Anda di halaman 1dari 32

Flores Muda

L E V I TA S I
Dari
Menuju EXPLOSI
Tahun lalu, selama tiga hari berturut-turut, “Seniman mesti mampu memperjuangkan situasi
-situasi yang ditindas oleh orang-orang yang
pentas seni dilakukan di Lapangan SMAK
Ignatius Loyola, Labuan Bajo. Beragam acara tidak bertanggung jawab terhadap kepentingan
yang dipentaskan. Mulai dari pentas band, tarian alam, masyarakat dan budaya.” pungkasnya.
adat, dance, puisi, drama, teater, dan joak de
lawa alias stand up komedi. Bertolak dari tema tersebut, nuansa acara
puncak LBAF dibuat unik dan berisikan pesan-
Kegiatan tersebut juga tidak hanya melibatkan pesan advokasi. Sebagai contoh sebuah instalasi
pemuda dan pelajar dari kota Labuan Bajo, di depan panggung utama dinamakan instalasi
tetapi juga dari Ruteng dan Kupang. Dari “Sisa Kejayaan”. Instalasi tersebut terbuat dari
kupang, antara lain, para peminat sastra seperti batang pohon besar yang diambil dari hutan
Romo Amanche, Abdi Keraf, dan Ragil. beberapa hari sebelumnya. Pada puncaknya
dibuatkan sebuah menara dan tangga dari tanah
Pementasan tersebut tidak lain adalah puncak menuju puncak.
dari penyelenggaran Labuan Bajo Art Festival
atau kerap disebut LBAF 2016. Setelah hampir “Kejayaan adalah masa lalu, kita sekarang
setahun dipersiapkan, akhirnya pementasan seperti hidup dalam puing-puingnya.
pertama dari Labuan Bajo Art Festival berhasil Pertanyaannya bagaimana kita harus bangun di
diselenggarakan. tengah kerapuhan itu?” jelas Yusuf yang
merancang instalasi tersebut.
Mart Sakeus selalu inisitor dari kegiatan tersebut
menjelaskan bahwa kegiatan tersebut adalah Tahun ini, LBAF kembali digelar. Temanya
bagian dari rencana besarnya untuk menjadikan adalah eksplosi. Eksplosi menggambarkan suatu
kota Labuan Bajo sebagai kota seni. Karena itu, pancaran cahaya atau ledakan. Dalam kegiatan
kegiatan seni sudah semestinya dilakukan LBAF, eksplosi dimaknai sebagai dorongan
sebanyak mungkin. Ia merencanakan kegiatan berkreasi jauh lebih kuat dan upaya menjaga
ini diselenggarakan tiap tahun. konsistensi.

“Sudah semestinya sentuhan seni ada di Labuan


Bajo. Tidak hanya sebagai kota pariwisata, Sebagai awal persiapan, pada 1 April 2017
tetapi juga sebagai kota seni” ujarnya. dilakukan pengukuhan panitia yang dilakukan
Namun, menurutnya berkesenian itu mesti bersaman dengan cara Joak de Lawa. Ketua
memiliki karakter yang unik. Karena itu, untuk panitia yang dipilih adalah Affandy Wijaya.
Labuan Bajo Art Festival 2016 ia mengambil
tema Levitasi. Dalam kesempatan itu, ia mengatakan, tema
eksplosi akan menekankan pada kualitas karya.
Levitasi diartikan secara sederhana sebagai Hal ini memberikan perbedaan dengan
lawan dari gravitasi. Dalam kegiatan tersebut, penyelenggaraan pada tahun sebelumnya yang
Levitasi lebih dimaknai sebagai upaya melawan hanya menekankan pada upaya memancing
arus mainstream atau suatu keberanian banyak kreativitas karya seni.
berkreativitas.
“Kami akan membuat karya instalasi yang dapat
Menurut Teus, Levitasi memunculkan makna merpresentasikan tema” ujarnya.
berkesenian yang lebih mendalam. Seni tidak
saja sebagai hiburan dan pendidikan, tetapi juga
medan tempur simbolik.

3
LBAF 2016
Kilas Balik

Sebelum acara puncak LBAF


pada bulan September 2016,
diselenggarakan berbagai
kegiatan dan pentas seni.
Antara lain mural di tembok
SMAK Ignatius Loyola, kelas
melukis Soft Opening,
Pameran lukisan di Tree Top,
dan Workshop bersama
seniman asal Yogyakarta.

4
Geliat Pecinta Seni Mempercantik

Labuan Bajo
Di sisi timur tembok SMAK St Ignasius Loyola,
Labuan Bajo, seniman muda Mart Sakeus Dalam kegiatan itu, direncanakan akan ada
bersama rekan-rekannya menuntaskan sebuah pertunjukkan seni mural, instalasi, teater, puisi,
lukisan.Tampak gambar dua gitar, ditambah video, lukisan, performance art, eco art, musik,
loudspeaker dan mic. Lukisan itu mengisi tiga Joak De Lawa dan lain-lain.
meter dari tembok itu.
“Semua itu demi mewujudkan mimpi Labuan
Pada rabu 30 Maret 2016, Mart mengatakan, Bajo sebagai kota seni. Kita promosikan sejak
kegiatan itu berlangsung atas inisiatifnya sendiri. saat ini melalui berbagai lukisan di sini,”
“Saya minta izin di kepala sekolah SMAK dan dia imbuhnya.
menyepakatinya.”
Sementara itu, lewat akun Facebook-nya, Mart
Ia kemudian bekerja sama dengan Komunitas menulis, “sepuluh tahun kami targetkan Labuan
Teater Kejut dan pelajar SMAK St Ignasius Bajo menjadi salah satu bagian kota peradaban
Loyola. Melalui kegiatan itu, Mart sebenarnya seni”
ingin mempromosikan Labuan Bajo Art Festival Menyadari itu sebagai hal yang tidak mudah, ia
2016 yang berlangsung bulan September tahun menambahkan, “ini adalah proses yang sangat
itu. panjang, tapi kami yakin ini akan terwujud”

5
Sementara itu, pada tanggal 16 Mei,
digelar soft opening. Sebuah acara
seremonial sebagai tanda bahwa

Kelas
perhelatan Labuan Bajo Art Festival 2016
resmi dimulai. Berlangsung di Lapangan
SMAK St Iganasius Loyola Labuan Bajo.

Sejak acara pembukaan pada bulan Mei


silam hingga acara puncak yang baru saja
usai, 08-10/09, Labuan Bajo Art Festival

Melukis
2016 melibatkan banyak komunitas seni
dan orang muda. Sebagai sebuah
perayaan seni yang digagas dan
digerakkan secara independen, festival ini
kemudian meniscayakan begitu banyak
komunitas seni dan orang muda turut
mengambil bagian.

dan Soft
Di jajaran kepanitiaan misalnya. Selain
Lontart Galery juga ada GoS Band, Rumah
Kreasi Baku Peduli, Bolo Lobo, Chomabee
Cewo Graphic, Komunitas Unusually,
Komunitas Sastra Kanvas, Komunitas Film
Mata Rantai, dan beberapa anak muda

Opening
Labuan Bajo lainnya yang
memilikiconcern yang sama dengan tujuan
Labuan Bajo Art Festival.

Salah satu kegiatan menjelang LBAF 2016


adalah kelas melukis. Kelas melukis ini
digelar di beberapa tempat berbeda di
sekitar Labuan Bajo seperti Pantai Pede,
Bukit Cinta, dan Kampung Cecer. Kegiatan
kelas melukis bersama ini digelar setiap
hari Minggu tiap pekan.

6
Setelah sukses dengan soft opening pada
bulan Mei lalu, rangkaian kegiatan menuju
acara puncak Labuan Bajo Art Festival (LBAF)
2016 kembali digelar. Kali ini adalah pameran
SENIMAN MUDA
LABUAN BAJO DAN
karya dari beberapa seniman muda Labuan
Bajo dan Yogyakarta di Kafe Tree Top
Labuan Bajo yang berlangsung sejak
kemarin, Kamis (25/08) hingga Selasa
(30/08) akan datang.

