PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kehidupan masyarakat yang lebih luas : politik , ekonomi , dan sosial budaya .
fakta keberagaman ini sudah berlangsung lebih dari beberapa abad. Di negeri kita
hal tersebut tidak mungkin dapat dihindari . Ikhtiar yang perlu kita lakukan adalah
( dan ungkapan lain serupa , seperti satu islam multipartai ) didengungkan oleh
B. Rumusan masalah
2.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kaitannya dengan agama, Islam merupakan petunjuk bagi manusia menuju
jalan yang lurus, benar dan sesuai dengan tuntunan kitab suci Al Qur’an yang telah
diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Kalau dikaitkan dengan kontets perubahan zaman
bahkan di dunia. Sebagaimana yang telah disebutkan berkali-kali oleh Allah SWT
keberagaman/pluralitas merupakan sunnatullah, yang harus kita junjung tinggi dan kita
hormati keberadaannya.
Seperti dalam (Qs Al Hujurat:13), Allah SWT telah menyatakan” Wahai para manusia,
sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki, dan perempuan dan
Dari ayat Al Qur’an tadi, itu menunjukan bahwa Allah sendiri lah yang telah menciptakan
Dengan adanya keberagaman ini, bukan berarti menganggap kelompok, madzab, ataupun
Yang harus kita ketahui disini adalah, keberagaman sudah ada sejak zaman para sahabat,
yaitu ketika Nabi wafat, para sahabat saling mengklaim dirinyalah yang pantas untuk
kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat rahmat”
“perumpamaan kaum mukmin dalam sikap saling mencintai, mengasihi dan menyayangi,
seumpama tubuh, jika satu tubuh anggota sakit, maka anggota tubuh yang lain akan
“orang mukmin dengan orang mukmin yang lain seperti sebuah bangunan, sebagian
Islam memberikan beberapa prinsip dasar dalam menyikapi dan memahami pruralisme
ini.
Salah satu masaah yang serius dalam menyikapi keberagamaan adalah masalah klaim
kebenaran. ). Padahal untuk mencapai kepasrahan yang tulus kepada tuhan (makna
generik dari kata islam) diperlukan suatu pemahaman yang sadar dan bukan hanya ikut-
ikutan. Oleh sebab itu sikap kelapangan dalam mencapai kebenaran ini bisa dikatakan
sebagai makna terdalam keislaman itu sendiri. Diceritakan dalam hadist nabi bersabda
kepada sahabat Utsman bin Mazhun “ Dan sesungguhnya sebaik-baik agama disisi Allah
terhadap pemeluk agama lain. Kedangkalan dalam tindakan seringkali karena kita tidak
suka dan menganggap orang lain sebagai bukan bagian dari kelompok kita (outsider)
maka kita bisa berbuat tidak adil terhadap mereka dalam memutuskan hukum, interkasi
Islam mengajarkan bahwa kita harus menegakkan keadilan dalam sikap dan pandangan
ini dengan obyektif terlepas dari rasa suka atau tidak suka (like and dislike). Seperti yang
(kebenaran) karena Allah, menjadi saksi yang adil. Dan janganlah kebencianmu pada
suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adil karena adil itu
3) Menjauhi kekerasan dalam berinteraksi dengan pemeluk agama lain termasuk ketika
melakukan dakwah
“Serahkanlah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan jalan bijaksana dan pelajaran
yang baik dan bantahlahlah mereka dengan lebih baik” QS. An Nahl ayat 12
“Tidak ada paksaan dalam (memeluk) agama, sesungguhnya telah jelas jalan yang benar
dalm memahami tuhan dan firmannya, kedua bahwa dialog bukanlah dimaksudkan untuk
“Katakanlah olehmu (wahai Muhammad) wahai Ahli kitab marilah menuju ketitik
“Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya yang mereka menghadap kepadanya, maka
terhadap masyrakat tertindas seperti kaum buruh, pelecehan seksual dan sebagainya maka
kita tidak boleh begitu mencurigainya sebagai gerakan pemurtadan atau bahkan berusaha
menggagalkannya tetapi hal tersebut haruslah menjadi pemacu bagi kita kaum muslimin
untuk berusaha menjadi lebih baik dari mereka dalam hal amal sosial.
Kalau keempat prinsip ini bisa kita pegang Insya Allah akan tercipta hubungan yang lebih
harrmonis antar umat beragama, hubungan yang dilandasi oleh sikap saling menghargai,
menghormati dan saling membantu dalam kehidupan sosial. Sehingga kehadiran agama
(khususnya islam) tidak lagi menjadi momok bagi kemanusiaan tetapi malah menjadi
rahmat bagi keberadaan tidak hanya manusia tetapi sekaligus alam semsta ini. ( Wallahu
A’lam Bishawab).
Adapun Islam dalam menaggapi perbedaan dalam persatuan dan kesatuan bangsa adalah:
Radikalisme Islam mendorong Barat memelihara isu “:teroris Islam” agar dunia waspada
dan ikut memberantas kelompok ekstrimis Islam. Dan menghapus citra Islam dengan
mengatakan Islam adalah agama yang intoleransi. Islam adalah agama yang sangat
toleransi. Jelas ini tidak pantas jika Islam dituduh agama yang ekstrim dan radikal.
Apalagi dengan mengatakan Al Qur’an dan Nabi Muhammad sebagai inti dari semua
teror.
