1. Etika Kedokteran Gigi dan hukum kesehatan


Kemampuan melakukan pelayanan di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial sesuai dengan Kode
Etik Kedokteran Gigi dan prinsip-prinsip hukum
a. Mampu menunjukan sikap sesuai prinsip prinsip etika Kedokteran Gigi, mempunyai integritas
pribadi dan profesional. (C6 P5 A5)
b. Mampu memberikan pelayanan yang manusiawi dan empati terhadap semua pasien sesuai
dengan Kode Etik Kedokteran Gigi. (C6 P5 A5)
c. Mampu menjaga hubungan yang jujur dan saling percaya dengan pasien dan teman sejawat. (C6
P5 A5)
d. Mampu mengidentifikasi keterbatasan kemampuan dan merujiuk secara tepat kepada ahli yang
lebih mampu. {C6 P5 A5)
e. Mampu mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan peraturan atau hukum yang
berlaku dan memakai jalur bersama/organisasi jika terjadi konfrontasi dengan sejawat. (C6 P5
A5)
2. Manajemen informasi dan berpikir kritis
Kemampuan mengelola informasi dan berpikir secara kritis, ilmiah dan efektif.
a. Mampu mengevaluasi sumber-sumber tulisan dan teknologi informasi yang bersifat
kontemporer. (C6 P5 A5)
b. Mampu membandingkan pengetahuan dasar dan selalu mencari informasi tambahan untuk
melengkapi dan mengoreksi kekurangan. (C6 P5 A5)
c. Mampu mengevaluasi validitas yang berkaitan dengan kelebihan suatu produk atau teknik
tertentu.(C6 P5 A5)
d. Mampu mengevaluasi penelitian-penelitian ilmu dasar dan klinis, mengintegrasikan informasi ini
untuk meningkatkan pelayanan Bedah Mulut & Maksilofasial terhadap pasien serta
menggunakan pendekatan evidence-based untuk membuat keputusan. (C6 P5 A5)
e. Mampu mengevaluasi pengetahuan empirik dan ilmiah untuk mengatasi masalah di bidang
pelayanan Bedah Mulut & Maksilofasial.(C6 P5 A5)
f. Mampu mengevaluasi dan menyebarluaskan pengetahuan professional khususnya di bidang
Bedah Mulut & Maksilofasial terhadap teman sejawat dan pasien/masyarakat secara lisan atau
tulisan. (C6 P5 A5)
g. Mampu menunjukan sikap nilai-nilai life long learning melalui continuing education, self
assessment dan berpikir kritis untuk menjaga kompetensi. (C6 P5 AS)
h. Mampu mengevaluasi prinsip-prinsip dan teknik-teknik yang mempunyai kelebihan dan
keuntungan dalam teknologi pelayanan klinis di bidang Bedah Mulut & Maksilofasial. (C6 P5 A5)

3. Sosiokultural, humaniora dan komunikasi


Kemampuan menjalin komunikasi secara efektif dengan sejawat, pasien maupun masyarakat.
a. Mampu menunjukan sikap menghargai pasien tanpa pandang bulu dengan memahami
perbedaan sosial, ekonomi, budaya, dan agama.(P6 C5 A5)
b. Mampu dengan adekuat melakukan komunikasi secara efektif dan bertanggungjawab baik lisan
maupun tulisan dengan teman sejawat, pasien, dan masyarakat (P6 C5 A5)

4. Manajemen praktik, lingkungan kerja, dan pelayanan komunitas (kesehatan masyarakat)


Kemampuan menerapkan prinsip manajemen dalam memberikan pelayanan di bidang Bedah
Mulut dan Maksilofasial dan llmu Kesehatan Masyarakat
a. Mampu dengan terkoordinasi melakukan pelayanan manajemen praktik serta tatalaksana
lingkungan kerja kedokeran gigi khususnya di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial.(C6 P4 A5)
b. Mampu dengan terkoordinasi menata lingkungan kerja di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial
secara ergonomik dengan memahami kesehatan dan keselamatan kerja.{C6 P4 A5}
c. Mampu menerapkan prinsip dasar pengelolaan praktik hubungannya dengan aspek sosial. (C6
P4 A5)
d. Mampu melakukan manajemen kesehatan secara holistic. (C6 P4 A5)
e. Mampu melayani komunitas untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat baik melalui
praktek pribadi maupun pelayanan di institusi melalui tindakan promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif. (C6 P4 A5)
5. Pengembangan Profesi
a. Mampu melakukan upaya peningkatan kemampuan diri dalam penguasaan ilmu dan praktik
pelayanan Bedah Mulut dan Maksilofasial (C5, P4,A5 }
b. Mampu melakukan kerja sama dengan profesi kedokteran, kedokteran gigi lain dalam pelayanan
Bedah Mulut dan Maksilofasial (C5,P4,45)
c. Mampu menunjukan sikap nilai-nilai life long learning melalui continuing education, self
assement dan berpikir kritis untuk menjaga dan mengamalkan kompetensi (C5,P4,A5)