Pada acara pembukaan pameran semalam,


YOGYAKARTA
PAMERKAN KARYA
Kamis (25/08), puluhan pengunjung datang
dan mengapresiasi karya-karya lukisan yang
dipajang di dinding Kafe yang berlokasi di
jalan utama Soekarno-Hatta Labuan Bajo ini.

Selain lukisan, pameran karya ini juga


menghadirkan karya instalasi dari perupa
DI KAFE TREE TOP
Yogyakarta, Hasan Agus, yang datang jauh
dari Kota Keraton Yogyakarta untuk
meramaikan even festival seni yang diinisiasi
oleh komunitas orang muda Labuan Bajo ini.

Hasan Agus membuat instalasi Kursi Pensil.


Ia menggunakan sebuah kursi rusak dan
menancapkan pensil berwarna-warni di
seluruh bagian kursi itu. Menurutnya, pensil
berwarna-warni itu adalah lambang
keberagaman Kota Labuan Bajo. Pameran
karya para seniman dua kota ini
berlangsung hingga hari Selasa (30/08).

Acara puncak LBAF 2016 akan berlangsung


pada tanggal 08-10 September 2016 di
Lapangan Sepak Bola SMAK St Ignasius
Loyola Labuan Bajo

7
Kota
Seni Kian
Nyata

Ketika menyelenggarakan Labuan


Bajo Art Festival pada 8-10
September lalu, Mart Sateus
semakin dekat dengan apa yang ia
sedang mimpikan. Sudah berkali-
kali dalam kesempatan berbeda, dia
selalu mengatakan, “saya bermimpi
Labuan Bajo harus menjadi kota
seni”

Selama tiga malam berturut-turut,


mimpi itu sekejab menjadi
kenyataan. Setiap malamnya, dari
pukul 20.00-24.00 malam, lapangan
SMAK Ignatius Loyola ramai
dipadati anak muda. Di sana
diselenggarakan pagelaran seni.
Ada tarian, drama, lagu, puisi,
monolog, joak de lawa, pameran
lukisan, foto dan intalasi seni.

9
Labuan Bajo Art Festival bukan karya pertama dan
terakhir bagi Mart Sakeus. Lulusan seni rupa
institute seni Indonesia, Yogyakarta ini sudah
berkali-kali menyelenggarakan dan terlibat dalam
kegiatan seni di kota Labuan Baho sejak lulus dari
isi tahun 2013.

Untuk Labuan Bajo Art Festival, Mart kelihatan


total. Sebelum pembukaan pada bulan April, Mart
mulai bersosialisasi. Salah satunya, kegiatan mural
bersama pelajar sekolah menengah. Mereka
melukis di dinding tembok SMAK Ignasius Loyola.

Pembukaan bulan April berlangsung seru. Berbagai


sekolah di kota Labuan Bajo terlibat. Termasuk
salah satunya, Seminari Yohanes Paulus II Labuan
Bajo. Selain itu, Mart juga menyelenggarakan
pameran lukisan di restoran Tree Top selama
sepekan.

Untuk mendukung semua kegiatan itu, Mart


menyediakan laman blog
www.lontartgallery.com dan page Facebook
“Labuan Bajo Art Festival”. Melalui media sosial
tersebut, ia sendiri meng-update berita dan
perkembangan persiapan selama Labuan Bajo Art
Festival.

Bukan tanpa alasan Bagi Mart, Labuan Bajo Art


Festival kian memupuk optimisme. Tidak hanya
karena berlangsung sukses, kenyataan itu sudah
menambah daftar panjang usahanya dalam
membangun citra kota seni di Labuan Bajo.

10
ART
Sebelum-sebelumnya, ada beberapa kegiatan
seni serupa yang sudah ia selenggarakan. Tahun For
2015, ia menyelenggarakan pameran karya seni
bertema “walk to remember”. Ia juga terlibat
dalam festival pantai Pede pada bulan Agustus
2015.
CHANGE
Tidak hanya itu. Jauh lebih mengesankan, di
rumahnya, ia membangunkan sebuah galeri
seni. Di sana dipanjangkan hasil karya lukisan.
Di sela-sela kesibukannya. ia membuka kelas-
kelas melukis bagi anak-anak di sekitar
kampung. Alhasil sudah beberapa yang sudah
mampu menggambar. “Tidak apa-apa kalau
sedikit yang berminat, yang penting mereka
serius” kata Mart setiap kali bercerita tentang
kegiatannya.

Menurut Mart, mimpi menjadikan Labuan Bajo


menjadi kota seni sangat mendasar. Sebagai
pintu gerbang Pariwisata di Provinsi Nusa
Tenggara Timur, sudah seharusnya Labuan Bajo
bercita rasa seni. “Alam mestinya bukan satu-
satunya yang menarik. Tetapi juga karya seni
dan kota ini secara umum” jelasnya.
Ia menambahkan, Beberapa kota lain di
Indonesia sudah sangat terkenal karena karakter
seni. Dua di antaranya yang ia kagumi, Bali dan
Jogja. Katanya, “Labuan Bajo belum ada
karakter seninya”. Contoh konkret, katanya,
patung caci yang terletak di Cowang Ndereng.
Menurutnya, patung itu tidak mengekspresikan
nilai seni dan budaya Manggarai. “Saya malu
melihatnya” imbuhnya.

Bertolak dari itu, seperti menemukan alasan


yang tepat, Teus sekaligus mengusung tema-
tema kritik sosial dalam kegiatan seninya.
Apalagi melihat kenyataan bahwa masalah sosial
di Kota Labuan Bajo semakin menggeliat. Di
antaranya, krisis air, sampah, privatisasi pantai
publik dan lain-lain.

Untuk itu, dalam Labuan Bajo Art Festival, ia


mengusung tema Levitasi. Levitasi, katanya,
lawan dari gerak gravitasi. Tentu Tidak hanya
jatuh pada kritik pada Pemerintah daerah yang
dinilainya kurang greget pada seni, tetapi juga
mengusung gerakan alternatif. “Seni adalah
upaya perlawanan atau medan pertarungan.
Ada nilai-nilai yang kita perjuangkan terutama
oleh generasi anak muda.”

Dari festival tiga hari itu, ia melibatkan banyak


anak muda. Terutama pelajar sekolah
menengah. Di laman Facebooknya, ia
mengunggah foto-foto selama aktivitas
persiapan festival berlangsung. Kelihatan sekali
bagaimana mereka bahu membahu bekerja
demi menyukseskan acara tersebut.

“Inilah orang yang di belakang layar yang


membantu menyukseskan acara Festival. Semua
itu berlangsung atas dasar kesukarelaan.”
ucapnya syukur

11
LEVITASI
KOLOM
BUKU

Keterposaan itu jadi pen-


daran refleksi yang beru-
lang. Akhirnya, Schau-
berger menyimpulkan
bahwa ada daya lain
yang bekerja berkebali-
kan dengan gravitasi,
yaitu daya yang disebut-
nya sebagai levitasion-
al (levitational force).

Setiap hari, selama lebih dari 20 tahun,


seorang penjaga hutan berkebangsaan Aus-
tria yang bernama Victor Schauberger
mengamati dengan saksama keseharian
alam hutan. Ia mengamati terbang Burung,
julang pohon, renang ikan, lari sungai, lam-
bai rumput dan seterusnya. Termasuk siang
hutan dan malam hutan.

Keberulangan amatan itu, membuat Schau-


berger tidak hanya dekat dengan alam, teta-
pi juga pada saat yang sama menyatu tubuh
dan imaji. Dan itu cungul dalam lepasan-
lepasan tanya. Tanya-tanya itu merimbun
dalam renungnya. Sebagiannya lahir sebagai
pesona.

Katanya, semacam sebagai kesima. “Aku


melihat berbagai jenis ikan yang dapat me-
manjat air terjun” Ia juga terpesona dengan
ikan-ikan yang bergerak melawan arus.