Islam mengakui keberagaman ada, termasuk keberagaman dalam agama. Dalam Islam
seorang muslim dilarang memaksa orang lain untuk meninggalkan agamanya dan masuk
Sejarah telah mengabadikan kepemimpinan Rosulullah saw dan sikap tasamuh beliau
dalam memperlakukan penduduk Madinah yang plural. Seperti yang tertulis dalam
“Piagam Madinah” (shahifah madinah). Diantara isi piagam disebutkan tentang adanya
kesepakatan, bahwa jika ada penyerangan terhadap kota Madinah atau penduduknya,
maka semua ahlu shahifah (yang terlibat dalam Piagam Madinah) wajib
Seperti yang terjadi di masa sahabat, saat seorang munafik yang bernama Musailah Al
Kadzdzab (dan pengikutnya) mengaku bahwa dirinya nabi setelah wafatnya Nabi
Muhammad saw. Melihat hal tersebut para sahabat tidak tinggal diam dan membiarkan
pengikut Musailamah terus menyebarkan ajaran sesatnya. Karena disitu ada mashlahah
untuk menjaga agama (hifdz al din) yang merupakan faktor dharury (primer) dalam
kehidupan umat Islam. Allah telah berfirman dengan tegas dan jelas bahwa Nabi
Muhammad saw adalah penutup para Nabi dan tidak ada Nabi setelah Nabi Muhammad.
ما كان محمد أبا أحد من رجالكم ولكن رسول هللا وخاتم النبيين وكان هللا بكل شيء عليما
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki diantara kamu, tetapi
dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui
Toleransi semacam ini jelas tidak dibenarkan dalam agama Islam. Karena seorang yang
mengaku muslim berarti meyakini dan bersakasi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan
Nabi Muhammad saw adalah utusan Allah dan meyakini bahwa tidak ada nabi setelah
Perbedaan yang dimuka bumi ini adalah sesuai dengan kehendak Allah Sang Maha
ولو شاء ربك لجعل الناس أمة واحدة وال يزالون مختلفين
“Jikalau Tuhan-mu mengkehendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu,
Perbedaan tersebut adalah menjadi pertanggung jawaban antara dia dan Allah di
akhirat nanti.
وإن جادلوك فقل هللا أعلم بما تعملون هللا يحكم بينكم يوم القيامة فيما كنتم فيه تختلفون
“Dan jika mereka membantah kamu, maka katakanlah, “Allah lebih mengetahui tentang
apa yang kamu kerjakan” Allah akan mengadilindiantara kamu pada hari kiamat tentang
يا أيها الذين آمنوا كونوا قوامين هلل شهداء بالقسط وال يجرمنكم شنآن قوم على أال تعدلوا
“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-
kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak
adil.”(QS. Al Ma’idah: 8)
islam dan juga agama sebagai salah satu parameter persatuan dan kesatuan bangsa diatas,
maka langkah konkrit untuk menyikapi itu semua adalah membangun tali silaturrahmi
“siapa yang senang diperluas rezekinya dan diperpanjang umurnya maka hendaklah dia
Dengan terjalinnya tali silaturrahmi maka banyak peluang kerja sama dalam berbagai
aspek kehidupan dan janii Allah melaui sabda Nabi SAW, akan mengundang rezki
material dan spiritual. Maka dari itu sesama muslim dilarang untuk memutus tali
dengan antar umat beragama saja, namun bagaimana sesama muslim mampu hidup
damai, rukun, saling menghormati antar golongan keislaman berbeda mahdzab. Istilah
toleransi maka menghargai setiap pendapat maupun perbedaan hal yang dimiliki oleh
“hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena boleh jadi) mereka (yang diolok-olok) lebih baik daripada mereka (yang
karena boleh jadi wanita-wanita (yang diperolokkan) lebih baik daripada wanita-wanita
(yang mengolok-olok0 dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu
yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertaubat, maka mereka itulah
Ada beberapa hal yang bisa menjadi penyebab rapuhnya tali persatuan dan kesatuan di
1) Munculnya sifat kecurigaan/ prasangka buruk yang berlebihan terhadap kelompok lain
2) Munculnya interpretasi yang juga menjadi penyebab adanya kecurigaan tanpa bukti
sebagian prasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain
dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah seorang di
antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu
merasa jijik padanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Oleh karena itu, untuk mencegah adanya perpecahan dalam persatuan dan kesatuan
bangsa maka kita harus menjunjung tinggi toleransi dan senantiasa menjaga tali
mengharapkan riddah
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
tindakan konkrit yang nyata. Ajaran islam telah mengajarkan umatnya untuk hidup dalam
toleransi. Untuk menjaga persatuan ini maka umat harus menjaga tali silaturrahmi antar
Allah SWT telah menyebutkan dalam Al-Quran untuk hidup dengan damai sekalipun
hanya saat berhubungan dengan antar umat beragama saja, namun bagaimana sesama
muslim mampu hidup damai, rukun, saling menghormati antar golongan keislaman
berbeda mahdzab.
Islam mengakui keberagaman ada, termasuk keberagaman dalam agama. Dalam Islam
seorang muslim dilarang memaksa orang lain untuk meninggalkan agamanya dan masuk
Maka sudah seharusnya kita mampu menyikapi perbedaan dari sudut pandang yang
berbeda, saling menghargai adanya keberagaman maka akan terjadi keharmonisan dalam
hubungan masyarakat, sehingga kedamaian akan terus berjalan dan perpecahan tidak
akan terjadi.
1. Saran
Islam ini telah kami selesaikan dengan semaksimal mungkin. Namun, kesempurnaan
hanya milik Allah SWT, maka pasti ada kekurangan dari isi makalah ini. Kami dengan
terbuka menerima berbagai saran dan kritik yang kami perlukan untuk bahan evaluasi
Syarbini, dkk. 2011, Al-Qur’an dan Kerukunan Hidup Umat Beragama, Jakarta,
PT.Elex Media Komputindo