Anda di halaman 1dari 9

OPOSISI LOGIS

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur pada


Mata kuliah LOGIKA
Dosen pembimbing :Dr. Ibnu Muhdir, M.Ag.

Disusun oleh:

Niam Supriadi (15380033)


Himatul alawiyah (15380077)

Khairi Nur Laeli (153800


Ahmad Marzuq (15380074)

JURUSAN MUAMALAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
2015/2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Logika merupakan ilmu yang mempelajari pikiran yang dinyatakan
dalam bahasa. Dalam logika yang dimaksud dengan bahasa adalah suatu
sistem bunyi-bunyi yang diartikulasikan dan dihasilkan dengan alat-alat
bicara atau system kata-kata yang tertulis sebagai lambing dari kata-kata
yang diucapkannya. Fungsi bahasa adalah untuk menyampaikan dan
menyatakan pikiran.
Berpikir adalah suatu kegiatan jiwa untuk mencapai pengetahuan.
Pemikiran berarti mencari sesuatu yang belum diketahui berdasarkan
sesuatu yang sudah diketahui. Sesuatu yang sudah diketahui itu merupakan
data atau bahan pemikiran.
Dalam ilmu logika juga akan dijumpai masalah tentang hal pernyataan
dan penalaran. Salah satunya ketika membahas bab “oposisi”. Kata oposisi
disini dipakai untuk menyatakan dua pengertian, yaitu untuk menyatakan
hubungan tertentu antara dua proposisi dan yang lainnya untuk menyatakan
sejenis penarikan konklusi secara langsung.
Pengertian pertama menunjukkan hubungan antara empat macam
proposisi berikut ini : subalternasi, kontradiktori, kontrari, dan subkontrari.
Oposisi sebagai suatu bentuk penarikan konklusi secara langsung berarti
penarikan suatu proposisi dari proposisi lainnya, dalam bentuk, salah satu
dari empat gabungan yang dinyatakan di atas

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian oposisi ?
2. Apa saja macam-macam oposisi ?
A. TUJUAN
Berdasarkan perumusan masalah diatas maka dapat di ketahui tujuan
dari pembuatan makalah ini sebagai berikut
1. Mengetahui maksud dan pengertian oposisi.
2. Mengetahui macam-macam oposisi.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OPOSISI
Oposisi dalam dunia politik beerarti partai enentang di dewan perwakilan
yang menentang dan mengkritik pendaat atau kebijaksanaan politik golongan
yang berkuasa.
Oposisi dalam logika diartikan dengan pertentangan antara dua
pernyataan atas dasar pengolahan term yang sama. Pertentangan disini
diartikan juga dengan hubungan logis, yaitu hubungan yang di dalamnya
terkandung adanya suatu penilaian benar atau salah terhadap dua pernyataan
yang diperbandingkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, oposisi
adalah pertentangan antara 2 unsur bahasa untuk memperlihatkan arti
perbedaan. Oposisi adalah perbedaan 2 kalimat di dalam paragraf, dan
perbedaan itu ada yang benar dan ada yang salah.