12
Melesat begitu cepat. Menikam bilah-bilah Ia ingin mengetahui akibat terhadap daya
arus. Ia juga terpesona dengan ujung-ujung levitasional pada air ketika suhunya men-
rumput air yang tumbuh menerobos tebing galami kenaikan. Untuk keperluan itu, pada
air. lokasi berjarak 100 meter ke arah hulu dari
tempat di mana banyak ikan berdiam, ia tu-
Ia juga mengagumi kekuatan sungai di mal- angkan air panas ke dalam aliran sungai.
am hari. Ia bilang, juga dengan kesima,
“setelah saya mengamati, ternyata sungai Alhasil, suhu air meningkat. Shauberger
punya kekuatan yang jauh lebih besar untuk kemudian memberi kejutan terhadap ikan-
mengangkat-angkut gelondongan kayu pada ikan yang berada pada tempat yang diamati,
malam hari, apalagi pada ketika purnama ternyata, tidak seekor ikan pun bergerak ke
dengan daya tarik bulan yang lebih besar. arah hulu. Ikan-ikan itu malah terbawa arus
ke arah hilir.
Pria perenung ini juga bilang “Air sungai
seperti makhluk hidup yang lain. Ia dapat Dari eksperimennya, Schauberger kemudian
mengalami keletihan dan kelelahan. Ia bu- menyimpulkan lagi bahwa ketika ikan-ikan
tuh istirahat manakala kepanasan akibat itu melesat ke arah hulu dalam keadaan ala-
terik matahari”. mi, sesungguhnya ikan-ikan itu tidak bere-
nang, melainkan melesat mengiku-
Keterposaan itu jadi pendaran refleksi yang ti levitational force yang bergerak ke atas
berulang. Akhirnya, Schauberger menyim- melawan gravitasi. Daya levitasional ber-
pulkan bahwa ada daya lain yang bekerja banding terbalik dengan temperatur: suhu
berkebalikan dengan gravitasi, yaitu daya meningkat, daya levitasional mengecil.
yang disebutnya sebagai levitasion-
al (levitational force). Catatan akhir dari catatan ini adalah sebuah
pertanyaan, apa persentuhan tematik-
“Di sungai, daya levitasional itu bergerak epistemik antara levitasi dan seni? Profesor
melawan arus air yang bergerak dari hulu ke M. Dwi Marianto dosen tetap pada ISI Yog-
hilir atau yang berjalan dari atas ke bawah yakarta dan penulis Art & Levitation (Pohon
akibat gravitasi”. Cahaya: 2015) dan Labuan Bajo Art Festival
2016 mencoba untuk mendedahnya sebagai
Mengokohkan argumentasinya, Schauberger
kemudian membuat percobaan. peristiwa

13
Memperistiwakan
omongan-omongan

14
Komunitas Untuk
Perubahan
15
KOPI PA’IT
Merawat Warisan
Budaya Lewat Seni

Kopi Pa‟it adalah sebuah komunitas seni yang Kopi Pa‟it dapat bertahan hingga saat ini dan
terwujud sebagai sanggar. Lahirlah nama mampu mempertahankan eksistensinya dengan
sanggar Kopi Pa‟it. Sanggar Kopi Pa‟it dibentuk terus berkarya dan berkreasi.
atas sebuah kesadaran akan pelestarian
kebudayaan dan nilai-nilainya. Kekayaan budaya Manggarai terus dieksplorasi
dalam setiap geliat seni sanggar ini. Ekspresi
Manifestasi kebudayaan yang dirayakan dalam seni sanggar Kopi Pa‟it mencirikan kekayaan
sanggar Kopi Pa‟it adalah seni tari, seni suara budaya Manggarai itu.Karenanya, sanggar seni
dan seni musik. Seni kebudayaan yang diramu Kopi Pa‟it mendapat sambutan dan apresiasi dari
adalah hasil cita, rasa dan karsa yang diwariskan masyarakat seni Yogyakarta.
oleh leluhur orang Manggarai-Flores, Nusa
Tenggara Timur (NTT). Artinya, sanggar Kopi Di Yogyakarta, Kopi Pa‟it sudah pernah
Pa‟it adalah sanggar seni yang hendak mengambil bagian dalam beberapa acara
mengangkat dan melestarikan budaya kebudayaan, seperti Festival Budaya Universitas
Manggarai, sebab budaya Manggarai merupakan Sanata Dharma, Festival Budaya NTT yang
“induk”kebudayaan yang dimiliki oleh anggota bertempat di Gedung RRI Yogyakarta, Teater
Kopi Pa‟it. CACI yang dipentaskan di Institute Seni
Yogjakarta pada awal tahun 2015, berpartisipasi
Sebagai komunitas seni, Kopi Pa‟it secara resmi dalam misa inkulturasi 100 tahan Gereja Baciro
terbentuk pada tahun 2011, atas inisiasi Icen Yogjakarta dan masih banyak lainnya.
Jumpa, seorang mahasiswa asal Manggarai
Timur. Dengan semangat dan konsistensinya,

16
Tidak hanya berkiprah pada acara-acara yang Anggota Kopi Pa‟it, saat ini, berjumlah 30 orang:
berbau budaya, Kopi Pa‟it pun turut serta 20 anggota aktif dan 10 anggota istimewa.
memeriahkan acara-acara non-budaya sebagai Angggota aktif adalah mereka yang secara
bintang tamu sepertu pada acara launching penuh terlibat dalam kegiatan-kegiatan
buku sastra, pengisi acara di stasiun TV Jogja, komunitas seperti rapat dan latihan reguler.
hadir dalam undangan acara komunitas NTT dan Sedangkan anggota istimewa adalah anggota
beberapa acara non budaya lainnya. yang tidak terlibat secara aktif dalam kegiatan
keseharian komunitas. Sebagaian besar anggota
Kopi Dalam setiap pementasannya, sanggar Kopi istimewa berdomisili di daerah luar Yogyakarta.
Pa‟it menyuguhkan seni tari sebagai “wajah Meraka adalah para “alumni” Kopi Pa‟it yang
primer” komunitas. Selebihnya, bubuhan seni sudah menamatkan pendidikannya.
suara dan musik turut menjadi kesatuan yang
padu bersama seni tari. Ciri khas seni tari Seperti halnya komunitas-komunitas lain, Kopi
tradisional Manggarai menjadi pijakan dalam Pa‟it pun memiliki struktur organisasi di
berkreasi. Tarian tradisional seperti ndudundake dalamnya. Ketua komunitas dipilih secara
dan sae menjadi dasar gerak tarian, kemudian demokratis. Perangkat kerjanya dipilih oleh
dikreasi menjadi gerakan yang menarik dan ketua terpilih seperti sekertaris, bendahara serta
kreatif. ketua-ketua divisi.

