Anda di halaman 1dari 2

Hembusan angin membangunkan ku, badanku terasa aneh remuk sampai sampai tidak terasa disekujur

tubuhku. Langit langit usang kutatap dengan kedua bola mataku, aku tak bisa bergerak hanya mati rasa
yang kurasa. Sempat kudengar kicauan burung dan serangga yang berdengung di telinga kananku,
mulutku membisu tak bisa berucap satu kata pun. Mungkin ajalku akan tiba hari ini suatu yang sangat ku
takutkan, mati dalam kesendirian sepi yang menemani. Pikiranku kacau, entahh siapa diriku aku tak
ingat, kepalaku sakit serasa seperi mau pecah. Pandanganku mulai gelap, nafasku terengah engah ,
serasa ada yang berbisik ditelingaku, suara perempuan ,lembut yang asing bagiku.

Citttt citttt…. Aughhh, ah tikus sialan, aku terbangun, terdapat banyak tikus di atas badanku membuat ku
geli. Ughhh badan ku remuk, kepalaku pusing, tangan kiri ku berat, haaahhhh besi, robot tangan kiriku
menjadi mesin. Bisa digerakkan, aku lupa kenapa tanganku bisa berubah seperti ini. Kupikir tadi malam
aku sudah naik ke surga, ternyata masih diberi kesempatan hidup. Haus, aku butuh air, aku berjalan
melewati ruang ruang kosong di bangunan ini, haloooo….. apa ada orang. Tidak ada orang di dalam
Gedung ini, gedung yang sudah rusak hancur terbakar oleh kobaran api. Aku berjalan terus melewati
Lorong- Lorong mencari pantry. Semakin kususuri semakin kulihat hancurnya bangunan ini, aku tidak
tahu bangunan apa dulunya ini terdapat banyak Kasur pasien, seperti rumah sakit tapi sedikit aneh.
Banyak peralatan yang tidak aku ketahui, seperti rumah sakit setengah bengkel mobil. Ahhh
ketemu ,sebuah pantry penyelamat hidupku, aiiirr, aku butuh air, ku kais-kais lemari, kulkas, laci laci
akhirnya aku menemukan sebotol air. Kotor… ah tapi rasa hausku mengalahkan rasa jijiku. Gluukk,
ugghh rasa yang buruk air bercampur debu berpasir. Setidaknya rasa hausku sudah hilang.

Aku mencoba mengingat namaku, asalku, jati diriku, tetapi semakin pusing kepalaku. Ku coba untuk
keluar dari bangunan ini, kutatap langit sangat cerah. Pemandangan apa ini semua bangunan hancur,
terbakar, tidak ada seorang pun. Toolooongg… tolooonggg…. Siapapunnn…. Tak ada yang merespon.
Aku berjalan dijalanan yang kosong penuh dengan kendaraan yang rusak. Reruntuhan Gedung
memenuhi jalan, ambruk seperti dijatuhi ribuan bom dari atas langit. Tes tes, hujan, langit mulai gelap,
mendung, suara Guntur mulai menggelegar, derass, dinginn, aku harus mencari tempat berlindung. Ahh
ada rumah yang masih terlihat bagus, aku menuju kesana kubuka pintu kriieettt suara rintihan pintu
using. Sepi tak ada seorang pun, mungkin ini 1 dari 1000 rumah yang masih bagus bau usang seperti
sudah lama ditinggal. Mungkin aku bisa menemukan sesuatu yang berguna, persediaan makanan, obat –
obatan, senter, pisau?, ah semua aja ku bawa nanti juga berguna.

Hujan semakin deras, gemuruh semakin menggelegar, angin berhembus kencang, hawa dingin semakin
menusuk di kulitku. Kusenderkan badanku pada sebuah sofa, rasanya empuk dan nyaman mataku berat,
letih kurasa tak kuat aku menahan rasa kantukku aku tertidur ke dua kalinya untuk hari ini. Tidak
mengapa pikirku mungkin selepas aku bangun hujan sudah reda, aku berharap dapat bertemu dengan
seseorang. Aku bangun dari tidurku rasanya nyaman badanku terasa segar, segikit rasa tersetrum di
bagian tangan kiriku, sempat aku berpikir bagaimana jika tangan kiriku kehabisan daya. Apa tidak bisa
digunakan lagi, mungkin butuh di charge pikirku, ah sudahlah bukan itu yang perlu dipikirkan sekarang.

Ku susuri kota dalam hangatnya senja udara sejuk sehabis hujan menusuk hidungku, membuat moodku
naik, wangi semerbak tanah setelah terkena hujan. Bau yang familiar yang pernah aku ingat, lambaian
pohon terkena angin serta tetesan air dari daun menambah suasana sejuk. Cakrawala mulai tenggelam
diselimuti gelapnya malam matahari mulai tenggelam, bintang bintang mulai tampak garang
menunjukkan kilaunya. Ada sesosok bayangan dari kejauhan,sepertinya seseorang, kulihat sepertinya
seorang perempuan, kusapa “heiiiiii, siapapunn”. Seseorang itu tidak merespon aku teriak untuk kedua
kalinya. Bersyukur aku dapat bertemu seseorang, akhirnya aku menemukan manusia meskipun tidak
kukenal. Setidaknya aku bisa mendapat informasi dari dia, ku dekati dengan penuh semnagat, tak terasa
tubuhku bergegas dan berlari menghampirinya. Seorang wanita sedang berdiri membelakangiku,
kucaoba sapa tapi tetap tidak merespon. Ada yang sedikit aneh dari wanita tersebut, berdiri seperti
orang linglung, berbaju lusuh seperti seorang gembel. Ku pegang pundaknya Astagaaaa, Ketika ia
menoleh mukanya hancur, dia mulai menyerangku. Sontak aku kaget dan terjatuh, dia berusaha
menggigitku, heii sadarlah apa kau sakit? Kau perlu bantuan? Tanyaku dan dia tetap terus berusaha
menyerangku. Dia berusaha menggigitku, kutahan dengan kedua tanganku. Intuisiku mengatakan ini
bahya aku dorong wanita tersebut sampai mundur terjatuh. Sialnya dia kuat dan Kembali bangkit dan
Kembali berlari menuju arahku, tanpa sadar kuhantamkan lengan kiriku ke kepalanya. Astaga kepalanya
hancur, lembek seperti jeli yang dipukul dengan palu. Kepalanya hancur seketika wanita itu tidak
bergerak. Apa dia mati? Pikirku panik aku telah membunuh orang, aduhhh pasti aku akan ditangkap
polisi. Aku berusaha berteriak sekencang mungkin toloooong tolooong.

Anda mungkin juga menyukai