3.2.2 DOMAIN 2. Penguasaan akademik tingkat lanjut yaitu penguasaan yarg dimiliki dokter gigi di
bidang Bedah Mulutt dan Maksilofasial
Kemampuan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran dan kedokteran gigi yang
diperlukan dalam aplikasi klinis dan pengembangan Bedah Mulut dan Maksilofasial tingkat lanjut

KOMPETENSI UTAMA :
1. llmu kedokteran dasar
Kemampuan mengintegrasikan ilmu kedokteran dasar dan berbagai data pemeriksaan
penunjang
a. Mampu mengintergrasikan ilmu kedokteran dasar : anatomi, fisiologi, farmakologi, mikrobiologi
serta berbagai data pemeriksaan penunjang radiologi, patologi klinik, patologi anatomi untuk
menegakkan diagnosa dan pelaksanaan tindakan medik di bidang Bedah Mulut dan
Maksilofasial (C6 A5)

2. llmu kedokteran Klinik


Kemampuan menghubungkan ilmu kedokteran klinik sebagai dasar melakukan tindakan medik
Bedah Mulut dan Maksilofasial
a. Mampu menghubungkan ilmu kedokteran klinik : llmu Penyakit Dalam, llmu Kesehatan Anak,
llmu Penyakit THT, Anestesi dan Bedah dasar, sebagai dasar dalam melaksanakan tindakan
medik di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial (C5P4A5)

3. Ilmu kedokteran gigi klinik


Kemampuan menghubungkan ilmu kedokteran gigi klinik dalam melakukan tindakan medik
Bedah Mulut dan Maksilofasial
a. Mampu menghubungkan ilmu kedokteran gigi klinik yaitu llmu Periodonsia, Prostodonsia,
Ortodonsia , dalam melakukan tindakan medik di bidang bedah mulut dan maksilofasial (C6 P5
A5)

3.2.3 DOMAIN 3. Kemampuan klinik tingkat lanjut yang dimiliki dokter gigi dengan keahlian klinis di
bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial
 Kemampuan melakukan pemeriksaan secara holistik sistim stomatognatik dan daerah oral dan
maksilofasial dengan tetap memperhatikan sistem lain dalam tubuh.
 Pengelolaan Bedah Mulut dan Maksilofasial untuk memulihkan dan memelihara kesehatan
sistem stomatognati.
 Pengelolaan Bedah Mulut dan Maksilofasial untuk mengembalikan bentuk, fungsi dan estetik
 Mencegah dan mengelola kedaruraratan dental dan medis yang dapat teriadi di bidang Bedah
Mulut dan Maksilofasial

KOMPETENSI UTAMA :
1. Pemeriksaan Pasien
Kemampuan untuk melakukan pemeriksaan yang hasilnya merupakan kumpulan informasi
biologis, psikologis, dan sosial yang berfujuan untuk mengevaluasi kondisi oral dan maksilofasial
serta kondisi medikal untuk pasien pada semua tingkat umur.
a. Mampu menunjukkan sikap rasa saling pengertian yang bersifat produktif dan saling percaya
dengan pasien menggunakan kemampuan komunikasi interpersonal.(C6 P5 A5)
b. Mampu mengevaluasi keluhan utama (chief complaint) pasien dan mendapatkan riwayat
penyakit yang dikeluhkan sekarang, riwayat medis, keluarga, psikososial, dan dental yang
reliable dan valid, harapan dan tujuan pasien untuk mendapatkan pelayanan Bedah Mulut &
Maksilohsial (C6 P5 A5)
c. Mampu menilai rekam medis pasien. (C6 P5 A5)
d. Mampu menilai pemeriksaan ekskaoral dan inkaoral yang tepat, termasuk penilaian tanda-
tanda vital. (C6 P5 A5)
e. Mampu menganalisa model, pemeriksaan radiografi yang tepat untuk kondisi kelainannya,
pemeriksaan laboratorium klinik serta prosedur dan tes laboratorium diagnostik lain yang
diperlukan. (C4 P4 A4)
f. Mampu mengkordinasikan konsultasi medis yang diperlukan untuk klarifikasi masalah
masalah yang berkaitan dengan kondisi sistemik pasien. (C6 P4 A5)

