Anda di halaman 1dari 7

PENDAHULUAN

LOGO 5R

PHILOSOFI :
1. Tulisan 5R menggambarkan tahapan implementsi 5R (Ringkas, Rapi, resik, Rawat, Rajin)
2. Warna merah pada angka 5 menunjukan semangat yang tinggi untuk menerapkan 5R
secara konsisten, sedangkan warna hitam pada huruf R menunjukkan
ketegasan/komitmen untuk menjalankan gerakan 5R.
3. Tulisan 5R yang tersambung menunjukkan gerakan 5R secara berkesinambungan.
4. Degradasi posisi antara angka 5 dan huruf R menunjukan senantiasa melakukan
peningkatan kinerja menuju visi dan misi perusahaan.
BAGIAN 1
TAHAPAN IMPLEMENTASI 5R

SIKLUS PDCA 5R

1 Komitmen
Manajemen

Review dan
Evaluasi Standar 9 2 Identifikasi
Area Kegiatan

R5

ACTION PLAN
3 Merencanakan Kebutuhan
Barang/Bahan di Area Kegiatan

R1
4
CHECK DO Melakukan Inventarisasi &
Pemilahan Barang
R2
R4

Mengevaluasi Hasil
Perbaikan 8
R3
5 Melakukan Pengelolaan &
Tata Letak Barang

6 Identifikasi Sumber
Penyebab Masalah

7 Memperbaiki Sumber
Penyebab Masalah

A. PLAN
1. KOMITMEN MANAJEMEN

 Kebijakan 5R
Kebijakan perusahaan dalam bentuk
 Komitmen Manajemen mengenai Gerakan Inovasi semen Indonesia
(Lampiran 1)
 Kebijakan Inovasi (Lampiran 2)
 Surat Keputusan Direksi mengenai Penerapan Manajemen Inovasi
(Lampiran 3)

 Komitmen Implementasi
Kesepakatan bersama untuk melaksanakan Implementasi 5R secara konsisten,
konsekuen dan berkesinambungan oleh seluruh anggota Unit kerja.
(Lembar 4)
 Struktur Organisasi
Membuat struktur organisasi implementasi 5R di Unit Kerja dengan menetapkan ketua,
sekretaris, anggota dan fasilitator (Kepala Unit Kerja).
(Lampiran 5)

 Program Kerja & Anggaran


Untuk mewujudkan tercapainya target aktifitas 5R maka setiap unit kerja wajib membuat
dan menetapkan program kerja beserta rancangan anggaran yang dibutuhkan dengan
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi.
(Lampiran 6 & 7)

2. IDENTIFIKASI AREA KEGIATAN


Identifikasi Area Kegiatan dimaksudkan adalah mendiagnosa setiap Area berdasar
kelayakan 5R dengan mengidentifikasi kondisi kritis dan mendokumentasikan kedalam
Form Daftar Area Kritis.
(Lampiran 8)

5 4 3 2 1
Di Sebagian Kecil Area Di Sebagian Besar Di Hampir Seluruh Di Seluruh Area
Di Seluruh Area Kerja
Kerja Area Kerja Area Kerja Kerja

Barang-barang Ada pemilahan Ada pemilahan Ada pemilahan Ada pemilahan


berserakan barang/bahan barang/bahan barang/bahan barang/bahan
Ada proses
Ada proses pemindahan Ada proses pemindahan Ada proses pemindahan
Barang-barang pemindahan ke
ke TPS/TPA tetapi ke TPS/TPA dan ke TPS/TPA dan
bercampur baur TPS/TPA dan
belum terdokumentasi terdokumentasi terdokumentasi
terdokumentasi
Ada penanggungjawab Ada penanggungjawab Ada penanggungjawab Ada penanggung
Tidak ada labelisasi
area area area jawab area

Barang/bahan belum Barang/bahan tertata Barang/bahan tertata Barang/bahan tertata


Tidak ada visual control
tertata rapi rapi rapi rapi

Tidak ada kegiatan Ada labeling dan visual Ada labeling dan visual Ada labeling dan visual Ada labeling dan
pembersihan control control control visual control

Ada kegiatan Ada kegiatan Ada kegiatan Ada kegiatan


Tidak ada standar
pembersihan pembersihan pembersihan pembersihan

Ada standar R1-R3 Ada aktifitas perbaikan Ada aktifitas perbaikan Ada aktifitas perbaikan

