Anda di halaman 1dari 4

Peta sebaran areal perkebunan kelapa sawit menurut wilayah kabupaten/kota di Provinsi Riau

8 Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan (2011)


PROVINSI RIAU

Sebaran Areal Perkebunan Kelapa Sawit

Dari luas areal kebun kelapa sawit sebesar 1.781.900 ha, proporsi pengelolaan
sebagian besar berupa perkebunan rakyat (889.916 ha) dan perkebunan besar swasta
(812.439 ha). Luasan yang dikelola PTPN relatif kecil yakni sebesar 79.545 ha.
Proporsi luasan areal kebun kelapa sawit dibagi menurut pengelolanya (perkebunan
rakyat = PR, pemerintah = PTPN, dan perkebunan besar swasta = SWASTA) tertera
pada Gambar 3.

45.59%

49.94%

4.46%

PR PTPN SWASTA

Gambar 3. Proporsi luas lahan perkebunan kelapa sawit Tahun 2011 menurut
pengelola (masyarakat, PTPN, dan swasta) di Provinsi Riau

Tabel 2. Luas areal perkebunan kelapa sawit menurut kabupaten, pengelola dan
jumlah bantuan sapi di Provinsi Riau
No KABUPATEN PR % PTPN % SWASTA % JUMLAH SAPI
1 KAMPAR 152.853 50,98 19.744 6,59 127.211 42,43 299.808 201
2 ROKAN HULU 142.449 42,07 34.271 10,12 161.907 47,81 338.627 272
3 ROKAN HILIR 119.752 60,78 7.326 3,72 69.951 35,50 197.029 0
4 INDRAGIRI HILIR 74.488 39,77 0 0,00 112.790 60,23 187.278 0
5 PELALAWAN 58.685 33,30 0 0,00 117.562 66,70 176.247 0
6 SIAK 101.369 58,07 9.473 5,43 63.730 36,51 174.572 0
7 BENGKALIS 100.814 70,04 0 0,00 43.121 29,96 143.935 0
8 KUANTAN SENGINGI 59.508 50,49 1.900 1,61 56.457 47,90 117.865 0
9 INDRAGIRI HULU 52.768 46,88 6.831 6,07 52.965 47,05 112.564 0
10 DUMAI 26.520 100,00 0 0,00 0 0,00 26.520 0
11 PEKANBARU 710 9,52 0 0,00 6.745 90,48 7.455 0
RIAU 889.916 49,94 79.545 4,46 812.439 45,59 1.781.900 473
Sumber : Direktorat Tanaman Tahunan (2011)
Dari 11 kabupaten di Provinsi Riau, seluruhnya mempunyai tata guna lahan
untuk areal perkebunan kelapa sawit dengan luas areal tanaman >100.000 ha, hanya
di Kota Dumai memiliki luas areal kebun kelapa sawit kurang dari 50.000 ha (26.520
ha) dan di Kota Pekanbaru (7.455 ha). Di Kota Dumai, seluruh areal pekebunan kelapa
sawit dikelola olah masyarakat. Sebaliknya di Kota Pekanbaru hampir seluruhnya
dikelola oleh perkebunan swasta. Sebaran luas areal kebun kelapa sawit menurut
kabupaten dan proporsi kepemilikan, tertera pada Tabel 2.
Kabupaten dengan dominansi perkebunan kelapa sawit rakyat berturut-turut di
Kabupaten Bengkalis (70,04%), Rokan Hilir (60,78%), Siak (58,07%), Kampar
(50,98%), dan Kabupaten Kuantan Sengingi (50,49%). Sebaliknya kabupaten dengan
dominansi perkebunan swasta berada di Kabupaten Pelalawan (66,70%) dan
Kabupaten Indragiri Hilir (60,23%). Tidak ada dominansi areal perkebunan yang
dikelola PTPN pada masing-masing kabupaten.
Persentase di atas tidak menggambarkan luasan areal kebun kelapa sawit.
Urutan tiga besar luasan kebun kelapa sawit milik rakyat berturut-turut di Kabupaten
Kampar, Rokan Hulu, dan Rokan Hilir. Pada PTPN yang terluas terdapat di Kabupaten
Rokan Hulu, Kampar, dan Kabupaten Siak. Sedang pada perkebunan swasta berturut-
turut di Kabupaten Rokan Hulu, Kampar, dan Rokan Hilir. Secara keseluruhan,
kabupaten dengan areal kebun kelapa sawit terluas berturut-turut di Kabupaten Rokan
Hulu, Kampar dan Rokan Hilir.
Dikelompokkan menurut luasan areal kebun kelapa sawit di masing-masing
kabupaten/kota, yakni : (0) dari yang tidak ada perkebunan kelapa sawit; (1) wilayah
kabupaten dengan luasan areal kelapa sawit 1.000 – 100.000 ha; (2) wilayah provinsi
dengan luasan areal kelapa sawit >100.000 – 500.000 ha); (3) wilayah kabupaten
dengan luasan areal kelapa sawit >500.000 – 1.000.000 ha; dan (4) wilayah kabupaten
dengan luasan areal kelapa sawit >1.000.000 ha. Peta sebaran wilayah dikelompokkan
menurut luasan areal perkebunan kelapa sawit menurut kabupaten/kota di Provinsi
Riau disajikan Peta 2.

Perkembangan Areal Kebun Kelapa Sawit

Selama periode waktu 2008 – 2011, luas areal kebun kelapa sawit di Provinsi
Riau meningkat sebesar 8% (1.673.553 menjadi 1.807.404 ha). Kenaikan ini berasal
juga berasal dari pembukaan areal oleh masyarakat dan perluasan oleh perusahaan
swasta. Perluasan areal kebun sawit di atas rataan perkembangan nasional. Hal ini
dihitung berdasarkan perkembangan luas tanam yakni sebesar 44.617 ha/th.
Apabila status tanaman kelapa sawit dibedakan menurut status fisiologis yakni :
(1) tanaman belum menghasilkan (TBM); (2) tanaman menghasilkan (TM); dan (3)
tanaman tidak menghasilkan (TTM); pada tahun 2011 berturut-turut sebesar 17,60%,
81,84%, dan 0,56%. Dari gambaran ini menunjukkan bahwa tanaman produktif masih
cukup besar. Areal TBM kemungkinan tidak diijinkan untuk lahan penggembalaan,
karena kemungkinan terjadi kerusakan tanaman pokok.
Pada status TBM, persentase paling besar terdapat pada perkebunan rakyat
(20,75%) dan menurun pada perkebunan swasta (15,78%), serta PTPN (1,31%).
Hanya pada perkebunan rakyat yang mempunyai areal dengan status TTM sebesar
1,12% (10.065 ha). Luas areal kebun kelapa sawit dikelompokkan menurut pengelola
dan status tanaman tertera pada Gambar 4.

TM = Tanaman Menghasilkan; TBM =Tanaman Belum Menghasilkan;


TTM = Tanaman Tidak Menghasilkan (tua)

Gambar 4. Luas lahan kebun kelapa sawit Tahun 2011 menurut pengelola
(masyarakat, PTPN, dan swasta) dan status tanaman, di Provinsi Riau

Anda mungkin juga menyukai