2. Diagnosis
Kemampuan menegakkan diagnosis melalui interpretasi maupun korelasi hasil pemeriksaan
riwayat penyakit, keadaan klinis, dan penunjang.
a. Mampu mengevaluasi adanya manifestasi penyakit sistemik. (C6 P5 A5)
b. Mampu mengevaluasi kasus kasus yang memerlukan bedah dentoalveolar. (C6 P5 AS)
c. Mampu mengevaluasi kasus kasus yang memerlukan bedah preprostetik. (C6 P5 A5)
d. Mampu mengevaluasi gejala, Iokasi, perluasan, dan etiologi kasus infeksi daerah oral dan
maksilofasial. (C6 P5 A5)
e. Mampu mengevaluasi gejala klinis, lokasi, dan etiologi kasus trauma baik jaringan lunak
maupun keras serta mampu mengevaluasi tanda tanda fraktur tulang daerah oral dan
maksilofasial melalui gambaran radiografis. (C6 P5 A5)
f. Mampu mengevaluasi gejala, lokasi, etiologi, perluasan kasus kista dan neoplasma daerah
oraldan maksilofasial. (C6 P5 A5)
g. Mampu mengevaluasi gambaran klinis dan abnormalitas kelainan kelainan yang bersifat
kongenital di daerah oral dan maksilotasial.(C6 P5 A5)
h. Mampu mengevaluasi gambaran klinis dan etiologi kelainan pertumbuhan dan
perkembangan dentofasial. (C6 P5 A5)
i. Mampu mengevaluasi kasus kehilangan gigi dan struktur jaringan keras daerah oral dan
maksilofasial yang merupakan indikasi untuk pemasangan implan.(C6 P5 A5)
j. Mampu mengevaluasi gambaran klinis, tanda dan gejala, serta etiologi kasus kelainan
kelenjar ludah.(C6 P5 A5)
k. Mampu mengevaluasi gambaran klinis, tanda dan gejala, serta etiologi kasus kelainan syaraf
kranial daerah oral dan maksilofasial serta orofacial pain.{C6 P5 A5}
l. Mampu rnenEevaluasi gambaran klinis, tanda dan gejala, serta etiologi kasus kelainan
senditemporomandibula. (C6 P5 A5)
m. Mampu mengevaluasi kasus-kasus yang memerlukan osteodistraksi.{C6 P5 A5)
n. Mampu mengevaluasi pasien-pasien dengan kondisi medically compromised, hambatan
mental (mentaly handicap), hambatan fisik (Physically handicap), dan over-anxiety yang
memerlukan tindakan dental dan Bedah Mulut & Maksilofasial.(C6 P5 A5)
o. Marnpu mengevaluasi kasus-kasus kedaruratan yang dapat terjadi di tempat pelayanan
Bedah Mulut & Maksilofasial. (C6 P5 A5)
p. Mampu melakukan diagnostik fisik pasien yang akan dilakukan tindakan bedah mulut dan
maksilofasial {C6P5A5)