B. MACAM-MACAM OPOSISI
Oposisi dibagi menjadi dua:
1. Oposisi logis
oposisi logis, adalah ketidaksesuaian yang terdapat diantara dua proposisi
yang memilki term subjek dan term predikat yang sama, tetapi berbeda dalam
kualitas atau kuantitasnya, atau berbeda baik kualitas ataupun kuantitasnya.
Oposisi logis mengacu pada bujur sangkar oposisi, Oposisi antara proposisi A dan
O disatu pihak, dan antara E dan I dipihak lain disebut kontrakditoris. Oposisi
antara A dan E disebut kontraris. Oposisi antara I dan O disebut sub kontraris.
Oposisi antara A dan I disatu pihak dan antara E dan O dipihak lain disebut
subalter.
Adapun bentuk bentuk-bentuk oposisi logika
a. Kontraris (berlawanan) : Ialah perlawanan yang terdapat antara dua
putusan universal (A dan E) yang mempunyai S dan P yang sama, tetapi
berbeda dalam bentuknya (yang satu afirmatif, yang lain negatif). Oposisi
kontraris ini tidak dapat sekaligus sama-sama benar, tetapi dapat keduanya
salah. Contohnya:
• Semua siswa lulus
• Semua siswa tidak lulus
Kalau betul bahwa “semua siswa lulus” maka jelaslah bahwa “semua
siswa tidak lulus” adalah salah, atau sebaliknya.Tetapi mungkin juga
keduanya salah.
b. Subkontraris (perlawanan bawahan) : Ialah perlawanan yang terdapat pada
dua proposisi partikular (I dan O) yang mempunyai S dan P yang sama,
tetapi berbeda dalam bentuknya (yang satu afirmatif, yang lain negatif).
Oposisi subkontraris ini kalau yang satu salah, yang lain yang benar. Kalau
yang satu benar, yang lain dapat salah atau dapat benar(kemungkinan
keduanya benar). Contohnya:
 Beberapa pakar logika adalah profesor
 Beberapa pakar logika adalah bukan profesor
Jika sekurang-kurangnya satu dari mereka adalah profesor, maka I
benar. Jika sekurang-kurangnya satu dari mereka adalah bukan
profesor, maka O benar. Atau jika beberapa dari mereka profesor
dan beberapa dari mereka bukan profesor, maka baik I maupun O
benar.
c. Subalternasi (bawahan) : Ialah perlawanan dua proposisi yang mempunyai
S dan P yang sama dan kualitas yang sama, tetapi berbeda dalam
kuantitasnya. Perlawanan ini terdapat antara proposisi A-I dan E-O. Dapat
keduanya salah, dapat keduanya benar, dapat juga yang satu salah dan
yang lain benar.
Cirinya adalah kebenaran proposisi yang bersifat universal menentuikan
kebenaran proposisi partikular, tetapi kebenaran partikular tidak secara
pasti menentukan kebenaran proposisi universal. Begitu juga kesalahan
proposisi partikular menentukan kesalahan proposisi universal, akan tetapi
kesalahan universal tidak menentukan kesalahan proposisi
partikular.Contohnya:
 Semua domba adalah binatang pemamah biak
 Beberapa domba adalah binatang pemamah biak
`Jika seluruh domba adalah binatang pemamah biak (benar), maka
beberapa beberapa domba adalah binatang pemamah biak (salah).
Jika beberapa domba adalah pemamah biak (salah), maka semua
domba adalah pemamah biak (salah).
d. Kontradiktaris ( bertentangan) : Ialah perlawanan antara dua proposisi
yang memiliki subjek dan predikat yang sama, tetapi berbeda kualitas dan
kuantitasnya. Oposisi ini terjadi antara proposisi A dan O atau Edan I.
Oposisi ini tidak dapat sama-sama benar atau sama-sama salah, jadi jika
satu benar maka yang lain pasti salah. Contohnya:
 Semua anggota DPR adalah politisi
 Beberapa anggota DPR adalah bukan politisi
Jika semua anggota DPR adalah politisi (benar), maka beberapa
anggota DPR bukan politisi (salah). Ataupun sebaliknya.

