Anda di halaman 1dari 3

BUNYI BEL MISTERIUS

Pengarang : Icha Pajrisa Dwi Putri

Pagi ini udara cukup dingin, karena semalam hujan deras. Walaupun
waktu telah menunjukkan pukul 5 pagi, Asep dan adiknya (Adin) masih
menggeliat malas di balik selimut. Mereka hanya di temani Bi Inah karena
Papa dan Mama sedang pergi ke luar rumah menengok Nenek.
Semalaman mereka tidak bisa tidur karena sekitar pukul sembilan malam,
bel rumah berbunyi. Mereka pikir Papa dan Mama yang datang. Namun ketika
Bi Inah keluar tidak ada siapa-siapa.
Sekitar lima menit kemudian bel kembali berbunyi lagi kali ini
suasananya lebih menakutkan soalnya hampir berbarengan dengan suara petir.
Adin pun menjerit ketakutan karena tidak tega melihat Adin, Asep
memberanikan diri untuk keluar rumah tetapi, tidak ada siapa-siapa. Asep pun
mengira bahwa yang memencet bel adalah Gilang temannya yang sudah
meninggal, karena takut Adin dan Bi Inah langsung berhamburan masuk kamar
tidur dan membiarkan bel itu terus berbunyi.
Tak lama mereka mengingat kejadian semalam, bel rumah langsung
berbunyi Adin dan Asep menduga yang datang adalah Mama dan Papa.
Ternyata benar, mereka langsung menyambut kedatangan Mama dan Papa.
Merekapun menceritakan semua yang terjadi semalam.
Setelah mendengar cerita Asep dan Adin Papa tersenyum, lantas
mengajak Asep dan Adin membuka saklar bel yang ada di luar pagar dan
menjelaskan bahwa sakelar tidak dapat terkena air. Akhirnya supaya tidak ada
bunyi bel misterius lagi di saat hujan Papa memberi isolasi pada sakelar bel.

1. Tema : Peristiwa yang menakutkan.


2. Latar :
a. Tempat : Di ruang tamu, di kamar tidur dan di tempat saklar
bel (diluar pagar).
b. Waktu : Malam hari dan pagi hari.
c. Suasana : Menegangkan.
3. Alur : Campuran ( alur maju mundur).
4. Tokoh/Penokohan :
Tokoh utama :
 Asep : Pemberani, bijaksana dan penyayang.
Tokoh pembantu :
 Adin : Penakut dan manja.
 Bi Inah : Baik dan keibuan.
 Papa : Perhatian dan cerdas
 Mama
5. Sudut Pandang
Sudut pandang orang ketiga.
6. Amanat
 Kita tidak boleh takut dengan sesuatu yang tidak pasti dan kita hanya
boleh takut pada Allah.

 Kita tidak boleh menduga orang lain yang melakukan perbuatannya,


apabila tidak ada faktanya.
 Dalam keadaan apapun kita harus slalu berfikir positif.
 Kita harus menjadi anak yang pemberani dan tidak manja.

7. Gaya Bahasa
A. Enumerasio
Contohnya : paragraf ke 1 kalimat ke 1
“Pagi ini udara cukup dingin, karena semalam hujan deras”.
B. Metonimia
Contohnya : paragraf ke 3 kalimat ke 3
“Asep pun mengira bahwa yang memencet bel adalah gilang
temannya yang sudah meninggal”.
C. Pleonasme
Contohnya : paragraf ke 1 kalimat ke 3
“mereka hanya di temani Bi Inah karena Papa dan Mama sedang
pergi ke luar rumah menengok Nenek”.

Anda mungkin juga menyukai