Hal yang sama juga terjadi pada kreasi musik Dalam pengorganisasiannya, sanggar Kopi Pa‟it
yang mengiring keluwesan gerak terus berbenah. Semua itu untuk menjadi lebih
tarian. Pukulan dasar seperti ta-ki-tu, matang. Seiring dengan niat pelestarian budaya
ndundudake, kedindik dan sae dikolaborasikan yang luar biasa, anggota komunitas ini harus
untuk menghasilkan musik yang kreatif. Meski bekerja keras dalam mempertahankan
begitu, gerakan serta pukulan dalam setiap eksistensi. Pengadaan perlengkapan komunitas
tarian tidak pernah meninggalakan nilai budaya seperti baju dan alat musik dihasilkan sendiri
Manggarai yang otentik. oleh anggota komunitas. Setelah masa
regenerasi, pengurus baru akan mulai berpikir
Kiblat pada kebudayaan Manggarai membuat tentang usaha dana yang bisa dilakukan oleh
Kopi Pa‟it tidak menghilangkan ciri khas seni komunitas.
(gerak) tari tradisional. Sebagian besar konsep
seni tari pun diambil dari cerita-cerita kehidupan Dari perencanaan tersebut, komunitas mulai
masyarakat Manggarai, seperti konsep tarian sedikit demi sedikit melengkapi perlengkapan
Lodok yang menggambarkan sistem pembagian komunitas tersebut. Sampai sekarang
tanah masyarakat Manggarai, konsep tarian perlengkapan tersebut pun masih jauh dari
rangkuk alu yang menggambarkan permainan sempurna. Namun, anggota percaya bahwa
masa kecil orang Manggarai, konsep tarian toto usaha akan membawa komunitas pada hal yang
molas yang menggambarkan aktivitas harian diinginkan. Bahwa, keterbatasan tidak menjadi
perempuan Manggarai serta beberapa konsep alasan untuk kandas dalam berkarya.
lainnya.
Akhirnya, Kopi Pa‟it akan selalu berkreasi dan
Oleh karena itu, sanggar Kopi Pa‟it tak henti- mengeksplorasi. Seni dan kebudayaan
hentinya berusaha mempelajari nilai dan seni
budaya Manggarai. Sebagai sebuah komunitas,
Kopi Pa‟it membantu anggota bukan hanya
dalam hal ilmu kebudayaan dan pengalaman
organisatoris tetapi juga pengembangan diri
menjadi lebih baik. Latihan dilakukan secara
regular. Banyaknya tawaran menari membuat
para anggota lebih jeli membagi waktu.
Tentu, prioritas utama, yakni pendidikan
(kuliah), tetap diperhatikan. Menjadi lebih
bertanggungjawab adalah bonus dalam setiap
aktivitas berkomunitas seni. Semua anggota
diberi kepercayaan dan ruang untuk berkreasi
dan berbicara.

”Junior boleh memimpin senior” adalah salah


satu prinsip komunitas. “Jaga mood” adalah
slogan yang selalu dikumandangkan.

“Manajemen afeksi” ini juga merupakan bukti


profesionalitas masing-masing anggota. Bahwa
semangat kebersamaan anggota perlu selalu
dijaga.

17
Tiga Hal yang Perlu
Kamu Ketahui Tentang
Komunitas Pemuda-
Pemudi Labuan Bajo
Bersatu (P2LB)
Menyelenggarakan even Colour Run
Komunitas Pemuda-Pemudi Awal terbentuknya komunitas ini ketika
Labuan Bajo Bersatu (P2LB) menyelenggarakan even colour run bulan
januari 2017. Kegiatan ini diselenggarakan
baru terbentuk pada bulan untuk semakin menyatukan anak muda dan
Desember tahun 2016. Mereka menyemarakkan kota Labuan Bajo sebagai
kota wisata.
terdiri dari sekitar 20 remaja.
Sebagian besar adalah remaja P2LB menjadi pengagas dan panitia dari
sekolah menengah pertama dan kegiatan ini. Mereka mengundang partisipasi
dari berbagai sekolah dan warga di sekitar
sekolah menengah atas. Ada kota Labuan Bajo. Kegiatan ini ditandai
tiga hal yang perlu diketahui dengan lari pagi dan saling lempar warna di
jalan-jalan di kota Labuan Bajo.
tentang komunitas ini.

18
Kegiatan Bersih Kota Labuan Bajo setiap Mengumpulkan Dana demi pasien yang
hari Jumat kesulitan biaya Medis
Usai menyenggarakan colour run, P2LB tetap Usai membaca berita di floresa.co tentang
solid. Mereka menyelenggarakan kegiatan rutin pasien yang kesulitan biaya medis di Bali,
tiap hari jumat yakni membersihkan sampah di komunitas P2LB tergerak untuk ikut
sekitar kota Labuan Bajo. Mereka bekerja sama membantu. Mereka menggalang pengumpulan
dengan trash hero, Perempuan Peduli dana di jalanan. Selama dua jam saja, mereka
Lingkungan, dan PKK kelurahan Labuan Bajo. berhasil mengumpulkan senilai 3 juta rupiah
Menariknya, tiap kali mengadakan bakti sosial, lalu dikirim ke keluarga pasien yang berada di
mereka selalu membuat vlog. Liputan tersebut Bali. (GA)
dilihat di channel youtube, Rio Maniki. Tampak
sekali, mereka sangat bersemangat dan
bergembira mengikuti kegiatan bakti sosial di
sekitar kota Labuan Bajo.

19
BOLO LOBO, Berbica
Di mata anggota Komunitas Bolo Lobo, Pantai belasan hingga usia tiga puluhan tahun. Kini
Pede yang terletak di Labuan Bajo, ibu kota semakin banyak orang yang bergabung dengan
Manggarai Barat adalah sebuah karya seni Komunitas Bolo Lobo.
besar.
Dari nama Bolo Lobo sebagian sudah
Tak heran, menjelang Festival Pede, hiruk-pikuk menceritakan gambaran dari kelompok ini. Bolo
menata panggung besar, stand, dan dekorasi di Lobo berarti terdepan sekaligus teratas. Rinho
pantai Pede betul-betul menguras tenaga dan menjelaskan, “inilah adalah titik tumbuh.”
waktu. Namun, mereka sangat menikmatinya. Sebab pendirian itu berangkat dari keprihatian
“Kami menyukai kegiatan ini dan kami ingin bersama di kalangan seniman terhadap isu-isu
mengajak semakin banyak anak muda untuk sosial dan lingkungan hidup. Misalnya saja,
menyukai seni” kata Rinho Valentino, salah kelompok ini sangat prihatin terhadap masifnya
seorang anggota sekaligus pengagas komunitas proses pencaplokkan sumber daya ekonomi dan
Bolo Lobo. ekologi atas nama konservasi dan parawisata di
Labuan Bajo.
Kritik Sosial Melalui Seni
“Parawisata sejauh ini lebih banyak
Kehadiran komunitas Bolo Lobo tidak asing lagi mendatangkan mudarat daripada kesejahteraan
di telinga masyarakat Labuan Bajo, Manggarai masyarakat lokal. Kami ingin, kita menyadarinya
Barat. Komunitas Bolo Lobo sudah terlibat dalam secara bersama.” jelas Rinho.
berbagai karya seni seperti mural, pentas musik, Terhadap isu-isu sosial tersebut, komunitas Bolo
dan kegiatan sosial seperti membersihkan Lobo lebih memilih cara-cara seni
sampah di tempat-tempat umum. menyampaikan opini dan keluhan mereka.
Misalnya, melalui gambar dan karikatur-
Tahun 2014 adalah awal mulai lahirnya karikatur, diselipkan kata-kata yang
kelompok seni ini. Penanda lahirnya pada tahun mengunggah, seperti “Kita Butuh Ruang, Bukan
itu adalah kegiatan mural WC umum di Uang”.
Kampung Ujung, Labuan Bajo. Pada
awalnya, ada lima belas orang dari berbagai “Kita memperjuangkan hal-hal yang bersifat
kalangan pekerjaan dan usia namun sama-sama politis. Yang menjadi urusan kita bersama.” kata
menyukai seni entah musik, sastra, maupun Icha Tulis, salah satu anggota komunitas ini.
lukis. Dan rata-rata masih berusia sekitar

20
ara Melalui Seni
Melampaui Seni Sekarang ini, ada mahasiswa luar negeri
berminat mempelajari Komunitas Bolo Lobo.
Uniknya, mampu bertahan hingga tiga tahun, Mereka melalukan riset atas lagu-lagu
komunitas Bolo Lobo tidak memiliki struktur transformatif yang diciptakan oleh Band Bolo
keorganisasian yang sistematis. Tidak ada ketua Lobo.
organisasi. Tidak ada jadwal pertemuan yang
teratur. Terkait kegiatan Festival Pede, Komunitas Bolo
“Kita dekat satu sama lain. Sebetulnya relasi Lobo bersama komunitas seni lain di Labuan
sudah melampaui sekadar kesamaan minat dan Bajo menggelar acara seni bersama dalam
idealisme. Kita seperti keluarga satu sama lain” rangka merayakan Kemerdekaan Indonesia ke-
imbuh Richard Torar, salah satu anggota 70. Acara yang dimulai 15 Agustus kemarin,
Komunitas Bolo Lobo yang aktif dalam band akan berpuncak pada Senin, 17 Agustus.
BoloLobo Coustik. “Melalui event ini, kami ingin menyampaikan
bahwa Labuan Bajo adalah kota seni. Kita
Hanya karena demikian, di luar aktivitas seni, kembalikan cita rasa tersebut. Kita sayangkan,
anggota komunitas Bolo Lobo saling menyuplai selama ini kota indah dan seni ini hanya menjadi
informasi satu sama lain, seperti mencari lahapan bagi penguasa dan investor yang
informasi lowongan kerja, membentuk jaringan rakus.” kata Richard.
dengan komunitas seni lain atau kelompok-
kelompok lain di Labuan Bajo.