3. Rencana perawatan
Kemarnpuan untuk mengembangkan, menguraikan, mendiskusikan rencana perawatan secara
individual bagi pasien dengan mempertimbangkan seluruh kondisi, keinginan, tujuan, dan
kemampuan pasien.
a. Mampu dengan adekuat melakukan komunikasi dengan profesi kesehatan lain untuk
mendapatkan informasi danlatau perawatan tambahan.(C6 P5 A5)
b. Mampu mengevaluasi temuan-temuan, diagnosis, analisis resiko dan tingkat resiko serta
pilihan perawatan dengan pasien dan membuat informed eonsenf bagi pelaksanaan
perawatan bermutu yang disetujui.(C6 P5 A5)
c. Mampu menjelaskan tanggung jawab pasien, waktu yang dibutuhkan langkah-langkah
perawatan dan perkiraan biaya perawatan.(C6 P5 A5)
d. Mampu mengevaluasi prognosis suatu penyakit di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial
yang akan dilakukan perawatan.(C6 P5 A5)
e. Mampu mendesain rencana perawatan berdasarkan pada kebutuhan dan keadaan
pasien.(C6 PS A5)
f. Mampu memutuskan jika tidak ada titik temu antara keinginan pasien dan rencana
perawatan yang direkomendasikan-(C6 P5 A5)

4. Bedah Dento alveolar


Kemampuan mengelola keadaan-keadaan di daerah dentoalveolar yang membutuhkan terapi
bedah.
a. Mampu dengan adekuat melakukan penanganan yang kompleks dari ekstraksi gigi. (C6 P5
A5)
b. Mampu dengan adekuat melakukan tindakan odontektomi pada semua gigi impaksi dengan
anestesi local atau anastesi umum. (C6 P5 A5)
c. Mampu dengan adekuat melakukan penutupan fistula/komunikasi oroanthral. (C6 P5 A5)
d. Mampu dengan adekuat melakukan pengelolaan bedah endodontic. (C6 P5 A5)
e. Mampu dengan adekuat melakukan replantasi maupun transplantasi gigi. (C6 P5 A5)
f. Mampu dengan adekuat melakukan pengelolaan bedah periodontik. (C6 P5 A5)
g. Mampu dengan adekuat melakukan pengelolaan bedah pra ortodontik. (C6 P5 A5)
h. Mampu melakukan bedah preprostetik. ( C6 P4 A5)

5. lnfeksi Oral dan Maksilofasial


Kemampuan mengelola infeksi di daerah oral dan maksilofasial yang memerlukan terapi bedah
dan nonbedah.
a. Mampu dengan adekuat rnenentultan obat-obatan yang diperlukan pada kasus infeksi
didaerah oral dan maksilofasial. (C6 P5 A5)
b. Mampu dengan tepat melakukan incisi drainase abses di daerah oral dan maksilofasial. (C6
P5 A5)
c. Mampu dengan tepat melakukan pengelolaan paripuma kasus infeksi ringan dan berat
jaringan keras dan lunak. (C6 P4 A5)
d. Mampu dengan adekuat melakukan pengelolaan osteomielitis rahang. (C6 P5 A5)
e. Mampu dengan adekuat melakukan pengelolaan infeksi spesifik/khusus. (C6 P4 A5)
f. Mampu melakukan tindakan pencegahan terjadinya infeksi oromaksilofasial (C6P4A5)

6. Trauma oral dan maksilofasial


Kemampuan mengelola trauma jaringan lunak dan keras di daerah oral dan maksilofasial.
a. Mampu dengan tepat melakukan debridement dan wound toilet. (C6 P5 A5)
b. Mampu dengan tepat melakukan penanganan berbagai macam vulnus. (C6 P5 A5)
c. Mampu dengan adekuat melakukan pengelolaan fraktur dentoalveolar, fraktur rnandibula.
(C6 P5 A5)
d. Mampu dengan terkordinasi melakukan pengelolaan fraktur maksila, frakfur kompleks
zigoma, fraktur kompleks orbita (blow in/out), pan facial fracture. (C6 P4 A5)

7. Neoplasma dan kista


Kemampuan mengelola neoplasma dan kista di daerah oral dan maksilofasial.
a. Mampu dengan adekuat melakukan biopsi. (C6 P5 A5)
b. Mampu dengan adekuat melakukan Erapi bedah kista. (C6 P5 A5)
c. Mampu dengan adekuat melakukan tindakan pembedahan eksisi, ekstirpasi, cryo surgery,
atau reseksi untuk neoplasma jinak, prernaligna, dan ganas di daerah oral dan
maksilofasial. (C6 P5 A5)
d. Bekerjasama dengan bidang terkait mampu dengan berkordinasi melakukan diseksi leher,
tindakan radioterapi dan atau kemoterapi. (C6 P4 A5)
8. Kelenjar ludah
Kemampuan mengelola kelainan selain tumor dan kista pada kelenjar ludah
a. Mampu dengan adekuat melakukan pengambilan batu kelenjar ludah. (C6 P5 A5)

