Anda di halaman 1dari 2

Penanda untuk Antares

Aku tak henti dibuat takjub dengan keindahan benda-benda langit di luar angkasa. aku
selalu terkejut melihat langit tak pernah sepi dengan kerlap-kerlip bintang. Mengamati benda
langit dengan teleskop masih menjadi rutinitasku Malam ini aku menyempatkan diri untuk
mengagumi keindahan planet bercincin. Dengan bantuan teleskop, aku bisa melihat dengan
jelas cincin yang mengelilingi raksasa gas tersebut. Ketika aku memperjelas gambar, ada
cahaya yang menyala-nyala. Hal ini mengundang rasa penasarannya. Mataku tak mampu
menangkap cahaya tersebut lebih lama lagi. Selang beberapa detik, timbul tekanan yang
membuat tubuhku terhempas ke belakang. Rasa nyeri sedikit menjalar di tubuhku.

Aku sibuk membersihkan butir pasir di tanganku, kemudian beralih meniup lenganku
yang sedikit lecet. Tiba-tiba, ada tangan dengan kulit putih yang terulur di hadapanku. Aku
mengadahkan kepala dan melihat sosok perempuan sedang bediri di hadapanku.

"Saturnus nampak jelas malam ini. Panggil saja aku Angkasa" ucap perempuan tersebut.

Ada keraguan yang timbul di hatiku sebab bisa jadi ia berbohong tentang namanya.
Karena takut menyinggung perasaannya, aku memilih untuk berpura-pura percaya.

“Aku Antares.”

“Bintang tercerah di rasi Scorpio?” tanyanya.

Aku tercengang. Selama aku menghirupkan nafas di atas mayapada, tidak ada satu pun
orang yang mengetahui asal muasal namaku. Entah kenapa, pertemuan pertama ini terasa
begitu hangat dan akrab. Aku merasa bahagia, mungkin konyol jika menyebut ‘jatuh cinta’.

Waktu sudah larutmalam, artinya aku harus segera Kembali ke kamar. Aku pamit dan
menyudahi percakapan tersebut. Namun, perempuan tersebut dalam sekejap menaruh setangkai
bunga di dalam genggamanku.

"Untukmu.” ucapnya.

Detik itu, aku terbangun dari tidurku. Ada perasaan kecewa di hatiku. Malamnya, aku
memutuskan untuk pergi ke atap gedung untuk mengobati rinduku. Tidak kusangka, aku
menemukan sesuatu. Setangkai bunga yang sudah layu. Semua berulang, aku menangkap
sosoknya yang membelakangiku. Dia berdiri di tepi gedung, menyaksikan langit malam yang
penuh dengan kerlap-kerlip bintang.

Anda mungkin juga menyukai