Kini, dinamika Komunitas Bolo Lobo itu sudah


mendapat perhatian kelompok-kelompok belajar
dari daerah lain bahkan luar negeri.
Beberapa bulan lalu, pemuda dari Bandung,
Jawa Barat ingin bertukar pikiran dengan
komunitas Bolo Lobo. Mereka mau
membandingkan, bagaimana Komunitas Bolo
Lobo melakukan gerakan sosial melalui Karya
Seni.

21
Berawal dari acara Labuan Bajo Art Festivasl
yang di gelar pada tanggal 16 Mei 2016 yang
lalu,pelajar MAN Labuan Bajo yang ikut
berpartisipasi dalam mengisi acara dengan
membawakan puisi “Levitasi” tergabung dalam
kelompok yang bernama “Goblok Dinamis”
merasa bahwa Labuan Bajo membutuhkan
komunitas sastra yang di dalamnya tergabung
anak–anak muda pecinta sastra dengan
imajinasi yang luas, sebab melihat kenyataan
yang terjadi banyak anak muda khususnya
Labuan Bajo yang kurang tertarik dalam hal
menulis sehingga Pelajar MAN Labuan Bajo

sastra
berinisiatif membentuk Komunitas sastra yang
dinamai “KANVAS” KANVAS memang
hanyalah sebuah nama, namun di dalamnya
tersirat makna yang sangat berarti. Ya…
Kanvas!! Khairunnas Anfa’ahum Linnas,
Kami mengawali langkah dengan semboyan
“sebaik-baik manusia ialah yang memberikan
manfaat kepada orang lain” dengan harapan
menjadikannya sebagai titik motifasi sehingga

Kanvas
mampu menjadikan diri kami sebagai pribadi
yang siap menginspirasi dimanapun kami berada
dan terinspirasi dari pohon pisang yang tak
akan roboh sebelum berbuah, kami bertekat tak
akan mundur sebelum membawa perubahan
yang nyata bukan yang mengada-ngada.

Komunitas Sastra Kanvas Labuan Bajo dibentuk


pada hari Sabtu, 29 Mei 2016 yang dicetus oleh
pelajar pecinta sastra dari Madrasah Aliyah
Negeri Labuan Bajo dan diketuai oleh Anggraeny
J. Ipur. Komunitas ini dibawah naungan Rumah
Kreasi Baku Peduli dan terbuka bagi setiap
orang yang ingin bergabung serta siap
menuangkan segala imajinasi dan bakat dalam
menulis sastra.

Bertempat di Rumah Kreasi Baku Peduli,


komunitas sastra Kanvas Labuan Bajo
melakukan pertemuan rutin setiap hari selasa
sore. Dalam pertemuan ini, anak muda yang

22
tergabung dalam komunitas sastra kanvas
berlatih dan berdiskusi guna mengasa diri
sehingga mampu menuangkan imajinasinya
dalam sajak-sajak sastra di bawah binaan Kak
Kris, Kak Boeharto dan Kak Afandy.

Puisi dalam Teather adalah sebuah project yang


siap diusung oleh komunitas ini bertepatan
dengan Puncak acara Labuan Bajo Art
Festival pada bulan September mendatang.
Kalangan yang berada disekitar komunitas
sastra ini sangat antusias dalam menyambut
pembentukan komunitas sastra Kanvas.
Antusiasme mereka ditunjukan dari pendapat-
pendapat yang mereka sampaikan dan tentu
saja bersifat membangun bagi komunitas ini,
salah satunya adalah pendapat dari
Kak Edward yang mengatakan “Terlepas dari
tujuan dan harapan pembentukan dari
komunitas sastra Kanvas ini dengan ingin
membentuk suatu komunitas, sudah menjadi
langkah yang baik. Karena dengan tergabung
dalam suatu komunitas kita bisa mendapatkan
bekal untuk mendapatkan kesuksesan dari pada
tidak sama sekali “ (Rabu,01 juni 2016). Selain
itu,

Kak Afi juga tak ketinggalan dalam memberikan


nasihat, seperti yang dikatakannya pada saat
wawancara “Ketika ingin menggapai sesuatu
yang besar, kita harus menghargai sebuah
proses dalam penggapaian tersebut sebab
dalam proses kita bisa mendapatkan sesuatu
yang baik walaupun tak besar. Komunitas
sastra kanvas mempunyai tujuan yang sangat
mulia, jika dalam perjalanannya tidak bisa
menggapai sepenuhnya dari tujuan tersebut,
maka ingatlah bahwa kalian sudah mendapatkan
manfaat yang lain dalam proses
pencapaiannya.” Ujarnya.

Salah seorang dari anggota komunitas sastra


Kanvas juga memberikan kesannya, Ivan “saya
sebagai bagian dari Komunitas
Kanvas merasa bahwa kami mengawali langkah
dengan moto meski sejauh ini kami belum
memperlihatkan kiprah dengan baik untuk
anggota kanvas itu sendiri maupun pecinta
sastra lainnya. Tapi saya yakin, anak muda yang
tergabung dalam Komunitas Sastra Kanvas
ini memiliki semangat baja untuk membawa
sebuah perubahan, karena memang kanvas
bukan hanya sebuah nama bagi saya, tetapi
juga akan menjadi cerminan dari saya.” Ujarnya
saat dimintai pendapat tentang komunitas sastra
kanvas. Dengan berbagai nasehat maupun
pendapat yang diberikan oleh kalangan–
kalangan yang berada disekitar Komunitas
Sastra Kanvas Labuan Bajo, anak muda yang
tergabung didalamnya semakin bersemangat
untuk terus belajar dan berusaha mewujudkan
semboyan mereka sebagai Anak muda yang
mampu menginspirasi orang-orang dimanapun
mereka berada. *)Nurahmi Purnamasari/
Ag/If

23
SERBA-SERBI ANAK MUDA

Riano dan Yuni,


Duta Wisata Komodo 2017
Labuan Bajo, Floresmuda.com, Kristiano Beberapa bulan ke depan, Riano dan Yuni
Sumariano dan Maria Ayuni Adianingsih terpilih menyiapkan diri untuk mengikuti kegiatan yang
menjadi Duta Wisata Komodo 2017. sama di tingkat Provinsi di Kupang, mewakili
Penentuan keduanya sebagai Duta Wisata Manggarai Barat.
Komodo 2017 dilaksanakan pada Jumat malam
(03/03) di panggung Festival Komodo 2017 di “Beberapa hari kedepan, kami masih perlu
Batu Cermin Labuan Bajo setelah menyisihkan bertemu dengan para dewan juri kemarin. Untuk
duapuluh peserta seleksi lainnya. dilatih dan diasah lagi, supaya bisa menjadi
wakil yang baik untuk Manggarai Barat di
Proses seleksi digelar pada hari Jumat (03/03) Kupang”, jelas Yuni, remaja kelahiran Borong,
pagi hingga sore. Keduapuluh dua peserta, 31 Desember 2000 ini.
empat belas peserta perempuan dan delapan Saat ini, Riano adalah siswa kelas XI SMAK St
peserta laki-laki, diseleksi di Kantor Bupati Ignasius Loyola Labuan Bajo sedangkan Yuni
Manggarai Barat. Pengumuman pemenang adalah siswi kelas XI SMAN 1 Komodo Labuan
dilakukan pada malam harinya di panggung Bajo.
Festival Komodo 2017 di Batu Cermin.
Khusus untuk Yuni, selain aktif di DKR Pramuka
Ditemui di Rumah Kreasi Baku Peduli Cowang Kecamatan Komodo, ia juga adalah wakil ketua
Dereng Labuan Bajo pada Minggu sore (05/03), OSIS SMAN 1 Komodo Labuan Bajo. Selain itu,
Yuni mengaku senang dengan pencapaiannya Yuni juga aktif sebagai penari di Sanggar I-
ini. Bersama Riano, ia tak menyangka bisa Production pimpinan Ibu Andi Tenri. Ia juga
menjadi Duta Wisata Komodo 2017. adalah perwakilan provinsi NTT di lomba Tari
Serumpun Sebalai Nusantara di Festival Seni
Menurutnya, menjadi Duta Wisata Komodo 2017 Tari Nusantara yang digelar di Bangka Belitung,
mempunyai tanggung jawab yang berat. Untuk Kepulauan Riau pada tahun 2016 lalu. (BB/
itu pengetahuan tentang pariwisata dan budaya Floresmuda)
Manggarai Barat mesti ditingkatkan.