9. Kelainan syaraf
Kemampuan mengelola kelainan syaraf di daerah oral dan maksilofasial
a. Mampu dengan tepat melakukan perawatan kelainan syaraf daerah oral dan maksilofasial
akibat trauma iatrogenik. (C6 P3 A5)
b. Mampu berkordinasi dalam perawatan kelainan syaraf kranial yang mempersyarafi daerah
oral dan maksilofasial, (C6 P3 A5)

10. Sendi temporomandibula


Kemampuan mengelola kelainan sendi temporomandibula
a. Mampu dengan adekuat melakukan peruwatan kelainan akibat infeksi/ inflamasi pada sendi
TMJ. (C6 P5 A5}
b. Mampu dengan tepat melakukan penanganan pada kasus intimal derangement baik secara
konvensional/non bedah maupun bedah. (C6 P3 A5)
c. Mampu dengan adekuat melakukan penanganan dislokasi sendi TMJ baik secara manual
maupun dengan bantuan obat-obatan termasuk anestesi umum. {C6 P5 A5)
d. Mampu dengan tepat melakukan penanganan ankilosis dengan bedah. (C6 P3 A5)
e. Mampu melakukan tindakan pencegahan terjadinya kelainan sendi temporomandibular.
(C6P5A5)

11. Special Dental Care


Kemampuan mengelola kasus-kasus yang memerlukan penanganan khusus.
a. Mampu dengan tepat mengevaluasi, mempersiapkan, dan menangani pasien dengan
medically compromised yang memerlukan tindakan bedah mulut dan tindakan dental
lainnya. (C6 P3 A5)
b. Mampu dengan tepat mengevaluasi, mempersiapkan, dan menangani pasien dengan
mentally handicapped yang memerlukan tindakan bedah dan dental baik dengan
pendekatan perilaku, medikamentosa, sedasi (intravena atau inhalasi) maupun anestesi
umum. (C6 P3 A5)
c. Mampu dengan tepat mengevaluasi, mempersiapkan dan menangani pasien dengan
physically handicapped yang memerlukan tindakan bedah dan dental baik dengan
pendekatan perilaku, medikamentosa, sedasi (intravena atau inhalasi) maupun anestesi
umum. (C6 P3 A5)
d. Mampu dengan tepat mengevaluasi, mempersiapkan, dan menangani pasien dengan
masalah psikis seperti hiperansietas atau odontofobia yang memerlukan tindakan bedah
dan dental baik dengan pendekatan perilaku, medikamentosa, sedasi (intravena atau
inhalasi) maupun anestesi umum. (C6 P3 A5)
12. Kegawatdaruratan
Kemampuan mengelola kasus kegawatdaruratan dalam ruang lingkup Bedah Mulut dan
Maksilofasial
a. Mampu dengan terkordinasi melakukan penanganan kegawatdaruratan akibat infeksi. (C6
P4 A5)
b. Mampu dengan terkordinasi melakukan penanganan kegawatdaruratan akibat trauma. (C6
P4 A5)
c. Marnpu dengan terkordinasi melakukan penanganan kegawatdaruratan akibat proses
keganasan. (C6 P4 A5)
d. Mampu dengan terkordinasi melakukan penanganan kegawatdaruratan akibat tindakan
pembedahan atau terapi lain.(C6 P4 A5)

13. Pengelolaan kelainan kongenital


Kemampuan mengelola kelainan kongenital pada jaringan lunak atau keras didaerah oral dan
maksilofasial
1. Mampu dengan adekuat melakukan pembedahan koreksi primer celah bibir dan langit-
langit. (C6 P4 A5)
2. Mampu dengan tepat melakukan koreksi sekunder pada kasus celah bibir dan langit-langit.
(C6 P3 A5)
3. Bekeriasama dengan bagian terkait mampu berkordinasi melakukan tindakan rekontruksi
pada kelainan kraniofasial. (C6 P3 AS)

14. Pengelolaan kasus disgnati


Kemampuan mengelola kasus disgnati di daerah oral dan maksilofasial
a. Mampu dengan tepat melakukan reposisi dentofasial melalui tindakan osteotomi
segmental, osteotomi pada rahang atas dan bawah, genioplasti pada kasus disgnati. (C6 P3
A5)