Ada aktifitas
Ada standar R1-R3 Ada aktifitas monitoring
monitoring

Ada standar R1-R4 Ada standar R1-R5

Ada aktifitas review dan Ada aktifitas review


evaluasi standar dan evaluasi standar
Ada upaya mencegah
zero accident dan zero
defect
KETERANGAN :
Seluruh area kerja : 91 -100 %
Hampir seluruh area kerja : 71 - 90 %
Sebagian besar area kerja : 51 – 70 %
Sebagian kecil area kerja : 0 – 50 %
 Penetapan Prioritas Kegiatan
Penetapan prioritas kegiatan berdasarkan pada kriteria kritis dan dampak yang ditimbulkan

KRITERIA KRITIS
1 2 3 4 5
DAMPAK
1.Berdampak pada area implementasi
1 2 3 4 5
3.Berdampak pada kinerja unit kerja
3 6 9 12 15
5.Berdampak pada proses unit kerja
lainnya 5 10 15 20 25

3. MERENCANAKAN KEBUTUHAN BARANG/BAHAN DI AREA KEGIATAN


Rencanakan jenis dan jumlah kebutuhan barang/bahan di area kegiatan
berdasarkan fungsi/penggunaan area.
(Lampiran 9)

B. DO
4. RINGKAS (SEIRI) = PEMILAHAN
 Definisi
Ringkas (Seiri, Pemilahan) adalah kegiatan pengelolaan barang/bahan yang
meliputi :
a. Inventarisasi adalah kegiatan mengidentifikasi jenis, jumlah dan kondisi barang
atau bahan di area kerja.
b. Pemilahan adalah kegiatan mengklasifikasikan barang/bahan yang dibutuhkan
atau tidak dibutuhkan di area kerja

 Action
1. Membagi area tanggungjawab, menetapkan fungsi dan penempatan
barang/bahan.
2. Menginventarisasi barang/bahan di area kerja. (Lampiran 10)
3. Memilah barang/bahan sesuai tingkat kebutuhan. (Lampiran 11):
o Tidak dibutuhkan; dipilah untuk diklasifikasikan menjadi :
 barang yang masih bisa digunakan --- TPS (Tempat
Penyimpanan Sementara)
 barang yang tidak bisa digunakan --- TPA
o Dibutuhkan
 barang dalam kondisi siap pakai --- Area kerja
 barang dalam kondisi tidak siap pakai --- TPS
4. Memindahkan barang/bahan sesuai dengan hasil pemilahan yang disertai
dengan dokumen pemindahan (berita acara pemindahan barang/bahan ke
TPA dan rekap pemindahan barang/bahan ke TPS/TPA)
5. Membuat standar R1
 Standar R1
a. Tidak ditemukan barang/bahan yang tidak dibutuhkan berada di area kerja
b. Barang/bahan yang dibutuhkan dalam kondisi siap pakai
c. Barang/bahan yang dibutuhkan namun dalam kondisi tidak siap pakai
dipindahkan ke TPS.
d. Barang/bahan yang belum/tidak dibutuhkan namun dalam kondisi siap pakai
dipindahkan ke TPS dengan ketentuan memiliki batasan waktu penyimpanan.
e. Barang/bahan yang tidak dibutuhkan dipindahkan ke TPA.
f. Barang/bahan yang dipindahkan ke TPS dan TPA disertai dengan dokumen
yang telah ditetapkan.
g. Seluruh area kerja sebagai obyek implementasi 5R.

5. RAPI (SEITON) = PENATAAN


 Definisi
Seiton (Rapi, Penataan) adalah kegiatan pengelolaan dan penataan
barang/bahan pada tempat, kedudukan, dan wadah yang telah ditentukan
sehingga proses kerja menjadi efektif dan efisien.