24
Sama Pentingnya Sekolah,
Rumah Sakit, dan Berkesenian
Seni adalah ekspresi pikiran. Karena itu seni Padahal seni adalah kemampuan merefleksikan
merupakan hak asasi manusia dimana kehidupan dan secara bebas
pemenuhannya sama mendasarnya dengan mengekpresikannya. Mengutip ucapan ayahnya,
pendidikan dan kesehatan. Namun, di Indonesia ia mengatakan, “Apakah artinya berpikir, bila
seni masih dipandang sebelah mata. terlepas dari kehidupan?”.
Demikian kesimpulan dari diskusi di Rumah
Kreasi Baku Peduli pada Sabtu, 11 Maret 2017. Menurutnya, sebagai produk pikiran, model
Diskusi bertema “Apa itu Seni?” menghadirkan ekspresi tidak pernah dibatasi, melainkan selalu
beberapa pembicara sekaligus pelaku seni dalam proses eksperimen-eksperimen
antara lain, Aquino Hayunta dari Koalisi Seni perwujudannya.
Indonesia, Naomi Srikandi, pegiat teater di
Yogyakarta, dan Alia Swastika, kurator seni. “Sejauh orang berpikir, seni adalah milik kita
Aquino mengatakan, kesenian di Indonesia semua. Semua orang adalah seniman. Dan
mengalami pengekangan dalam waktu yang ekspresi seni dapat dinikmati semua”
cukup lama terutama selama periode Orde Baru. Sementara itu, Alia Swastika yang bergiat dalam
Padahal seni dan budaya merupakan urusan menyelenggarakan berbagai Festival di
publik dimana pengabaian atasnya merupakan Yogyakarta, mengungkapkan rahasia di balik
bentuk dehumanisasi. event-event akbar tersebut. Untuk
mengekspresikan pikiran, katanya, tidak harus
“Seni adalah ekpresi pikiran. Dalam memakan ongkos yang besar dan jatuh pada
kenyataannya, pikiran saja sudah diatur, kerangkeng seni mainstream.
demikian pula ekpresinya selama Orde Baru”
jelasnya. Ia mencontohkan penyelenggaraan festival yang
ia rancang. Dalam beberapa festival, misalnya,
Menurutnya, pengabaian seni saat ini seniman tidak harus membutuhkan medium
merupakan warisan Orde Baru. Pemerintahan seperti kanvas untuk melukis, tetapi dapat
Otoriter sangat tidak menghendaki ekspresi menggunakan seperti genteng rusak atau
individu yang begitu beragam dan kaya. medium lainnya.
Pengabaian atas perkembangan seni itu bisa
terlihat dalam alokasi anggaran untuk seni dan “Kita seringkali terpenjara oleh seni mainstream
budaya. sehingga sulit memanfaatkan medium-medium
di sekitar kita untuk mengekspresikan pikiran”
Naomi Srikandi sedang menjelaskan tentang ucapnya.
proses kreatif dalam kesenian kepada peserta
workshop. “Tiap tahun, untuk perkembangan Yang paling penting, menurutnya, seni mesti
seni dan budaya hanya mendapat 2 trilliun, menunjukkan suatu proses kolektif. Proses
sementara inteligen negara mencapai 10 trilliun, kolektif adalah ruang bersama untuk berbagi
dan anggaran pendidikan mencapai 200 trilliun”. dan bertemu imaginasi. Hanya dengan
jelasnya. demikian, kita dapat membentuk identitas kota.
“Di Indonesia, indentitas kota seringkali hanya
Sementara itu, secara lebih mendalam, Naomi merupakan produk dari kebijakan pemerintah,
Srikandi menegaskan ketimpangan bukan masyarakat setempat” pungkasnya.
perkembangan seni sebagai warisan ORBA Workshop tersebut dihadiri oleh berbagai siswa
tersebut. Menurutnya, seni direduksi dari berbagai sekolah di kota Labuan Bajo dan
pengertiannya di Indonesia. Sebagai produk pelaku seni. Jumlah peserta mencapai 47 orang.
pikiran, seni malah dibatasi pada soal urusan (GA)
yang indah-indah saja dan seni mainstream
seperti lukis, tari, seni teater dan lain
sebagainya.

25
SERBA-SERBI ANAK MUDA

Labuan Bajo, Floresmuda.com, Beberapa


waktu terakhir, tepatnya selepas Festival
Pantai Pede 2015 di Labuan Bajo, acara Joak
de Lawa, sebuah acara dengan kemasan
mirip Stand Up Comedy namun dengan gaya
Manggarai, mulai mendapat tempat di Labuan
Bajo.
Di beberapa kegiatan yang digagas oleh
komunitas orang muda Labuan Bajo, acara
Joak de Lawa pasti ada di rundown acara.
Sebutlah misalnya di kegiatan A Walk to
Remember di Cafe Tree Top di akhir tahun
2015, Soft Opening Labuan Bajo Art Festival
di bulan Mei 2016, dan di acara puncak

Joak de Lawa
Labuan Bajo Art Festival di bulan September
2016.

‘Tersesat dalam
Di beberapa kegiatan itu, beberapa „Tukang
Joak‟ alias komik lokal Labuan Bajo muncul.
Sebut saja beberapa di antaranya, Mart
Sakeus, Yusuf Muthalib, Heribertus Bung

Kenangan’
Hans, dan Zulkifli Madide. Jika tiga nama
pertama mewakili tukang joak dari gunung,
nama terakhir mewakili pesisir Labuan Bajo.

26
Lain lagi dengan tukang joak dari pesisir
Joak-joak yang mereka lontarkan beragam. Dari Labuan Bajo, Zulkifli Madide. Tukang joak
cerita keseharian yang menggelitik hingga cerita yang juga guru di SMKN 1 Komodo ini
imajinasi yang diambil dari negeri antah mengambil tema sosial dengan konteks
brantah. Tentu saja kadang satir dan kampungnya tinggal, kampung Air Labuan
menggelitik. Lucu dan membuat perut kembung Bajo.
karena ketawa.
“Sekarang ini, Kampung tempat saya tinggal
Sabtu (01/04) pekan lalu, Lontart Galery itu semakin padat. Semakin banyak lorong.
Nggorang bersama OMK Stasi Nggorang, Rumah Rumah-rumah semakin banyak dan tempat
Kreasi Baku Peduli Labuan Bajo, dan komunitas semakin sempit. Kalau orang baru yang masuk
Unusually Labuan Bajo kembali menggelar acara ke dalam kampung Air akan tersesat”,
Joak de Lawa. Acara ini digelar sebagai demikian Zul „menjoak‟.Ia melanjutkan,
pemanasan dari Labuan Bajo Art Festival yang “Kampung saya itu seperti mantan pacar.
rencananya akan digelar pada bulan September Kalau mau minta balik, pasti tersesat. Terlalu
mendatang. banyak kenangan. Jadinya tersesat dalam
kenangan”.
Di acara yang digelar pas di malam Minggu ini,
lima tukang joak tampil di panggung. Patris Lantas joaknya ini disambut tawa pengunjung
Pengembala dari Terang-Boleng, Mart Sakeus, yang rata-rata adalah pelajar dan orang muda
Yusuf Mutalib, dan Heribertus Bung Has dari dan beberapa orang tua.
Nggorang, dan Zulkifli Madide dari Kampung Air
Labuan Bajo. Begitulah malam Minggu itu. Acara Joak de
Lawa, sebuah Stand Up Comedy ala orang
Kelimanya memberikan penampilan yang kocak. muda Labuan Bajo. Tempat menceritakan dan
Joak dari Heribertus Bung Hans misalnya. Guru menertawakan keseharian. Boleh ia tentang
PNS di SMPN 2 Komodo-Nggorang ini kota, kampung, orang-orang, pembangunan,
memberikan materi joak seputar keseharian di pariwisata, pantai, dan apa saja. Menguliknya
Manggarai. dan menertawainya.