15. Bedah preprostetik


Kemampuan menEelola daerah alveolar pra pemasangan protesa
a. Mampu dengan adekuat melakukan tindakan bedah rekontruksi linggir alveolar. (C6 P5 A5)
b. Mampu dengan adekuat melakukan pengambilan torus, (C6 P5 A5)

16. lmplan oral dan maksilofasial


Kemampuan mengelola pemasangan implan dental dan maksilofasial
a. Mampu dengan adekuat melakukan pemasangan simple dental implant. (C6 P5 A5)
b. Mampu dengan terkoordinasi melakukan pemasangan complicated dental implant, advance
dental implant.{C6 P4 A5}
c. Mampu dengan terkoordinasi melakukan pemasangan implant maksilofasial sebagai
abutment bagi struktur pengganti bagian wajah yang hilang.(C6 P4 A5)
17. Kelenjar Ludah
Kemampuan mengelola kasus rekontruksi pada kelenjar ludah
a. Mampu dengan tepat melakukan bedah rekontruksi untuk menyambung duktus yang
terpotong.(C6 P3 A5)

18. Osteodistraksi
Kemampuan rnengelola kelainan yang memerlukan osteodistraksi di daerah oral dan
maksilofasial
a. Mampu dengan adekuat melakukan pemasangan alat osteodistraktor dan penatalaksanaan
osteodistraksi pada alveolar- (C6 P3 A5)
b. Mampu dengan tepat melakukan pemasngan alat osteodistraktor dan penatalaksanaan
osteodistraksi pada mandibula dan maksila. (C6 P3 A5)

19. Bedah rekontruksi dan rehabilitasi


Kemampuan melakukan rekontruksi dan rehabilitasi dalam ruang lingkup Bedah Mulut dan
Maksilofasial.
a. Mampu dengan tepat melakukan bedah rekonstruksi untuk defek yang terjadi akibat kasus
infeksi, trauma, neoplasma, dan kista. (C6 P3 A5)

BAB IV
MONITORING DAN EVALUASI

4.1 Monitoring
Monitoring dari kompetensi lulusan pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan
Maksilofasial dengan kompetensi yang telah ditentukan di atas akan dilakukan oleh Kolegium
Bedah Mulut dan Maksilofasial saat dilakukan uji kompetensi dalam rangka memperoleh
sertifikat kompetensi. Selain itu para stakeholder diharapkan dapat memberikan umpan balik
berdasarkan fenomena yang terjadi di masyarakat. Mekanisme dan tatalaksana monitoring
disusun dalam pedoman tersendiri.

4.2 Evaluasi
Evaluasi dari pemberlakuan Standar Kompetensi ini akan dilakukan oleh pihak yang berwenang
sesuai dengan undang-undang atau peraturan yang sah berlaku. Bentuk Borang, mekanisme dan
tata laksana akan disusun dalam pedoman tersendiri
BAB V
PENUTUP

Dengan telah selesainya penyusunan, penetapan dan pengesahan Standar Kompetensi Dokter
Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial lndonesia, diharapkan masing-masing institusi pendidikan
penyelenggara pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial di lndonesia dapat
segera memanfaatkannya sebagai gambaran mutu minimal yang harus dicapai.
Pengembangan di luar Standar Kompetensi ini sepanjang dimaksudkan unfuk memberikan
gambaran keunggulan dan peningkatan mutu pendidikan sebagaiwama atau pencirian dari instihrsi
pendidikan itu sendiri sangat dianiurkan untuk dilakukan. Baik Domain dan Kompetensi Utama yang
tertera dalam buku
Standar Kompetensi ini akan menjadi bagian dari komponen buku Standar Pendidikan Dokter
Gigi Spesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial lndonesia.

REFERENSI

1. Associatbn for Dental Education in Europe (ADEEI. 204. Profile and Comprehences for the
European dentist.
2. Baylor College of Dentistry, 1997- Competencies for The New Dentist.
3. Kurikulum lnti Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Bedah Mulut, dengan revisi Tahun 1984
4. The University of British Columbia. 2001. Competencies for The New Dentist.

Anda mungkin juga menyukai