2. Oposisi Eduks
a) Eduksi terdiri dari konversi, obversi, kontraposisi, posibilitas dan
aktualitas.
Konversi, adalah suatu bentuk kesimpulan langsung yang
didalamnya term subjek dan term predikat dari suatu proposisi
yang ada diubah urutannya tanpa mengubah kualitas dan kebenaran
proposisi itu. Proses perubahan posisi itu membuat subjek
proposisi asal menjadi predikat proposisi yang baru, Dan predikat
asal menjadi subjek proposisi yang baru. Misalnya : konversi dari
semua kuda adalah hewan adalah beberapa hewan adalah
kuda.konversi dari tidak ada anjing adalah kucing adalah tidak ada
kucing adalah anjing.
Ada dua macam konversi, yaitu konversi simpel yang disebut juga
koversi seluruhnya, dan konversi aksidental yang disebut juga
konversi sebagian. Dalam konversi simpel, kualitas term subjek
dan preikat yang diubah posisinya tidak berubah. Hany proposisi E
dan I yang dapat dikoversikan secara simpel.
Dalam konversi aksidental term subjek dan predikat yang
dikonversikan mengalami perubahan kuantitas. Ini terjadi ketika A
dikonversikan menjadi I, dan E dikonversikan menjadi O.
Misalnya: konverssi dari semua ahli hukum adalah profesional
adalah beberapa profesianal adalah ahli hukum.
Hukum-hukum konversi:
a) Ubah posisi subjek dari proposisi asal menjadi predikat
konversi, dan sebaliknya.
b) Pertahankan kualitas proposisi asal, jika proposisi asalnya
adalah afirmatif maka konversinya tetap afirmatif.
c) Jangan memperluas term. Jika suatu term dipakai hanya dalam
term partikular dalam proposisi asal, hendaknya term itu tidak
dipakai sebagai term universal dalam konversi.
2. Obversi, Ialah bentuk kesimpulan langsung yang mengubah
suatu proposisi yang sama (subjek dan predikatnya), dengan
mengubah kualitas proposisi asalnya (dari tipe S-P menjadi S tak
P). atau sebaliknya. Misalnya: Kebanyakan orang sholeh tidak
hidup sampai tua konversinya adalah kebanyakan orang sholeh
mati muda.semua semut adalah serangga, obversinya adalah tidak
ada serangga adalah bukan semut.
Hukum observasi adalah:
a) Mempertahankan subjek dari proposisi asal
b) Mengubah kualitas proposisi asal dari afirmatif menjadi negatif,
atau sebaliknya.
c) Mempertahankan proposisi asal, jika proposisi asalnya partikular
maka observasinya juga partikular. Begitu juga apabila proposisi
asalnya universal maka observasinya juga universal.
d) Kontradiksikan predikat dari proposisi asal. Misalnya: manusia
menjadi bukan manusia, jujur menjadi tidak jujur.
3. Kontraposisi, Ialah suatu bentuk penyimpulan langsung yang
disusun melalui mengubah posisi term subjek dan term predikat,
dan mengganti term subjek dan term predikat dengan komplemen
masing-masing.
Dengan perkataan lain, kontraposisi adalah proposisi baru yang
dihasilkan dengan menempatkan komplemen term predikat
proposisi asal pada tempat subjek dari proposisi baru dan
komplemen term subjek proposisi asal tempat predikat dari
proposisi baru. Contoh : kontraposisi dari semua merpati adalah
burung adalah semua yang bukan burung bukan merpati; dan
kontraposisi dari beberapa hewan karnivora bukan mamalia adalah
beberapa yang bukan mamalia bukan nonkarnivora.
4. Posibilitas dan Aktualitas. Aktualitas berarti kesempurnaan yang
telah dimiliki. Dengan kata lain, aktualitas mengacu pada kondisi,
situasi apapun, atau keadaan realitas yang ada sekarang. Misalnya
anda adalah seorang mahasiswa yang sekarang ini sedang
mengikuti kuliah logika dikelas ini. Posibilitas berarti suatu
kesempurnaan yang belum dimiliki. Posibilitas mengacu pada
suatu kondisi, situasi apapun, atau keadaan realitas yang tidak ada
sekarang tetapi mungkin akan ada. Misalnya anda dapat menjadi
ahli hukum yang sukses; anda dapat menikah dengan seorang
dosen. Ini adalah kemungkinan-kemungkinan.
Perbedaan antara aktualitas dan posibilitas menimbulkan suatu
problem logis yang berangkap empat dari penyimpulan langsung :
a) Jika suatu barang mungkin, apakah itu berarti ia aktual ?
b) Jika suatu barang itu aktual, apakah itu berarti ia mungkin ?
c) Jika suatu barang belum ada, apakah ia tidak dapat ada ?
d) Jika suatu barang tidak mungkin, apakah itu berarti ia tidak ada
dimana-mana?
Pakar logika mengekspresikan empat peraturan mengenai
posibilitas dan aktualitas:
a) Dari posibilitas ke aktualitas adalah penyimpulan yang tidak
valid
Jika suatu barang dapat ada, kita tidak dapat menyimpulkan secara
pasti bahwa ia benar-benar ada. Fakta bahwa ia dapat ada tidak
perlu berarti bahwa ia ada. Misalnya, anda dapat menikah, karena
itu anda menikah. Penyimpulan semacam ini tidak valid. Fakta
bahwa anda dapat menikah tidak secara logis berarti bahwa anda
sudah menikah. Anda dapat manikah hanyalah suatu kemingkinan.
Apa yang mungkin tidak aktual.
b) Dari aktualitas ke posibilitas adalah penyimpulan yang valid.
Dari fakta bahwa suatu barang ada, kita dapat secara valid
menyimpulkan ia mungkin. Contoh, beberapa orang manikah oleh
karena itu perkawinan adalah mungkin, yaitu orang dapat menikah.
Ini valid, karena beberapa orang menikah, kita dapat secara
langsung secara vallid menyimpulkan bahwa menikah adalah
mungkin.
c) Dari bukan aktualitas ke ketidak mungkinan adalah penyimpulan
yang tidak valid
Jika suatu barang belum ada, kita tidak dapat secra logis
menyimpulkan bahwa ia tidak dapat ada. Misalnya, anda belum
menikah. Oleh karena itu, anda tidak dapat menikah. Ini tidak
valid, dari fakta bahwa anda tidak dapat menikah.
d) Dari ketidak mungkinan ke bukan aktualitas adalah
penyimpulan yang valid.
Jika tidak mungkin bagi suatu barang untuk ada kita dapat secara
valid menyimpulkan bahwa tidak ada dimanapun. Misalnya, suatu
lingkarang segiempat adalah tidak mungkin. Oleh karena itu kita
dapat secara logis menyimpulkan bahwa suatu lingkarang
segiempat tidak ditemukan dimanapun

Anda mungkin juga menyukai