“Suatu ketika ada seorang guide mengantar Menariknya, selain mendengarkan joak dari
turis ke Wae Rebo”, demikian Bung Heri, tukang joak, pengunjung juga dihiburi oleh
demikian ia disapa, memulai joaknya. lagu-lagu yang dibawakan oleh komunitas-
“Sampai di Wae Rebo, ada seorang Bapa tua komunitas musik Labuan Bajo seperti Banera
duduk-duduk santai di atas Batu di pinggir jalan. dan BoS yang mayoritas pemainnya adalah
Sebagaimana lazimnya orang Manggarai, jika siswa sekolah menengah atas di Labuan Bajo
bertemu di jalan maka akan menegur dan saling dan sekitarnya.
sapa. Sang guide pun menyapa Bapa tua dalam
bahasa Manggarai, Apa pande hitu ge kraeng Juga ada pembacaan puisi berantai dari OMK
tua? (sedang apa Bapa tua?)‟ Bapa tua Stasi Nggorang dan musikalisasi puisi dari
menjawab, „lonto acu ta nana‟ (sedang duduk- Rucita, guru muda di SLH Labuan Bajo.
duduk „anjing‟ saja, nak). Menurut Mart Sakeus, tukang joak sekaligus
penggagas acara malam itu, Joak de Lawa
Lonto acu adalah frasa Manggarai untuk adalah hiburan alternatif ditengah kehidupan
menjelaskan aktivitas sedang duduk-duduk Labuan Bajo yang makin ramai karena
santai. Kata lonto sendiri berarti duduk dan acu pariwisata. Acara „gila‟ orang muda menuju
berarti anjing. Labuan Bajo sebagai kota seni.

Mendengar itu, turis-turis yang berjalan bersama Di tengah-tengah acara Joak de Lawa itu juga
sang guide bertanya pada guide, dikukuhkan panitia LBAF 2017 dengan ketua
„what did the old man say?‟ panitia Afandy Wijaya. Program Joak de Lawa
akan kembali hadir di Lontart Galer pada
Sang guide bingung menerjemahkan „lonto bulan Mei mendatang.
acu‟.Lalu dengan senyum dan percaya diri dia
menjawab, „Oh Doggy Style‟”. Mau ikut jadi tukang joak? Datang saja! (BB)
Serentak, mendengar joak ini, seluruh
pengunjung yang datang malam itu pecah
dalam tawa.

27
Mimpi Basir,
Kades Termuda di Mabar
Dalam pemilihan kepala desa (Pilkades) Abdullah dan Ismail Jamaludin. Tidak hanya
Kabupaten Manggarai Barat tahun 2016, berjarak dari segi umur, keduanya sudah
nama Basri tercatat sebagai kepala desa menjadi tokoh masyarakat di Desa Papagarang.
termuda. Pria berusia 28 tahun ini terpilih “Itu yang selalu bikin saya pesimis” ujarnya.
menjadi Kepala Desa Papagarang pada Rabu, Lalu bagaimana Basir dapat terpilih menjadi
28 September 2016. kepala desa? Apa program pamungkas Basir
selama masa kampanye?
Papagarang merupakan salah satu desa
dalam kawasan Taman Nasional Komodo Optimisme Anak Muda
(TNK). Desa lain yang termasuk dalam Ketika memutuskan ikut Pilkades, Basir sedang
kawasan TNK adalah Desa Komodo dan Desa bekerja sebagai Sekretaris Desa Papagarang. Ia
Pasir Panjang (Rinca). Sebagai besar warga menempati posisi itu selama hampir satu
Papagarang adalah nelayan. Papagarang setengah tahun. Sebelumnya, usai kuliah pada
terkenal sebagai penghasil cumi-cumi pertengahan 2013, Basir pernah menjadi guru di
terbesar di Mabar. SMP satu Atap Paparang dan SMA Sinar Komodo
di Labuan Bajo. Di dua tempat itu, ia hanya
Pada tahun 2015, jumlah penduduk Desa bekerja masing-masing satu semester sebelum
Papagarang sudah mencapai 1.548 jiwa, akhirnya mengabdi sebagai sekretaris desa
dengan jumlah kepala keluarga sebanyak Basir bercerita, semula tak terlintas dalam
413. Dari jumlah demikian, wajib pilih benaknya untuk mencalonkan diri. Faktor umur
terdapat 917 orang. yang menjadi kekuatirannya. “Meskipun ingin
“Saya menang dengan peroleh 461 suara. menjadi kepala desa, saya tidak punya niat
Selisih 69 suara dengan nomor urut dua,” ujar karena masih muda dan belum percaya diri,”
Basir kepada Floresa.co baru-baru ini. kata alumnus Universitas Muhamadiyah
Dua kandidat lain tersebut antara lain Haji Makassar ini.