 Action
1. Pengelolaan :
o Visualisasi dan labelisasi
 Identitas barang/bahan
 Layout (area kerja & tanggap darurat)
 Marka
 Visual control
o Memberikan tagging (kartu kendali) pada barang/bahan yang masuk ke
TPS. (Lampiran 12, 13, 14)
o Menyimpan dan menggunakan barang/bahan berdasarkan prinsip
FIFO (First In First Out). (Lampiran 15)
2. Penataan :
o Penempatan barang/bahan yang frekwensi penggunaannya tinggi pada
posisi terdekat dengan pengguna
o Memposisikan barang/bahan sesuai dengan alur proses operasional
kerja dengan mempertimbangkan safety, ergonomi kerja, fast/slow
moving, tata letak & fasilitas kerja
o Menetapkan standar minimal/maksimal penyimpanan barang/bahan
sesuai kebutuhan
3. Membuat standar R2
 Standar R2
a. Barang/bahan memiliki identitas dan tempat yang jelas
b. Area kerja memiliki batasan dan penanggung jawab area
c. Visual control berada di tempat yang tepat
d. Barang/bahan memiliki standar minimal/maksimal penyimpanan

6. RESIK (SEISO) = PEMBERSIHAN


 Definisi
Resik (Seiso, Pembersihan) adalah kegiatan pembersihan yang dilakukan oleh
seluruh personil yang terlibat dalam suatu area kerja yang bertujuan untuk
menghilangkan penyebab atau potensi masalah

 Action
1. Menyediakan alat kebersihan beserta standar penempatan alat sesuai dengan
jenis aktifitas dan lingkup area kerja. (Lampiran 17 dan 18)
2. Melakukan kegiatan pembersihan di area kerja secara berkala.
3. Memeriksa dan mengidentifikasi potensi masalah di area kerja. (Lampiran 19)
4. Melaksanakan perbaikan melalui metodologi JIT, SS, GKM, PKM dan
Breakthrough Innovation untuk mencegah dan mengatasi :
o sumber kotor
o gangguan aktifitas di area kerja.
o Terjadinya masalah baru
sebagai upaya meningkatkan produktivitas kerja.
5. Membuat standar R3

 Standar R3
a. Area kerja memiliki alat kebersihan yang sesuai dengan jenis aktifitas dan
lingkup area kerja
b. Area kerja memiliki jadwal pembersihan secara berkala
c. Potensi masalah di area kerja teridentifikasi dan dilakukan tindakan perbaikan
secara efektif

C. EVALUASI
7. RAWAT (SEIKETSU) = PEMANTAPAN
 Definisi
Pemantapan adalah proses memelihara dan meningkatkan kondisi area kerja
terhadap pencapaian R1–R3 secara berkesinambungan.

 Action
1. Menjadwalkan kegiatan monitoring dan evaluasi :
 Menejemen patrol. (Lampiran 20)
 Pemeriksaan secara mandiri. (Lampiran 17)
 Penilaian secara berkala
2. Menindaklanjuti umpan balik dari kegiatan monitoring
3. Membuat dan memasang visual reinforcement di tempat strategis untuk
meningkatkan motivasi karyawan dalam gerakan 5R
4. Melakukan pengukuran pencapaian kinerja, termasuk dampak dan benefit
hasil implementasi 5R. (Lampiran 21)
5. Mendokumentasikan hasil monitoring, evaluasi dan pencapaian kinerja di unit
kerja. (Lampiran 22)
6. Membuat standar R4

 Standar R4
1. Area kerja memiliki jadwal kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala
2. Area kerja memiliki bukti tindak lanjut umpan balik
3. Visual reinforcement terpasang di tempat strategis
4. Area kerja memiliki bukti hasil pencapaian kinerja, dampak dan benefit hasil
implementasi 5R

D. ACTION
8. RAJIN (SHITSUKE) = PEMBIASAAN
 Definisi
Rajin (Shitsuke, pembiasaan) adalah komitmen seluruh personel untuk
membudayakan implementasi 5R dengan memiliki sifat ketaatan dan kepatuhan
terhadap seluruh prosedur di area kerja secara konsisten dan berkesinambungan

 Action
1. Review dan Evaluasi Standar yang telah ditetapkan
2. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman sebagai upaya
mewujudkan zero accident dan zero defect dengan
o Mematuhi Peraturan perundangan dan persyaratan lain terkait aspek K-3
dan lingkungan (Lampiran 23)
o Mengelola barang dan bahan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
3. Membuat standar R5

 Standar R5
a. Area kerja memiliki standar baru yang merupakan peningkatan dari standar
yang lama
b. Area kerja bebas dari kecelakaan dan kesalahan kerja

Anda mungkin juga menyukai