Anda di halaman 1dari 1

Kesendirian dalam Hujan Menuju Senja

Saat itu ku berdiri diantara bangunan-bangunan tinggi disekitarku. Butiran hujan


sedikit demi sedikit turun mengenai tubuhku , ku berdiri di dekat bangunan tinggi itu.
Kuambil sebuah payung hitam dari dalam tasku lalu ku buka untuk menutupi kepala dan
tubuhku. Lama ku berdiri diantara gemiriciknya hujan dan bangunan tinggi itu, sambil
melirik ku perhatikan sekitarku, tak banyak orang yang berjalan di depanku, dan saat itu
kesepian mulai hadir dalam kesendirinku. Hari semakin senja , tubuhku gemetar oleh dingin
nya angin yang berhembus bersamaan dengan hujan, yang sedikit demi sedikit menghembus
menembus kulitku.

Ku menghela napas, tercium melalui hidung mungilku wewangian murni dari alam.
dinginya cuaca di senja ini dalam fikirku , ku melihat jalanan di depan mataku namun sampai
saat ini tak seorang pun melintas di depanku untuk menghampiriku, ku melihat ke atas
ternyata awan hitam itu yang menutupi senja indahku dalam fikirku.

Dalam kesendirianku dengan rasa penasaran, ku mencoba melirik sekelilingku


rupanya aku mulai melihat beberapa orang keluar dari bangunan tinggi itu dan kulihat jauh
dari arah kanan ku sorotan cahaya dari sebuah mesin besar beroda 4 itu. Sedikit kesepianku
digoyahkan oleh rasa senangku.

Awal malam mulai menutupi senja , saat itu aku memakai atasan berwarna putih dan
short kirt berwarna hitam. Sedikit ku tersadar ternyata itu yang membuat tubuh ini terasa
dingin. Ku melihat kebawah, sepatuku pun basah oleh hujan yang masih setia bersamaku.
Namun ku tak peduli dengan itu , aku akan tetap berdiri diantara hujan itu untuk menunggu
seseorang yang dari tadi ku tunggu. Dalam benakku berfikir kesendirianku bukan lah kesia-
siaan karena alasan ku melakukan ini bukan lah keisengan melainkan kesetiaanku.

Anda mungkin juga menyukai