28
Namun, di sela-sela pencalonan itu, ia iseng- aktif menjadi konseptor kelompok gerakan
iseng bertanya kepada teman dan keluarga mahasiswa dan masyarakat pesisir.
tentang kinerjanya sebagai sekertaris desa “Biar diingat juga jasa-jasa kita sebagai anak
selama satu setengah tahun. Ia terkejut saat muda terhadap persoalan dari masyarakat di
mendapati jawaban yang membanggakan. sini,” ujar mantan sekretariat umum Himpunan
“Karena penilaian-penilaian itu, saya bahkan Mahasiswa Islam (HMI) Universitas
didorong untuk menjadi kepala desa, (saya) Muhammadiyah Makassar itu.
sudah dinilai pantas,” jelasnya.
Ketika persaingan makin sengit, surat menjadi
Padahal saat itu, ia sudah beritikad “main senjata Basir yang paling efektif.Mengetahui
aman”. Ia cukup mendukung satu calon yang kandidat lain bermanuver dengan membeli
menyakinkan agar jabatannya tetap aman. banyak minuman bagi anak muda, ia lantas
Bahkan, kepada kandidat tertentu ia coba menulis surat.Ia menuangkan gagasannya
membuat “kontrak politik“. tentang bahaya minuman bagi anak muda.
“Selama masa kampanye, saya menulis
“Saya sudah berjanji kepada pasangan yang sebanyak empat surat, memberikan gagasan
mau maju. Kalau kali ini giliran ini saya melalui surat” katanya.
mendukung dia, pada kali berikutnya giliran
saya yang maju,” tandasnya. Gagasan Pembangunan
Basir merencanakan sekurang-kurangnya empat
Di tengah kebingungannya itu, ia hal. Pertama, perlu membentuk regulasi daerah
berkonsultasi dengan ibunya. Betapa terkejut terkait kepemilikan tanah. Sebagai kampung
saat ibunya mendukungnya untuk maju dalam kawasan TNK, warga kampung
sebagai kades. Papagarang tidak diperbolehkan memiliki
sertifikat tanah. Hal itu di antaranya
“Mengapa kamu menggantungkan nasibmu mempersulit mereka dalam mengakses pinjaman
itu kepada orang lain. Keadaan sekarang dan (modal) dari bank dan juga menimbulkan konflik
nanti tidak akan sama. Kalau kesempatannya sosial.
bisa sekarang, mengapa tidak diambil,”
katanya mengutip nasehat ibunya. Selama masa kampanye, Basir berjanji membuat
Sejak itulah, ia bertekad menjadi kepala regulasi di tingkat desa tentang kepemilikan
desa. Ia segera berkonsolidasi dengan anak- tanah.
anak muda dan meminta petuah dari orang-
orang terdekat. “Kalau itu tidak dimungkinkan secara nasional,
regulasi di tingkat desa tetap diperlukan, terkait
“Walaupun begitu, saya tetap pesimis,” kata keperluan berurusan dengan bank, juga untuk
anak pertama dari ketiga bersaudara ini. Ia mengantisipasi konflik horisontal terkait tanah,”
sempat berpikir, jika kalah akan menjadi jelasnya.
nelayan dan berbisnis ikan.
Kedua, memperhatikan tingginya angka putus
Kampanye Melalui Surat sekolah.Basir berencana memperkuat motivasi
Selain dukungan dari orang tua dan teman- anak-anak untuk melanjutkan sekolah.
teman, Basir mengaku, ia ingin menawarkan “Mereka perlu didorong untuk terus sekolah dan
gebrakan baru dalam membangun desa. semakin tekun mengaji. Saya melihat keduanya
Persis hal semacam itulah, menurutnya, memiliki hubungan yang kuat,” jelas ayah dari
diabaikan oleh para kandidat lain. satu anak ini.
“Kebijakan kandidat lain cenderung
meneruskan saja apa yang sudah terjadi Ketiga, sebagai kampung dalam kawasan TNK,
sebelum-sebelumnya,” ujar alumnus SMP Papagarang dapat dikembangkan menjadi desa
Negeri 1 Komodo ini. wisata, terutama karena letaknya sangat
strategis yakni di jalur lalu lintas kapal wisata
Keinginan membawa gebrakan itu sudah ia dalam kawasan.
mulai tunjukkan saat masa kampanye. Tidak
hanya berkunjung dari rumah ke rumah, Basir “Kampung Papagarang bisa menjadi tempat
memperkenalkan cara kampanye yang unik singgah bagi wisatawan,” jelasnya.
yakni menulis surat. Hal menarik lain, kata dia, penduduk Kampung
Papagarang mempunyai kebiasaan budidaya dan
“Dalam surat tersebut, saya menuangkan menangkap ikan Cencara.
semua gagasan dan tawaran-tawaran
kebijakan. Lalu saya edarkan dari rumah ke “Kita mempunyai kebiasaan menutup dan
rumah,” tegasnya. membuka penangkaran ikan Cencara tiap tahun.
Beberapa tahun terakhir meredup. Ini bisa
Dalam surat itu, ia juga menyentil keterlibatan dihidupkan lagi untuk menarik wisatawan,”
anak muda dalam perjuangan hak-hak tambahnya.
masyarakat pesisir. Dalam demontrasi tahun
2012, ia merupakan salah satu yang terlibat

29
Keempat, terkait pembangunan di
desa, Basir percaya bahwa semakin
besar dana ke desa akan dengan
sendirinya membawa semakin
banyak perubahan di desa. Namun,
menurutnya, hal yang paling urgen
adalah menyediakan speedboat
untuk membantu pasien yang
dirujuk ke rumah sakit.

“Angka kematian bayi dan ibu


masih tinggi. Speedboat sangat
diperlukan untuk membantu
transportasi,” ujarnya.

Mimpi ke Depan
Meskipun bangga karena berhasil
terpilih sebagai kepala desa, Basir
mengaku, tantangannya tidak
mudah. Yang paling pertama
adalah bagaimana memberikan
pemahaman tentang politik yang
benar.

Menurutnya, untuk membangun


desa ia perlu menegaskan bahwa
lawan politik semasa pemilihan
bukanlah musuh.Maka, melibatkan
tim sukses dari kandidat lain dalam
kepengurusan desa bukan sesuatu
yang mustahil.

“Tapi keputusan demikian tidak


mudah diterima oleh tim sukses
saya. Tugas saya adalah
meyakinkan mereka bahwa kita
sama-sama mau yang terbaik bagi
Desa Papagarang,” jelasnya.
Di atas semuanya itu, katanya lagi,
ia hanya ingin menunjukkan bahwa
ia mampu memimpin Desa
Papagarang ke arah yang lebih
baik.

“Usai periode pertama, syukur


kalau bisa terpilihi lagi nantinya.
Namun, saya fokus untuk
melakukan yang terbaik saja dulu,”
ujar ayah satu anak ini.

Pun jika tidak, kata dia, ia sudah


lama ingin melanjutkan
pendidikannya.

“Cita-cita terbesar saya adalah saya


bisa melanjutkan studi ke S2,” kata
mahasiswa jurusan pendidikan
sosiologi ini. (Greg)

30
Di Hadapan Seminaris, Seorang Remaja
Muslim Nyanyikan Lagu Maria
Mohammad Bani, seorang siswa beragama menengah atas di Labuan Bajo.
Muslim dari SMAN 2 Komodo, Labuan Bajo,
Kabupaten Manggarai Barat saat tampil di Dalam kelas berbagi bersama komunitas orang
muda di Seminari Kisol selama dua hari, 13-14
hadapan para siswa Seminari Pius XII Kisol, Agustus, Bani terlibat aktif di dalamnya.
Minggu 14 Agustus 2016. (Foto: Afi) Ini adalah pengalaman pertamanya melihat dari
Di depan siswa Seminari Pius XII Kisol, dekat kehidupan dunia pendidikan calon Imam.
Mohammad Bani, seorang siswa beragama “Saya senang melihat kehidupan berasrama di
Muslim dari SMAN 2 Komodo, Labuan Bajo, sini,” katanya.
Kabupaten Manggarai Barat duduk tenang
sambil menyiapkan diri untuk menyanyi. Dalam kesempatan itu, bukan hanya Bani anak
“Saya akan membawakan lagu rohani Katolik,” muda Muslim terlibat. Ada juga Boe Berkelana
katanya kepada ratusan siswa yang berkumpul yang mengampu kelas public speaking, Eddy
di aura seminari, Minggu siang, 14 Agustus Sudradjat yang aktif dalam kelas sastra serta
2016. Saat mulai menyanyi, ia mendapat dua lainnya, Siti Qoriah dan Pepy Indah.
tepukan meriah dari para hadirin. Boe mengatakan, ia sungguh senang bisa
berbagi bersama dengan teman-teman di
Ia menyanyikan lagu “Ina Maria (Bunda Maria), seminari.
sebuah lagu penghormatan terhadap Bunda
Maria dalam bahasa Nagi, Flores Tujuan dari kegiatan itu, katanya,
Timur.Suaranya begitu lembut dan memukau. mengembangkan talenta demi melayani nilai
Beberapa kali ia memejamkan matanya. Ia keadilan dan kemanusiaan.
benar-benar menghafal lagu tersebut. “Walaupun sedikit, kita saling berbagi.
Di beberapa bagian, ia mengajak semua orang Mengembangkan talenta bukanlah tujuan, tetapi
bernyanyi bersama. sarana untuk menciptakan keadilan,”
ungkapnya.
Bani mengatakan, ia sudah lama jatuh cinta
dengan lagu “Ina Maria”. Sebelum menyanyi di Sementara Edy mengakui bahwa pengalaman ini
depan anak-anak seminari, ternyata ia sudah merupakan sesuatu yang sangat menarik
lama berlatih menyanyikan lagu tersebut. baginya. Ia bahkan tak canggung masuk ke
“Saya sudah membuat rekaman lagu tersebut. dalam kapela seminari dan berdiam sejenak di
Saya suka sekali” akunya. dalamnya. (Afi)
Berbagi dalam Perbedaan

Bani adalah salah satu anggota GOS band,


sebuah band yang terdiri dari siswa sekolah

31

Anda mungkin juga menyukai